STRATEGI PEMASARAN POLITIK DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KOTA GAJAH TIMUR KECAMATAN KOTA GAJAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2012
ABSTRAK
STRATEGI PEMASARAN POLITIK DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KOTA GAJAH TIMUR KECAMATAN KOTA GAJAH
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2012
Oleh:
Edwin Norman Jordan
Pemilihan Kepala Desa merupakan bagian demokrasi di Indonesia. Pemilihan kepala desa secara langsung menuntut setiap calon kepala desa memiliki strategi pemasaran politik agar dapat mendapatkan suara dari warga desa yang memiliki hak pilih. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimanakah Strategi Pemasaran Politik Ismail dalam Pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Tahun 2012?” Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran politik Ismail dalam pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur tahun 2012.
Tipe penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang didasarkan pada data kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah kepala desa terpilih, kandidat kepala desa, tim suskes kepala desa terpilih dan masyarakat di Desa Kota Gajah Timur. Metode pengumpulan data digunakan adalah wawancara secara mendalam dan dokumentasi.
(2)
Hasil penelitian menunjukkan: bahwa Strategi Pemasaran Politik Ismail dalam Pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Tahun 2012 dengan menentukan segmentasi pemilih ke tiga golongan, yaitu petani, pemuda dan ibu-ibu di Desa Kota Gajah Timur. Sedangkan targeting pemilih, Ismail dan tim suksesnya memfokuskan ke 5 (lima) dusun utama, yaitu Dusun Gajah Timur I sebanyak 554 mata pilih, Dusun Gajah Timur IV sebanyak 610 mata pilih, Dusun Pasar II sebanyak 639 mata pilih, Sri Rahayu I sebanyak 850 mata pilih dan Dusun Pasar I sebanyak 302 mata pilih. Berkaitan dengan positioning, Ismail menetapkan visi dan misi dan program-program kerja apabila terpilih menjadi Kepala Desa Kota Gajah Timur. Visi dan misi dan program-program kerja tersebut disampaikan kepada warga Desa Kota Gajah Timur melalui pertemuan-pertemuan dengan calon pemilih dari masing-masing segmentasi dan melakukan sosialisasi secara langsung dengan mengunjugi rumah-rumah warga secara pintu ke pintu dan ke tempat kerja warga.
(3)
STRATEGI PEMASARAN POLITIK DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA KOTA GAJAH TIMUR KECAMATAN KOTA GAJAH
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2012
Oleh:
EDWIN NORMAN JORDAN Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN
Pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2014
(4)
(5)
(6)
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Gajah pada tanggal 31 Desember 1990, putra pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Yusrizal dan Suprihatin.
Penulis menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-kanak di Kota Gajah pada tahun 1996, Sekolah Dasar di SDN 2 Kota Gajah pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama di MTS Ma’arif di Kota Gajah tahun 2005 dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Seputih Raman pada tahun 2008.
Pendidikan dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi dengan mengikuti Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur mandiri pada tahun 2008, dan diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Lampung.
(8)
MOTO
“jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak
dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan
orang lain, karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada
Allah apapun dan dimanapun kita berada kepada dialah
tempat
meminta dan memohon”
Kemenangan besar membutuhkan pengorbanan yang besar
(anonim)
Pengetahuan tidaklah cukup, kita harus mengamalkannya,
Niat tidaklah cukup, kita harus melakukannya
(Johann Wolfgang von Goethe)
(9)
PERSEMBAHAN
Bismillahirohmanirohim
Sujud syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya Kupersembahkan Skripsi ini untuk:
Papa dan Mama tercinta yang tiada henti-hentinya membesarkan, mendidik, mendoakan dan menasehati anaknya agar tetap pada jalan yang di ridhoi oleh
Allah SWT
Adikku
Rani dan Fisal yang selalu memberikanku senyuman keceriaan disetiap aku membutuhkan, dan
Seluruh teman-temanku yang sudah seperti keluarga yang selalu memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
(10)
SANWACANA
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Maha Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Maha Adil Bijaksana yang telah memberikan nikmat, berkat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW, para sahabat, keluarga serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi yang berjudul “Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Kecamatan Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2012” ini merupakan salah satu syarat dalam rangka mencapai gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada Jurusan Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung. Segala kemampuan telah pernulis curahkan untuk menyelesaikan skripsi ini, namun tidak menutup kemungkinan masih terdapat kekurangan, baik yang menyangkut isi maupun tulisannya. Untuk itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Penulis juga menyadari, bahwa tanpa bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak dalam hal materil maupun spiritual, penulisan skripsi ini tidak akan
(11)
terlaksana dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis dengan segala hormat mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung dan selaku dosen pembahas penulis yang telah bersedia untuk membimbing dan memberikan arahan, masukan, semangat, serta saran kepada penulis.
2. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Robi Cahyadi Kurniawan, S. IP. MA penulis yang telah bersedia untuk membahas dan memberikan arahan, masukan, semangat akan kehidupan serta saran kepada penulis.
4. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono selaku pembimbing utama, yang telah bersedia meluangkan waktunya, dan memberikan motivasi serta arahan selama proses bimbingan skripsi.
5. Bapak Budi Harjo S, Sos, M.IP selaku pembimbing kedua, yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan motivasi serta arahan selama proses bimbingan skripsi.
6. Seluruh dosen Ilmu Pemerintahan, Pak Sigit (selaku Sekretaris Jurusan), Pak Robi, Pak Syafar, Pak Piping, Pak Budi, Pak Arizka, Pak Pitojo, Pak Amantoto, Pak Darma, Pak Himawan, Buk Ari, Buk Feni, Buk Tabah, Buk Dwi, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan selama masa perkuliahan.
(12)
7. Seluruh staf administrasi dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, terutama Buk Maryanti, Pak Jumadi, Pak Herman, Pak Novalion, Pak Syamsuri terimakasih atas segala bantuannya dan dukungannya.
8. Bapak Ismail selaku kepala Desa Kota Gajah Timur terima kasih telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian.
9. Bapak dan Mamak terima kasih atas segala perhatian, doa dan dukungan yang diberikan untukku.
10.Sahabatku Ilmu Pemerintahan 08: Rikiyansyah,Aditya Primanda, M. Redho PP, Dendri, Jona, Cahyadi, Iyong, alvindra, Sheli, Putri, Reni, Sindi, Ayu, Nira, Nindi, dan lain - lain, terimakasih atas bantuan dan dukungan kalian semua.
11.Teman - teman: Didi, Dedi Setiawan, Tia, Nizar, Fajri, Iful, Ari, Ferdi, terimakasih buat kalian semua, dan untuk seluruh rekan yang telah berpartisipasi, baik langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
12.Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.
Demikianlah kata pengantar ini disusun, mohon maaf atas semua kekurangannya dan semoga skripsi ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan oleh berbagai pihak, selamat membaca dan terima kasih.
