Aspek- aspek Kecemasan Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia 1. Pengertian kecemasan Menghadapi Kematian

11 atau jiwa dari raga Kartono, 2003. Kecemasan akan kematian yang dialami oleh orang lanjut usia dapat berkaitan dengan datangnya kematian itu sendiri, dan dapat pula berkaitan dengan caranya kematian serta rasa sakit atau siksaan yang mungkin menyertai datangnya kematian.

2.1.2. Aspek- aspek Kecemasan

Kecemasan berasal dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek kepanikan sering terjadi pada seseorang Bart dan Smet, 2004, yaitu: 1. Aspek kognitif a. Kecemasan disertai dengan persepsi bahwa seseorang sedang berada dalam bahaya atau terancam bahkan renta dalam hal tertentu, sehingga gejala fisik kecemasan membuat individu siap untuk merespon bahaya atau ancaman yang menurutnya akan terjadi. b. Ancaman dapat bersifat fisik, mental dan sosial, diantaranya adalah ancaman fisik terjadi ketika seseorang percaya bahwa ia akan terluka secara fisik, ancaman mental terjadi saat sesuatu membuat individu menjadi khawatir bahwa dia mungkin akan menjadi gila dan juga amnesia atau 12 hilang ingatan, ancaman sosial terjadi ketika seseorang percaya bahwa dia akan ditolak, dipermalukan, merasa malu atau dikecewakan. c. Persepsi ancaman berbeda-beda untuk setiap orang. d. Sebagian orang, biasanya karena pengalaman individu bisa terancam dengan mudahnya dan akan lebih sering untuk cemas. Orang lain mungkin akan memiliki rasa aman dan keselamatan yang lebih besar. e. Pemikiran tentang kecemasan berorientasi pada masa depan dan sering kali memprediksi malapetaka. 2. Aspek kepanikan Panik merupakan perasaan cemas atau takut yang ekstrem. Rasa panik terdiri atas kombinasi emosi dan gejala fisik yang berbeda. Seringkali rasa panik ditandai dengan adanya perubahan sensai fisik atu mental dalm diri seseorang yang menderita gangguan panik, dan pemikiran saling berinterkasi sehingga meningkat dengan cepat. Pemikiran ini menimbulkan ketakutan dan kecemasan serta merangsang keluarnya adrenalin. Pemikiran yang katastrofik dan reaksi fisik 13 serta emosional yang lebih intens bisa menimbulkan terhindarnya aktivitas atau situasi saat kepanikan telah terjadi sebelumnya Kartono, 2003.

2.1.3. Faktor-Faktor Kecemasan Menghadapi Kematian

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Lansia tentang Kesiapan Menghadapi Kematian di Panti Wreda Salib Putih Salatiga T1 462011029 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Lansia tentang Kesiapan Menghadapi Kematian di Panti Wreda Salib Putih Salatiga T1 462011029 BAB II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Lansia tentang Kesiapan Menghadapi Kematian di Panti Wreda Salib Putih Salatiga T1 462011029 BAB IV

0 1 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Lansia tentang Kesiapan Menghadapi Kematian di Panti Wreda Salib Putih Salatiga T1 462011029 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia di Panti Inakaka Ambon T1 462010005 BAB I

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia di Panti Inakaka Ambon T1 462010005 BAB IV

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia di Panti Inakaka Ambon T1 462010005 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia di Panti Inakaka Ambon

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Kematian pada Lansia di Panti Inakaka Ambon

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia 1. Pengertian Kecemasan Menghadapi Kematian Pada Lansia - BAB II SKRIPSI DANIA

0 23 13