PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KOLOID DI SEKOLAH MENENGAH ATAS.
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS
KONTEKSTUAL PADA MATERI KOLOID
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Oleh:
Febiana Wulandari
NIM 4123131032
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
iii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS
KONTEKSTUAL PADA MATERI KOLOID
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Febiana Wulandari (4123131032)
ABSTRAK
Pengembangan bahan ajar modul ini bertujuan untuk memperoleh bahan
ajar modul berbasis kontekstual yang sesuai dengan kriteria penilaian BSNP dan
mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul tersebut
pada materi koloid. Penelitian ini dilakukan di SMA Panca Budi Medan T.A.
2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen kimia UNIMED
yang mengajarkan mata kuliah kimia umum, seluruh guru kimia SMA Panca Budi
Medan dan seluruh siswa kelas XI MIA SMA Panca Budi Medan yang terdiri dari
2 kelas. Sampel ditetapkan dengan purposive sampling untuk bahan ajar modul
maupun untuk mengambil satu kelas yang dijadikan kelas eksperimen.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan Research dan
Development (R&D) dengan desain pretest-postest satu kelompok (One Group
Pretest-Postest Design). Pengambilan data untuk penilaian bahan ajar modul
diperoleh dengan kriteria penilaian BSNP. Sedangkan, data untuk hasil belajar
siswa yang menggunakan modul berbasis kontekstual diperoleh dengan tes hasil
belajar yang menggunakan instrumen tes objektif sebanyak 20 soal yang telah di
uji validitasnya, reabilitas, tingkat kesukaran, daya beda dan distruktor. Hasil
penelitian menunjukkan bahan ajar memenuhi kriteria BSNP, data yang
diperoleh: Kelayakan Isi = 3,53; Kelayakan Bahasa = 3,48; Kelayakan Penyajian
= 3,54; Kelayakan Kegrafikaan = 3,48 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi.
Data hasil belajar dianalisis dengan uji t pihak kanan. Hasil uji t-test untuk
hasil belajar diperoleh thitung > ttabel () (8,18936 > 1,708). Nilai afektif dan
psikomotorik siswa juga berkembang, untuk rata-rata nilai afektif siswa yaitu
60,04 dan rata-rata nilai psikomotorik siswa yaitu 62,39. Berdasarkan hasil
analisis data, maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu: hasil belajar kimia siswa
dengan menggunakan bahan ajar modul berbasis kontekstual lebih tinggi dari nilai
KKM.
Kata kunci: bahan ajar modul, kontekstual, hasil belajar.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil A’ al min Puji dan syukur
penulis ucapkan kepada Allat SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya, maka
skripsi
ini
dapat
terselesaikan
dengan
baik.
Skripsi
yang
berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual Pada Materi
Koloid Di Sekolah Menengah Atas”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan kimia FMIPA UNIMED.
Dalam penyusunan skripsi tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Anna
Juniar, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Gulmah
Sugiharti, M.Pd, Ibu Dr. Murniaty Simorangkir, M.S dan Bapak Dr. Mahmud,
M.Sc sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan arahan demi
perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs.
Jamalum Purba, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh Bapak/Ibu
dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada Bapak H. Rusdi Ramli, SE selaku Kepala Sekola SMA Panca Budi
Medan, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia SMA Panca Budi
yaitu Bapak M. Akhyar Lubis, M.Si dan Ibu Deliani, S.Pd, M.Si serta siswa/i
kelas XI MIA A SMA Panca Budi Medan yang telah banyak membantu penulis
selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya
Ibunda tercinta Sri Ratna Dewi dan Ayahanda Muliawan WM yang selama ini
selalu memberikan dorongan moril dan materil dan terus berjuang dengan penuh
pengorbanan dalam mendidik dan membesarkan saya, setiap doa dan pengorbanan
yang diberikan tak dapat dibayar oleh apapun, memberikan nasihat, semangat dan
motivasi yang luar biasa, terima kasih telah menjadi orang tua terbaik di hidup
v
saya sehingga saya dapat memperoleh gelar Sarjana dan selalu dilindungi Allah
SWT. Kepada kakak dan adik yang tersayang, kakak satu-satunya Wiwanda
Lusiana (Mbak Novi) dan adik Jodi Putra Adithya terima kasih untuk doa,
semangat, perhatian dan kasih sayang. Terimakasih untuk nenek tersayang
Sumarni yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis.
Ucapan terimakasih juga untuk keluarga dan sanak saudara penulis yang
mendukung dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Terima Kasih untuk Ary Andri Safrizal, yang telah memberikan motivasi,
dukungan, kasih sayang dan do’ a sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Untuk teman seperjuangan yang selalu ada untuk saya dan
saling memberikan dukungan satu sama lain selama 4 tahun bersama berjuang
demi cita-cita terima kasih penulis ucapkan untuk: “Putri Liani Pasaribu, Marliana
Fitri, Devi Ratna Sari, Mei Y. Silitonga dan Mariana Magdalena Harianja”.
Terima kasih juga untuk teman-teman Kimia Dik-C 2012 UNIMED. Terimakasih
juga untuk teman berbagi cerita, Hestiningtias dan Neno Warisman Nainggolan
yang memberikan dukungan, perhatian dan motivasi bagi saya. Tak lupa untuk
teman satu PS saya Nursaniah Gultom, Mecyana Pasaribu dan M.Ilham, yang
membantu penulis dalam penyusunan skripsi.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sumber ide kreatif untuk
memperkaya ilmu dalam memajukan pendidikan di Negeri ini.
