PENGATURAN Garis Koordinasi Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketersediaan Ban Pengelolaan Sarana Prasarana pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung

104 Ada prosedur pelaporan barang yang sudah dibeli, kalau sarpras selain buku ada dengan laporan ke bagian sarpras tapi kalau pengadaan buku hanya dilaporkan pada siswa saja karena kalau buku sudah tanggung jawab kepala perpus sendiri. Selama ini tidak ada dana dari yayasan. menentukan surplier, yaitu bekerja sama dengan erlangga. e. Pelaporan barang yang sudah dibeli kepada bagian sarpras, pelaporan buku yang sudah dibeli kepada siswa. f. Tidak ada sumber dana dari yayasan. 9. Tentu saja kegiatan pengadaan merupakan tindak lanjut dari perencanaan. Sumber dana dari wali murid, terkadang juga dari bantuan pemerintah, tetapi jarang. Yang bertanggungjawab dalam menyusun proposal yaitu panitia yang telah dibentuk, tetapi tetap dibawah pengawasan wakasek sarpras. Tidak ada kegiatan lelang dalam menentukan surplier. Pelaporan barang yang sudah dibeli yaitu barang tersebut difoto dan dilaporkan kepada wakasek sarpras. Dari yayasan belum pernah memberi dana. a. Pengadaan merupakan tindak lanjtu dari perencanaan. b. Sumber dana dari wali murid dan terkadang dari bantuan pemerintah. c. Panitia bertanggungjawab dalam penyususnan proposal dan dibawah pengawasan wakasek sarpras. d. Tidak ada kegiatan lelang dalam menentukan surplier e. Pelaporan barang dengan difoto untuk diserahkan kepada wakasek sarpras. f. Tidak ada sumber dana dari yayasan. 10. Iya, kegiatan pengadaan merupakan tindak lanjut dari perencanaan. Sumber dana dari iuran wali murid yang disebut sebagai dana komite dan kadang dari bantuan pemerintah. Yang bertanggungjawab dalam menyusun proposal yaitu panitia yang telah dibentuk wakasek sarpras. Belum pernah ada kegiatan lelang dalam menentukan surplier. Pelaporan barang yang sudah dibeli tersebut kepada wakasek sarpras. Kalau berwujud barang ya biasanya difoto, tapi jika berwujud bangunan pelaporannya secara berkala, dari awal, ketika sedang dalam proses dan setelah bangunan tersebut selesai mas. a. Pengadaan merupakan tindak lanjut dari perencanaan. b. Sumber dana dari dana komite dan bantuan pemerintah. c. Panitia bertanggungjawab dalam menyususn proposal. d. Belum pernah ada kegiatan lelang dalam menentukan surplier. e. Pelaporan barang yang sudah dibeli dengan menggunakan foto. Pelaporan bangunan secara berkala, dari awal, proses, dan setelah bangunan jadi.