Bandar Lampung, 21 Mei 2014 Penulis,
(13)
DAFTAR ISI
Halaman I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Tinjauan Penelitian... 8
D. Kegunaan Penelitian... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Strategi ... 9
1. Pengertian Strategi ... 9
2. Tipe-Tipe Strategi ... 10
3. Strategi Pemasaran Politik ... 11
B. Tinjauan Kepala Desa ... 14
1. Pengertian Kepala Desa ... 14
2. Tugas Dan Wewenang Kepala Desa ... 16
3. Kewajiban Kepala Desa... 18
4. Larangan Bagi Kepala Desa ... 19
5. Pemberhentian Kepala Desa ... 19
C. Tinjauan Tentang Kepala Desa ... 20
D. Kerangka Pikir ... 22
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian ... 25
B. Fokus Penelitian ... 26
C. Lokasi Penelitian ... 28
D. Jenis Data ... 28
E. Sumber Informasi ... 29
F. Teknik Pengumpulan Data ... 30
G. Teknik Pengolahan Data ... 31
(14)
IV. GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Desa Kota Gajah Timur ... 33
B. Tugas Pokok Dan Fungsi Desa Kota Gajah Timur ... 35
a. Kepala desa ... 35
b. Perangkat desa ... 36
c. Kepala urusan pemerintahan ... 37
d. Kepala urusan umum... 38
e. Kepala urusan pembangunan ... 39
f. Kepala urusan keuangan ... 40
g. Kepala urusan pertanian ... 40
C. Nara Sumber ... 41
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pemasaran Politik Ismail Dalam Pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Tahun 2012 ... 44
1. Tahap Penentuan Segmentasi Pemilih ... 47
2. Tahap Penentuan Targeting Pemilih ... 51
3. Tahap Positioning ... 54
B. Analisis Strategi Pemasaran Politik Ismail Dalam Pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Tahun 2012 ... 72
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 83
B. Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(15)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Data Perolehan suara Akhir Pilkades Kota Gajah Timur Tahun 2012 ... 7 Tabel 2 Daftar Informan ... 42 Tabel 3 Hasil Rekapitulasi Suara Sah Pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timut Tahun 2012 ... 70
(16)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan kepala desa atau pilkades adalah sebuah kata yang sudah tidak asing lagi dan diperbincangkan oleh sebagian besar masyarakat khususnya masyarakat pedesaan di masa demokrasi saat ini, terutama bagi pihak-pihak yang berkecimpung dalam dunia politik ataupun praktisi politik. Pemilihan kepala desa erat kaitannya dengan kehidupan pemerintah desa yang nantinya berperan sebagai motor penggerak bagi kesejahteraan masyarakatnya.
Pemerintah desa sendiri merupakan struktur yang paling bawah dalam sistem pemerintahan nasional. Pemerintah desa mempunyai kedekatan dengan masyarakat dari berbagai lapisan, golongan, kepentingan dan berbagai persoalan dalam masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa jika pemerintahan desa berfungsi dengan baik, maka akan sangat memberikan pengaruh signifikan terhadap kemajuan berbagai bidang dalam masyarakat.
Berlakunya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa telah menciptakan sistem baru dalam proses pilkades dan tidak dapat dipungkiri bahwa keterlibatan masyarakat dalam pemilihan kepala desa ini telah meningkatkan intensitas peran masyarakat pedesaan dalam mengembangkan kehidupan berdemokrasi.
(17)
2
Pemilihan kepala desa (Pilkades) merupakan bentuk praktek demokrasi langsung di pedesaan. Dalam praktek demokrasi langsung seperti ini yang terpenting dikedepankan adalah proses pemilihan yang memegang teguh tiga aspek penting, yaitu aspek kompetisi antar calon, partisipasi dan kebebasan. Aspek kompetisi berkaitan dengan orang-orang yang mencalonkan diri sebagai kepala desa dan cara-cara yang dipakai untuk menjadikan mereka ini sebagai calon kepala desa.
Aspek partisipasi berkaitan dengan pemahaman masyarakat terhadap pemilihan kepala desa, yaitu cara mereka merumuskan tipe kepemimpinan kepala desa dan model mereka membangun kesepakatan politik dengan para calon kepala desa. Aspek kebebasan erat kaitannya dengan suasana warga pemilih dalam menentukan pilihan politiknya kepada para calon kepala desa.
Berdasarkan pertimbangan tiga aspek penting dalam proses pemilihan kepala desa tersebut, diharapkan akan terselenggara praktek demokrasi langsung melalui lembaga penyelenggara, proses dan produk pemilihan yang baik serta bermanfaat nyata bagi masyarakat desa. Sehingga bisa dikatakan bahwa pemilihan kepala desa akan sukses, jika tiga aspek penting dalam proses pemilihan tersebut diperhatikan secara cermat.
Lembaga penyelenggara Pilkades adalah Badan Permusyawaratan Desa (BPD). BPD dalam menyelenggarakan Pilkades, membentuk Panitia Pemilihan yang diisi oleh perangkat desa, pengurus lembaga desa dan tokoh masyarakat desa. Para anggota BPD berperan sebagai pengawas dalam penyelenggaraan pemilihan kepala desa. Selain pengawasan dari BPD, untuk mencapai hasil pemilihan yang
(18)
3
lebih baik, penting untuk mendorong munculnya pengawasan mandiri dari unsur-unsur masyarakat (karang taruna, kelompok perempuan, kelompok tani).
Panitia pemilihan kepala desa memegang peranan yang strategis pada semua tahapan pemilihan, mulai dari pendataan calon pemilih, penjaringan bakal calon kepala desa, melaksanakan pemungutan suara, menghitung perolehan suara, dan melaporkan seluruh hasil pemilihan kepala desa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, diketahui bahwa:
1. BPD memproses pemilihan kepala desa, paling lama 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan kepala desa.
2. Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat; Pemilihan Kepala Desa bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil; Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui tahap pencalonan dan tahap pemilihan.
3. Kepala desa menjabat maksimal dua kali
4. Untuk pencalonan dan pemilihan Kepala Desa, BPD membentuk Panitia Pemilihan yang terdiri dari unsur perangkat desa, pengurus lembaga kemasyarakatan, dan tokoh masyarakat. Panitia pemilihan melakukan pemeriksaan identitas bakal calon berdasarkan persyaratan yang ditentukan, melaksanakan peinungutan suara, dan melaporkan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa kepada BPD.
5. Panitia pemilihan melaksanakan penjaringan dan penyaringan Bakal Calon Kepala Den sesuai persyaratan; Bakal Calon Kepala Desa yang telah memenuhi persyaratan ditetapkan sebagai Calon Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan.
6. Calon Kepala Desa yang berhak dipilih diumumkan kepada masyarakat di tempat-tempat yang terbuka sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat.
7. Calon Kepala Desa dapat, melakukan kampanye sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat; Calon Kepala Desa yang dinyatakan terpilih adalah calon yang mendapatkan dukungan suara terbanyak; Panitia Pemilihan Kepala Desa melaporkan hash pemilihan Kepala Desa kepada BPD; Calon Kepala Desa Terpilih sebagaimana dirnaksud pada ayat; ditetapkan dengan Keputusan BPD berdasarkan Laporan dan Berita Acara Pemilihan dari Panitia Pemilihan.
8. Calon Kepala Desa Terpilih disampaikan oleh BPD kepada Bupati/Walikota melalui Camat untuk disahkan menjadi Kepala Desa Terpilih.
(19)
4
9. Bupati/Walikota menerbitkan Keputusan Bupati/Walikota tentang Pengesahan Pengangkatan Kepala Desa Terpilih paling lama 15 (lima belas) hari terhitung tanggal diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari BPD.
10.Kepala Desa Terpilih dilantik oleh Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas) hari terhitung tanggal penerbitan keputusan Bupati/Walikota.
11.Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.
Asas langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil dalam penyelenggaraan pemilihan umum di kalangan pemerintahan desa memberikan peluang kepada masyarakat seluas-luasnya untuk menentukan pilihannya. Pilkades merupakan kesempatan bagi warga desa untuk memilih kepala pemerintah atau kepala desa yang nantinya dipercaya untuk mengelola kinerja aparatur pemerintah di desa.