Medan,
Agustus 2016
Penulis,
Febiana Wulandari
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
Latar Belakang
Ruang Lingkup
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Operasional
1
4
5
5
5
5
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1. Bahan Ajar
2.1.1. Pengertian Bahan Ajar
2.1.2. Jenis Bahan Ajar
2.1.3. Fungsi Bahan Ajar
2.1.4. Kriteria Memilih Bahan Ajar
2.2. Modul Sebagai Bahan Ajar Dalam Pembelajaran
2.2.1. Karakteristik Modul
2.2.2. Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Modul
2.2.3. Jenis-jenis Modul
2.2.4. Komponen Modul
2.2.5. Langkah-langkah Pembuatan Modul
2.2.6. Pengembangan Modul Kreatif dan Inovatif
2.2.7. Keuntungan Modul
2.3. Perbandingan Pengajaran Konvensional dengan Pengajaran Modul
2.4. Standar Bahan Ajar Berdasarkan BSNP
2.4.1. Standar Kelayakan Isi Buku Pelajaran Kimia
2.4.2. Standar Kelayakan Bahasa Buku Pelajaran Kimia
2.4.3. Standar Kelayakan Penyajian Buku Pelajaran Kimia
2.4.4. Standar Kelayakan Kegrafikan Buku Pelajaran Kimia
2.5. Pembelajaran Kontekstual
2.5.1. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
2.5.2. Skenario Pembelajaran Kontekstual
2.5.3. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual
7
7
8
8
8
9
10
10
12
13
14
17
18
19
19
20
21
21
21
21
25
26
29
vii
2.5.4. Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Kontekstual
2.6. Inovasi Pembelajaran Kimia
2.7. Hasil Belajar
2.8. Kerangka Konseptual
2.9. Hipotesis penelitian
30
30
31
33
34
BAB III METODE PENELITIAN
35
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Instrumen Penelitian
3.4.1. Validitas Tes
3.4.2. Reliabilitas Tes
3.4.3. Tingkat Kesukaran Soal
3.4.4. Daya Pembeda Soal
3.4.5. Distruktor
3.5. Rancangan Penelitian
3.6. Prosedur Penelitian
3.7. Teknik Pengumpulan Data
3.8. Teknik Analisis Data
3.8.1. Uji Peningkatan Hasil Belajar
3.8.2. Analisis Angket BSNP Stanndarisasi Bahan Ajar
3.8.3. Analisis Hasil Uji Coba Modul
3.8.3.1. Uji Normalitas
3.8.3.2. Uji Homogenitas
3.9. Uji Hipotesis
35
35
35
35
35
36
36
37
38
38
39
40
40
44
44
44
45
45
46
46
47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
48
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1.Analisis Data dan Instrumen Penelitian
4.1.1.1.Pengembangan Modul
4.1.1.1.1.Standarisasi Modul Berbasis Kontekstual
4.1.1.2. Hasil Uji Coba Modul
4.1.1.2.1.Validitas Tes
4.1.1.2.2. Reliabilitas
4.1.1.2.3. Tingkas Kesukaran
4.1.1.2.4. Daya Pembeda
4.1.1.2.5. Disktruktor
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.2.1.Hasil Kelayakan Modul Berbasis Kontekstual
4.1.2.2.Hasil Uji Coba Modul Berbasis Kontekstual
4.1.2.2.1.Hasil Belajar Kognitif Siswa
48
48
48
49
49
49
50
50
50
51
51
51
52
52
viii
4.1.2.2.2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
4.1.2.2.3. Penilaian Aspek Afektif dan Psikomotorik
4.1.3. Analisis Data Penelitian
4.1.3.1. Analisis Kelayakan Modul Berbasis Kontekstual
4.1.3.2. Analisis Uji Coba Modul
4.1.3.2.1. Uji Normalitas
4.1.3.2.2. Uji Homogenitas
4.1.3.2.3. Uji Hipotesis
4.1.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
54
55
57
57
57
57
58
59
59
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
63
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
63
63
DAFTAR PUSTAKA
64
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Desain Langkah-langkah Standarisasi Bahan Ajar
43
Gambar 3.2 Skema Desain Penelitian Hasil Belajar
43
Gambar 4.1 Rata-rata Hasil Belajar Siswa
53
Gambar 4.2 Gain Hasil Belajar Siswa
54
Gambar 4.3 Rata-rata Nilai Afektif Siswa
56
Gambar 4.4 Rata-rata Nilai Psikomotorik Siswa
56
X
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Modul
Berbasis Kontekstual Pada Materi Koloid
40
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata Bahan Ajar Modul
45
Tabel 3.3 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas
46
Tabel 4.1 Hasil Standarisasi Bahan Ajar
51
Tabel 4.2 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa
52
Tabel 4.3 Hasil Perolehan Gain Kelas Eksperimen
54
Tabel 4.4 Nilai Rata-rata Afektif Dan Psikomotorik
55
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
57
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas
58
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis
59
Tabel 4.8 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
59
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Kimia
67
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
73
Lampiran 3a. Lembar Kerja Siswa
107
Lampiran 3b. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa
113
Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Tes (Sebelum Validasi)
117
Lampiran 5. Instrumen Penelitian (Sebelum Validasi)
131
Lampiran 6. Kunci Jawaban Instrumen Tes (Sebelum Validasi)
139
Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Tes (Setelah Validasi)
140
Lampiran 8. Instrumen Penelitian (Setelah Validasi)
148
Lampiran 9. Kunci Jawaban Instrumen Tes (Setelah Validasi)
152
Lampiran 10. Lembar Jawaban
153
Lampiran 11. Perhitungan Uji Validitas
154
Lampiran 12. Tabel Validitas Data
158
Lampiran 13. Perhitungan Uji Reliabilitas
159
Lampiran 14. Tabel Reliabilitas Data
160
Lampiran 15. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
161
Lampiran 16. Tabel Tingkat Kesukaran Tes
162
Lampiran 17. Perhitungan Daya Pembeda Soal
163
Lampiran 18. Tabel Daya Pembeda Butir Tes
165
Lampiran 19. Distruktor
166
Lampiran 20. Tabel Distruktor
167
Lampiran 21. Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Test
168
Lampiran 22. Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual
169
Lampiran 23. Angket Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran
226
Lampiran 24. Penilaian Standarisasi Modul Oleh Validator Ahli
239
Lampiran 25. Hasil Penilaian Standarisasi Bahan Ajar Modul
294
Lampiran 26. Tabel Varian Dan Standar Deviasi Pretest-Posttest
305
Lampiran 27. Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Nilai
Pretest Dan Posttest
306
xii
Lampiran 28. Tabel Varian Dan Standar Deviasi Gain Eksperimen
307
Lampiran 29. Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Data
Gain
308
Lampiran 30. Tabel Varian Dan Standar Deviasi Afektif Dan Psikomotorik Eksperimen
309
Lampiran 31. Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Nilai
Afektif Dan Psikomotorik
310
Lampiran 32. Perhitungan Uji Normalitas
311
Lampiran 33. Uji Homogenitas
314
Lampiran 34. Pengujian Hipotesis Hasil Belajar
315
Lampiran 35. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
317
Lampiran 36. Persentase Peningkatan Hasil Belajar
319
Lampiran 37. Tabel Penilaian Afektif Siswa
320
Lampiran 38. Tabel Penilaian Psikomotorik Siswa
321
Lampiran 39. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment
322
Lampiran 40. Tabel Distribusi Chi Kuadrat (X2)
323
Lampiran 41. Tabel Distribusi-t (Tabel t)
324
Lampiran 42. Dokumentasi Penelitian
325
Lampiran 43. Jadwal Kegiatan Penelitian
328
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
masa depan dan tuntutan masyarakat modern (Ferryardianto, 2013). Salah satu
ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih
baik (improvement oriented). Hal ini tentu saja menyangkut berbagai bidang,
tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen yang melekat pada pendidikan
diantaranya adalah kurikulum, guru, dan siswa (Situmorang, I. M., 2014).
Pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas sangat diperlukan
dalam menghadapi persaingan di berbagai bidang kehidupan, terutama dapat
berkompetisi dalam penguasaan dan pengembangan IPTEK.. Pendidikan sains
sebagai salah satu aspek pendidikan memiliki peran penting dalam peningkatan
mutu pendidikan khususnya di dalam menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas, yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, mampu dalam
mengambil keputusan, dan mampu memecahkan masalah serta mampu
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam kehidupan untuk kesejahteraan umat
manusia (Ida,dkk,2013).
Pendidikan kimia pada umumnya mempunyai peranan yang sangat
penting, karena kimia merupakan ilmu dasar untuk tumbuh kembangnya
teknologi. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh
siswa, sehingga siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya. Kesulitan tersebut
terkait dengan karakter ilmu kimia, seperti konsep, materi dan perhitungan. Selain
itu siswa cenderung menganggap belajar itu sebagai suatu beban, bukan suatu
kegemaran. Oleh karena itu pembelajaran kimia harus dirancang sedemikian rupa
agar menjadi lebih efektif dan inovatif (Marpaung, 2013).
1
2
Pembelajaran
kimia pada umumnya hanya terbatas pada penggunaan
bahan ajar berupa buku teks dan Lembar Kerja sehingga peserta didik kurang
dapat memahami konsep mikroskopik. Lemahnya interaksi antara guru dengan
siswa serta kecakapan belajar siswa yang seringkali dianggap sama juga
merupakan kendala dalam pembelajaran
kimia, maka dari itu usaha-usaha
peningkatan kualitas pembelajaran kimia saat ini terus dilakukan, termasuk
peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran.
Peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran diharapkan
mampu mengakomodir kebutuhan mahasiswa dalam menghadapi era teknologi
informasi dan komunikasi dengan tidak meninggalkan faktor pemahaman dan
keterampilan mahasiswa dalam proses pembelajaran kimia (Sitepu, 2008).
Menurut Soegiranto (2010) bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh
guru secara sistematis yang digunakan peserta didik dalam pembelajaran. Bahan
ajar dapat dikemas dalam bentuk cetak dan dapat bersifat visual auditif. Bahan
ajar yang disusun dalam buku ajar pendidik dapat berbentuk modul.
Pengembangan modul pembelajaran kimia inovatif untuk pengajaran
kimia perlu dilakukan memenuhi bahan ajar berkualitas baik yang dapat
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia menghadapi persaingan global.
Modul pembelajaran kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) yang baik akan dapat
menolong siswa di dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Salah satu
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan materi
pelajaran bermutu, dan dapat dimulai dari penyediaan modul pembelajaran.
Modul pembelajaran yang baik harus mampu menyajikan materi ajar sesuai
dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang
telah ditetapkan dapat tercapai. Materi kimia di dalam bahan ajar harus tuntas,
sistematik, mudah dimengerti, menarik, memotivasi belajar mandiri, dan memiliki
materi tambahan sebagai pengayaan sesuai dengan karakteristik pelajar
(Situmorang, M. dan Situmorang, A.A., 2014).
Dalam
penelitian sebelumnya, penggunaan
modul
inovatif
yang
merupakan salah satu jenis bahan ajar dalam pembelajaran, telah terbukti
3
memberikan hasil yang baik dalam meningkatkan prestasi pelajar. Hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang (2013) mengenai
Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran Dan
Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,
menunjukkan bahwa buku ajar kimia hasil inovasi dapat menolong pelajar di
dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum.
Pelajar sangat tertarik menggunakan buku ajar hasil inovasi dalam pembelajaran,
sehingga dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar pelajar, yaitu kelompok
eksperimen memiliki hasil rata-rata 84,44±8,33, sedangkan kelompok kontrol
75,28±11,62), dan keduanya berbeda nyata (ttest 7,964 > ttabel 1,662).
Penelitian yang terkait dengan pengembangan bahan ajar yang dilakukan
oleh Suharyadi, dkk (2013) yang berjudul Pengembangan Buku Ajar Berbasis
Kontekstual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, menyatakan bahwa guru
menilai buku ajar telah memenuhi aspek keterbacaan yang baik dengan persentase
rata-rata 80%. Sedangkan respon dari siswa, dengan menggunakan buku ajar yang
telah dibuat, 56% siswa dapat mengerjakan soal dengan baik. Demikian halnya
dengan hasil penelitian Cahyono (2014) yang berjudul Pengembangan Modul
Pembelajaran Inovatif Stoikiometri Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis PBL,
penilaian modul diperoleh 3,35 dan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar
siswa, yaitu kelompok eksperimen memiliki persen peningkatan 53,50%,
sedangkan kelompok kontrol 50,12%, dan keduanya berbeda nyata (thitung 8,23 >
ttabel 1,319).
Selain bahan ajar yang kurang menarik, alasan lain yang menyebabkan
kurang dimengerti mata pelajaran kimia adalah kurang tepatnya model
pembelajaran yang diterapkan. Menurut Ratri, dkk (2013), pelajaran kimia
merupakan salah satu cabang IPA yang menitikberatkan proses pembelajaran pada
proses penemuan (inquiry), salah satu model pembelajaran yang cocok dengan
karakteristik pelajaran kimia adalah model CTL. Pada model pembelajaran
kontekstual siswa dilibatkan pada proses pembelajaran, siswa diajak untuk
mengaitkan pelajaran dengan keadaan di dunia nyata dan juga memudahkan guru
untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi di dunia nyata.
4
Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa asas yang harus dipenuhi
untuk memperdalam pemahaman siswa. Penerapan strategi kontekstual dalam
pembelajaran memiliki 7 asas antara lain konstruktivisme, menemukan, bertanya,
masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian nyata. Ketujuh asas dalam
pembelajaran kontekstual hendaknya muncul semua dalam pembelajaran
meskipun tidak semuanya dapat dimunculkan dalam satu kali pertemuan di kelas
(Putri, 2014).
Penelitian yang terkait dengan model pembelajaran kontekstual adalah
penelitian yang dilakukan oleh Kristiyani (2009) yang berjudul Penerapan
Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan
Siswa Kelas VIII SMP menunjukkan bahwa pada siklus I, nilai yang diperoleh
siswa menunjukkan suatu peningkatan yang bertahap. Nilai pretest sebesar 56,12,
dan nilai rata-rata posttest sebesar 65,50, dengan presentase kenaikan sebesar
7,71%. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata posttest sebesar 78,50 dengan
presentase kenaikan sebesar 9,03%.
Salah satu materi yang ada dalam pelajaran kimia SMA adalah koloid.
Pada materi koloid terdapat sub materi mengenai sistem koloid, sifat-sifat koloid,
peranan koloid dan cara membuat koloid.. Penyampaian materi oleh guru
terkadang hanya disampaikan dengan ceramah dan siswa hanya mendengarkan
saja. sehingga peserta didik menjadi bosan dan pasif. Padahal seharusnya materi
koloid dapat dipergunakan oleh siswa untuk mengembangkan pengetahuannya
melalui karena materi ini sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu materi ini akan lebih mudah dipahami jika tersedia bahan ajar inovatif
yang diintegrasikan dengan media dan metode pembelajaran yang ada.
Berdasarkan uraian diatas peneliti telah melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual pada Materi
Koloid di Sekolah Menengah Atas”
1.2 Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi
ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar
modul berbasis kontekstual pada materi koloid.
5
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP)?
2. Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul berbasis
kontekstual lebih tinggi dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)?
1.4. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka
diperlukan batasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan modul pembelajaran dengan mengintegrasikan pembelajaran
berbasis kontekstual
pada pengajaran koloid yang sesuai dengan kriteria
BSNP.
2. Hasil belajar siswa yang diukur adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa melalui lembar kerja siswa yang ada dalam bahan ajar modul.
1.5 Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh bahan ajar modul berbasis kontekstual pada materi koloid
yang sesuai dengan kriteria penilaian BNSP
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan
bahan ajar modul berbasis kontekstual.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti, bahan ajar yang dibuat dapat memberikan tambahan wawasan
ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam membuat sumber belajar serta
meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
2. Bagi Guru, memberi informasi pada guru agar menyampaikan materi ajar
dengan bahan ajar yang sesuai untuk siswa dan menyampaikannya dengan
lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.
6
3. Bagi Siswa, menambah wawasan dan pengetahuan baru, serta memungkinkan
siswa lebih mengerti belajar kimia sehingga semakin memajukan pendidikan di
Indonesia.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya, memberi informasi dalam penelitian selanjutnya
untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran khusunya proses pembelajaran
kimia.
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap
variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk
mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian adalah :
1.
Modul berbasis kontekstual adalah bahan ajar yang dirancang untuk dapat
dipelajari oleh peserta didik dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif,
yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang
kompleks, dan di dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan aktivitas
mandiri yang meletakkan peserta didik dalam sebuah peran aktif sehingga
dapat mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.
2.
Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang dapat
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
3.
Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan
pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar yang bisa
berbentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Hasil belajar dinyatakan
dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
4.