D. PENGATURAN Garis Koordinasi

1. Yang memegang tanggungjawab tertinggi dalam pengelolaan saran 1. Penanggungjawab tertinggi dalam  Penanggungjawab 105 prasarana itu wakasek sarana prasarana mas, jadi yang mengkoordinir ya wakasek sarana prasarana itu tadi. Tetapi dibawah wakasek sarana prasaran ada kepala bagian setiap ruang yang mengelola sarana prasarana di setiap ruang tersebut. Guru- guru juga diikutsertakan dalam pengelolaan sarana prasarana mas. pengelolaan sarpras adalah wakasek sarpras. Wakasek sarpras mengkoordinir kepala bagian setiap ruang. Kepala bagian setiap ruang mengelola sarpras di ruang masing-masing. Wakasek kesiswaan juga melibatkan guru dalam pengelolaan. tertinggi dalam pengelolaan sarpras adalah wakasek sarpras.  Wakasek sarpras mengkoordinir kepala bagian setiap ruang. Kepala bagian setiap ruang mengelola sarpras di ruang masing- masing. Wakasek sarpras juga melibatkan guru dalam pengelolaan.  Kepala sekolah dan komite sekolah bersifat mengetahui. 2. Semua pihak terlibat dalam pengelolaan tetapi atas tanggung jawab wakasek sarpras 2. Penanggungjawab pengelolaan sarpras adalah waksek sarpras dengan melibatkan semua pihak sekolah. 3. Jadi komite bersama-sama dengan bagian sarpras untuk berkoordinasi dalam mengelola sarpras. 3. Bagian sarpras dan komite berkoordinasi dalam pengelolaan sarpras. 4. Garis koordinasi pengelolaan sarpras kalau di SMA PGRI kan ada wakasek sarpras yang setiap tahun selalu membuat program kerja dan anggaran 4. Pengelolaan sarpras dikoordinasi oleh wakasek sarpras. 5. Kalau secara struktural kepala sekolah akan dibantu oleh wakasek yang termasuk salah satunya adalah wakasek sarpras yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sarpras. Dan wakasek sarpras mengkoordinir kepala perpustakaan, petugas laborat, dan para guru. Tentunya juga akan ada komunikasi pada komite tapi sifatnya mengetahui. 5. Kepala sekolah dan wakasek sarpras bertanggungjawab dalam pengelolaan sarpras. Wakasek sarpras mengkoordinir kepala perpustakaan, petugas laboratorium, dan guru. Komite sekolah bersifat mengetahui. 6. Wakasek sarpras bekerja sama dengan TU untuk mengelola dan juga melibatkan para guru dan kepala ruang masing2. 6. Wakasek sarpras bekerjasama dengan TU dalam mengelola sarpras dengan melibatkan guru dan kepala masing- masing ruang. 7. Setiap awal tahun ajaran wakasek sarpras ada program kerja yang berdasarkan permintaan dari guru-guru. 7. Wakasek sarpras menyusun program kerja berdasarkan permintaan guru. 8. Koordinasi tertinggi ada pada wakasek sarana prasarana. Jadi setiap guru, petugas TU, dan kapala perpustakaan berkoordinasi untuk pemeliharaan dan memberikan daftar kebutuhannya pada wakasek sarpras sehingga sarpras melibatkan komite sekolah dan 8. Penanggungjawab tertinggi dalam pengelolaan sarpras adalah wakasek sarpras. Guru, petugas TU, dan kepala perpustakaan bertugas memelihara sarpras dan memberikan daftar kebutuhan pada 106 kepala sekolah untuk menindaklanjutinya. wakasek sarpras. Wakasek sarpras melibatkan komite dan kepala sekolah dalam menindaklanjuti. 9. Garis koordinasi tertinggi kepala sekolah, dibawahnya ada wakasek sarpras karena yang mengurusi bagian sarpras adalah wakasek sarpras. Wakasek sarpras mengkoordinir guru, kepala bagian perpustakaan, laboratorium, dan TU. 9. Koordinasi tertinggi yaitu kepala sekolah dan wakasek sarpras. Wakasek sarpras mengkoordinir guru, kepala bagian perpustakaan, laboratorium, dan TU 10. Yang mengkoordinasi adalah kepala sekolah dan wakasek sarpras. Tapi secara teknis lebih ke wakasek sarpras. Kemudian melibatkan kepala masing- masing ruang dan guru mas. 10. Kepala sekolah dan wakasek sarpras mengkoordinir pengelolaan sarpras dengan melibatkan kepala ruang dan guru. Inventarisasi 1. Inventarisasi terhadap sarana prasarana dilakukan setelah pengadaan barang itu langsung kami inventaris mas. Ya setiap sarpras ada kode berdasarkan jenisnya tapi belum semua mas, harusnya kan sekecil apapun tetap ada inventarisnya dengan bentuk pengkodean tadi tapi selama ini belum semua mas. 1. Inventarisasi dilakukan setelah pengadaan barang. Setiap sarpras mempunyai kode berdasarkan jenisnya, tetapi belum semua.  Inventarisasi dilakukan setelah pengadaan barang, setiap semester, atau akhir tahun ajaran tergantung pada setiap masing- masing ruang.  