commit to user 24
B. Analisis dan Pembahasan
1. Efektifitas pemungutan Pajak Hotel dan Restoran
Tingkat efektifitas pajak hotel dan restoran di Kabupaten Boyolali dihitung dengan membandingkan antara realisasi penerimaan pajak hotel dan
restoran dan target pajak hotel dan restoran. Apabila perhitungan efektifitas pajak hotel dan restoran menghasilkan angka atau persentase mendekati atau
melebihi 100, maka pajak hotel dan restoran semakin efektif atau dengan kata lain kinerja pemungutan pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali
semakin baik. Dalam penelitian ini yang dipertimbangkan dalam menentukan efektifitas hanya pencapaian target. Sedangkan untuk tujuan lain, seperti
keadilan, ketepatan waktu pembayaran, dan kepastian hukum diabaikan. Dibawah ini disajikan tabel hasil perhitungan efektifitas pajak hotel dan
restoran Kabupaten Boyolali tahun anggran 19941995 – 2008. Tahun anggaran 19941995-19981999 berjalan dari tanggal 1 April - 31 Maret 12
bulan. Tahun anggaran 2000-2008 dimulai dari 1 Januari – 31 Desember 1 tahun.
commit to user 25
Tabel 2.1 Tingkat Efektifitas Pajak Hotel dan Restoran
Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 19941995 – 2008
Tahun Anggaran
Target Pajak Hotel dan
Restoran Rp
Realisasi Pajak Hotel dan
Restoran Rp
Efektifitas Pajak Hotel dan
Restoran
19941995 5.000.000
8.428.502 168.57
19951996 15.000.000
19.833.924 132.23
19961997 50.000.000
54.922.972 109.85
19971998 75.000.000
77.428.533 103.24
19981999 60.000.000
69.423.503 115.71
19992000 73.000.000
74.358.476 101.86
2000 60.250.000
61.514.580 102.10
2001 101.500.000
117.696.065 115.96
2002 121.450.000
122.553.160 100.91
2003 127.300.000
130.088.364 102.19
2004 132.200.000
130.582.100 98.78
2005 136.507.000
142.191.700 104.16
2006 126.546.000
131.757.600 104.12
2007 130.896.000
146.868.000 112.20
2008 142.800.000
155.508.750 108.90
Rata-rata 112.05
Sumber: DPPKAD Kabupaten Boyolali
Tingkat efektifitas pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Efektifitas
commit to user 26
Tahun 19941995
= 8.428.502
x 100 = 168.57
5.000.000 Tahun
19951996 =
19.833.924 x 100
= 132.23 15.000.000
Tahun 19961997
= 54.922.972
x 100 = 109.85
50.000.000 Tahun
19971998 =
77.428.533 x 100
= 103.24 75.000.000
Tahun 19981999
= 69.723.503
x 100 = 115.71
60.000.000 Tahun
19992000 =
74.358.476 x 100
= 101.86 73.000.000
Tahun 2000 =
61.514.580 x 100
= 102.10 60.250.000
Tahun 2001 =
117.696.065 x 100
= 115.96 101.500.000
Tahun 2002 =
122.553.160 x 100
= 100.91 121.450.000
Tahun 2003 =
130.088.364 x 100
= 102.19 127.300.000
Tahun 2004 =
130.582.100 x 100
= 98.78 132.200.000
Tahun 2005 =
142.191.700 x 100
= 104.16 136.507.000
Tahun 2006 =
131.757.600 x 100
= 104.12 126.546.000
commit to user 27
Tahun 2007 =
146.686.000 x 100
= 112.20 130.896.000
Tahun 2008 =
155.508.750 x 100
= 108.90 142.800.000
Grafik 2.1 Realisasi Pajak Hotel dan Restoran Kabupaten Boyolali
Tahun Anggaran 19941995-2008
Dilihat dari tabel dan grafik di atas realisasi pajak hotel dan restoran di Kabupaten Boyolali dari tahun 19941995-2008 semakin meningkat. Untuk
tahun 19941995-19971998 realisasi pajak hotel dan restoran meningkat. Hanya di tahun 19981999 dan 2000 realisasi pajak hotel dan restoran
menurun, tetapi pada tahun 2001 realisasi pajak hotel dan restoran meningkat drastis. Di tahun 2001-2005 realisasi pajak hotel dan restoran terus
meningkat. Terjadi penurunan pada tahun 2006 dan untuk tahun 2007-2008 mengalami kenaikan.
