11 atau jiwa dari raga Kartono, 2003. Kecemasan akan
kematian yang dialami oleh orang lanjut usia dapat berkaitan dengan datangnya kematian itu sendiri, dan dapat pula
berkaitan dengan caranya kematian serta rasa sakit atau siksaan yang mungkin menyertai datangnya kematian.
2.1.2. Aspek- aspek Kecemasan
Kecemasan berasal dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek kepanikan sering terjadi pada seseorang Bart
dan Smet, 2004, yaitu: 1. Aspek kognitif
a. Kecemasan disertai dengan persepsi bahwa seseorang sedang berada dalam bahaya atau
terancam bahkan renta dalam hal tertentu, sehingga gejala fisik kecemasan membuat individu
siap untuk merespon bahaya atau ancaman yang menurutnya akan terjadi.
b. Ancaman dapat bersifat fisik, mental dan sosial, diantaranya adalah ancaman fisik terjadi ketika
seseorang percaya bahwa ia akan terluka secara fisik, ancaman mental terjadi saat sesuatu
membuat individu menjadi khawatir bahwa dia mungkin akan menjadi gila dan juga amnesia atau
12 hilang ingatan, ancaman sosial terjadi ketika
seseorang percaya bahwa dia akan ditolak, dipermalukan, merasa malu atau dikecewakan.
c. Persepsi ancaman berbeda-beda untuk setiap orang.
d. Sebagian orang, biasanya karena pengalaman individu bisa terancam dengan mudahnya dan akan
lebih sering untuk cemas. Orang lain mungkin akan memiliki rasa aman dan keselamatan yang lebih
besar. e. Pemikiran tentang kecemasan berorientasi pada
masa depan
dan sering
kali memprediksi
malapetaka. 2. Aspek kepanikan
Panik merupakan perasaan cemas atau takut yang ekstrem. Rasa panik terdiri atas kombinasi emosi
dan gejala fisik yang berbeda. Seringkali rasa panik ditandai dengan adanya perubahan sensai fisik atu
mental dalm diri seseorang yang menderita gangguan panik, dan pemikiran saling berinterkasi sehingga
meningkat dengan cepat. Pemikiran ini menimbulkan ketakutan dan kecemasan serta merangsang keluarnya
adrenalin. Pemikiran yang katastrofik dan reaksi fisik
13 serta emosional yang lebih intens bisa menimbulkan
terhindarnya aktivitas atau situasi saat kepanikan telah terjadi sebelumnya Kartono, 2003.
2.1.3. Faktor-Faktor Kecemasan Menghadapi Kematian