Setiap sarpras dari pemerintah dan buku mempunyai kode berdasarkan jenisnya.  Belum semua sarpras diberi kode karena keterbatasan tenaga. 2. Inventarisasi terhadap sarana prasarana dilakukan ya kadang setelah barang itu datang tetapi terkadang setiap semester berakhir. Belum semua sarpras mempunyai kode, karena keterbatasan tenaga saja. 2. Inventarisasi dilakukan setelah pengadaan barang, tetapi terkadang setiap semester. Belum semua sarpras mempunyai kode karena keterbatasan tenaga. 3. Inventarisasi terhadap sarana prasarana dilakukan setelah barang itu datang. Belum semua sarpras mempunyai kode berdasarkan masing-masing jenisnya. 3. Inventarisasi dilakukan setelah pengadaan barang. Belum semua sarpras mempunyai kode. 4. Setiap barang datang kita langsung melakukan inventarisasi. Masih banyak yang belum di beri kode untuk inventaris, sebenarnya sekecil apapun harus ada nomer inventarisnya. 4. Inventarisasi dilakukan setelah pengadaan barang. Belum semua sarpras mempunyai kode. 5. Ya inventarisir tuw dilakukan perbagian ruangan setiap barang itu datang. Belum semuanya diberi kode, paling hanya sarpras 5. Inventarisasi dilakukan setelah pengadaan barang berdasarkan masing- masing ruang. Sarpras 107 yang berasal dari bantuan pemerintah. yang diberi kode hanya sarpras dari bantuan pemerintah. 6. Setiap awal tahun ajaran ada pendataan ulang terhadap sarpras untuk persiapan akreditasi. Kode secara keseluruhan belum, hanya peruangan saja yang ada kodenya. 6. Setiap awal tahun ajaran dilakukan inventarisasi sarpras untuk persiapan akreditasi. Sarpras yang diberi kode hanya tiap ruang. 7. Pendataan pasti ada, biasanya akhir tahun ajaran sehingga bisa menjadi acuan untuk menyusun program tahun selanjutnya. Untuk kode belum semua, hanya yang sifatnya bantuan dari pemerintah saja. 7. Inventaris dilakukan diakhir tahun ajaran, sebagai acuan penyusunan program. Belum semua ada kode untuk masing2 barang hanya yang dari bantuan pemerintah saja. 8. Inventarisasi terhadap sarana prasarana dilakukan ya ketika barang itu datang to, jadi waktunya ya fleksibel. Iya ada pemberian kode, khususnya buku pasti selalu ada untuk mempermudah mengelolanya. 8. Inventarisasi dilakukan setelah pengadaan barang. Buku selalu diberi kode. 9. Inventarisasi dilakukan per bagian ruang-ruang. Belum semuanya diberi kode, biasanya yang diberi kode itu yang bantuan dari pemerintah. 9. Inventarisasi dilakukan per bagian ruang. Barang yang diberi kode hanya bantuan dari pemerintah. 10. Inventarisasi dilakukan saat barang itu datang. Beberapa ada yang sudah mempunyai kode tapi belum semuanya, paling buku gitu yang sudah ada kodenya. 10. Inventarisasi dilakukan ketika barang datang. Buku sudah diberi kode. Penyimpanan 1. Kalau tempat khusus belum ada mas hanya saja selama ini menggunakan ruang kelas saja. 1. Tidak ada tempat khusus untuk penyimpanan sarpras. Tempat yang digunakan hanya ruang kelas.  Tidak ada tempat khusus untuk penyimpanan sarpras. Tempat yang digunakan hanya ruang kelas.  Tempat penyimpanan sarpras tidak tertata rapi. 2. Tidak ada, masih menggunakan ruang kelas. 2. Tempat penyimpanan yang digunakan adalah ruang kelas. 3. Tidak ada mas. 3. Tidak ada tempat penyimpanan khusus. 4. Kalau tempat khusus belum ada karena masih menggunakan ruang kelas. 4. Tempat penyimpanan yang digunakan adalah ruang kelas. 5. Ada, tapi kondisinya masih berantakan dan tidak tertata dengan rapi. Karena selain ketersediaan ruang penyimpanan yang kurang, serta masih belum merasa memiliki. 5. Tempat penyimpanan tidak tertata rapid an kurang. 108 6. Belum sehingga penataanya tidak rapi. 6. Belum ada tempat penyimpanan sehingga sarpras tidak tertata rapi. 7. Kalau tempat khusus penyimpanan ada tapi kondisinya tidak terawat dan penataannya tidak rapi 7. Ada tapi kondisinya rusak dan tidak tertata rapi 8. Ada mas, tapi ya bukan tempat khusus sich soale masih menggunakan ruang kelas. 8. Tempat penyimpanan menggunakan ruang kelas. 9. Tempat penyimpanan itu seperti ruang kelas mas, jadi belum ada tempat khusus yang dibuat untuk penyimpanan sarpras. 9. Tempat penyimpanan di ruang kelas. 