commit to user 28
Grafik 2.2 Tingkat Efektifitas Pajak Hotel dan Restoran Kabupaten Boyolali
Tahun Anggaran 19941995-2008 dalam persentase
Dari hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa tingkat efektifitas pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali pada tahun anggaran
19941995–2008 cenderung menurun yaitu antara 168.57 – 98.78 atau dengan rata-rata 112.05 . Pada saat sebelum krisis moneter di tahun 1994 –
1996 tingkat efektifitas pajak hotel dan restoran menurun yaitu dari168.57 hingga 109.85, akan tetapi relisasi pajaknya bertambah yaitu dari Rp.
8.428.502 sampai Rp. 54.922.972. Pada saat krisis moneter di Indonesia pada tahun 1997 sampai dengan 2002, bisa dilihat pada grafik di atas bahwa krisis
moneter tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat efektifitas pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali yang masih melebihi target. Setelah krisis
moneter atau pada tahun 2003 sampai dengan 2008 tingkat efektifitas pajak
commit to user 29
hotel dan restoran masih mencapai target kecuali pada tahun 2004 yang tidak mencapai target.
Pada tahun 19941995 efektifitas pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali sebesar 168.57 dan merupakan efektifitas tertinggi selama kurun
waktu 19941995-2008 sedang pada tahun 19951996 tingkat efektifitas mengalami penurunan sebesar 132.23. Kemudian tahun 19961997 juga
mengalami penurunan sebesar 109.85, dan mengalami penurunan lagi pada tahun 19971998 sebesar 103.24. Tapi pada tahun 19981999 mengalami
kenaikan sebesar 115.71, tahun 19992000 mengalami penurunan sebesar 101.05 dan tahun 2000 efektifitas naik sebesar 102.10.
Sedang pada tahun 2001 efektifitas mengalami kenaikan sebesar 115.96, tahun 2002 efektifitas megalami penurunan sebesar 100.91, tahun
2003 efektifitas naik menjadi 102.19. Kemudian di tahun 2004 efektifitas turun menjadi 98.78 dan merupakan tingkat efektifitas terendah selama
lima belas tahun juga tidak mencapai target yang ditetapkan disebabkan karena pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak tidak rutin dilakukan
setiap tahun, naik lagi di tahun 2005 sebesar 104.16 dan mengalami penurunan pada tahun 2006 sebesar 104.12. Di tahun 2007 efektifitas
mengalami kenaikan sebesar 112.20 kemudian di tahun 2008 turun menjadi 108.90.
Dengan melihat rata-rata efektifitas pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali yang sebagian besar melebihi 100 atau rata-rata
sebesar 112.05 setiap tahunnya, hal ini menunjukkan bahwa kinerja dalam
commit to user 30
pemungutan pajak hotel dan restoran Kabupaten Boyolali sangat baik. Karena realisasi pajak hotel dan restoran lebih besar dari pada target yang
direncanakan.
2. Kontibusi Pajak Hotel dan Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kontribusi pajak hotel dan restoraan terhadapat pendapatan asli daerah Kabupaten Boyolali dihitung dengan membandingkan jumlah penerimaan
pajak hotel dan restoran dengan jumlah penerimaan pendapatan asli daerah. Besarnya kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah
di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Kontribusi Pajak Hotel Dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 19941995-2008
Tahun Anggaran
Realisasi Pajak Hotel dan Restoran
Rp Pendapatan Asli
Daerah Rp
Kontribusi
19941995 8.428.502
4.896.580.500 0.17
19951996 19.833.924
5.194.715.186 0.38
19961997 54.922.972
5.978.769.691 0.92
19971998 77.428.533
7.737.530.086 1.00
19981999 69.423.503
4.877.609.561 1.42
19992000 74.358.476
10.096.450.103 0.74
2000 61.514.580
14.340.485.906 0.43
2001 117.696.065
17.675.166.687 0.67
2002 122.553.160
24.460.325.825 0.50
commit to user 31
2003 130.088.364
32.781.305.308 0.40
2004 130.582.100
36.970.682.463 0.35
2005 142.191.700
49.816.712.683 0.29
2006 131.757.600
59.307.283.906 0.22
2007 146.868.000
67.461.523.228 0.22
2008 155.508.750
