Profil Subjek 1 Deskripsi Temuan Penelitian
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari exspressive writing sebagai berikut :
“ya allah, kenapa ibuku sekeluarga harus mengalami ini.aku melihat ibu di bawa,aku melihat ibuku ketakutan, sungguh
ketakutan.”CHM.1.2.1.
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari Observasi sebagai berikut : “Subjek RH masih melanjutkan tulisannya, sekali meletakkan bulpen dan
bernafas mulai panjang dengan suara yang mulai terdengar, ekspresi subjek mulai berubah, garis bibir subjek yang awalnya lurus atau standart
mulai menurun dengan mata yang sedikit sayu, kedua kalinya subjek meletakkan bulpennya dan menatap kertasnya, kemudian mengambil lagi
bulpennya dan melanjutkan tulisannya.”CHO.1.1.2
“Subjek RH semakin melengkungkan bibirnya ke arah bawah, menunjukkan exspresi sebelumnya semakin mendalam, kemudian mulai
terdengar isak tangis, tangannya mulai mengusap air matanya, dan diam sejenak untuk menghela nafas kemudian melanjutkan tulisannya.
Meletakkan pena untuk menulis, diam sejenak, Istirahat sebentar.” CHO.1.1.3
Subjek memiliki alasan mengapa subjek harus menyimpan ceritanya dan tidak membagikannya pada siapapun, karena subjek tidak
mau dibilang anak durhaka dan subjek takut dibilang anak durhaka. Diperkuat dengan transkip wawancara berikut :
“Saya mengingat-ingat kejadian itu mbak, sedih, sakit, rasanya gak masuk akal, tetapi ketika saya menulis, saya merasa bisa meluapkan apa
yang saya ingin ungkapkan selama ini, dan tidak bisa terungkap karena takut di bilang anak durhaka”. CHW.1.2.7
“Iya, waktu itu saya berusaha melindungi diri saya, karena ibu memukul saya terus Menerus, saya berusaha menghindar dengan menutup
pintu rumah, dan orang-orang Mengatakan saya anak durhaka, “sudah tau ibunya gila, malah di kurung di dalam rumah, dasar anak durhaka”, begitu
katanya.” CHW.1.2.8
“Banyak mbak, aku selalu takut karena aku takut di bilang anak durhaka, aku mengeluh merawat ibuku sendiri, padahal rasanya itu
sungguh berat menerima kenyataan ini mbak.” CHW.1.2.11
Selain Subjek merasa takut dibilang anak durhaka subjek tidak berkenan cerita pada siapapun, karena subjek Malu karena keadaan
ibunya, subjek merasa tertekan atas kejadian dirinya dan keluarganya. Diperkuat dengan transkip wawancara berikut :
“Waktu itu ibu lari-lari, mengumpat, marah-marah, berteriak-teriak mbak, rasanya aq sungguh malu, semua orang yang tidur terbangun karena
suaranya ibu mbak, aku malu, keluargaku jadi tontonan karena ibu seperti itu, aku malu, aku marah, aku tidak suka, aku sebel ketika orang – orang
menggerutu sambil melihat ibuku dengan pandangan yang sinis mbak.” CHW.1.1.11
“Bapak sering berangkat pagi dan pulang malem, kadang malah gak pulang, terkadang aku merasa tertekan berada di rumah sendirian, kalo
ibu lagi marah-marah karena nyariin ian atau imo yang lama sudah tidak ibu lihat, ibu teriak-teriak sambil menggedor-gedor pintu ingin keluar,
entah saya pantas tidak berkata ini sebagai seorang anak, tapi saya malu, saya kesal kenapa ibu saya seperti ini ? sulit sekali di bilangin, dan
seenaknya sendiri. Seperti tidak punya kontrol di dirinya. menunduk dan terdiam”. CHW.1.1.18
“tidak mbak, tidak ada satupun temanku yang aku perbolehkan untuk main kerumah, pernah ketika itu, aku dipaksa oleh teman-teman
organisasi untuk main ke rumahku, tapi aku gak mau, sampai anak-anak merasa aneh dan mereka merasa aku menyembunyikan sesuatu, aku malu
mbak dengan menunduk”. CHW.1.1.16.