Materi koloid meliputi sistem koloid, sifat koloid, pembuatan koloid serta
peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP), dengan pengolahan data yang diperoleh : Kelayakan Isi
= 3,53, Kelayakan Bahasa = 3,48, Kelayakan Penyajian = 3,54 dan
Kelayakan Kegrafikaan = 3,48 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi.
2.
Hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul berbasis kontekstual
lebih besar dari nilai KKM. Nilai KKM yang harus dicapai adalah 75
sedangkan rata-rata hasil belajar yang diperoleh adalah 86,53.
3.
Uji coba bahan ajar modul berbasis kontekstual pada materi koloid dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, dimana peningkatan hasil belajar kelas
eksperimen tergolong tinggi yaitu 75,9%.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas
maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar siswa,
diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menggunakan bahan ajar
modul berbasis kontekstual sebagai model dan media alternatif, karena model
dan media ini dapat memaksimalkan hasil belajar kimia siswa.
2. Perlunya para guru dan calon guru memanfaatkan kemajuan teknologi untuk
melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan hasil belajar dalam
mendesain pembelajaran.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
disarankan lebih memperhatikan kelemahan dalam model pembelajaran ini,
dan
dapat
mengkolaborasikan
dengan
media
yang
sejalan
dengan
perkembangan teknologi sehingga terjadi lompatan pemahaman dalam belajar.
63
64
DAFTAR PUSTAKA
BSNP, (2007), Kapal Itu Bernama UN, Buletin BSNP Media Komunikasi dan
Dialog Standar Pendidikan, 2(1): 1-23.
Cahyono, J, (2014), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Stokiometri
Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL), Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Ferryardianto, (2013), Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Brosur Melalui Model
Pembelajaran Tipe Student Teams Teams Achievement Divisions (STAD)
Terhadap Aktivitas Dan Penguasaan Materi Pada Materi Pokok Fungi,
Skripsi, FKIP, Universitas Lampung, Bandar Lampung..
Gultom, E., Manihar S., Ramlan S., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Inovatif
Dan Interaktif Melalui Pendekatan Saintifik Pada Pengajaran Termokimia,
Jurnal Pendidikan Kimia 7(2): 1-11.
Hamalik, O., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Akasara, Jakarta.
Hasbullah, (2005), Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Ida Ayu Kade Sastrika., I Wayan Sadia., I.W.Mudarawan., (2013), Pengaruh
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep
Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis, e-Journal Program
Pascasarjana UNDIKSHA 3(1):1-10.
Kristiyani, Ary, (2009), Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Laporan Siswa Kelas VIII SMP, Jurnal Pendidikan
8(1):1-10.
Majid, A., (2008), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Marpaung, Meida Esterlina.,(2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Menggunakan Media
Powepoint Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Untuk Meningkatkan
Motivasi Dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA, Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan.
Meltzer, D.E., (2002), The Relationship between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in
Diagnostic Pretest Scores, American Journal Physics, 70(2): 1259-1267.
Nasution, S., (2008), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Bumi Aksara, Jakarta.
65
Prastowo, A., (2014), Pengembangan
Prenadamedia Group, Jakarta.
Bahan
Ajar
Tematik,
Kencana
Putri, N.R., (2014), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Asam Basa dengan
Strategi Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Modul, Chemistry in
Education 3(2).
Ratri, M.C., Redjeki, T., Nugroho, A., (2013), Komparasi Model Contextual
Teaching and Learning (CTL) Menggunakan Media Laboratorium dan
Lingkungan Terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar pada Materi Pokok
Sistem Koloid Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia 2(1): 21-28.
Rusman, (2010), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Rajawali Pers, Bandung.
Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajran Inovatif dalam Kurikulum 2013,
Ar-Ruz Media, Yogyakarta.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Unimed
Press, Medan.
Sitepu, B.P., (2008), Pengembangan Sumber Belajar, Jurnal Pendidikan
Penabur 11(7): 79-92.
Situmorang, dkk.,(2011), The Effectivity of Innovatated Chemistry Learning
Methods To Increase Student’ s Achievment In Teaching Of Solubility and
Solubility Product, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 17(1): 29-37.
Situmorang, Ing Mafya, (2014), Pengaruh Model Problem Based Learning
Terhadap Pembentukan Karakter Dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Media Peta Konsep Dengan Topik Konsep Mol, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan.
Situmorang, M. dan Situmorang, A.A., (2014), Efektivitas Modul Pembelajaran
Inovatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Pengajaran Laju Reaksi,
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 20(2): 139-147.
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk
Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa, Prossiding Semirata FMIPA Universitas Lampung,
Lampung.
66
Soegiranto, M.A., (2010), Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul,
Pokja Kurikulum dan Supervisi Pusat Pengembangan Madrasah
Kementrian Agama Privinsi Nusa Tenggara Timur.
Sudjana, N., (2001), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suharyadi, dkk, (2013) Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual Pada
Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan
Kimia 1(1): 60-68.
Yulianti, S., Fatmaryanti, S.D., Ngazizah, N., (2014), Pengembangan Modul
Berbasis Project Based Learning Untuk Mengoptimalkan Life Skills Pada
Siswa Kelas X SMAN 1 Petanahan Tahun Ajaran 2013/2014, Radiasi
5(1): 40-45
ii
RIWAYAT HIDUP
Febiana Wulandari dilahirkan di Lhokseumawe tanggal 19 Februari
1994. Ayah bernama Muliawan Wagiman M dan Ibu bernama Sri Ratna Dewi,
dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pendidikan dimulai tahun 2000,
yaitu penulis masuk sekolah di SD Pangeran Antasari, dan lulus pada tahun 2006.
Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Pangeran Antasari, dan
lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di SMA
Panca Budi Medan, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima
di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui Jalur Ujian Tertulis.
Selama kuliah, penulis pernah mengikuti organisasi HMJ Kimia, yaitu Himpunan
Mahasiswa Jurusan Kimia yang merupakan salah organisasi mahasiswa di jurusan
kimia Universitas Negeri Medan dan penulis juga aktif di Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) Komisariat FMIPA Unimed.
KONTEKSTUAL PADA MATERI KOLOID
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Oleh:
Febiana Wulandari
NIM 4123131032
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
iii
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL BERBASIS
KONTEKSTUAL PADA MATERI KOLOID
DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
Febiana Wulandari (4123131032)
ABSTRAK
Pengembangan bahan ajar modul ini bertujuan untuk memperoleh bahan
ajar modul berbasis kontekstual yang sesuai dengan kriteria penilaian BSNP dan
mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul tersebut
pada materi koloid. Penelitian ini dilakukan di SMA Panca Budi Medan T.A.
2015/2016. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen kimia UNIMED
yang mengajarkan mata kuliah kimia umum, seluruh guru kimia SMA Panca Budi
Medan dan seluruh siswa kelas XI MIA SMA Panca Budi Medan yang terdiri dari
2 kelas. Sampel ditetapkan dengan purposive sampling untuk bahan ajar modul
maupun untuk mengambil satu kelas yang dijadikan kelas eksperimen.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan Research dan
Development (R&D) dengan desain pretest-postest satu kelompok (One Group
Pretest-Postest Design). Pengambilan data untuk penilaian bahan ajar modul
diperoleh dengan kriteria penilaian BSNP. Sedangkan, data untuk hasil belajar
siswa yang menggunakan modul berbasis kontekstual diperoleh dengan tes hasil
belajar yang menggunakan instrumen tes objektif sebanyak 20 soal yang telah di
uji validitasnya, reabilitas, tingkat kesukaran, daya beda dan distruktor. Hasil
penelitian menunjukkan bahan ajar memenuhi kriteria BSNP, data yang
diperoleh: Kelayakan Isi = 3,53; Kelayakan Bahasa = 3,48; Kelayakan Penyajian
= 3,54; Kelayakan Kegrafikaan = 3,48 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi.