Penyelenggaraan pilkades merupakan sebuah pesta demokrasi bagi masyarakat desa, karena masyarakat desa dapat berpartisipasi langsung dengan memberikan suara untuk memilih calon Kepala Desa yang bertanggung jawab dan dapat memajukan potensi desa tersebut. Berkaitan dengan itu maka seorang calon kepala desa membutuhkan strategi kemenangan yang ditujukan untuk mendapatkan suara dari masyarakat setempat.
Strategi sendiri merupakan perangkat-perangkat yang dapat menentukan tujuan yang ingin dicapai serta harus menggunakan metode yang tepat agar hasil yang dicapai dapat optimal. Selain itu, strategi merupakan pola keputusan di satuan organisasi yang membentuk dan menampilkan tujuan dan sasaran dari organisasi itu, yang mana akan melahirkan kebijaksanaan dan rencana untuk mencapai tujuan yang dimaksudkan (Salusu, 1996: 89).
(20)
5
Berkaitan dengan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sebuah pencapaian harus melalui strategi yang matang, guna tercapainya tujuan yang diinginkan seperti halnya dalam sebuah pilkades. Strategi menjadi hal yang sangat penting dalam upaya memenangkan suara dalam suatu pemilihan. Strategi yang baik merupakan strategi yang tersusun atas dasar perencanaan-perencanaan yang matang dengan pelaksanaan secara efektif dan efisien.
Lebih lanjut diketahui bahwa dalam penentuan strategi terdapat dua hal yang tidak boleh terlewatkan sebelum membangun sebuah strategi, dimana kedua hal tersebut yaitu relativitas dan nilai-nilai pribadi yang dimiliki oleh masing-masing kandidat, kedua aspek ini merupakan tolak ukur untuk menentukan berhasil atau tidaknya strategi yang digunakan oleh masing-masing pihak dalam meraih suara pada saat pemilihan berlangsung.
Berdasarkan kedua titik di atas, strategi minimal dapat diperhitungkan tingkat penggunaannya dan kapan strategi tersebut digunakan pada waktu yang tepat. Mengingat strategi dapat berubah dalam waktu yang singkat sehingga perlu dipersiapkan alternatif strategi yang lain untuk menggantikan strategi sebelumnnya sesuai dengan kebutuhan, karena pada dasarnya sebuah strategi yang baik sekalipun tetap harus hati-hati dan perlu perhitungan yang matang dalam pelaksanaannya. Demikian pula halnya sebuah strategi yang dijalankan oleh para calon kandidat dan tim-tim pemenangan dalam pilkades langsung, dengan kondisi masyarakat yang plural menurut tim-tim pemenangan untuk dapat memahami kondisi agar strategi dapat digunakan pada timing yang tepat. Karena masyarakat merupakan subyek pemilih dan obyek bagi tim-tim pemenangan.
(21)
6
Strategi dalam pilkades sebenarnya dapat dijalankan pada hampir semua aktivitas menjelang pemilihan dan pada saat pemilihan, bahkan ada sebuah strategi yang telah dipersiapkan oleh tim-tim pemenangan bersama pasangan calon, jauh sebelum pelaksanaan pilkades namun pada umumnya strategi dibangun menjelang pemilihan, seperti pada saat pendaftaran calon, kampanye, pemungutan dan perhitungan suara dan sebagainya.
Penelitian ini akan membahas strategi yang digunakan oleh salah satu calon kandidat kepala desa yaitu Ismali bersama tim-tim pemenangnya. Pilkades Kota Gajah Timur yang dilaksanakan pada 15 Oktober 2012 diikuti oleh empat calon yang masuk dalam kandidat pemilihan kepala desa Kota Gajah Timur. Masing-masing calon menggunakan strategi guna memenangkan pemilihan dengan perencanaan yang matang untuk dimainkan oleh keempatnya bersama tim pemenang dalam rangka memperoleh dukungan dari masyarakat.
Berdasarkan hasil akhir perhitungan suara Pilkades Kota Gajah Timur, ternyata yang keluar sebagai pemenang dan terpilih menjadi kepala desa adalah Ismail, sedikit informasi bahwa Ismail merupakan seorang petani dan baru pertama kali mencalonkan diri sebagai kepala desa. Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian mengenai strategi yang telah digunakan oleh Ismail bersama tim pemenangannya, sehingga calon keluar sebagai calon terpilih pada pemilihan kepala desa tahun 2012.
(22)
7
Adapun hasil perolehan suara Pilkades Kota Gajah Timur tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Data perolehan Suara Akhir Pilkades Kota Gajah Timur 2012
No Urut Nama Calon Perolehan Suara Persentase
1 Ismail 2.467 51%
2 Hawari 1.161 24%
3 Heriyanto 774 16%
4 Kusnoto 435 9%
Jumlah Perolehan Suara Sah Pilkades
4.837 100%
Sumber: Perolehan Perhitungan Suara Pilkades Kota Gajah Timur 2012
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah Strategi Pemasaran Politik Ismail dalam Pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Tahun 2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi Pemasaran Politik dalam Pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Tahun 2012.
(23)
8
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan Penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat turut mengembangkan khasanah kelimuwan dibidang ilmu pemerintahan yang berkaitan tentang strategi pemilihan kepala desa.
2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan refrensi yang menambah wawasan di bidang strategi politik dalam pemilihan kepala desa.
(24)
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Strategi
1. Pengertian Strategi
Istilah strategi dari bahasa yunani “strategos” atau dengan kata jamak strategi yang berarti jenderal atau perwira (state officer) dengan fungsi dan tugas yang luas. Istilah tersebut digunakan untuk mewakili 10 (sepuluh) suku di Yunani yang dikenal dengan sebutan Board of Tai Strategy dan dalam artinya sempit Maurice Matlaff (1967: 4) menyebut strategi sebagai The Art of General (seni jenderal).
Sondang P. Siagian (1985: 21) mendefinisikan strategi sebagai cara-cara yang diambil yang sifatnya mendasar dan fundamental yang akan dipergunakan oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya dengan selalu memperhitungkan kendala lingkungannya yang pasti akan dihadapi.
Lebih lanjut Sondang P. Siagian (1985: 21) mengungkapkan bahwa “strategi” sebagai rencana yang amat cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sasaran khususnya dalam hal ini adalah ingin mengetahui strategi yang digunakan oleh tim pemenang pasangan calon
(25)
10
kepala desa dalam rangka perolehan suara terbanyak pada pilkades Kota Gajah Timur tahun 2012. Pengertian strategi juga dikemukakan oleh Tregoe dan Zimmerman (1980: 17) yang mengatakan bahwa strategi adalah suatu seni menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasaran melalui hubungan yang efektif dengan lingkunganya dalam kondisi yang saling menguntungkan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan bahwa strategi adalah cara atau langkah yang mendasar untuk menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dan memperlihatkan kendala atau pilihan yang diarahkan mencapai tujuan organisasi. Penyusunan sebuah strategi harus menggunakan metode maupun teknik-teknik tertentu sehingga kebijaksanaan yang dihasilkan akan optimal, untuk itu diperlukan adanya pengetahuan serta keahlian yang memadai dalam rangka tujuan organisasi.
2. Tipe-tipe Strategi
Tipe strategi menurut Koteen dalam J. Salusu (1994: 104-105) antara lain: 1. Corporate Strategy (strategi organisasi)
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, nilai, tujuan, nilai-nilai inisiatif-inisiatif strategi yang baru pembahasan-pembahasan ini diperlukan, yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa.
