10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Strategi Kemitraan Jasa
Definisi  strategi  menurut  Crown  Dirgantoro  2004:  5  dinyatakan  bahwa strategi  merupakan  suatu  hal  yang  digunakan  dalam  menetapkan  arah  kepada
“manajemen” yang meliputi sumber daya didalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasi  kondisi  yang  dapat  memberikan  keuntungan  terbaik  dalam
rangka memenangkan persaingan pasar. Strategi  suatu  organisasi  mencakup  kebijakan,  program  dan  kegiatan-
kegiatan  manajemen  dalam  pencapaian  tujuan.  Menurut  Akdon  2011:  150 strategi  berkaitan  dengan:  1  Target  kinerja  yang  harus  dipenuhi;  2  Adanya
fokus  perhatian  pada  pelanggan;  3  Adanya  perbaikan  kinerja  pelayanan;  4 Serta bagaimana organisasi akan melaksanakan misinya. Gambaran yang tersusun
dalam suatu perumusan tujuan perlu adanya pertimbangan mengenai faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi, baik lingkungan internal ataupun eksternal.
Penentuan  dan  penetapan  strategi  menurut  Sondang  2006:  35  dapat dilakukan  melalui  analisis  SWOT  strenghts,  weaknesses,  opportunities,  dan
threats.  Pemahaman  yang  tepat tentang  faktor-faktor  yang  berupa  kekuatan  dan kelemahan  organisasi  dapat  dicari  melalui  informasi  internal  tentang  filsafat
organisasi, kondisi sarana prasarana, ketersediaan dana, kemampuan sumber daya manusia  serta  budaya  organisasi.  Ancaman  yang  harus  dihadapi  misalnya
perubahan  kebijakan  pemerintah,  bentuk  persaingan  yang  ketat  dalam  penjualan jasa.
11 Kemitraan  dilihat  dari  perspektif  etimologis  diadaptasi  dari  kata
partnership, dan berasal dari akar kata partner. Kemitraan dapat dimaknai sebagai suatu  bentuk  persekutuan  antara  dua  pihak  atau  lebih  yang  membentuk  suatu
ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan satu sama lain dalam rangka  meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di  suatu bidang usaha
tertentu,  atau  tujuan  tertentu,  sehingga  dapat  memperoleh  hasil  yang  lebih  baik, Sulistiyani, 2004: 129.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1997 tentang Kemitraan pasal 1 menyatakan  bahwa  kemitraan  adalah  kerjasama  usaha  antara  usaha  kecil  dan
usaha  menengah  maupun  dengan  usaha  besar  disertai  dengan  pembinaan  dan pengembangan yang dilakukan oleh usaha menengah danatau usaha besar dengan
memperhatikan  prinsip  saling  memerlukan,  saling  memperkuat  dan  saling menguntungkan.
Tohar  2000:  44  mendefinisikan  jasa  sebagai  suatu  kegiatan  yang  dapat diidentifikasikan,  yang  bersifat tidak teraba atau tidak  berwujud  fisik. Dalam  hal
ini  dapat  dikatakan  bahwa  jasa  dapat  dirasakan  kebermanfaatannya  setelah  kita menggunakan atau memakai hasil dari jasa tersebut.
Lebih  lanjut  lagi,  Yazid  Nanang  Choirul  Hidayat,  2012:  114  membagi jasa dalam beberapa karakteristik, diantaranya sebagai berikut:
1 Intangible. Jasa merupakan tindakan, proses-proses, atau unjuk kerja.
2 Heterogenity.  Keluaran  jasa  yang  bervariasi  yang  diakibatkan  oleh
keinginan konsumen yang berbeda. 3
Insperibility.  Jasa  dijual  terlebih  dahulu  baru  kemudian  diproduksi  dan dikonsumsi secara bersamaan.
4 Perishability. Jasa tidak dapat disimpan, dijual lagi, atau dikembalikan.
12 Secara  garis  besar  maksud  dari  karakteristik  diatas,  intangible
mengandung  arti  bahwa  didalam  proses  pemasaran  produsen  lebih  menekankan perhatian  kepada  konsumen  dalam  menonjolkan  jasa  yang  ditawarkan.  Dalam
penawaran  jasa  yang  dilakukan  akan  memunculkan  heterogenity,  dimana kebutuhan-kebutuhan  masing-masing  masyarakat  berbeda-beda  sesuai  dengan
kepentingan  mereka.  Kebutuhan  masyarakat  yang  semakin  beragam  menjadi sebuah tantangan bagi penyedia jasa dalam memasarkan produknya.  Insperibility
lebih  menekankan  pada  sampling  produk  yang  ditawarkan.  Sampling  produk digunakan  untuk  mengetahui  sejauh  mana  kepuasan  konsumen.  Proses  jasa
dilakukan  dalam  waktunya  service  encounter  yang  dikarenakan  konsumsi konsumen  yang  simultan  sehingga  adanya  karakteristik  perishability  membuat
jasa  sulit  untuk  disimpan,  sulit  membuat  persediaan.  Sehingga  peramalan permintaan  serta  perencanaan  yang  kreatif  dalam  menggunakan  fasilitas  jasa
menjadi hal yang sangat penting. Dari  pendapat  para  ahli  di  atas,  penulis  menyimpulkan  bahwasanya
strategi kemitraan merupakan upaya yang dilakukan oleh lembaga dalam menjaga serta  memelihara  hubungan  kerja  dengan  DUDI  agar  segala  tujuan  yang  telah
ditetapkan  dapat  tercapai  dengan  baik.  Tujuan  terjadinya  suatu  kemitraan  yaitu untuk  mencapai  hasil  yang  telah  disepakati  sehingga  memberikan  manfaat  satu
sama  lain.  Dalam  penelitian  ini,  pelaksanaan  Bursa  Kerja  Khusus  BKK  perlu adanya  konsep  kemitraan  yang  dibangun  dengan  menempatkan  DUDI  sebagai
stakeholder  agar  dapat  ikut  mendukung  program  kerja  BKK.  Konsep  strategi kemitraan  yang  akan  dilakukan  oleh  penulis  menitikberatkan  pada  gambaran
13 tentang  kondisi  BKK  sekolah  dengan  menganalisis  SWOT  strengths,  weakness,
opportunities, and threats yang dimilikinya. Analisis eksternal akan memberikan gambaran mengenai peluang dan ancaman, sedangkan analisa lingkungan internal
akan  memberikan  gambaran  tentang  keunggulan  dan  kelemahan.  Dari  hasil analisis  yang  dilakukan  akan  memberikan  gambaran  terkait  dengan  langkah
ataupun upaya BKK dalam menjalin mitra kerja dengan DUDI.
B. Bursa Kerja Khusus BKK