Data hasil belajar dianalisis dengan uji t pihak kanan. Hasil uji t-test untuk
hasil belajar diperoleh thitung > ttabel () (8,18936 > 1,708). Nilai afektif dan
psikomotorik siswa juga berkembang, untuk rata-rata nilai afektif siswa yaitu
60,04 dan rata-rata nilai psikomotorik siswa yaitu 62,39. Berdasarkan hasil
analisis data, maka Ho ditolak dan Ha diterima yaitu: hasil belajar kimia siswa
dengan menggunakan bahan ajar modul berbasis kontekstual lebih tinggi dari nilai
KKM.
Kata kunci: bahan ajar modul, kontekstual, hasil belajar.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil A’ al min Puji dan syukur
penulis ucapkan kepada Allat SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya, maka
skripsi
ini
dapat
terselesaikan
dengan
baik.
Skripsi
yang
berjudul
“Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual Pada Materi
Koloid Di Sekolah Menengah Atas”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan kimia FMIPA UNIMED.
Dalam penyusunan skripsi tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Anna
Juniar, M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Gulmah
Sugiharti, M.Pd, Ibu Dr. Murniaty Simorangkir, M.S dan Bapak Dr. Mahmud,
M.Sc sebagai dosen penguji yang telah memberikan saran dan arahan demi
perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs.
Jamalum Purba, M.Si. selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh Bapak/Ibu
dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
kepada Bapak H. Rusdi Ramli, SE selaku Kepala Sekola SMA Panca Budi
Medan, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia SMA Panca Budi
yaitu Bapak M. Akhyar Lubis, M.Si dan Ibu Deliani, S.Pd, M.Si serta siswa/i
kelas XI MIA A SMA Panca Budi Medan yang telah banyak membantu penulis
selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua Orang Tua saya
Ibunda tercinta Sri Ratna Dewi dan Ayahanda Muliawan WM yang selama ini
selalu memberikan dorongan moril dan materil dan terus berjuang dengan penuh
pengorbanan dalam mendidik dan membesarkan saya, setiap doa dan pengorbanan
yang diberikan tak dapat dibayar oleh apapun, memberikan nasihat, semangat dan
motivasi yang luar biasa, terima kasih telah menjadi orang tua terbaik di hidup
v
saya sehingga saya dapat memperoleh gelar Sarjana dan selalu dilindungi Allah
SWT. Kepada kakak dan adik yang tersayang, kakak satu-satunya Wiwanda
Lusiana (Mbak Novi) dan adik Jodi Putra Adithya terima kasih untuk doa,
semangat, perhatian dan kasih sayang. Terimakasih untuk nenek tersayang
Sumarni yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis.
Ucapan terimakasih juga untuk keluarga dan sanak saudara penulis yang
mendukung dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Terima Kasih untuk Ary Andri Safrizal, yang telah memberikan motivasi,
dukungan, kasih sayang dan do’ a sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Untuk teman seperjuangan yang selalu ada untuk saya dan
saling memberikan dukungan satu sama lain selama 4 tahun bersama berjuang
demi cita-cita terima kasih penulis ucapkan untuk: “Putri Liani Pasaribu, Marliana
Fitri, Devi Ratna Sari, Mei Y. Silitonga dan Mariana Magdalena Harianja”.
Terima kasih juga untuk teman-teman Kimia Dik-C 2012 UNIMED. Terimakasih
juga untuk teman berbagi cerita, Hestiningtias dan Neno Warisman Nainggolan
yang memberikan dukungan, perhatian dan motivasi bagi saya. Tak lupa untuk
teman satu PS saya Nursaniah Gultom, Mecyana Pasaribu dan M.Ilham, yang
membantu penulis dalam penyusunan skripsi.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan dapat menjadi sumber ide kreatif untuk
memperkaya ilmu dalam memajukan pendidikan di Negeri ini.
Medan,
Agustus 2016
Penulis,
Febiana Wulandari
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
1.5.
1.6.
1.7.
Latar Belakang
Ruang Lingkup
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Definisi Operasional
1
4
5
5
5
5
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1. Bahan Ajar
2.1.1. Pengertian Bahan Ajar
2.1.2. Jenis Bahan Ajar
2.1.3. Fungsi Bahan Ajar
2.1.4. Kriteria Memilih Bahan Ajar
2.2. Modul Sebagai Bahan Ajar Dalam Pembelajaran
2.2.1. Karakteristik Modul
2.2.2. Fungsi, Tujuan, dan Kegunaan Modul
2.2.3. Jenis-jenis Modul
2.2.4. Komponen Modul
2.2.5. Langkah-langkah Pembuatan Modul
2.2.6. Pengembangan Modul Kreatif dan Inovatif
2.2.7. Keuntungan Modul
2.3. Perbandingan Pengajaran Konvensional dengan Pengajaran Modul
2.4. Standar Bahan Ajar Berdasarkan BSNP
2.4.1. Standar Kelayakan Isi Buku Pelajaran Kimia
2.4.2. Standar Kelayakan Bahasa Buku Pelajaran Kimia
2.4.3. Standar Kelayakan Penyajian Buku Pelajaran Kimia
2.4.4. Standar Kelayakan Kegrafikan Buku Pelajaran Kimia
2.5. Pembelajaran Kontekstual
2.5.1. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual
2.5.2. Skenario Pembelajaran Kontekstual
2.5.3. Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual
7
7
8
8
8
9
10
10
12
13
14
17
18
19
19
20
21
21
21
21
25
26
29
vii
2.5.4. Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Kontekstual
2.6. Inovasi Pembelajaran Kimia
2.7. Hasil Belajar
2.8. Kerangka Konseptual
2.9. Hipotesis penelitian
30
30
31
33
34
BAB III METODE PENELITIAN
35
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
3.2.2. Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Instrumen Penelitian
3.4.1. Validitas Tes
3.4.2. Reliabilitas Tes
3.4.3. Tingkat Kesukaran Soal
3.4.4. Daya Pembeda Soal
3.4.5. Distruktor
3.5. Rancangan Penelitian
3.6. Prosedur Penelitian
3.7. Teknik Pengumpulan Data
3.8. Teknik Analisis Data
3.8.1. Uji Peningkatan Hasil Belajar
3.8.2. Analisis Angket BSNP Stanndarisasi Bahan Ajar
3.8.3. Analisis Hasil Uji Coba Modul
3.8.3.1. Uji Normalitas
3.8.3.2. Uji Homogenitas
3.9. Uji Hipotesis
35
35
35
35
35
36
36
37
38
38
39
40
40
44
44
44
45
45
46
46
47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
48
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1.Analisis Data dan Instrumen Penelitian
4.1.1.1.Pengembangan Modul
4.1.1.1.1.Standarisasi Modul Berbasis Kontekstual
4.1.1.2. Hasil Uji Coba Modul
4.1.1.2.1.Validitas Tes
4.1.1.2.2. Reliabilitas
4.1.1.2.3. Tingkas Kesukaran
4.1.1.2.4. Daya Pembeda
4.1.1.2.5. Disktruktor
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.2.1.Hasil Kelayakan Modul Berbasis Kontekstual
4.1.2.2.Hasil Uji Coba Modul Berbasis Kontekstual
4.1.2.2.1.Hasil Belajar Kognitif Siswa
48
48
48
49
49
49
50
50
50
51
51
51
52
52
viii
4.1.2.2.2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
4.1.2.2.3. Penilaian Aspek Afektif dan Psikomotorik
4.1.3. Analisis Data Penelitian
4.1.3.1. Analisis Kelayakan Modul Berbasis Kontekstual
4.1.3.2. Analisis Uji Coba Modul