(26)
11
2. Program Stategy (strategi program)
Startegi ini memberikan perhatian pada implikasi-implikasi strategi dari suatu program tertentu, apa dampaknya apabila suatu program tertentu dilancarkan, apa dampaknya bagi sasaran organisasi.
3. Resource Support Strategy (strategi pendukung sumber daya)
Strategi ini memusatkan perhatian pada maksimalisasi pemanfaatan sumber daya essensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi. Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan dan teknologi.
4. Institutional Strategy (strategi institusi)
Fokus dari strategi institusional ialah mengembangkan kempuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategis.
3. Startegi Pemasaran Politik
Strategi pemasaran politik adalah analisis, perencanaan, implementasi dan kontrol terhadap politik dan program-program pemilihan yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran hubungan yang menguntungkan antara partai dan pemilih demi tujuan untuk mencapai political marketers objectives.
Butler dan Collins (1996: 28) mendefinisikan pemasaran politik sebagai adaptasi dari konsep dan teknik pemasaran komersial yang dilakukan oleh para aktor politik untuk mengorganisasi, mengimplementasi dan mengatur aktivitas politik untuk mewujudkan tujuan politik.
(27)
12
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan pemasaran politik dalam penelitian ini adalah keseluruhan tujuan dan tindakan strategis dan taktis yang dilakukan oleh aktor politik untuk menawarkan dan menjual produk politik kepada kelompok-kelompok sasaran (Sumber:
http://teorimp.wordpress.com/2010/12/28/pemasaran-politik/, diakses pada
tanggal 26 Mei 2013).
Untuk itu kerangka teori yang akan diaplikasikan dalam strategi pemasaran terdiri dari:
1. Segmentasi
Rhenald Kasali (2001: 119) segmentasi merupakan suatu proses mengkotak-kotakan pasar (yang heterogen) ke dalam kelompok-kelompok “potential customer” yang memiliki kesamaan kebutuhan dan atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama.
Segmentasi adalah pemilihan sekelompok orang dengan cara yang serupa atau sama memberikan tanggapan kepada seperangkat rangsangan pemasaran tertentu, dengan mengesampingkan kelompok “golongan putih” (golput) segmentasi dibagi dalam tiga segmen besar yaitu:
a. Segmen para pendukung kontestan yang dipasarkan, yang dibedakan menjadi dua yakni:
1. Pendukung inti atau lazim disebut sebagai basis massa (base partisan), adalah pendukung fanatik yang sangat sulit berubah pikirannya.
(28)
13
2. Pendukung lapis kedua yang lazim disebut sebagai soft-partisan, massa pendukung yang masih bisa berubah pilihannya oleh faktor-faktor atau tawaran-tawaran tertentu.
b. Segmen para pendukung kontestan pesaing yang juga terdiri dari (a) pendukung inti, dan (b) pendukung.
c. Segmen massa mengambang, yaitu segmen yang belum memutuskan kepada pihak mana suara akan diberikan. Secara umum segmen ini juga dapat dipilih menjadi dua, yaitu:
1. Segmen nonpartisipan dimana dari pemilu keputusan pilihan tidak menetap pada satu partai politik atau kandidat tertentu tapi bisa berubah-ubah tergantung faktor situsional.
2. Segmen yang pernah menjadi pendukung pihak tertentu, tetapi akan mengubah pilihannya karena merasa aspirasi tidak terpenuhi.
2. Targeting
Rhenald Kasali (2001: 371) mendefinisikan targeting sebagai suatu tindakan untuk memilih satu atau beberapa segmen pasar yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pasar dan yang akan dibidik untuk mencapai sasaran obyektif.
3. Positioning
Philip Kotler dikutip dalam Rhenald Kasali (2001: 526) mengatakan positioning adalah tindakan yang dilakukan oleh marketer untuk membuat citra produk dan hal-hal yang ingin ditawarkan kepada
(29)
14
masyarakat agar berhasil memperoleh posisi yang dicapai. Positioning (penentuan posisi) yaitu, tindakan merancang pemasaran dan citra partai politik dalam menepati posisi kompetitif. Positioning dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:
a. Positioning berdasarkan isu dan kebijaksanaan politik, yakni mempresentasikan kebijakan atau program yang diperjuangkan dan dijanjikan oleh kandidat politik jika menang dalam pemilu.
b. Positioning berdasarkan benefit, yakni partai akan memberi manfaat tertentu kepada pemilih.
b. Positioning berdasarkan citra kandidat, positioning yang mengacu pada sifat pribadi yang penting yang dianggap sebagai karakter kandidat.
B. Tinjauan Tentang Kepala Desa
1. Pengertian Kepala Desa
Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa menyebutkan bahwa pemerintah desa terdiri dari kepala desa dan perangkat desa. Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau Badan Hippun Pemekonan (BHP), dengan kata lain bahwa kepala desa merupakan pemimpin lembaga eksekutif desa yang dibantu oleh para perangkat desa yang telah dibentuk
(30)
15
oleh kepala desa tersebut untuk membantu menjalankan tugas-tugas kepala desa.
Menurut Sutardjo Kartohadikusumo dalam buku Saparin (1985: 30) menyatakan:
Pimpinan yang berwenang dalam Pemerintahan Desa ialah Kepala Desa atau dengan istilah adat dengan sebutan Lurah, Kuwu, Bekel, Petinggi (Jawa Tengah), Mandor, Lembur, Kekolot (Jawa Barat dan Banten), Kejuron, Pengulu Suku, Keucik, Pentua (Gayo, Alas, Aceh), Pengulu Adiko (Sumatera Barat), Penyimbang, Kepala Marga (Sumatera Selatan), Orang Kaya, Kepala Desa (Hitu, Ambon), Raja Penusunan (sekitar Danau Toba), Kesair Pengulu (Karo Batak), Parek, Klain, Marsaoleh (Gorontalo), Komelaho (Kalimantan Selatan).
Menurut Yumiko dan Prijono (2012: 83) pada dasarnya pemimpin-pemimpin desa terdiri dari:
a. Pemimpin formal yaitu kepala desa dengan pamongnya.
b. Pemimpin infolmal yang terdiri dari para alim ulama atau pemuka agama, para tetua desa atau seringkali disebut pemuka desa/pemipin adat, dan tokoh-tokoh partai politik yang saat ini tidak begitu berfungsi lagi karena usaha golkarisasi sejak menjelang pemilu 1971.
Masa jabatan kepala desa sendiri adalah selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya hal ini tertuang dalam Pasal 53 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Seorang kepala Desa hanya dapat menjabat sebagai kepala desa maksimal selama dua periode masa jabatan, pada periode ke tiga seorang kepala desa tersebut harus digantikan dengan orang lain.
(31)
16
Kepala desa dipilih langsung melalui pemilihan kepala desa oleh penduduk desa setempat. Seseorang yang akan mencalonkan diri sebagai kepala desa harus memenuhi persyaratan sebagai berikut sesuai dengan Pasal 44 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, yaitu:
a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Setia kepada Pacasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada NKRI, serta Pemerintah.
c. Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat.
d. Berusia paling rendah 25 tahun.
e. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa. f. Penduduk desa setempat.
g. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 tahun.
h. Tidak dicabut hak pilihnya.
i. Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun dan atau 2 kali masa jabatan.
j. Memenuhi syarat lain yang diatur Perda Kab/Kota.