63.733.408.461 0.24
Rata-rata 0.53
Sumber: DPPKAD Kabupaten Boyolali
Kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah di Kabupaten Boyolali di hitung dengan rumus Budiyuwono, 1995: 160
sebagai berikut :
Keterangan : Pn
= Kontribusi penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap PAD rupiah
Qy = Penerimaan pendapatan asli daerah rupiah
Qx = Penerimaan pajak hotel dan restoran rupiah
n = Tahun periode tertentu
Tahun 19941995
= 8.428.502
x 100 = 0.17
4.896.580.500 Tahun
19951996 =
19.833.924 x 100
= 0.38 5.194.715.186
commit to user 32
Tahun 19961997
= 54.922.972
x 100 = 0.92
5.978.769.691 Tahun
19971998 =
77.428.533 x 100
= 1.00 7.737.530.086
Tahun 19981999
= 69.723.503
x 100 = 1.42
4.877.609.561 Tahun
19992000 =
74.358.476 x 100
= 0.74 10.096.450.103
Tahun 2000 =
61.514.580 x 100
= 0.43 14.340.485.906
Tahun 2001 =
117.696.065 x 100
= 0.67 17.675.166.687
Tahun 2002 =
122.553.160 x 100
= 0.50 24.460.325.825
Tahun 2003 =
130.088.364 x 100
= 0.40 32.781.305.308
Tahun 2004 =
130.582.100 x 100
= 0.35 36.970.682.463
Tahun 2005 =
142.191.700 x 100
= 0.29 49.816.712.683
Tahun 2006 =
131.757.600 x 100
= 0.22 59.307.283.906
Tahun 2007 =
146.686.000 x 100
= 0.22 67.461.523.228
Tahun 2008 =
155.508.750 x 100
= 0.24 63.733.408.461
commit to user 33
Grafik 2.3 Kontribusi Pajak Hotel dan Restoran Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kabupaten Boyolali Tahun Anggaran 19941995-2008 dalam Persentase
Dari perhitungan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap Pendaptan Asli Daerah PAD Kabupaten
Boyolali pada tahun anggaran 19941995 - 2008 bervariasi antara 0.17 sampai dengan 1.42 atau dengan rata-rata setiap tahunnya 0.53. Naik
turunnya kontribusi pajak hotel dan restoran dikarenakan banyak tidaknya kunjungan ke hotel dan restoran. Kontribusi terendah pada tahun anggaran
19941995 yaitu sebesar 0.17. Pada tahun 19951996 sumbangan yang diberikan pajak hotel dan restoran terhadap PAD sebesar 0.38, sedang pada
tahun 19961997 naik menjadi 0.92 atau mengalami kenaikan sebesar 0.54. Kemudian pada tahun 19971998 pajak hotel dan restoran
memberikan kontribusi sebesar 1.00, tahun 19981999 naik menjadi 1.42 yang merupakan kontribusi terbesar, dan tahun 19992000 turun sebesar
0.74.
commit to user 34
Pada tahun 2000 kontribusi pajak hotel dan restoran sebesar 0.43, tahun 2001 kontribusi pajak hotel dan restoran naik sebesar 0.67, tahun
2002 kontribusi pajak hotel dan restoran turun sebesar 0.50 dan tahun 2003 turun lagi sebesar 0.40. Sedangkan pada tahun 2004 juga turun menjadi
0.35, sedangkan pada tahun 2005 turun lagi sebesar 0.29. kemudian pada tahun 2006 pajak hotel dan restoran turun sebesar 0.22, tahun 2007 tidak
ada perubahan tetap sebesar 0.22 dan tahun 2008 naik menjadi 0.24 atau naik sebesar 0.02.
Di lihat dari penelitian terdahulu kontribusi pajak hotel terhadap PAD di kotamadya Surakarta tahun 2003, 2004, 2005 masing-masing 6.31,
5.94, 5.44 dengan rata-rata 5.89 per tahun dan Kabupaten Karanganyar tahun 2003, 2004, 2005 masing-masing 0.91, 0.88, 2.47 dengan rata-
rata 1.42 per tahun. Sedangkan kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap PAD Kabupaten Boyolali tahun 2003, 2004, 2005 masing-masing 0.4,
0.35, 0.29 dengan rata-rata 0.35 per tahun. Dari perbandingan itu, Kabupaten Boyolali paling rendah dibandingkan dengan Kotamadya
Surakarta dan Kabupaten Karanganyar walaupun Kabupaten Boyolali menggabung pajak hotel dan restoran sedangkan Kotamadya Surakarta dan
Kabupaten Karanganyar hanya pajak hotel. Dari 15 tahun yang rata-ratanya hanya sebesar 0.53 menunjukkan
bahwa kontribusi pajak hotel dan restoran terhadap pendapatan asli daerah relatif kecil. Agar kontribusi yang diberikan pajak hotel dan restoran terhadap
commit to user 35
PAD semakin besar, untuk itu pihak DPPKAD harus terus berusaha meningkatkan penerimaan pajak hotel dan restoran.