4.1.3.2.1. Uji Normalitas
4.1.3.2.2. Uji Homogenitas
4.1.3.2.3. Uji Hipotesis
4.1.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
54
55
57
57
57
57
58
59
59
59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
63
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
63
63
DAFTAR PUSTAKA
64
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Skema Desain Langkah-langkah Standarisasi Bahan Ajar
43
Gambar 3.2 Skema Desain Penelitian Hasil Belajar
43
Gambar 4.1 Rata-rata Hasil Belajar Siswa
53
Gambar 4.2 Gain Hasil Belajar Siswa
54
Gambar 4.3 Rata-rata Nilai Afektif Siswa
56
Gambar 4.4 Rata-rata Nilai Psikomotorik Siswa
56
X
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Pengembangan Bahan Ajar Modul
Berbasis Kontekstual Pada Materi Koloid
40
Tabel 3.2 Kriteria Validitas Analisis Nilai Rata-rata Bahan Ajar Modul
45
Tabel 3.3 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas
46
Tabel 4.1 Hasil Standarisasi Bahan Ajar
51
Tabel 4.2 Rangkuman Statistik Deskriptif Hasil Belajar Siswa
52
Tabel 4.3 Hasil Perolehan Gain Kelas Eksperimen
54
Tabel 4.4 Nilai Rata-rata Afektif Dan Psikomotorik
55
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
57
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas
58
Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis
59
Tabel 4.8 Peningkatan Hasil Belajar Siswa
59
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Pembelajaran Kimia
67
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
73
Lampiran 3a. Lembar Kerja Siswa
107
Lampiran 3b. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa
113
Lampiran 4. Kisi-kisi Instrumen Tes (Sebelum Validasi)
117
Lampiran 5. Instrumen Penelitian (Sebelum Validasi)
131
Lampiran 6. Kunci Jawaban Instrumen Tes (Sebelum Validasi)
139
Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Tes (Setelah Validasi)
140
Lampiran 8. Instrumen Penelitian (Setelah Validasi)
148
Lampiran 9. Kunci Jawaban Instrumen Tes (Setelah Validasi)
152
Lampiran 10. Lembar Jawaban
153
Lampiran 11. Perhitungan Uji Validitas
154
Lampiran 12. Tabel Validitas Data
158
Lampiran 13. Perhitungan Uji Reliabilitas
159
Lampiran 14. Tabel Reliabilitas Data
160
Lampiran 15. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes
161
Lampiran 16. Tabel Tingkat Kesukaran Tes
162
Lampiran 17. Perhitungan Daya Pembeda Soal
163
Lampiran 18. Tabel Daya Pembeda Butir Tes
165
Lampiran 19. Distruktor
166
Lampiran 20. Tabel Distruktor
167
Lampiran 21. Tabel Kesimpulan Analisis Instrumen Test
168
Lampiran 22. Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual
169
Lampiran 23. Angket Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran
226
Lampiran 24. Penilaian Standarisasi Modul Oleh Validator Ahli
239
Lampiran 25. Hasil Penilaian Standarisasi Bahan Ajar Modul
294
Lampiran 26. Tabel Varian Dan Standar Deviasi Pretest-Posttest
305
Lampiran 27. Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Nilai
Pretest Dan Posttest
306
xii
Lampiran 28. Tabel Varian Dan Standar Deviasi Gain Eksperimen
307
Lampiran 29. Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Data
Gain
308
Lampiran 30. Tabel Varian Dan Standar Deviasi Afektif Dan Psikomotorik Eksperimen
309
Lampiran 31. Perhitungan Rata-rata, Varians, Dan Standar Deviasi Nilai
Afektif Dan Psikomotorik
310
Lampiran 32. Perhitungan Uji Normalitas
311
Lampiran 33. Uji Homogenitas
314
Lampiran 34. Pengujian Hipotesis Hasil Belajar
315
Lampiran 35. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
317
Lampiran 36. Persentase Peningkatan Hasil Belajar
319
Lampiran 37. Tabel Penilaian Afektif Siswa
320
Lampiran 38. Tabel Penilaian Psikomotorik Siswa
321
Lampiran 39. Tabel Nilai-Nilai r-Product Moment
322
Lampiran 40. Tabel Distribusi Chi Kuadrat (X2)
323
Lampiran 41. Tabel Distribusi-t (Tabel t)
324
Lampiran 42. Dokumentasi Penelitian
325
Lampiran 43. Jadwal Kegiatan Penelitian
328
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia
yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
masa depan dan tuntutan masyarakat modern (Ferryardianto, 2013). Salah satu
ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih
baik (improvement oriented). Hal ini tentu saja menyangkut berbagai bidang,
tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen yang melekat pada pendidikan
diantaranya adalah kurikulum, guru, dan siswa (Situmorang, I. M., 2014).
Pembangunan sumber daya manusia (SDM) berkualitas sangat diperlukan
dalam menghadapi persaingan di berbagai bidang kehidupan, terutama dapat
berkompetisi dalam penguasaan dan pengembangan IPTEK.. Pendidikan sains
sebagai salah satu aspek pendidikan memiliki peran penting dalam peningkatan
mutu pendidikan khususnya di dalam menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas, yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, mampu dalam
mengambil keputusan, dan mampu memecahkan masalah serta mampu
mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam kehidupan untuk kesejahteraan umat
manusia (Ida,dkk,2013).
Pendidikan kimia pada umumnya mempunyai peranan yang sangat
penting, karena kimia merupakan ilmu dasar untuk tumbuh kembangnya
teknologi. Kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh
siswa, sehingga siswa kurang tertarik untuk mempelajarinya. Kesulitan tersebut
terkait dengan karakter ilmu kimia, seperti konsep, materi dan perhitungan. Selain
itu siswa cenderung menganggap belajar itu sebagai suatu beban, bukan suatu
kegemaran. Oleh karena itu pembelajaran kimia harus dirancang sedemikian rupa
agar menjadi lebih efektif dan inovatif (Marpaung, 2013).
1
2
Pembelajaran
kimia pada umumnya hanya terbatas pada penggunaan
bahan ajar berupa buku teks dan Lembar Kerja sehingga peserta didik kurang
dapat memahami konsep mikroskopik. Lemahnya interaksi antara guru dengan
siswa serta kecakapan belajar siswa yang seringkali dianggap sama juga
merupakan kendala dalam pembelajaran
kimia, maka dari itu usaha-usaha
peningkatan kualitas pembelajaran kimia saat ini terus dilakukan, termasuk
peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran.
Peningkatan kualitas bahan ajar dan diversifikasi media pembelajaran diharapkan
mampu mengakomodir kebutuhan mahasiswa dalam menghadapi era teknologi
informasi dan komunikasi dengan tidak meninggalkan faktor pemahaman dan
keterampilan mahasiswa dalam proses pembelajaran kimia (Sitepu, 2008).
Menurut Soegiranto (2010) bahan ajar adalah bahan atau materi yang disusun oleh
guru secara sistematis yang digunakan peserta didik dalam pembelajaran. Bahan
ajar dapat dikemas dalam bentuk cetak dan dapat bersifat visual auditif. Bahan
ajar yang disusun dalam buku ajar pendidik dapat berbentuk modul.