2. Tugas dan Wewenang Kepala Desa
Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, urusan pembangunan, dan urusan kemasyarakatan, hal tersebut tertuang dalam Pasal 14 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. Tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan antara lain pengaturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan desa seperti, pembuatan peraturan Desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan Badan Usaha Milik Desa, dan kerja sama antar desa.
(32)
17
Tugas menyelenggarakan urusan pembangunan antara lain pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan sarana dan prasarana fasilitas umum desa seperti jalan desa, jembatan desa, irigasi desa, pasar desa. Tugas menyelenggarakan urusan pembangunan kemasyarakatan meliputi pemberdayaan masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya masyarakat seperti bidang kesehatan, pendidikan, serta adat istiadat.
Kepala Desa untuk melaksanakan tugas-tugas di atas, Kepala Desa mempunyai wewenang sesuai dengan Pasal 14 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, yaitu:
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa.
b. Mengajukan rancangan peraturan desa.
c. Menetapkan peraturan desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD.
d. Menyususn dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB-Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPD.
e. Membina kehidupan masyarakat desa. f. Membina perekonomian desa.
g. Mengkoordinasikan pembangunan desa (memfasilitasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan, pengembangan, dan pelestarian pembangunan di desa.
h. Mewakili di desanya di dalam dan di luar pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
i. Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(33)
18
3. Kewajiban Kepala Desa
Sesuai dengan pelaksanaan tugas dan wewenang kepala desa seperti yang telah dijabarkan di atas, maka kepala desa juga mempunyai kewajiban sesuai dengan Pasal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, yaitu:
a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat. d. Melaksanakan kehidupan demokrasi.
e. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari Kolusi, Korupsi dan Nepotisme.
f. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan desa.
g. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan.
h. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik. i. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan pengelolaan
keuangan desa.
j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa. k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa.
l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa.
m. Membina, mengayomi dan melestarikan nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat.
n. Memberdayakan masyarakat dan kelembagaan di desa.
o. Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan lingkungan hidup.
Berkaitan uraian di atas, kepala desa mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada bupati atau wali kota, memberikan laporan pertanggungjawaban kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa kepada masyarakat.
(34)
19
4. Larangan Bagi Kepala Desa
Kepala desa atau Desa juga mempunyai larangan, sesuai dengan Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, yaitu:
a. Menjadi pengurus partai politik.
b. Merangkap jabatan sebagai ketua dan atau anggota BPD, dan lembaga kemasyarakatan di desa bersangkutan.
c. Merangkat jabatan sebagai anggota DPRD.
d. Terlibat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan presiden, dan pemilihan kepala daerah.
e. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat, dan mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain.
f. Melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima uang, barang, dan atau jasadari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya.
g. Menyalahgunakan wewenang.
h. Melanggar sumpah atau janji jabatan.
5. Pemberhentian Kepala Desa
Kepala Desa dapat berhenti atau diberhentikan sesuai dengan Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, yaitu :
a. Meninggal dunia. b. Permintaan sendiri. c. Diberhentikan.
Seorang kepala desa diberhentikan dari jabatannya sebagai kepala desa dikarenakan:
1) Berakhinya masa jabatan dan telah dilantiknya pejabat baru yang akan menggantikannya sebagai kepala desa.
2) Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 6 (enam) bulan. 3) Tidak lagi memenuhi syarat sebagai kepala desa.
4) Dinyatakan melanggar sumpah atau janji jabatan. 5) Tidak melaksanakan kewajiban kepala desa. 6) Melanggar larangan bagi kepala desa.
(35)
20
Pemberhentian kepala Desa seperti hal yang telah dijelaskan di atas, diusulkan oleh pimpinan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) kepada bupati atau walikota melalui camat berdasarkan keputusan musyawarah Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang dihadiri oleh minimal 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Pengesahan pemberhentian kepala Desa ditetapkan dengan keputusan bupati atau walikota paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak usulan dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang melalui camat diterima oleh bupati atau walikota, dan selanjutnya bupati atau walikota mengangkat pejabat kepala Desa yang tata caranya diatur melalui peraturan daerah atau kota.
C. Tinjauan Tentang Pemilihan Kepala Desa
Sistem pemilihan Kepala Desa di Indonesia dipilih langsung oleh penduduk desa dari calon yang memenuhi syarat serta mempunyai suara terbanyak. Sepanjang sejarah pemerintahan di Indonesia hanya kepala desa yang dipilih langsung oleh rakyat, sedangkan presiden dan wakil presiden berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 baru dilaksanakan pada pemilu 2004, hal itu merupakan perkembangan baru dalam pemerintahan Indonesia.
Pemilihan kepala desa memiliki sejarah panjang sejak sebelum Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979. Dengan demikian soal pemilihan kepala desa sampai saat ini masih relevan untuk dibahas dan dikaji. Agar mendapat
(36)
21
kejelasan yang mendalam perlu mengetahui sejarah perjalanan pemilihan kepala desa di Indonesia adalah sebagai berikut.
Periode sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, yaitu sebagai berikut:
a. Berdasarkan konstitusi kerajaan Belanda tahun 1948 diterbitkanlah Indische Staatregeling yang berlaku mulai tahun 1854, ketentuan mengenai desa diatur dalam Pasal 128:
1) Desa-desa bumiputra dibiarkan memilih kepada anggota pemerintahan desanya sendiri, dengan persetujuan penguasa yang ditunjuk untuk itu menurut ordonasi. Gubernur jendral menjaga hak tersebut terhadap segala pelanggarannya.
2) Dengan ordonasi dapat ditentukan keadaan dimana kepala desa dan anggota pemerintah desa diangkat oleh penguasa yang ditunjuk untuk itu.
3) Kepala desa bumiputra diberikan hak mengatur dan mengurus rumah tangganya dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh gubernur jenderal, pemerintah wilayah dan residen atau pemerintah otonom yang ditunjuk dengan ordonasi.
4) Jika yang ditentukan dalam ayat (1) dan ayat (2) dari pasal ini tidak sesuai dengan lembaga masyarakat atau dengan hak-hak yang diperkenankan dimiliki, maka berlakunya ditangguhkan.
5) Dengan ordonasi dapat diatur wewenang dari desa bumiputra untuk: (a) memungut pajak di bawah pengawasan tertentu; (b) di dalam
(37)
batas-22
batas tertentu menetapkan hukuman terhadap pelanggaran atas aturan yang diadakan oleh desa (Suhartono, 2001: 46).
b. Desa diketahui sebagai badan hukum adat yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan stbl. 1855, untuk menentukan siapa yang berhak menjadi kepala desa, maka rakyat pedesaan memilih sendiri secara langsung kepala desanya. Kemudian dikeluarkan undang-undang yang mengatur tentang kedesaan oleh pemerintah Hindia Belanda.
D. Kerangka Pikir
Pemilihan kepala desa merupakan sarana untuk melakukan pergantian kekuasaan pada tingkatan daerah sebagai syarat untuk meneruskan estafet pemerintah. Rakyat dengan model pemilihan langsung dapat lebih leluasa untuk memilih pemimpin yang disukai sesuai dengan hati nuraninya tanpa ada paksaan dari siapapun, sehingga ukuran demokratis akan menjadi lebih terlihat dengan model pemilihan tersebut.
Ketentuan situasi pilkades langsung, masyarakat dihadapkan kepada pilihan-pilihan calon pemimpin yang disukainya, dengan demikian sebuah kompetisi diantara masing-masing calon pemimpin akan sangat kuat terjadi di dalamnya. Kompetisi tersebut terjadi hampir disemua aktifitas pada saat menjelang sampai dengan pemilihan. Sesuai dengan hal di atas, dalam pemilihan Kepala Desa menang atau kalah menjadi suatu keniscayaan bagi masing-masing pasangan calon, untuk itu strategi menjadi hal yang signifikan
(38)
23
dalam penentuan kemenangan pasangan calon yang bertarung dalam arena politik tersebut.