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari exspressive writing sebagai berikut :
“pada malam hari, ibuku kambuh lagi, aku merasa hancur lagi, malu lagi.”CHM.1.2.5
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari Observasi sebagai berikut : “subjek menunjukkan emosi yang sangat dalam dari ekspresi
wajahnya yang menjadi sedih dan berfikirm sesaat behenti dan berdecak “chet” lalu kemudian menulis kembali. Dengan ekspresi yang semakin
dalam, meletakkan penanya, kemudian menghela nafas, melanjutkan kembali tulisannya.”CHO.1.2.2
Selain perasaan sakit karena luka bathin yang mendalam subjek merasa malu membuat keadaan menjadi tidak bisa diterima oleh subjek,
terlebih lagi subjek mengalami kekerasaan dari ibunya yang sakit. Diperkuat dengan transkip wawancara berikut :
“Salah satu alasan kenapa imo dan ian di ungsikan dari sini karena itu, ibu sering jiwit dan pukul-pukul ian tanpa sebab, ian badannya sering
biru-biru karena dipukul dan di jiwit ibu ketika aku ke sekolah, imo pulang sekolah melihat ibunya seperti itu, imo juga tidak tenang, pernah ibu di
pukul sama imo, ketika itu aku tau dan aku langsung memerahi imo, tapi yang ada ibu memukulku dan lebih belain imo, itu yang membuatku sakit
dan menjadi luka ketika aku harus mengingat-ingat kejadia dulu”. CHW.1.1.21.
“
Ibu menamparku di depan orang banyak mbak, memakiku, itu yang gak pernah masuk logikaku”.CHW.1.1.13
.
aku menyerahakan diriku untuk di pukuli sama ibu, atau aku harus menyelamatkan diri, apakah aku ini anak durhaka, apakah aku ini anak
yang tidak tahu diri ? kenapa ibu kesurupan sampai segitunya ? CHW.1.1.19
.
“awalnya ibu biasa saja, tidak pernah ada respon terhadap ian, sampai ian menangis karena ian di pukul oleh ibu, ketika iru saya lagi masak, lagi-lagi
saya marah, saya sakit, apa salah ian ? sampai anak sekecil ian yang bermain di sebelahnya harus di pukul”.CHW.1.1.23
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari exspressive writing sebagai berikut :
“
Ayahku ku lihat sedang menenangkan ibuku. Tapi yang buat hati dan perasaanku sakit adalah... “ ibu mau kemana ?? “ namun ibu ku malah
memakiku dan ... menamparku dengan keras.. lalu aku pergi ketakutan.” CHM.1.1.10.
“ibu jangan-jangan menderita, aku sayang ibu”. Namun entah perjalanan pulang ibu marah-marah lagi padaku hingga mencubitkum retak rasanya
hati.”CHM.1.2.4.
“aku disuruh nyuapin ibuku, tapi ibuku malah menyemburkan nasinya kemukaku, aku sedih, aku hancur.”CHM.1.2.8
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari Observasi sebagai berikut : “Subjek meneteskan air matanya, dan mengusapnya, kemudian tetap
melanjutkan tulisannya, sesekali subjek meletakkan buloennya dan menarik nafas panjang, berhenti sejenak dan melanjutkan lagi dengan
nafas yang panjang.”CHO.1.2.3
ketika mengingat kejadian yang dialami subjek, dari perasaan tertekan, menjaga agar tidak di bilang anak durhaka, malu atas kejadian
yang tertimpa pada keluarganya, hingga kekerasan, yang membuat subjek diam dan membuat subjek selalu merasa ketakutan, subjek merasa bahwa
ketika ibunya kambuh, ibunya dapat melakukan apapun yang melukainya sehingga subjek merasa ketakutan melihat ibunya kambuh, dan hal yang
disebutkan di atas selalu berhubungan, beruntut seperti rantai yang tidak bisa lepas dan itu dirasakan hingga sampai saat ini membuat subjek
merasa ketakutan.
Diperkuat dengan transkip wawancara berikut : “Saya merasa ketakutan karena ibu saya berteriak-teriak dan
berbicara cepat yang saya tidak mengerti apa yang di- bicarakan, saya ketakutan, ketakutan itu yang membuat saya tidak nyaman untuk
mengingat kejadian awal itu” CHW.1.1.10.
“Hufth Menghela nafas panjang, iya mbak, saat itu saya gak tahu, rasa takut kalo ibu akan menamparku lagi” CHW.1.1.14.