Pengembangan modul pembelajaran kimia inovatif untuk pengajaran
kimia perlu dilakukan memenuhi bahan ajar berkualitas baik yang dapat
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia menghadapi persaingan global.
Modul pembelajaran kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) yang baik akan dapat
menolong siswa di dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Salah satu
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah melalui pengadaan materi
pelajaran bermutu, dan dapat dimulai dari penyediaan modul pembelajaran.
Modul pembelajaran yang baik harus mampu menyajikan materi ajar sesuai
dengan tuntutan kurikulum, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK), dan dapat menjembatani pembelajaran agar kompetensi yang
telah ditetapkan dapat tercapai. Materi kimia di dalam bahan ajar harus tuntas,
sistematik, mudah dimengerti, menarik, memotivasi belajar mandiri, dan memiliki
materi tambahan sebagai pengayaan sesuai dengan karakteristik pelajar
(Situmorang, M. dan Situmorang, A.A., 2014).
Dalam
penelitian sebelumnya, penggunaan
modul
inovatif
yang
merupakan salah satu jenis bahan ajar dalam pembelajaran, telah terbukti
3
memberikan hasil yang baik dalam meningkatkan prestasi pelajar. Hal ini dapat
dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang (2013) mengenai
Pengembangan Buku Ajar Kimia SMA Melalui Inovasi Pembelajaran Dan
Integrasi Pendidikan Karakter Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa,
menunjukkan bahwa buku ajar kimia hasil inovasi dapat menolong pelajar di
dalam pembelajaran untuk mencapai kompetensi sesuai tuntutan kurikulum.
Pelajar sangat tertarik menggunakan buku ajar hasil inovasi dalam pembelajaran,
sehingga dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar pelajar, yaitu kelompok
eksperimen memiliki hasil rata-rata 84,44±8,33, sedangkan kelompok kontrol
75,28±11,62), dan keduanya berbeda nyata (ttest 7,964 > ttabel 1,662).
Penelitian yang terkait dengan pengembangan bahan ajar yang dilakukan
oleh Suharyadi, dkk (2013) yang berjudul Pengembangan Buku Ajar Berbasis
Kontekstual Pada Pokok Bahasan Asam dan Basa, menyatakan bahwa guru
menilai buku ajar telah memenuhi aspek keterbacaan yang baik dengan persentase
rata-rata 80%. Sedangkan respon dari siswa, dengan menggunakan buku ajar yang
telah dibuat, 56% siswa dapat mengerjakan soal dengan baik. Demikian halnya
dengan hasil penelitian Cahyono (2014) yang berjudul Pengembangan Modul
Pembelajaran Inovatif Stoikiometri Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis PBL,
penilaian modul diperoleh 3,35 dan dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar
siswa, yaitu kelompok eksperimen memiliki persen peningkatan 53,50%,
sedangkan kelompok kontrol 50,12%, dan keduanya berbeda nyata (thitung 8,23 >
ttabel 1,319).
Selain bahan ajar yang kurang menarik, alasan lain yang menyebabkan
kurang dimengerti mata pelajaran kimia adalah kurang tepatnya model
pembelajaran yang diterapkan. Menurut Ratri, dkk (2013), pelajaran kimia
merupakan salah satu cabang IPA yang menitikberatkan proses pembelajaran pada
proses penemuan (inquiry), salah satu model pembelajaran yang cocok dengan
karakteristik pelajaran kimia adalah model CTL. Pada model pembelajaran
kontekstual siswa dilibatkan pada proses pembelajaran, siswa diajak untuk
mengaitkan pelajaran dengan keadaan di dunia nyata dan juga memudahkan guru
untuk mengaitkan materi yang dipelajari dengan situasi di dunia nyata.
4
Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa asas yang harus dipenuhi
untuk memperdalam pemahaman siswa. Penerapan strategi kontekstual dalam
pembelajaran memiliki 7 asas antara lain konstruktivisme, menemukan, bertanya,
masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian nyata. Ketujuh asas dalam
pembelajaran kontekstual hendaknya muncul semua dalam pembelajaran
meskipun tidak semuanya dapat dimunculkan dalam satu kali pertemuan di kelas
(Putri, 2014).
Penelitian yang terkait dengan model pembelajaran kontekstual adalah
penelitian yang dilakukan oleh Kristiyani (2009) yang berjudul Penerapan
Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan
Siswa Kelas VIII SMP menunjukkan bahwa pada siklus I, nilai yang diperoleh
siswa menunjukkan suatu peningkatan yang bertahap. Nilai pretest sebesar 56,12,
dan nilai rata-rata posttest sebesar 65,50, dengan presentase kenaikan sebesar
7,71%. Sedangkan pada siklus II, nilai rata-rata posttest sebesar 78,50 dengan
presentase kenaikan sebesar 9,03%.
Salah satu materi yang ada dalam pelajaran kimia SMA adalah koloid.
Pada materi koloid terdapat sub materi mengenai sistem koloid, sifat-sifat koloid,
peranan koloid dan cara membuat koloid.. Penyampaian materi oleh guru
terkadang hanya disampaikan dengan ceramah dan siswa hanya mendengarkan
saja. sehingga peserta didik menjadi bosan dan pasif. Padahal seharusnya materi
koloid dapat dipergunakan oleh siswa untuk mengembangkan pengetahuannya
melalui karena materi ini sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh
karena itu materi ini akan lebih mudah dipahami jika tersedia bahan ajar inovatif
yang diintegrasikan dengan media dan metode pembelajaran yang ada.
Berdasarkan uraian diatas peneliti telah melakukan penelitian dengan judul
“Pengembangan Bahan Ajar Modul Berbasis Kontekstual pada Materi
Koloid di Sekolah Menengah Atas”
1.2 Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi
ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar
modul berbasis kontekstual pada materi koloid.
5
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP)?
2. Apakah hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul berbasis
kontekstual lebih tinggi dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)?
1.4. Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan pada penelitian ini, maka
diperlukan batasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan modul pembelajaran dengan mengintegrasikan pembelajaran
berbasis kontekstual
pada pengajaran koloid yang sesuai dengan kriteria
BSNP.
2. Hasil belajar siswa yang diukur adalah aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa melalui lembar kerja siswa yang ada dalam bahan ajar modul.
1.5 Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memperoleh bahan ajar modul berbasis kontekstual pada materi koloid
yang sesuai dengan kriteria penilaian BNSP
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan
bahan ajar modul berbasis kontekstual.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti, bahan ajar yang dibuat dapat memberikan tambahan wawasan
ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam membuat sumber belajar serta
meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
2. Bagi Guru, memberi informasi pada guru agar menyampaikan materi ajar
dengan bahan ajar yang sesuai untuk siswa dan menyampaikannya dengan
lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa.
6
3. Bagi Siswa, menambah wawasan dan pengetahuan baru, serta memungkinkan
siswa lebih mengerti belajar kimia sehingga semakin memajukan pendidikan di
Indonesia.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya, memberi informasi dalam penelitian selanjutnya
untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran khusunya proses pembelajaran
kimia.
1.7 Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dalam memahami setiap
variabel yang ada pada penelitian ini, maka perlu diberi definisi operasional untuk
mengklarifikasi hal tersebut. Adapun definisi operasional dari penelitian adalah :
1.