Calon untuk masuk dalam bursa pemilihan mempunyai peran yang besar dalam rangka menentukan strategi yang digunakan untuk memenangkan pemilihan. Bersama pasangan kandidat langkah strategis yang biasa dilakukan oleh partai politik tersebut adalah dengan membentuk tim-tim pemenangan yang akan menjadi pelaksana dari strategi yang telah disusun dan terlepas dari peran yang dimainkan oleh tim-tim pemenangan, pasangan calon juga mempunyai pengaruh dalam menentukan simpati dari masyarakat dalam rangka mendapat dukungan guna memperoleh suara terbanyak.
Calon kepala desa dalam rangka untuk meraih simpati dan dukungan tersebut untuk mendapatkan perolehan suara terbanyak, maka diperlukan pemikiran cerdas dan teliti dalam menghasilkan sebuah strategi yang ampuh. Strategi pemasaran politik salah satunya diungkapkan oleh Butler dan Collins (1996: 28) (political marketing strategy), strategi dalam penelitian ini coba dibangun dengan menggunakan tiga tahapan strategi pemasaran. Pertama melalui segmentasi, yang diartikan sebagai pemilahan kelompok dalam segmen di masyarakat. Tahap selanjutnya dilanjutkan dengan targeting, yang diartikan sebagai sasaran khusus hasil dari segmentasi dan yang terakhir adalah positioning yang diartikan sebagai tidakan merancang pemasaran dan citra politik dalam menempati posisi kompetitif.
(39)
24
Pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Kabupaten Lampung Tengah yang memunculkan sebagai calon terpilih membuktikan bahwa kemenangan dapat terjadi dari berbagai macam faktor. Pertanyaan yang muncul adalah apa yang menyebabkan kemenangan calon dalam pemilihan kepala desa. Penulis untuk memudahkan menentukan variabel dan menganalisis data yang menunjukkan faktor-faktor yang menyebabkan kemenangan tersebut, menggunakan toeri Political Marketing Strategy (strategi pemasaran politik) yang telah disebutkan di atas, guna menjawab pertanyaan tersebut.
Penulis menyederhanakan uraian kerangka pikir membuat bagan berikut ini.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Calon Kepala Desa
Kemenangan Ismail dalam pemilihan Kepala Desa
Strategi Pemenangan model Political Marketing Strategy : 1. Segmentasi, terdiri dari :
1. Segmen pendukung kontestan, yang terbagi: a. Pendukung inti (base-partisan)
b. Pendukung lapis kedua (soft-partisan)
2. Segmen pendukung pesaing (juga terdiri dari pendukung inti dan pendukung lapis kedua)
3. Segmen massa mengambang, yang terbagi: a. Segmen nonpartisan
b. Segmen yang mengubah pola pilih akibat aspirasi tidak terpenuhi
2. Targeting, sasaran khusus hasil segmentasi (swing vote) 3. Positioning, berupa:
a. Positioning berdasarkan isu dan kebijakan politik b. Positioning berdasarkan benefit
(40)
25
dalam penentuan kemenangan pasangan calon yang bertarung dalam arena politik tersebut.
Calon untuk masuk dalam bursa pemilihan mempunyai peran yang besar dalam rangka menentukan strategi yang digunakan untuk memenangkan pemilihan. Bersama pasangan kandidat langkah strategis yang biasa dilakukan oleh partai politik tersebut adalah dengan membentuk tim-tim pemenangan yang akan menjadi pelaksana dari strategi yang telah disusun dan terlepas dari peran yang dimainkan oleh tim-tim pemenangan, pasangan calon juga mempunyai pengaruh dalam menentukan simpati dari masyarakat dalam rangka mendapat dukungan guna memperoleh suara terbanyak.
Calon kepala desa dalam rangka untuk meraih simpati dan dukungan tersebut untuk mendapatkan perolehan suara terbanyak, maka diperlukan pemikiran cerdas dan teliti dalam menghasilkan sebuah strategi yang ampuh. Strategi pemasaran politik salah satunya diungkapkan oleh Butler dan Collins (1996: 28) (political marketing strategy), strategi dalam penelitian ini coba dibangun dengan menggunakan tiga tahapan strategi pemasaran. Pertama melalui segmentasi, yang diartikan sebagai pemilahan kelompok dalam segmen di masyarakat. Tahap selanjutnya dilanjutkan dengan targeting, yang diartikan sebagai sasaran khusus hasil dari segmentasi dan yang terakhir adalah positioning yang diartikan sebagai tidakan merancang pemasaran dan citra politik dalam menempati posisi kompetitif.
(41)
26
“Data kualitatif sangat menarik. Ia merupakan sumber dari deskripsi yang luas dan berlandaskan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Dengan data kualitatif, kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab-akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat. Dan lagi, data kualitatif dapat membimbing kita untuk memperoleh penemuan-penemuan yang tak diduga sebelumnya dan untuk membentuk kerangka teoritis baru; data tersebut membantu para peneliti untuk melangkah lebih jauh lagi dari praduga dan kerangka kerja awal” (1991: 1-2).
Penekanan pelaksanaan dalam penelitian ini adalah unsur manusia sebagai instrumen penelitian. Hal tersebut sesuai dengan sifat penelitian kualitatif yang lentur dan mengikuti pola pemikiran manusia, sehingga dari sifat inilah penulis mampu secara tanggap merespon kondisi dan kenyataan di lapangan selama pelaksanaan penelitian. Proses penelitian ini menuntut kecermatan, ketelitian dan konsistensi tentang topik dan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan serta menjaga obyektifitas penelitian.
Berdasarkan konsepsi tipe penelitian tersebut, maka dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah ingin melihat gambaran secara menyeluruh mengenai Strategi calon kepala desa dalam proses Pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Kabupaten Lampung Tengah.
B. Fokus Penelitian
Pada penelitian kualitatif, fokus penelitian memegang peranan yang sangat penting. Fokus penelitian menentukan batasan dalam sebuah penelitian sehingga masalah yang diteliti tidak melebar. Ditegaskan oleh Sudarto (1996: 66)
(42)
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Strategi Calon Kepala Desa dalam proses Pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Kabupaten Lampung Tengah tahun 2012, maka tipe penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yang didasarkan pada data kualitatif.
Berkenaan dengan penelitian kualitatif, Bogdan dan Taylor (1975: 27) dalam Moleong (2000: 3) berpendapat bahwa penelitian kualitatif bertujuan untuk menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian pendekatan kualitatif dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk meneliti obyek kajian. Hal ini ditunjukkan untuk memperoleh informasi yang mendalam dangan jalan berinteraksi langsung kepada masyarakat.
Prosedur penelitiannya bersifat menjelaskan, menggambarkan dan menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata dan atau kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti. Selanjutnya Mathew B. Miles dan A. Mitchel Huberman menjelaskan:
(43)
27
“Penelitian kualitatif menghendaki ditetapkannya batas dalam penelitiannya atas dasar fokus yang timbul sebagai masalah dalam penelitian. Bagaimanapun penentuan fokus sebagai masalah dalam penelitian penting artinya dalam usaha menemukan batasan penelitian. Berdasarkan hal yang seperti ini peneliti akan dapat menemukan lokasi penelitian”.