“aku takut karena ibu marah-marah sama aku dan hampir memukul juga” CHW.1.1.21.
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari exspressive writing sebagai berikut :
“Kenapa ibuku berteriak-teriak ketakutan gitu..? ayahku mulai panik. Dan parahnya.. ibuku bangkit dari ranjang, berlari membuka pintu dan lari,
melewati lorong gang menuju jalan raya, berlari ketakutan seperti sedanng dikejar sesuatu ya Allah.. kenapa ibuku bisa gini ? ibuku kenapa ? ayahku
mengejar ibuku. Aku berharap ibuku tidak hilang”.CHM.1.1.5
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari Observasi sebagai berikut : “Subjek mulai melanjutkan tulisannya lagi, beberapadetik kemudian
subjek mulai mengusap pipinya lagi, dan terdiam sebentar, kemudian melanjutkan tulisannya lagi.” CHO.1.1.4
Perasaan ketakutan yang di alami subjek diawali karena perasaan Luka bathin, tertekan, menjaga agar tidak di bilang anak durhaka, malu
atas kejadian yang tertimpa pada keluarganya, hingga kekerasan kekerasan yang dilakukan oleh penderita ibu subjek, yang membuat subjek diam
menjadikan rasa takut subjek membekas dan menjadikan harapan sirna dan hanya perasaan tidak berdaya yang ada.
Diperkuat dengan transkip wawancara berikut : “Sama sekali belum mbak, rasanya karena ini aku tidak bisa
kemana-mana, aku merasa tak berdaya, siapa yang harus aku salahkan atas kejadian ini, aku smerasa tidak mampu melakukan apapun sambil
menunduk” CHW.1.2.19.
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari exspressive writing sebagai berikut :
“Ketika aku melihat ibuku dibawa ke “orang pintar” aku merasa berantakkan sudah keluargaku, hidupku, seperti sudah tidak ada harapan
hidup.”CHM.1.2.2 “aku saat itu menginginkan keluargaku, utuh, tentram, hangat,
damai, namun aku harus menjalaninya, dijahati orang itu”. CHM.1.2.7 “Nggak percaya akan hari esok pernikahan cita-cita hari
esoklah pokoknya .”CHM.1.3.3. “Mengharapkan sesuatu secara berlebihan, tetapi merasa harapanku
itu tetapi merasa harpanku itu hampa.”CHM.1.3.5 Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari Observasi sebagai berikut :
“Subjek mulai menuliskan keadaannya, terlihat kertas yang mulai terisi tulisan, sunjek menulis hingga nomor 2 kemudian terdiam dan mulai
memainkan bulpennya lagi dengan tangannya, kemudian berfikir, lalu terlihat wajah sedih sambil menundukkan pandangannya.”CHO.1.3.2.
“Subjek terdiam dan selanjutnya menulis nomor-nomor selanjutnya, sambil sedikit berfikir dan ekspresi sedih hilang menjadi diam
dan tanpa ekspresi, hanya diam dsn bermainkan bulpen, tiba-tiba mengerutkan dahi menjadi bimbang tiba-tiba menjadi menangis.”
CHO.1.3.2.
Subjek merasa tidak berdaya atas kejadian yang menimpa hidupnya, selain perasaan tersebut subjek merasa kehilangan harga diri
dan emosi negatif subjek terlihat menjadi-jadi. Diperkuat dengan transkip berikut :
“Aku merasa keluarga sudah selesai mbak, keluarga hancur karena ibu sakit, karena tontonan itu, keluarga tercoreng mbak, aku merasa
bingung dengan keluargaku, bingung dengan apa yang terjadi dengan ibu, bingung, takut dan marah karena orang-orang itu memandang ibuku dan
keluargaku dengan pandangan yang aneh.”CHW.1.1.12.
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari exspressive writing sebagai berikut :
“Yang aku bingung. Kenapa ibu berlari keluar kost tanpa pakai krudung ? ibu mau lari kemana ? aku saat itu juga malu karna semua
tetangga bangung dan mengelilingi tempat tinggalku seperti penonton yang menyasikan drama tragedi sebuah keluarga kecil, keluargaku.”