3. Jenis-jenis hotel dan restoran di Kabupaten Boyolali
Berikut ini hotel dan restoran yang terdapat atau berlokasi di wilayah Kabupaten Boyolali sampai akhir Desember 2008. Sumber diperoleh dari
Dinas pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKAD Kabupaten Boyolali.
a. Hotel berjumlah sepuluh 10, terdiri atas :
1 Hotel Setia Rahayu I Hotel Melati I
2 Hotel Setia Rahayu I Hotel Melati II
3 Hotel Dwi Agung Hotel Bintang I
4 Hotel Pondok Indah Hotel Melati III
5 Hotel Mutiara Indah Hotel Melati II
6 Hotel Kendedes Hotel Melati I
7 Wisma Pemda Boyolali Hotel Melati II
8 Bungalow Selo Hotel Melati II
9 Hotel Puri Merbabu Hotel Melati III
10 Hotel Mina Hotel Melati II
b. Restoran, terdiri atas :
1 Restoran Hotel Dwi Agung
2 Rumah makan pemancingan berjumlah empat 4, terdiri atas :
a Rumah makan pemancingan Mina Tlatar Indah
b Rumah makan pemancingan Tirto Arum Mirasa
commit to user 36
c Rumah makan pemancingan Taman Air atau Umbul Rejo
d Rumah makan pemancingan Wening
3 Rumah makan lain yang tecatat di DPPKAD Kabupaten Boyolali
berjumlah tujuh 7. 4
Warung makan yang tercatat di DPPKAD Kabupaten Boyolali berjumlah tiga puluh sembilan 39.
4. Hambatan-hambatan dalam pemungutan Pajak Hotel dan Restoran
Ada berbagai kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pihak DPPKAD Kabupaten Boyolali dalam melaksanakan pemungutan pajak hotel
dan restoran. Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan, adapun permasalahan yang dihadapi oleh DPPKAD Kabupaten Boyolali
adalah sebagai berikut : a.
Dari pihak DPPKAD 1
Keterbatasan personel dalam hal jumlah petugas pemungut pajak masih kurang.
2 Keterbatasan waktu serta keahlian yang dimiliki oleh petugas pemungut
pajak. 3
Wilayah pemungutan pajak terlalu luas. b.
Dari pihak Wajib Pajak 1
Ketidakjujuran Wajib Pajak dalam melaporkan omzet penjualannya yang dijadikan sebagai dasar pengenaan pajak.
commit to user 37
2 Wajib Pajak seringkali menyembunyikan omzet yang sesungguhnya
diterima dengan harapan agar dapat mengecilkan pajak yang terutang mereka seminimal mungkin.
5. Upaya-upaya DPPKAD Kabupaten Boyolali mengatasi hambatan dalam
pemungutan Pajak Hotel dan Restoran Upaya-upaya yang dilakukan DPPKAD Kabupaten Boyolali untuk
mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui dalam pemungutan pajak hotel dan restoran antara lain :
a. Memanggil Wajib Pajak yang bersangkutan untuk dimintai keterangan
yang lengkap dan jelas mengenai omzet penjualan yang benar-benar diterima.
b. Jemput bola dalam memungut pajak artinya menagih Wajib Pajak yang
belum melaksanakan kewajiban perpajakannya. c.
Meningkatkan kinerja SDM petugas pajak, yaitu dengan memberikan kesempatan untuk mengikuti jenjang pendidikan formal dan juga
pendidikan teknis fungsional kursus dan pelatihan. d.
Memberikan penyuluhan atau pembinaan kepada Wajib Pajak tentang arti pentingnya pajak.
e. Memberikan keringanan atau pembebasan denda kepada Wajib Pajak yang
sanggup membayar semua kewajiban dan tunggakan pajaknya.
commit to user 38
BAB III
TEMUAN
A. Kelebihan