Berdasarkan penjelasan di atas, fokus penelitian dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yaitu untuk menjawab bagaimana strategi yang dilakukan oleh calon kepala desa dalam pemilihan kepala desa Kota Gajah Timur tahun 2012 di Kabupaten Lampung Tengah. Adapun yang akan diamati dalam penelitian ini dilihat dari proses strategi dalam pemilihan kepala desa.
Pada penelitian ini penulis menggunakan strategi pemasaran politik (political marketing strategy), Strategi dalam penelitian ini coba dibangun dengan menggunakan tiga tahapan strategi pemasaran. Pertama melalui segmentasi, yang diartikan sebagai pemilahan kelompok dalam segmen dimasyarakat. Pada tahap selanjutnya dilanjutkan dengan targeting, yang diartikan sebagai sasaran khusus hasil dari segmentasi dan yang terakhir adalah positioning yang diartikan sebagai tidakan merancang pemasaran dan citra politik dalam menempati posisi kompetitif.
(44)
28
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan alur yang paling utama dalam menangkap fenomena atau pristiwa yang sebenarnya terjadi dari obyek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data penelitian yang akurat. Penentuan lokasi ditentukan peneliti dengan sengaja. Menurut Moleong (2001: 86) dalam penentuan lokasi penelitian cara yang baik ditempuh dengan jalan mempertimbangkan teori subtantif dan menjajaki lapangan untuk mencari kesesuaian, sebagai pertimbangan dalam menentukan lokasi penelitian.
Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Kota Gajah Timur Kecamatan Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah, dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut memiliki permasalahan yang relevan dengan judul yang mudah dijangkau. Selain itu banyak proses pembelajaran di bidang pemerintah yang dapat diambil manfaatnya. Berkaitan dengan uraian di atas, penentuan lokasi penelitian yang penulis tentukan merupakan lokasi penelitian melakukan pemilihan kepala desa pada tahun 2012 yang lalu, sehingga penulis menemukan kemudahan untuk mengetahui strategi apa yang dipakai oleh kepala desa yang terpilih dalam pemilihan kepala desa di Kota Gajah Timur.
D. Jenis Data
Menurut Loftland dan Loftland (1984: 47) sumber data utama pada penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti sumber data tertulis. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:
(45)
29
1.Data Primer
Data primer yang digunakan adalah yang berasal dari hasil wawancara. Sumber data dapat ditulis atau direkam. Wawancara akan dilakukan kepada informan yang telah ditentukan dengan menggunakan panduan wawancara mengenai strategi dalam pemilihan kepala desa.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data digunakan untuk mendukung dan mencari fakta yang sebenarnya, misalnya memvalidasi data hasil wawancara. Data-data tersebut dapat bersumber dari dokumentasi berupa majalah, surat kabar, buku arsip, situs dan sumber-sumber yang dapat diterima.
Data sekunder dalam penelitian ini didapat secara tidak langsung yang diperlukan untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari data primer. Data sekunder ini berupa bahan-bahan tertulis yang mencakup undang-undang dan peraturan terkait, serta referensi-referensi yang menjadi panduan.
E. Sumber Informasi
Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling, dimana informan penelitian ditentukan berdasarkan pertimbangan keperluan penulisan penelitian yang memang mewakili sumber informasi yang ingin didapatkan oleh penulis. Adapun yang menjadi sumber informasi dalam penelitian ini antara lain:
(46)
30
1. Kepala Desa Kota Gajah Timur Terpilih; 2. Tim Sukses Calon Kepala Desa; dan 3. Warga Desa Kota Gajah Timur
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan penulis gunakan dalam rangka memperoleh berbagai informasi yang akurat bagi penelitian ini adalah wawancara secara mendalam dan dokumentasi.
1. Wawancara mendalam
Teknik tersebut akan dilakukan dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan beberapa narasumber yang dianggap telah memenuhi atau relevan dengan penelitian ini. Wawancara ini dilakukan secara terbuka serta mendalam agar dapat memberikan kesempatan kepada narasumber tersebut dalam rangka menjawab secara bebas.
Hal ini bertujuan memperoleh kejelasan dari sumber-sumber data dokumentasi yang belum dipahami oleh peneliti, serta untuk memperoleh pengertian maupun penjelasan yang lebih mendalam tentang realita dari obyek yang akan diteliti tersebut. Proses wawancara tersebut dibantu dengan panduan wawancara sebagai alat bantu penulis dalam penyajian data.
(47)
31
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi ini dilakukan dalam rangka mengumpulkan data-data yang bersifat tertulis baik berupa dokumen, arsip, buku, buletin, maupun literatur tertulis lainnya yang selaras serta mendukung penyelesaian penelitian yang akan dilakukan ini.
G. Teknik Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh di lapangan selanjutnya akan dilolah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Tahapan editing
Editing merupakan kegiatan dalam menentukan menentukan kembali data yang berhasil diperoleh dalam rangka menjamin validitasnya serta dapat untuk segera dipersiapkan pada-proses selanjutnya.
2. Tahapan interpretasi.
Pata tahapan ini, data-data penelitian yang telah dideskripsikan baik melalui narasi maupun tabel selanjutnya diinterpretasikan sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Reduksi data, yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, dan transformasi data kasar yang mencul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.
(48)
32
2. Penyajian data, yaitu usaha menampilkan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
(49)
IV. GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Desa Kota Gajah
Asal mula Desa Kota Gajah didapatkan dari tiga kategori pembukaan yang dilakukan oleh para tetuah desa, dimana pembukaan desa tersebut antara lain pembukaan oleh warga, pembukaan oleh transmigrasi, dan pembukaan oleh Yayasan Pembuka Tanah (YAPETA). Pembukaan oleh YAETA inilah yang banyak berkaitan dengan nama Desa Kota Gajah. Semula tanah di daerah sekitar wilayah ini masih berupa hutan belantara dan milik perorangan, yaitu milik Ki Santang yang dibeli oleh YAPETA.
Hutan ini adalah tempat lalu lintas Gajah dari selatan ke utara dari barat ke timur karena tempatnya berada di tengah-tengah dan persimpangan jalan, maka hutan ini berfungsi sebagai tempat pemberhentian gajah-gajah. Pada tahun 1954, 1955, 1956 hutan ini dibuka dengan alat berat yang serba mekanis yang oleh masyarakat pada waktu itu masih sangat asing.
Kota Gajah pada waktu itu hanyalah sebutan dan bukan nama dari desa yang diberikan oleh orang-orang YAPETA saja karena banyak orang luar yang mencari keluarganya banyak yang tersesat tidak menemukan apa yang dicari
(50)
34
karena penjelasannya hanya di Kota Gajah. Selain itu pada waktu pembukaan hutan ditemukan kerangka gajah mati yang masih utuh.
Melihat keadaan itulah maka pemerintah daerah TK. II Lampung Tengah menganggap perlu Kota Gajah diwujudkan sebagai desa. Desa Kota Gajah diresmikan pada tanggal 12 Januari 1974 dengan kepala desa yang pertama bernama Busro seorang purnawirawan ABRI. Pelantikan ini diwujudkan dengan surat keputusan Bupati KDH TK. II Lampung Tengah Nomor 25 Tahun 1973.
Monografi dari Desa Kota Gajah Timur berdasarkan luas wilayah dan batas-batas desa, yaitu sebagai berikut:
a. Luas wilayah seluruhnya 65,9 Ha - Pekarangan 32 Ha
- Ladang dari kebun - Lapangan
- Kuburan 1 Ha
b. Batas-batas Kampung
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kampung Rejo Asri. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kampung Purwosari. - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kampung Purworejo. - Sebelah Barat berbatasan dengan Kota Gajah.
