49
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan timbulnya varian terikat. Variabel bebas dalam hal ini adalah variasi beton
serat campuran, kemudian penambahan serat baja fibre, dan serat campuran antara serat baja disertai serat polypropylene hybrid, serta
pemakaian bahan tambah admixture.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam hal ini adalah nilai
slump dan kuat tekan beton.
3. Variabel Terkendali
Variabel pengendali adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan. Beberapa kemungkinan yang dapat mempengaruhi kuat
tekan dan kuat lentur beton dalam penelitian ini akan dikendalikan dengan berbagai perlakuan. Faktor-faktor tersebut adalah faktor air semen, umur
beton, jenis semen, asal dan kondisi agregat, serat baja dan serat polypropylene, set accelerator, cara pembuatan benda uji dan
perawatannya, berikut dapat dilihat pada gambar 8.
50
Gambar 9. Hubungan antar variabel
C. Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai pengujian dalam
penelitian ini, meliputi:
1. Semen portland pozolan PPC, berdasarkan SNI 15-0302-2004:1 Dalam eksperimen ini semen yang digunakan adalah semen
dengan merk Gresik dengan berat tiap sak adalah 40 kg, dimana butiran halus dan tidak terdapat penggumpalan. Berdasarkan SNI 15-0302-2004:1,
semen ini termasuk dalam Pozzolan Portland Cemen PPC, yaitu digunakan untuk semua tujuan pembuatan adukan beton, berikut dapat
dilihat pada gambar 9. Variabel Bebas
Metode Perawatan Beton
Variabel Terikat 1. Kuat Tekan
2. Kuat Lentur
Variabel Pengendali 1. Faktor Air Semen
2. Jenis Semen 3. Asal Dan Kondisi Pasir
4. Proses Pembuatan
Benda Uji 5. Umur beton
6. Serat Campuran 7.
Penambahan Set Accelerator
51
Gambar 10. Semen PPC tipe 1 Gresik 2. Agregat halus
Agregat halus atau pasir yang digunakan pada eksperimen ini diambil dari Sungai Progo Yogyakarta, dengan lolos saringan 4.76 mm
sesuai dengan SNI 03-6820-2002:3 tentang spesifikasi pasir untuk plesteran, butir maksimum agregat halus adalah 4.76 mm. Agregat halus
yang dipakai masuk dalam zone 2, tergolong agak kasar, berikut dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 11. Pasir Progo