Prosedur Penelitian Studi Pemanfaatan Nata De Soya Dari Air Limbah Kedelai Sebagai Adsorben Terhadap Kation Magnesium ( Mg2+) dan Kalsium ( Ca2+) Pada Air Baku Boiler di PT Smart Tbk

3.1.2 Bahan

- Acetobacter Xylinum - H 2 SO 4 p p.a E.Merck - Nata De Soya - Aquadest - Air Baku Boiler PT Smart Tbk - Na 2 EDTA p.a E.Merck - Buffer pH 10 p.a E.Merck - EBT p.a E.Merck - Murexid - NaOH P.a E.Merck - NaCl p.a E.Merck - Etanol Merck - Aquabidest - HCl 37 p.a E.Merck

3.2 Prosedur Penelitian

3.2.1 Pembuatan Larutan

Larutan H 2 SO4 1 N Sebanyak 27,17 mL H 2 SO 4 p 98 BJ = 1,84 diencerkan dengan aquadest sampai volume 1 liter dalam labu takar 1000 mL. Larutan Standart Na 2 EDTA 0,01 N Sebanyak 3,723 g kristal Na 2 EDTA ditimbang dengan teliti dan dimasukkan kedalam labu takar 1000 mL dan dilarutkan dengan aquadest dan diencerkan sampai garis tanda. Larutan yang diperoleh distandarisasi dengan CaCO 3 0,01 M dengan cara dipipet sebanyak 10 mL larutan standar CaCO 3 0,01 M. Dimasukkan kedalm Erlenmeyer 250 mL. Ditambahkan 40 mL aquadest dan1 mL buffer pH 10. Universitas Sumatera Utara Ditambahkan 0,4 g indikator EBT, dan dititrasi dengan Na 2 EDTA 0,01 N sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi warna biru. Larutan NaOH 1 N Sebanyak 40 g kristal NaOH ditimbang dengan teliti dan dimasukkan kedalam labu takar 1000 mL dan dilarutkan dengan aquadest dan diencerkan sampai garis tanda Larutan Standar CaCO 3 0,01 M Sebanyak 1,000 g serbuk CaCO 3 anhidrat dimasukkan kedalam beaker glass, dilarutkan dengan penambahan HCl 1:1, kemudian ditambahkan 200 mL aquadest dan didihkan untuk membuang CO 2. Kemudian didinginkan dan ditambahkan 3 tetes indikator metil merah. Ditambahkan NH 4 OH 3 N atau HCl 1:1 sampai larutan berwarna jingga. Kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 1000 mL, diencerkan dengan aquadest sampai garis tanda dan dihomogenkan. Indikator Eriochrome Black T Sebanyak 0,5 g eriochrome black T dicampurkan dengan 10 g NaCl kemudian digerus sampai halus. Indikator ini disimpan didalam botol tertutup rapat. Indikator Murexid Sebanyak 200 mg murexid dan 100 gram NaCl dicampurkan dan digerus sampai berukuran 40-50 mesh. Indikator ini disimpan dalam botol tertutup rapat.

3.2.2 Pembuatan Nata De Soya

Media kultur untuk produksi selulosa bakteri, setiap liter dari air limbah rebusan tahu ditambahkan 5 g urea, dan 80 g gula pasir. Media kultur ini dimasak diatas kompor hingga mendidih, setelah itu didinginkan hingga temperatur kamar. Keasaman dari media diatur menjadi pH=4 dengan menambahkan CH 3 COOH glasial . Bibit dari Acetobacter xylinum diinokulasi ke dalam media kultur selama 14 hari pada temperatur 28 o C dalam wadah yang telah disterilisasi. Universitas Sumatera Utara

3.2.3 Aktivasi Nata De Soya

Nata yang dihasilkan dipotong kecil-kecil di cuci dengan air hingga pH netral. Selanjutnya dicuci dengan menggunakan larutan NaOH 2 dan dibilas kembali dengan aquadest hingga pH netral. Kemudian Nata de soya dicuci dengan etanol agar molekul air yang terperangkap didalam pori-pori selulosa bakterial Nata de Soya tidak kembali. Sebanyak 1 kg Nata basah diblender sampai halus lalu diaktivasi dengan H 2 SO 4 1 N dan distirer selama 1 jam dan dicuci dengan aquadest hingga pH netral kemudian disaring. Nata tersebut kemudian diletakkan pada plat kaca dengan ketebalan ± 5mm lalu dipanaskan pada suhu 95 C selama 6 jam. Tujuannya untuk mempercepat pengeringan dan menghindari pemanasan yang tidak merata. Setelah dipanaskan Nata tersebut diblender kembali dan siap digunakan Untuk mengabsorpsi kation Ca 2+ dan Mg 2+ pada sampel air baku boiler di PT SMART TBK.

