Slip Medan Putar MOTOR INDUKSI TIGA FASA

b Gambar- 2.6 a Rotor Belitan, b Konstruksi Motor Induksi Tiga Phasa dengan Rotor Belitan

2.4 Slip

Motor induksi tidak dapat berputar pada kecepatan sinkron. Seandainya hal ini terjadi, maka rotor akan tetap diam relatif terhadap fluksi yang berputar. Maka tidak akan ada ggl yang diinduksikan dalam rotor, tidak ada arus yang mengalir pada rotor, dan karenanya tidak akan menghasilkan kopel. Kecepatan rotor sekalipun tanpa beban, harus lebih kecil sedikit dari kecepatan sinkron agar adanya tegangan induksi pada rotor, dan akan menghasilkan arus di rotor, arus induksi ini akan berinteraksi dengan fluks listrik sehingga menghasilkan kopel. Selisih antara kecepatan rotor dengan kecepatan sinkron disebut slip s. Slip dapat dinyatakan dalam putaran setiap menit, tetapi lebih umum dinyatakan sebagai persen dari kecepatan sinkron. Slip S = 1 0 0 × − s r s n n n …………...........….2.1 dimana: = r n kecepatan rotor Universitas Sumatera Utara persamaan 2.1 di atas memberikan imformasi yaitu: 1. saat S = 1 dimana r n = 0, ini berati rotor masih dalam keadaan diam atau akan berputar. 2. S = 0 menyatakan bahwa s n = r n , ini berarti rotor berputar sampai kecepatan sinkron. Hal ini dapat terjadi jika ada arus dc yang diinjeksikan ke belitan rotor, atau rotor digerakkan secara mekanik. 3. 0 S 1, ini berarti kecepatan rotor diantara keadaan diam dengan kecepatan sinkron. Kecepatan rotor dalam keadaan inilah dikatakan kecepatan tidak sinkron. Biasanya slip untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi pada saat beban penuh adalah 0,04.