Modul berbasis kontekstual adalah bahan ajar yang dirancang untuk dapat
dipelajari oleh peserta didik dengan pendekatan pembelajaran yang inovatif,
yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan yang
kompleks, dan di dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan aktivitas
mandiri yang meletakkan peserta didik dalam sebuah peran aktif sehingga
dapat mengaitkan materi dengan kehidupan nyata.
2.
Pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep belajar yang dapat
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
3.
Hasil belajar merupakan kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan
pencapaian pengalaman belajar dalam satu kompetensi dasar yang bisa
berbentuk pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Hasil belajar dinyatakan
dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.
4.
Materi koloid meliputi sistem koloid, sifat koloid, pembuatan koloid serta
peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industri.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,
peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1.
Bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP), dengan pengolahan data yang diperoleh : Kelayakan Isi
= 3,53, Kelayakan Bahasa = 3,48, Kelayakan Penyajian = 3,54 dan
Kelayakan Kegrafikaan = 3,48 dengan kriteria valid dan tidak perlu revisi.
2.
Hasil belajar siswa yang menggunakan bahan ajar modul berbasis kontekstual
lebih besar dari nilai KKM. Nilai KKM yang harus dicapai adalah 75
sedangkan rata-rata hasil belajar yang diperoleh adalah 86,53.
3.
Uji coba bahan ajar modul berbasis kontekstual pada materi koloid dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, dimana peningkatan hasil belajar kelas
eksperimen tergolong tinggi yaitu 75,9%.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas
maka penulis menyarankan hal-hal berikut:
1. Dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar siswa,
diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat menggunakan bahan ajar
modul berbasis kontekstual sebagai model dan media alternatif, karena model
dan media ini dapat memaksimalkan hasil belajar kimia siswa.
2. Perlunya para guru dan calon guru memanfaatkan kemajuan teknologi untuk
melihat perkembangan yang terjadi guna meningkatkan hasil belajar dalam
mendesain pembelajaran.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut
disarankan lebih memperhatikan kelemahan dalam model pembelajaran ini,
dan
dapat
mengkolaborasikan
dengan
media
yang
sejalan
dengan
perkembangan teknologi sehingga terjadi lompatan pemahaman dalam belajar.
63
64
DAFTAR PUSTAKA
BSNP, (2007), Kapal Itu Bernama UN, Buletin BSNP Media Komunikasi dan
Dialog Standar Pendidikan, 2(1): 1-23.
Cahyono, J, (2014), Pengembangan Modul Pembelajaran Inovatif Stokiometri
Sesuai Kurikulum 2013 Berbasis Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL), Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Ferryardianto, (2013), Pengaruh Penggunaan Bahan Ajar Brosur Melalui Model
Pembelajaran Tipe Student Teams Teams Achievement Divisions (STAD)
Terhadap Aktivitas Dan Penguasaan Materi Pada Materi Pokok Fungi,
Skripsi, FKIP, Universitas Lampung, Bandar Lampung..
Gultom, E., Manihar S., Ramlan S., (2015), Pengembangan Bahan Ajar Inovatif
Dan Interaktif Melalui Pendekatan Saintifik Pada Pengajaran Termokimia,
Jurnal Pendidikan Kimia 7(2): 1-11.
Hamalik, O., (2008), Kurikulum dan Pembelajaran, Bumi Akasara, Jakarta.
Hasbullah, (2005), Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Ida Ayu Kade Sastrika., I Wayan Sadia., I.W.Mudarawan., (2013), Pengaruh
Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep
Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis, e-Journal Program
Pascasarjana UNDIKSHA 3(1):1-10.
Kristiyani, Ary, (2009), Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Laporan Siswa Kelas VIII SMP, Jurnal Pendidikan
8(1):1-10.
Majid, A., (2008), Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Marpaung, Meida Esterlina.,(2013), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Menggunakan Media
Powepoint Pada Pokok Bahasan Struktur Atom Untuk Meningkatkan
Motivasi Dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA, Skripsi, FMIPA,
Unimed, Medan.
Meltzer, D.E., (2002), The Relationship between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in
Diagnostic Pretest Scores, American Journal Physics, 70(2): 1259-1267.
Nasution, S., (2008), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Bumi Aksara, Jakarta.
65
Prastowo, A., (2014), Pengembangan
Prenadamedia Group, Jakarta.
Bahan
Ajar
Tematik,
Kencana
Putri, N.R., (2014), Pengembangan Perangkat Pembelajaran Asam Basa dengan
Strategi Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Modul, Chemistry in
Education 3(2).
Ratri, M.C., Redjeki, T., Nugroho, A., (2013), Komparasi Model Contextual
Teaching and Learning (CTL) Menggunakan Media Laboratorium dan
Lingkungan Terhadap Prestasi dan Motivasi Belajar pada Materi Pokok
Sistem Koloid Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 4 Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012, Jurnal Pendidikan Kimia 2(1): 21-28.
Rusman, (2010), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Rajawali Pers, Bandung.
Sanjaya, W., (2009), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajran Inovatif dalam Kurikulum 2013,
Ar-Ruz Media, Yogyakarta.
Silitonga, P.M., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Unimed
Press, Medan.
Sitepu, B.P., (2008), Pengembangan Sumber Belajar, Jurnal Pendidikan
Penabur 11(7): 79-92.
Situmorang, dkk.,(2011), The Effectivity of Innovatated Chemistry Learning
Methods To Increase Student’ s Achievment In Teaching Of Solubility and
Solubility Product, Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 17(1): 29-37.
Situmorang, Ing Mafya, (2014), Pengaruh Model Problem Based Learning
Terhadap Pembentukan Karakter Dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Media Peta Konsep Dengan Topik Konsep Mol, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan.
Situmorang, M. dan Situmorang, A.A., (2014), Efektivitas Modul Pembelajaran
Inovatif untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Pengajaran Laju Reaksi,
Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan 20(2): 139-147.
Situmorang, M., (2013), Pengembangan Buku Ajar kimia SMA Melalui Inovasi
Pembelajaran Dan Integrasi Pendidikan Karakter Untuk
Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa, Prossiding Semirata FMIPA Universitas Lampung,
Lampung.
66
Soegiranto, M.A., (2010), Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul,
Pokja Kurikulum dan Supervisi Pusat Pengembangan Madrasah
Kementrian Agama Privinsi Nusa Tenggara Timur.
Sudjana, N., (2001), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
Suharyadi, dkk, (2013) Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual Pada
Pokok Bahasan Asam dan Basa, Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan
Kimia 1(1): 60-68.
Yulianti, S., Fatmaryanti, S.D., Ngazizah, N., (2014), Pengembangan Modul
Berbasis Project Based Learning Untuk Mengoptimalkan Life Skills Pada
Siswa Kelas X SMAN 1 Petanahan Tahun Ajaran 2013/2014, Radiasi
5(1): 40-45
ii
RIWAYAT HIDUP
Febiana Wulandari dilahirkan di Lhokseumawe tanggal 19 Februari
1994. Ayah bernama Muliawan Wagiman M dan Ibu bernama Sri Ratna Dewi,
dan merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pendidikan dimulai tahun 2000,
yaitu penulis masuk sekolah di SD Pangeran Antasari, dan lulus pada tahun 2006.
Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP Pangeran Antasari, dan
lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan di SMA
Panca Budi Medan, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima
di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui Jalur Ujian Tertulis.
Selama kuliah, penulis pernah mengikuti organisasi HMJ Kimia, yaitu Himpunan
Mahasiswa Jurusan Kimia yang merupakan salah organisasi mahasiswa di jurusan
kimia Universitas Negeri Medan dan penulis juga aktif di Himpunan Mahasiswa
Islam (HMI) Komisariat FMIPA Unimed.