CHM.1.1.6
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari Observasi sebagai berikut : “Subjek RH semakin melengkungkan bibirnya ke arah bawah,
menunjukkan exspresi sebelumnya semakin mendalam, kemudian mulai terdengar isak tangis, tangannya mulai mengusap air matanya, dan diam
sejenak untuk menghela nafas kemudian melanjutkan tulisannya. Meletakkan pena untuk menulis, diam sejenak, Istirahat sebentar.”
CHO.1.1.3
Emosi negatif subjek yang muncul karena segala perasaan yang bercampur aduk menjadi satu ketakutan yang di alami subjek diawali
karena perasaan Luka bathin, tertekan, menjaga agar tidak di bilang anak durhaka, malu atas kejadian yang tertimpa pada keluarganya, hingga
kekerasan kekerasan yang dilakukan oleh penderita ibu subjek menjadi sebuah beban, emosi dan tanggung jawab sendiri untuk subjek.
Deskripsi beban yang dirasakan subjekdiperkuat dengan transkip berikut :
“padahal rasanya itu sungguh berat menerima kenyataan ini mbak.”CHW.1.2.11.
“ya mbak, sangat merasa beban, di lain jika ibu tidak mengerti apa- apa, aku harus mengurus rumah sendiri, menjadi anak serta harus nyiapin
makan, baju dll mbak, di saat aku harus bersekolah dan bermain bersama teman-temanku aku harus di rumah menemani ibu mbak, belum lagi ketika
uangnya ayah habis, dan aku harus mengalah”.CHW.1.2.12.
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari exspressive writing sebagai berikut :
“Aku sering merasa “merindukan sesuatu, sesuatu yang ku inginkan, sesuatu yang hangat, sesuatu yang nyaman, keluarga atau
apalah. Dan itu terjadi ketika aku melihat sebuah gedung atau tempat.” CHM.1.3.4.
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari Observasi sebagai berikut : “Subjek terdiam dan selanjutnya menulis nomor-nomor
selanjutnya, sambil sedikit berfikir dan ekspresi sedih hilang menjadi diam dan tanpa ekspresi, hanya diam dsn bermainkan bulpen, tiba-tiba
mengerutkan dahi menjadi bimbang tiba-tiba menjadi menangis.”CHO.1.3.3
deskripsi emosi subjek tentang keadaan yang menimpanya diperkuat dengan transkip wawancara sebagai berikut :
“biasanya aku hanya menangis saja mbak, aku menangis di dalam kamar sejadi-jadinya, setelah itu hatiku belum selesai atas marahku dan
sakitku aku harus berhadapan lagi dengan kenyataan bahwa ibuku sendiri yang menghancurkan keluargaku.”CHW.1.2.17
“Sangat marah mbak, sangat marah, kadang aku tidak menginginkan semuanya ini terjadi.”CHW.1.2.18
“Rasanya semua marahku sakitku hari ini keluar semuanya selama 7 tahun, aku menangis, bercerita dan ada yang mendengarkanku
sekarang”.CHW.1.2.20. “aku merasa sangat menyesal, aku tidak tau apa lagi yang harus
aku lakukan, aku menyerahakan diriku untuk di pukuli sama ibu, atau aku harus menyelamatkan diri, apakah aku ini anak durhaka, apakah aku ini
anak yang tidak tahu diri ?” CHW.1.1.18
“masih sama, apalagi ketika pulang dan aku harus menerima kenyataan bahwa ibuku memang seperti itu”.CHW.1.3.13.
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari Observasi sebagai berikut : “Subjek melihat peneliti dengan wajah bingung dan berkaca-kaca,
kemudian menjawab pertanyaan peneliti, sesaat, subjek memegang kepalanya dengan kedua tangan dan menggeleng-gelengkan, kemudian
menjawab pertanyaan peneliti lagi.”CHO.1.3.6.
“Subjek mengarahkan matanya ke atas, diam sesaat, kemudian menjawab pertanyaan peneliti dengan suara yang merendah, sambil
melihat ke arah peneliti dengan mata yang berkaca-kaca.”CHO.1.1.7
Selanjutnya beban yang di tanggung subjek selain dari ibunya, saudaranya, orang-orang, juga untuk dirinya sendiri. Subjek menanggung
banyak sekali beban, hingga membuat emosi subjek meledak-ledak pada usianya, hingga subjek mengumpat.
