41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas
dua macam yaitu: penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Penelitian
dengan pendekatan
kuantitatif menekankan
analisisnya pada data-data numerikal angka yang diolah dengan metode statistika.
a. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi variabel-variabel lain. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi variabel bebas. Berikut
mengenai variabel penelitian: 1.
Variabel bebas X: Religiusitas 2.
Variabel terikat Y: Resiliensi
b. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel
tersebut yang dapat diamati. Adapun definisi operasional untuk variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Religiusitas
Religiusitas adalah keyakinan seseorang terhadap agama yang dianutnya yang menjadikan individu sebagai
orang beragama, bukan sekedar mengaku mempunyai agama tetapi juga pengamalan dan penghayatan didalam membangun
hubungan dengan Tuhan yang pada akhirnya diteruskan dalam sikap hidup dan perilakunya.
Religiusitas ini diungkap dengan menggunakan angket religiusitas yang disusun berdasarkan lima aspek dari Glock
dan Stark yaitu, Ritual invovlment, Ideological Involvement, Intellectual
Involvement, Experiental
Involvement, Consequential Involvment. Data mengenai religiusitas dapat
diketahui dari perolehan skor hasil pengisian angket, bahwa semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula
religiusitas yang dimiliki, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh, maka semakin rendah pula religiusitas yang
dimiliki 2. Resiliensi
Resiliensi ibu yang memiliki anak retardasi mental adalah kemampuan ibu untuk bertahan, bangkit, dan
menyesuaikan dengan kondisi yang sulit sehingga ibu terlindungi dari efek keadaan yang krisis dengan memiliki
anak retardasi mental. Resiliensi akan diukur menggunakan angket resiliensi berdasarkan tujuh aspek menurut Reivich
dan Shatte, yaitu emotion regulation, impulse control,
optimisme, causal analysis, empathy, self-efficacy, dan reaching out.
Data mengenai resiliensi dapat diketahui dari perolehan skor hasil pengisian angket, bahwa semakin tinggi
skor yang diperoleh, maka semakin tinggi pula resiliensi yang dimiliki, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh,
maka semakin rendah pula resiliensi yang dimiliki.
B. Populasi dan Sampel