2.5 Medan Putar

Ketika belitan tiga phasa dari motor induksi maka medan magnet yang berputar akan dihasilkan. Medan magnet ini dibentuk oleh kutub-kutubnya yang berada pada posisi yang tidak tetap pada stator. Adapun magnitudo dari medan putar ini selalu tetap yaitu sebesar 1.5 Φm dimana Φm adalah fluks yang disebabkan suatu phasa. Untuk melihat bagaimana medan putar dibangkitkan, maka dapat diambil contoh pada motor induksi tiga phasa dengan jumlah kutub dua. Dimana ke-tiga phasanya R, S, T disuplai dengan sumber tegangan tiga phasa, dan arus pada phasa ini ditunjukkan sebagai I R , I S , dan I T , maka fluks yang dihasilkan oleh arus- arus ini adalah : Universitas Sumatera Utara Φ R = Φ m sin t………………………………….2.2a Φ S = Φ m sin t–120 …………………………..2.2b Φ T =Φ m sin t–240 …………………………..2.2c Gambar-2.7 Arus tiga phasa seimbang Gambar-2.8 Diagram phasor fluks tiga phasa seimbang Universitas Sumatera Utara Gambar-2.9 Medan putar pada motor induksi tiga phasa i Pada keadaan 1 Gambar 2.8 , ωt = 0 ; arus dalam phasa R bernilai nol sedangkan besarnya arus pada phasa S dan phasa T memiliki nilai yang sama dan arahnya berlawanan. Dalam keadaan seperti ini arus sedang mengalir ke luar dari konduktor sebelah atas dan memasuki konduktor sebelah bawah. Sementara resultan fluks yang dihasilkan memiliki besar yang konstan yaitu sebesar 1,5 Φm dan dibuktikan sebagai berikut : Φ R =0 Φ S = Φ m sin–120 =– Φ m Φ T = Φ m sin –240 = Φ m Universitas Sumatera Utara Oleh karena itu resultan fluks, Φr adalah jumlah phasor dari ΦT dan – ΦS Sehinngga resultan fluks, Φr = 2× Φm cos 30 = 1,5 Φm ii Pada keadaan 2, ωt = 30 arus bernilai maksimum negatif pada phasa S, sedangkan pada phasa R dan phasa T bernilai 0,5 maksimum, dan pada saat ini ωt = 30o, oleh karena itu fluks yang diberikan oleh masing-masing phasa : Φ R = Φ m sin 30 = 0,5 Φ m Φ S = Φ m sin -90 = – Φ m Φ T = Φ m sin -210 = 0,5 Φ m Maka phasor Φ R dan – Φ T adalah= Φr’ = 2 x 0,5 Φ m cos 60 = 0,5 Φ m . Sehingga resultan fluks Φr = 0,5 Φ m + Φ m = 1,5 Φ m Dari gambar diagram phasor tersebut dapat dilihat bahwa resultan fluks berpindah sejauh 30 dari posisi pertama. iii Pada keadaan ini ωt = 60 , arus pada phasa R dan phasa S memiliki besar yang sama dan arahnya berlawanan 0,866 Φ m , oleh karena itu fluks yang diberikan oleh masing-masing phasa Φ R = Φ m sin 60 = Φ m Φ S = Φ m sin -60 = − Φ m Φ T = Φ m sin -180 = 0 Maka magnitudo dari fluks resultan : Φ r = 2 × Φ m cos 30 = 1,5 Φ m Dari gambar diagram phasor tersebut dapat dilihat bahwa resultan fluks berpindah sejauh 60 dari posisi pertama. Universitas Sumatera Utara iv Pada keadaan ini ωt = 90 , arus pada phasa R maksimum positif, dan arus pada phasa S dan phasa T = 0,5 Φ m , oleh karena itu fluks yang diberikan oleh masing-masing phasa: Φ R = Φ m sin 90 = Φ m Φ S = Φ m sin -30 = - 0,5 Φ m Φ T = Φ m sin -150 = - 0,5 Φ m Maka phasor – Φ T dan – Φ T adalah = Φ r’ = 2 x 0,5 Φm cos 60 = 0,5 Φ m Sehingga resultan fluks Φr = 0,5 Φ m + Φ m = 1,5 Φ m Dari gambar diagram phasor tersebut dapat dilihat bahwa resultan fluks berpindah sejauh 90 dari posisi pertama.

2.6 Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Phasa

Dokumen yang terkait

Analisa Pengaruh Satu Fasa Stator Terbuka Terhadap Torsi Dan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa ( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

5 87 84

Analisa Pengaruh Besar Tahanan Rotor Terhadap Torsi Dan Efisiensi Motor Induksi 3 Fasa Rotor Belitan ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

7 99 85

Studi Pemakaian Kapasitor Untuk Menjalankan Motor Induksi Tiga Fasa Pada Sistem Satu Fasa (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 67 108

Analisa Pengaruh Tahanan Rotor Tidak Seimbang Terhadap Torsi Dan Putaran Motor Induksi Rotor Belitan (Aplikasi Pada Laboratorium konversi Fakultas Teknik USU)

0 24 117

Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan Dengan Injeksi Tegangan Pada Rotor(Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 61 81

Studi Starting Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Dengan Autotransformator (Aplikasi Pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN IV Kebun Adolina)

1 43 76

Analisis Karakteristik Torsi Dan Putaran Motor Induksi Tiga Fasa Pada Kondisi Operasi Satu Fasa Dengan Penambahan Kapasitor (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 103 83

Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

3 25 69

BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum - Analisa Pengaruh Besar Tahanan Rotor Terhadap Torsi Dan Efisiensi Motor Induksi 3 Fasa Rotor Belitan ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

0 0 33

TUGAS AKHIR - Analisa Pengaruh Besar Tahanan Rotor Terhadap Torsi Dan Efisiensi Motor Induksi 3 Fasa Rotor Belitan ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

0 0 11