Deskripsi beban subjek yang diambil karena harus merawat ibunya dan menjalankan tugas ibu, diperkuat dengan transkip wawancara sebagai
berikut :
“saya yang mengurus ibu, aku juga pernah di pukul, di caci maki, dan lain-lain jika aku memaksa ibu, untuk mandi atau makan, akhirnya
aku tak sempat mengurusi imo dan ian”.CHW.1.1.16 “ya mbak, sangat merasa beban, di lain jika ibu tidak mengerti apa-
apa, aku harus mengurus rumah sendiri, menjadi anak serta harus nyiapin makan, baju dll mbak”.CHW.1.2.12
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari exspressive writing sebagai berikut :
“Ketika ibuku melihat pak bangsat itu di depannya, ibuku mengumpat- ngumpatinya.”CHM.1.2.7
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari Observasi sebagai berikut : “Subjek melanjutkan tulisannya, dengan ekspresi biasa, dan meletakkan
bulpen, kemudian melanjutkan lagi dan meletakkan bulpennya untuk kedua kalinya, kemudian melanjutkannya lagi.” CHO.1.1.6
“Subjek menjawab pertanyaan peneliti dengan tersedu-sedu dan sesaat terdiam, sesaat menghapus air matanya, peneliti berusaha menenangkan
dengan mengeluspundaknya, dan sesaat terdiam..”CHO.1.1.7
Deskripsi beban subjek yang dirasakan subjek karena tekanan dari adiknya yang tidak menerima ibunya, bahwa ibunya sakit, dan sering berkata kasar pada
RH, diperkuat dengan transkip wawancara sebagai berikut : “tapi dia terkadang berkata kasar, bilang “ jaga itu ibumu yang gila, aku
tidak punya ibu gila ”, aku semakin sakit ketika aku lagi-lagi harus menerima kenyataan bahwa adikku tidak bisa menerima ibuku deperti ini,
dan malah mengatainya “gila”, aju sudah berusaha menjelaskan dengan imo, tapi imo tidak pernah mau mengerti, aku bingung mbak, sakit rasanya
hati dan hidupku sampai mereka harus pergi meninggalkanku, aku juga sangat lebih sakit lagi mbak.”CHW.1.1.21
Deskripsi beban subjek yang dirasakan subjek karena subjek memiliki cita-cita dan subjek merasa sering terhambat karena ibunya yang sakit, diperkuat
dengan transkip wawancara sebagai berikut : “yang aku tau aku telat sekolah dan seperti ini sekarang karena ibu di
santet tetanggaku dan karena ibu selalu menyebut”.CHW.1.2.10 “di saat aku harus bersekolah dan bermain bersama teman-temanku aku
harus di rumah menemani ibu mbak, belum lagi ketika uangnya ayah habis, dan aku harus mengalah lagi sama ibu, aku ingin menangis
rasanya”.CHW.1.2.12.
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari Observasi sebagai berikut : “Subjek melihat peneliti dengan mata yang berkaca - kaca, dan menjawab
pertanyaan peneliti dengan sedikit sedih dan lemah”.CHO.1.1.8 “Aku sempat hampir tidak sekolah setelah lulus SD waktu itu mbak,
karena uang bapak, habis untuk mengobati ibu, bawa ke orang pintar dan rumah sakit, setelah saya nunda 1 tahun, saya di sekolahkan bapak di
SMP, itupun karena keluarga protes, masak saya sekolah cuman sampai SD, dan itu sebabnya ian dan imo di titipkan ke nenek dan ke bude,
setidaknya mereka bisa meneruskan sekolah disana mbak.”CHW.1.1.17.
“aku punya mimpi untuk kuliah, tapi ayah selalu bilang gak mungkin karena ibu sakit, uangya di buat biaya ibu sakit mbak, aku bekerja keras
dalam akademikku, dan menipis kenyataan agar aku bisa mewujudkan mimpiku.CHW.1.3.14.
“aku pingin ambil jurusan psikologi, agar aku mengetahui apa yang terjadi dengankeluargaku mbak, aku ingin mencari benang merah dan
mengatasinya.”CHW.1.3.17
Diperkuat dengan transkip yang diperoleh dari Observasi sebagai berikut : “Subjek masih terdiam dan tersedu-sendu sambil menundukkan kepalanya.
Kerudungnya yang berwana hitam di samping pipinya, sudah mulai tidak mengembang, mulai basah terkena air matanya, dan mulai
membentukwajahnya yang bulat.”CHO.1.1.8 .”