Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Phasa

iv Pada keadaan ini ωt = 90 , arus pada phasa R maksimum positif, dan arus pada phasa S dan phasa T = 0,5 Φ m , oleh karena itu fluks yang diberikan oleh masing-masing phasa: Φ R = Φ m sin 90 = Φ m Φ S = Φ m sin -30 = - 0,5 Φ m Φ T = Φ m sin -150 = - 0,5 Φ m Maka phasor – Φ T dan – Φ T adalah = Φ r’ = 2 x 0,5 Φm cos 60 = 0,5 Φ m Sehingga resultan fluks Φr = 0,5 Φ m + Φ m = 1,5 Φ m Dari gambar diagram phasor tersebut dapat dilihat bahwa resultan fluks berpindah sejauh 90 dari posisi pertama.

2.6 Prinsip Kerja Motor Induksi Tiga Phasa

Prinsip kerja motor induksi tiga phasa dapat dijelaskan sebagai berikut : Jika pada belitan stator diberi tegangan tiga phasa, maka pada stator akan dihasilkan arus tiga phasa. Arus ini akan mengalir melalui belitan yang akan menimbulkan fluks dan karena adanya perbedaan sudut phasa sebesar 120 antara ketiga phasanya, maka timbul medan putar dengan kecepatan sinkron ns. Dimana: n s = Kecepatan sinkron motor Universitas Sumatera Utara ………..2.3 P= Jumlah pasang kutub p = Jumlah kutub f = Frekunsi stator Dalam stator sendiri akan timbul tegangan pada masing-masing phasa yang dinyatakan e 1 =– 2 fN 1 Φ m cos t e 1 =– 2 fN 1 Φ m sin t–90 e 1maks = 2 fN 1 Φ m Maka tegangan induksi pada stator adalah E 1 = 4.44 fN 1 Φ m ………………………2.4 Dimana: e 1 = ggl induksi Volt e 1maks = ggl maksimumVolt N 1 = jumlah lilitan kumparan stator E 1 = Tegangan induksi pada stator Volt Φ m =Fluksi maksimum Wb f = Frekuensi Hz Dalam keadaan rotor masih diam, medan putar stator akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada kumparan rotor timbul tegangan induksi ggl sebesar E 2 : E 2 = 4.44 fN 2 Φ m …………………….2.5 Universitas Sumatera Utara Dimana: E 2 = Tegangan induksi pada rotor saat rotor dalam keadaan diam Volt N 2 = Jumlah lilitan kumparan rotor Ф m = Fluks maksimumWb Karena kumparan rotor membentuk rangkaian tertutup, maka ggl tersebut akan menghasilkan arus I 2 . Adanya arus I 2 di dalam kumparan rotor akan menghasilkan medan magnet rotor. Interaksi medan magnet rotor dengan medan putar stator akan menimbulkan gaya F pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah medan putar stator. Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati kecepatan sinkron. Perbedaan kecepatan sinkron medan putar stator n s dan kecepatan rotor n r disebut slip, dinyatakan dengan Slip S = 100 × − s r s n n n ……………………….2.6 Pada saat rotor dalam keadan berputar, besarnya tagangan yang terinduksi pada kumparan rotor akan bervariasi tergantung besarnya slip, dan tegangan induksi ini dinyatakan dengan E 2s yang besarnya E 2s = 4,44 sfN 2 Φ m Volt ............................... 2.7 Dimana: E 2s = tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar Volt Universitas Sumatera Utara f 2 = s. f = frekuensi rotor frekuensi tegangan induksi pada rotor dalam keadaan berputar Bila n s = n r , tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak akan mengalir pada kumparan rotor, karenanya tidak dihasilkan kopel. Kopel ditimbulkan jika n r n s .

2.7 Frekuensi Arus Rotor

Dokumen yang terkait

Analisa Pengaruh Satu Fasa Stator Terbuka Terhadap Torsi Dan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa ( Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

5 87 84

Analisa Pengaruh Besar Tahanan Rotor Terhadap Torsi Dan Efisiensi Motor Induksi 3 Fasa Rotor Belitan ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

7 99 85

Studi Pemakaian Kapasitor Untuk Menjalankan Motor Induksi Tiga Fasa Pada Sistem Satu Fasa (Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

0 67 108

Analisa Pengaruh Tahanan Rotor Tidak Seimbang Terhadap Torsi Dan Putaran Motor Induksi Rotor Belitan (Aplikasi Pada Laboratorium konversi Fakultas Teknik USU)

0 24 117

Pengaturan Kecepatan Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan Dengan Injeksi Tegangan Pada Rotor(Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 61 81

Studi Starting Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Sangkar Dengan Autotransformator (Aplikasi Pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PTPN IV Kebun Adolina)

1 43 76

Analisis Karakteristik Torsi Dan Putaran Motor Induksi Tiga Fasa Pada Kondisi Operasi Satu Fasa Dengan Penambahan Kapasitor (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

4 103 83

Analisis Pengaruh Jatuh Tegangan Terhadap Kinerja Motor Induksi Tiga Fasa Rotor Belitan (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

3 25 69

BAB 2 MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum - Analisa Pengaruh Besar Tahanan Rotor Terhadap Torsi Dan Efisiensi Motor Induksi 3 Fasa Rotor Belitan ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

0 0 33

TUGAS AKHIR - Analisa Pengaruh Besar Tahanan Rotor Terhadap Torsi Dan Efisiensi Motor Induksi 3 Fasa Rotor Belitan ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

0 0 11