3.2.4 Penentuan Konsentrasi kesadahan Ca

2+ dan Mg 2+ Pada Sampel air Baku Boiler Sebelum Penambahan Adsorben Nata De Soya

3.2.4.1 Penentuan Kesadahan Total

Sampel air baku boiler dipipet sebanyak 50 mL dengan pipet volume, dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL. Ditambahkan Buffer pH 10 kedalam erlenmeyer 250 mL sebanyak 2 mL. Ditambahkan 0,4 mg indikator Eriochrome Black T, dititrasi dengan NaEDTA 0,01 N hingga warna merah anggur menjadi biru.

3.2.4.2 Penentuan Konsentrasi Kesadahan Ca

2+ Sampel air baku boiler dipipet sebanyak 100 mL dengan pipet volume. Dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan 4 mL NaOH 1N dan ditambahkan 0,2 g indikator murexid. Kemudian sampel dititrasi dengan larutan Standart Na 2 EDTA 0,01 N sampai terjadi perubahan warna dari merah menjadi warna violet. Universitas Sumatera Utara

3.2.4.3 Penentuan Konsentrasi Kesadahan Mg

2+ Untuk menentukan jumlah kation magnesium Mg 2+ dalam sampel dengan cara : Konsentrasi Mg 2+ = Konsentrasi kesadahan total-Konsentrasi kation Ca 2+ Referensi : Standart methods for the examination of water and wastewater part 300,Determination of metal

3.2.5 Adsorpsi kation Ca

2+ dan kation Mg 2+ Dengan Adsorben Nata De Soya Sebanyak 200 mL sampel dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL. Ditambahkan 0,5 g Nata de Soya teraktivasi dengan aktivator H 2 SO 4 1N. Diaduk dengan menggunakan magnetik stirer selama 30 menit. Disaring dan filtrat nya ditentukan kandungan Ca 2+ dan Mg 2+ menggunakan metode titrasi dengan larutan standart Na 2 EDTA 0,01 N. Dilakukan hal yang sama untuk berat Nata De Soya 1,0 ; 1.5 ; 2,0 ; 2.5 ; 3,0 ; dan 3.5 g.

3.2.6 Regenerasi Nata De Soya yang Jenuh

Nata yang sudah jenuh yang digunakan dalam mengadsorpsi kation Kalsium dan Magnesium dalam sampel air boiler tersebut diaktivasi kembali dengan H 2 SO 4 1 N dan distirer selama 1 jam kemudian disaring. Kemudian dikeringkan dengan memanaskan Nata de soya tersebut pada suhu 95 C. Nata Jenuh telah diregenerasi dan siap digunakan.

3.2.7 Adsorpsi kation Ca

2+ dan kation Mg 2+ Dengan Adsorben Nata De Soya yang diregenerasi Sebanyak 200 mL sampel dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 mL. Ditambahkan 0,5 g Nata de Soya yang telah diregenerasi. Diaduk dengan menggunakan magnetik stirer selama 1jam. Disaring dan filtratnya ditentukan kandungan Ca 2+ dan Mg 2+ menggunakan metode titrasi dengan larutan standart Na 2 EDTA 0,01 N. Universitas Sumatera Utara

3.2.8 Penentuan Kadar Ca Dan Mg Pada Adsorben Nata De Soya

Adsorben Nata De Soya dimasukkan kedalam cawan porselen, kemudian didekstruksi dengan menggunakan tanur pada suhu 500 C selama 4 jam. Diangkat cawan porselen dari dalam tanur dan dimasukkan kedalam desikator, dibiarkan hingga dingin. Ditimbang hasil dekstruksi Nata De Soya sebanyak 1 g, dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL. Ditambahkan HCl 37 sebanyak 10 mL, dan dipanaskan hingga mendidih. ditambahkan 150 mL aquabidest, dipanaskan larutan kembali selama 30 menit. Diangkat larutan dan didinginkan,kemudian larutan dipindahkan kedalam labu ukur 500 mL sambil dibilas dengan aquabidest hingga garis batas, dihomogenkan. Disaring semua larutan dengan menggunakan kertas saring dan corong kedalam labu Erlenmeyer.

3.2.8.1 Penentuan Kadar Mg Dalam Adsorben Nata De Soya

Filtrat hasil dekstruksi adsorben Nata De Soya dipipet sebanyak 50 mL. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL. Ditambahkan 2 mL buffer pH 10 kedalam Erlenmeyer, ditambahkan 0,4 g indikator EBT. Dititrasi dengan larutan standar Na 2 EDTA 0,01 N hingga terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru.

3.2.8.2 Penentuan Kadar Ca Dalam Adsorben Nata De soya

Filtrat hasil dekstruksi adsorben Nata De Soya dipipet sebanyak 100 mL. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL. Ditambahkan 4 mL NaOH 0,1 N. Ditambahkan 0,2 g indikator murexid. Dititrasi dengan larutan standar Na 2 EDTA 0,01 N hingga terjadi perubahan warna dari merah menjadi warna violet. Diukur volume larutan standar Na 2 EDTA 0,01 N yang digunakan. Universitas Sumatera Utara

3.3 Bagan Penelitian