10. Belum ada tempat penyimpanan khusus mas, jadi kadang disimpan di ruang kelas gitu sehingga tidak tertata dengan rapi. 10. Belum ada tempat khusus penyimpanan sehingga tidak tertata rapi. Pemeliharaan 1. Kalau pemeliharaan disini semua bertanggung jawab mas, jadi jika itu di ruangan laboratorium berarti kepala laboratorium beserta guru bertanggung jawab terhadap pemeliharaannya bahkan siswa juga sering dilibatkan. Kalau program khusus pengecekan tidak ada mas, paling hanya pengecekan secara visual saja. Biasanya setiap akhir tahun ajaran mas yang pasti dilakukan pengecekan. Tetapi kalau pengecekan secara visual saja setiap tengah semester mas. Ada mas, sekolah mengagihkan anggaran khusus setiap tahunnya untuk pemeliharaan sarpras, biasanya kalau anggaran untuk pemeliharaan saja menggunakan dana komite. 1. Semua pihak sekolah bertanggungjawab terhadap pemeliharaan sarpras. Penanggungjawab dalam pemeliharaan sarpras dibagi dalam tiap ruang. Tidak ada program khusus dalam pengecekan sarpras. Pengecekan dilakukan setiap akhir tahun ajaran. Pengecekan dilakukan secara visual saja dilakukan setiap tengah semester. Anggaran untuk pemeliharaan sarpras menggunakan dana komite.  Semua pihak sekolah bertanggungjawab terhadap pemeliharaan sarpras.  Penanggungjawab dalam pemeliharaan sarpras dibagi dalam tiap ruang.  Pemeliharaan sarpras dilakukan berdasarkan skala prioritas.  Tidak ada program khusus dalam pengecekan sarpras.  Pengecekan dilakukan setiap akhir tahun ajaran.  Pengecekan secara visual dilakukan setiap semester fleksibel.  Anggaran untuk pemeliharaan sarpras menggunakan dana komite yang disusun pada awal tahun ajaran. 2. Pelaksanaan pemeliharaan sarana prasarana di sekolah ini dari tata usaha sebagai penanggung jawab kenyamanan yang melibatkan bagian sarpras dan guru untuk pemeliharaan sarpras yang ada. Tidak ada program khusus untuk pengecekan sarpras. Pengecekan Paling ya satu semester sekali. Ada, sekolah mengagihkan anggaran khusus, sumbernya dari siswa. Makanya untuk pemeliharaanya saja harus 2. Penanggungjawab pemeliharaan sarpras adalah TU dan melibatkan bagian sarpras serta guru. Tidak ada program khusus dalam pegecekan sarpras. Pengecekan dilakukan setiap satu semester. Pemeliharaan menggunakan sumber dana dari siswa. Pemeliharaan dilakukan 109 dengan skala prioritas berdasarkan skala prioritas. 3. Pemeliharaan ya paling berupa pengecekan gitu mas. Kalau yang memelihara itu semua pihak sekolah ikut berpartisipasi merawatnya. Program khusus tidak ada, biasanya akan ada penilaian kelayakan sarana prasarana untuk mengetahui kondisinya. Waktu pengecekan fleksibel. Iya itu ada anggaran khusus setiap tahunnya untuk pemeliharaan. Itu biasanya ditentukan pada awal tahun ajaran. 3. Pemeliharaan berupa pengecekan. Semua warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan dan perawatan sarpras. Ada penilaian kelayakan untuk setiap sarpras. Waktu pengecekan fleksibel. Anggaran pemeliharaan sarpras disusun setiap awal tahun ajaran. 4. Pemeliharaanya ya setiap waktu yah minimal tiga bulan sekali wakasek sarpras melakukan pengecekan untuk mengetahui kondisi sarpras. Tidak ada program khusus untuk pengecekan sarpras. Tiga bulan sekali wakasek sarpras dan biasanya juga melibatkan guru2 untuk melakukan pengecekan secara visual saja. Setiap tahun kami pasti selalu mengalokasikan anggaran sendiri dalam RAKS untuk pemeliharaan sarpras. 4. Setiap tiga bulan sekali wakasek sarpras melakukan pengecekan secara visual dan melibatkan guru-guru. Tidak ada program khusus untuk pengecekan. Setiap tahun sekolah mengalokasikan anggaran dalam RAKS untuk pemeliharaan sarpras. 5. Untuk pemeliharaan sekolah kami menerapkan biaya penyusutan. Selama ini belum ada pengecekan, hanya kalau ada barang yang rusak saja. Pengecekan dilakukan fleksibel. Biaya perawatan ada walapun sedikit jadinya ya banyak yang mangkrak karena dananya terbatas untuk perawatan. 5. Pemeliharaan sarpras dengan menerapkan biaya penyusutan. Pengecekan hanya dilakukan ketika ada barang yang rusak. Jangka waktu pengecekan fleksibel. Biaya untuk pemeliharaan terbatas. 6. Untuk pemeliharaan ya paling hanya pengecekan secara visual saja. Tidak ada program khusus untuk pengecekan, karena mungkin minimnya komunikasi dengan wakasek sarpras jadi untuk pengecekan hanya insidental saja. Pengecekan tidak pasti untuk jangka waktunya. Ada anggaran khusus dari siswa per anak 350.000 dalam satu tahun. 