Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 biasa dikenal masayarakat dengan nama jalan beton. Perkerasan tipe ini sudah sangat lama dikembangkan di Negara-negara maju seperti Amerika, Jepang, Jerman dll. Selain permasalahan di atas, sistem perkerasan kaku yang diterapkan di Indonesia masih perlu dioptimalkan. Optimasi tersebut masih dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa kondisi di bawah ini: 1. Baja tulangan hanya dipasang satu lapis dengan posisi relatif di tengah ketebalan pelat sehingga tidak banyak memberikan kontribusi optimal pada kinerja struktural perkerasan kaku. Hal ini disebabkan karena dalam analisis struktur yang dilakukan dapat diketahui bahwa pada kasus perkerasan kaku maka akan terjadi tegangan tekan maupun tegangan tarik pada sisi atas maupun sisi bawah pelat beton sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1. sisi tarik sisi tekan sisi tarik Gambar 1. Komponen Gaya pada Konstruksi Perkerasan Jalan saat Beban Lalu Lintas Bekerja Slamet, 2014:3 2. Penggunaan bahan tambah set accelerator yang digunakan untuk mempercepat pengerasan beton belum di manfaatkan secara optimal. Hal ini terjadi karena adanya asumsi bahwa set accelerator dapat Beban Roda 5 mengakibatkan terjadinya retak-retak karena proses susut beton yang terjadi selama masa pengerasan beton . Pada kenyataannya, asumsi ini tidak sepenuhnya benar karena pada saat ini telah dimungkinkan modifikasi campuran beton dengan bahan tambah yang dapat meminimalisir regangan susut beton dan mengurangi panas hidrasi beton. Berdasarkan uraian diatas, maka pada penelitian kali ini diutamakan penelitian pada beton khusus yaitu dengan komponen utama penyusun beton berupa semen, agregat halus, agregat kasar, dan air serta ditambahkannya bahan lain. Dengan melakukan penelitian mengenai pengaruh set accelerator terhadap perkembangan kuat tekan dan kuat lentur beton berserat campuran yaitu serat baja dan serat polypropylene. Berdasarkan teori yang menjelaskan tentang sifat serat polypropylene itu sendiri bahwa kemampuannya menahan tarik dan momen lentur serta ketahanan terhadap pengaruh susutan beton, dan Penambahan serat baja fiber menurut Tjokrodimulyo, 2007:122, adanya serat dalam beton berguna untuk mencegah adanya retak-retak, sehingga menjadikan beton serat lebih daktail dari beton biasa. Selain penambahan serat campuran fibre kedalam adukan beton ditambahkan juga bahan set accelerator berupa sikament NN, tujuan dari ditambahkan bahan tersebut yaitu untuk mempercepat waktu pengerasan serta menambah kelecakan workability. Dengan penambahan bahan tersebut perlu dilakukan secara optimal, dengan jumlahtakaran yang tepat, penggunaannya sesuai dengan kebutuhan, serta pada penggunaan sikament NN perlu adanya perhatian khusus pada saat pencampuran kedalam adukan beton harus dilakukan 6 dengan metode serta waktu yang tepat, sehingga fungsi dan kegunaan dari masing-masing bahan tersebut dapat bekerja secara optimal. Selanjutnya pengembangan material sebagai bahan konstruksi yang modern, yang salah satunya dengan kegiatan pembelajaran yang menciptakan suatu inovasi baru dalam bidang konstruksi serta berkaitan dengan metode perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian mutu yang merupakan suatu tuntutan kompetensi utama yang harus dimiliki oleh para pekerja dalam bidang jasa konstruksi. Oleh karena itu dilakukannya penelitian dalam hal ini guna memecahkan permasalahan yang ada, Universitas Negeri Yogyakarta sebagai institusi pendidikan tinggi yang memiliki keunggulan di bidang pendidikan vokasi sangat berkepentingan untuk memberikan kontribusi solusi untuk memecahkan permasalahan di atas. B. Identifikasi Masalah Berasarkan masalah yang ada perlu dikaji identifikasi masalah tersebut, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana cara untuk meningkatkan kapasitas beban pada perkerasan kaku jalan raya dari masalah yang sering terjadi sekarang ini. 2. Bagaimana cara untuk mendapatkan suatu proporsi bahan yang tepat guna memperoleh suatu adukan beton yang dihasilkan dapat meningkatkan kekuatan perkerasan kaku jalan raya. 3. Bagaimana pengaruh penambahan serat campuran yaitu serat baja dan serat polypropylene terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton. 7 4. Bagaimana pengaruh penambahan serat campuran yaitu serat baja dan serat polypropylene terhadap kemudahan pengerjaan beton. 5. Bagaimana pengaruh penambahan set accelerator terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton berserat campuran.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tentang pengujian pengaruh set accelerator terhadap perkembangan kuat tekan dan kuat lentur beton berserat campuran maka berikut dilampirkan batasan masalah agar terfokus pada pembahasan penelitian ini, antara lain: 1. Pengujian dalam hal ini hanya dilakukan terhadap kuat tekan serta kuat lentur beton berserat campuran. 2. Digunakan serat campuran yaitu serat logam serat baja dengan diameter 0,75 mm dan panjang 60 mm dan serat non logam serat polyprophylane. 3. Benda uji untuk pengujian kuat tekan berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. 4. pengujian kuat lentur berbentuk balok dengan panjang 53 cm, lebar 10 cm dan tinggi 10 cm. 5. Proses percepatan pengerasan beton dilakukan dengan menggunakan bahan tambah set accelerator. 6. Komposisi dalam adukan beton dianggap sudah homogen serta penyebaran serat polypropylene dan serat baja dianggap sudah merata. 8 7. Perbandingan komposisi bahan atau berat yang terdiri dari semen, pasir, kerikil, 1 : 1.55 : 2.06. 8. Pengujian dilakukan pada umur 3, 7, 14 dan 28 hari. 9. Dalam hal ini reaksi kimia tidak dibahas.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang dapat dijadikan sebagai pokok permasalahan pada penelitian ini sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil kuat tekan beton berserat campuran pada umur 3, 7, 14, dan 28 hari ? 2. Bagaimana hasil kuat lentur beton berserat campuran pada umur 3, 7, 14, dan 28 hari ? 3. Bagaimana pengaruh penambahan set accelerator terhadap kuat tekan beton berserat campuran pada umur 3, 7, 14, dan 28 hari ? 4. Bagaimana pengaruh penambahan set accelerator terhadap kuat lentur beton berserat campuran pada umur 3, 7, 14, dan 28 hari ?

E. Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui efek perbandingan kuat tekan pada beton berserat campuran tanpa bahan tambah set accelerator dengan perawatan secara konvensional pada umur 3, 7, 14, 28 hari. 9 2. Mengetahui efek perbandingan kuat lentur pada perawatan beton berserat campuran tanpa bahan tambah set accelerator dengan perawatan secara konvensional pada umur 3, 7, 14, 28 hari. 3. Mengetahui efek perbandingan kuat tekan beton berserat campuran dengan bahan tambah set accelerator dengan perawatan secara konvensional pada umur 3, 7, 14, 28 hari. 4. Mengetahui efek perbandingan kuat lentur beton berserat campuran dengan bahan tambah set accelerator dengan perawatan secara konvensional pada umur 3, 7, 14, 28 hari.

F. Manfaat Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian ini akan didapat beberapa manfaat, yaitu sebagai berikut: 1. Teoritis Mengembangkan ilmu terkait dengan bidang studi teknologi beton yang secara fungsional dapat memperbaiki kinerja struktural, mempercepat masa konstruksi dan meningkatkan keawetan prasarana transportasi. 2. Praktis Mengembangkan metode konstruksi sebagai solusi alternatif untuk program percepatan pembangunan, peningkatan kualitas dan masa layan infrastruktur di Indonesia dengan melakukan penelitian terhadap cara perawatan beton berserat baja dapat mengetahui pengaruh dari cara perawatan tersebut yaitu pada kuat tekan dan kuat lentur beton ketika dilakukan pengujian pada umur yang telah ditentukan. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Beton

1. Pengertian Beton

Beton merupakan campuran antar bahan agregat halus dan kasar dengan pasta semen kadang-kadang juga ditambah admixture, yang apabila dituangkan kedalam cetakan dan kemudian didiamkan, akan menjadi keras seperti batuan. Proses pengerasan terjadi karena adanya reaksi kimiawi antara air dengan semen yang terus berlangsung dari waktu ke waktu. Hal ini menyebabkan kekerasan beton terus bertambah sejalan dengan waktu. Baton juga dapat dipandang sebagai batuan buatan. Rongga pada partikel yang besar agregat kasar diisi oleh agregat halus, dan rongga yang ada di agregat halus akan diisi oleh pasta campuran air dengan dengan semen, yang juga berfungsi sebagai bahan perekat sehingga semua bahan penyusun dapat menyatu menjadi massa yang padat Santoso, 2012:166. Agar dihasilkan kuat desak beton yang sesuai dengan rencana diperlukan mix design untuk menentukan jumlah masing-masing bahan susun yang dibutuhkan. Disamping itu, adukan beton harus diusahakan dalam kondisi yang benar-benar homogen dengan kelecakan tertentu agar tidak terjadi segregasi. Selain perbandingan bahan susunnya, kekuatan beton ditentukan oleh padat tidaknya campuran bahan penyusun beton tersebut. Semakin kecil rongga yang dihasilkan dalam campuran beton,