6. Pemeliharaan dilakukan dengan pengecekan visual dan tidak ada program khusus. Pengecekan dilakukan secara insidental karena minimnya komunikasi dengan wakasek sarpras. Anggaran untuk pemeliharaan bersumber dari siswa sebesar Rp350.000,00 tiap siswa. 7. Semua warga sekolah ikutserta dalam pemeliharaan. Untuk program khusus dalam 7. Semua warga sekolah terlibat dalam pemeliharaan sarpras. 110 pengecekan tidak ada mas, pengecekan dilakukan biasanya secara fleksibel, terkadang juga satu tahun sekali oleh wakasek sarpras. Jangka waktu pengecekan tidak pasti mas, fleksibel tapi kadang satu tahun sekali. Iya untuk pembiayaan dalam pemeliharaan pihak sekolah menyediakan anggaran khusus. Biasanya anggaran tersebut ditentukan dalam kurun waktu satu tahun pada awal tahun ajaran. Tidak ada program khusus pengecekan sarpras. Jangka waktu pengecekan sarpras fleksibel, biasanya satu tahun sekali oleh wakasek sarpras. Anggaran untuk pemeliharaan disusun pada awal tahun ajaran. 8. Kalau dalam perpustakaan terlebih pemeliharaan pada buku sering saya mas, jadi kalau ada buku yang rusak gitu kita perbaiki sendiri mungkin dengan mengelem atau mengganti sampulnya. Dalam pemeliharaan saya juga punya satu orang yang membantu mas. Kalau program khusus untuk pengecekan gitu gak ada mas, yah jadi insidental saja. Untuk jenjang waktu pengecekan gak mesti mas, ya pokoknya kalau pas ada kurikulum baru gitu kita melakukan pengecekan. Ada mas anggaran khusus, kalau untuk khusus pemeliharaan di perpustakaan terlebih buku anggaranya 50.000 siswa dalam satu tahun. 8. Pemeliharaan buku perpustakaan sering dilakukan. Ketika ada buku yang rusak diperbaiki pihak perpustakaan. Program khusus untuk pengecekan belum ada. Pengecekan dilakukan secara insidental dan ketika ada kurikulum baru. Anggaran untuk pemeliharaan buku perpus sebesar Rp50.000,00 tiap siswa dalam jangka waktu satu tahun. 9. Yang bertanggungjawab memelihara sarpras semua pihak sekolah, tetapi untuk pemeliharaan secara rutin dilaksanakan oleh kepala bagian masing-masing ruang bersama anggotanya. Belum ada kalau untuk program khusus. Pengecekan ya dilakukan oleh wakasek sarpras. Pengecekan biasanya satu tahun sekali. Iya, ada anggaran dari sekolah khusus untuk biaya pemeliharaan. 9. Semua pihak sekolah bertanggungjawab memelihara sarpras. Pengecekan dilakukan wakasek sarpras satu tahun sekali. Ada anggaran khusus untuk biaya perawatan. 10. Biasanya wakasek sarpras mengadakan pengecekan sarana prasarana, tentang kelayakan sarprasnya untuk dipakai. Ya kalau program khusus tidak ada mas, ya cuma itu tadi pengecekan dilakukan oleh wakasek sarpras. 10. Wakasek sarpras mengecek kelayakan sarpras untuk digunakan. Pengecekan dilakuakn secara fleksibel. Pendanaan pemeliharaan sarpras disusun pada 111 Pengecekan dilakukan secara fleksibel. Pendanaan ya tentu saja ada mas, disusunnya ketika awal tahun ajaran. awal tahun pembelajaran.

E. PENGGUNAAN

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Pencatatan Sarana dan Prasarana Berbasis Web dengan Studi Kasus Sarana dan Prasarana

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Prasarana Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pada Mi Negeri Ambarawa

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketersediaan Ban Pengelolaan Sarana Prasarana pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketersediaan Ban Pengelolaan Sarana Prasarana pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung T1 162010061 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketersediaan Ban Pengelolaan Sarana Prasarana pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung T1 162010061 BAB II

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketersediaan Ban Pengelolaan Sarana Prasarana pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung T1 162010061 BAB IV

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ketersediaan Ban Pengelolaan Sarana Prasarana pada SMA Swasta di Kabupaten Temanggung T1 162010061 BAB V

0 0 3

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di SMA Negeri 1 Boja

0 0 13

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di SMA Negeri 1 Boja

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan Di SMA Negeri 1 Boja

0 0 14