(51)
35
B. Tugas Pokok dan Fungsi Desa Kota Gajah Timur
a. Kepala Desa
Kepala Desa dipilih langsung oleh penduduk Desa Kota Gajah Timur dari calon yang memenuhi syarat. Kepala Desa memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Kepala Desa dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya bertanggung jawab kepada rakyat melalui BPD dan menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati dengan tembusan kepada camat. Secara rinci dapat diketahui bahwa tugas Kepala Desa, yakni:
1. Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
2. Dalam melaksanakan tugas, kepala desa mempunyai wewenang:
Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD;
Mengajukan Rancangan Peraturan Desa;
Menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD;
Membina kehidupan masyarakat dan perekonomian desa; dan Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif.
(52)
36
b. Perangkat Desa 1. Sekretaris Desa
Kedudukan dari sekretaris Desa Kota Gajah Timur, yaitu sebagai staff pembantu Kepala Desa dan pemimpin sekretaris desanya sendiri. Tugasnya yaitu menjalankan administrasi pembangunan pemerintahan dan kemasyarakatan desa serta memberikan pelayanan administrasi kepada Kepala Desa.
2. Kepala Urusan
Kedudukan kepala urusan yaitu sebagai unsur pembantu sekretaris desa dalam bidang tugasnya. Tugas utama kepala urusan yaitu menjalankan kegiatan-kegiatan sekretaris desa dalam bidang tugasnya masing-masing. Kepala Urusan di Desa Kota Gajah Timur ada 5 (liam), yaitu: Kepala Urusan Pemerintahan, Kepala Urusan Umum, Kepala Urusan Pembangunan, Kepala Urusan Keuangan, Kepala Urusan Pertanian. Adapun tugas dari masing-masing Kepala Urusan di Desa Kota Gajah Timur, yaitu:
a. Kepala Urusan Pemerintahan
1. Merumuskan progam kegiatan Sub Tata Pemerintahan Desa berdasarkan hasil evaluasi kegiatan tahun lalu sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku serta sumber data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan;
2. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelaksanaan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan kebijakan atasan;
(53)
37
3. Membagi tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas;
4. Melaksanakan koordinasi dengan Kepala Sub Bagian di lingkungan Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD dan instansi terkait baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, data dan informasi untuk memperoleh hasil kerja yang optimal;
5. Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan kebijakan Bupati di bidang Tata Pemerintahan Desa;
6. Melaksanakan pengkajian dan penelitian dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa;
7. Melaksanakan monitoring penyelenggaraan pemerintahan desa dan melakukan inventarisasi permasalahan yang muncul dalam penyelenggaraan pemerintah desa;
8. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja bawahan secara berkala melalui sistem penilaian yang tersedia sesuai ketentuan yang berlaku;
9. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar pengambilan kebijakan;
10.Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan tugas.
(54)
38
b. Kepala Urusan Umum:
1. Menyelenggarakan penyusunan, pengetikan/penggandaan dan proses surat menyurat beserta pengirimannya;
2. Mengatur dan menata surat-surat yang dimintakan tanda tangan Kepala Desa/Carik;
3. Mengatur rumah tangga Sekretariat Desa, tamu-tamu, kebutuhan kantor, penyimpanan dan pemeliharaannya, menyimpan, memelihara dan mengamankan arsip, mensistematisasikan buku-buku inventaris, dokumen-dokumen, absensi Perangkat Desa dan memberikan pelayanan administratif kepada semua urusan;
4. Mengurus pemeliharaan kendaraan dinas, kebersihan kantor dan sebagainya;
5. Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala desa dalam bidang umum;
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
c. Kepala Urusan Pembangunan
Kepala Urusan Pembangunan bertugas membantu Kepala Desa dalam melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengembangan ekonomi masyarakat dan potensi desa, pengelolaan administrasi pembangunan, pengelolaan pelayanan masyarakat serta penyiapan bahan usulan kegiatan dan pelaksanaan tugas pembantuan. Dimana kepala urusan pembangunan mempunyai fungsi sebagai berikut:
(55)
39
1. Penyiapan bantuan-bantuan analisa dan kajian perkembangan ekonomi masyarakat;
2. Pelaksanaan kegiaatan administrasi pembangunan; 3. Pengelolaan tugas pembantuan;
4. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.
d. Kepala Urusan Keuangan
1. Mengelola administrasi keuangan Desa, mempersiapkan data guna menyusun rancangan anggaran, perubahan dan perhitungan, penerimaan dan pengeluaran keuangan Desa, melaksanakan tata pembukuan secara teratur;
2. Menyelesaikan administrasi pelaksanaan pembayaran, upah dan gaji perangkat desa;
3. Mengadakan penilaian pelaksanaan APBDes dan mempersiapkan secara periodik program kerja di bidang keuangan;
4. Membantu kelancaran pemasukan pendapatan Daerah, menginventaris kekayaan Desa, Bondo Desa (luas, status, penggunaan dan lain-lain);
5. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Carik dalam bidang keuangan; dan
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala desa.
e. Kepala Urusan Pertanian
Tugas Kepala Urusan Pertanian adalah membantu Kepala Desa dalam melaksanakan penyiapan bahan Penyusunan Program Pertanian serta
(56)
40
melaksanakan program pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan. Selain daripada itu, kepala urusan pemerintahan juga mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Penyiapan bahan pelaksanaan program kegiatan;
2. Penyiapan dan pelaksanaan program perkembangan pertanian; 3. Penyiapan pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan; 4. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa.
(57)
41
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA KOTA GAJAH TIMUR
LAMPUNG TENGAH
Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi Desa Kota Gajah Timur KEPALA KAMPUNG Ismail Kaur Pemerintahan Kaur Pembangunan Kaur Keuangan Kaur Umum Kaur Kesra
Tulus Margono Safrudin Yuspriani A. Setiawan Nimran
Ketua BKD Muhamad Arijal Sekertaris Desa Tulus Margono Kadus Gajah Timur I Nimran Kadus Gajah Timur II Ponjan Kadus Gajah Timur III Rusman Kadus Gajah Timur IV Suherman
(58)
42
C. Nara Sumber
Peneliti mengetahui strategi Pemasaran Politik Ismail dalam pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Tahun 2012 melalui beberapa informan yang menjadi nara sumber dalam penulisan penelitian ini, dimana informan yang menjadi nara sumber dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Informan adalah orang-orang yang mengerti dan memahami proses pemilihan kepala desa di Desa Kota Gajah Timur Kabupaten Lampung Tengah.
2. Informan adalah mereka yang terlibat langsung dalam pemilihan kepala desa di Desa Kota Gajah Timur Kabupaten Lampung Tengah, yakni calon kepala desa yang secara langsung mencalonkan dirinya sebagai kandidat pada pemilihan kepala desa, aparatur desa di Desa Kota Gajah Timur yang merupakan orang-orang yang paham akan sistematika kepemerintahan di desa, Tim Sukses yang terlibat saat pemilihan kepala desa, dan masyarakat setempat yang ikut menyukseskan pemilihan kepala desa dengan menggunakan hak suara mereka untuk memilih kepala desa di Desa Kota Gajah Timur.
Adapun rincian informan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria di atas, dapat dilihat pada tabel berikut.
(59)
43
Tabel 2. Daftar Informan
No Nama Informan Jabatan
1. Ismail Kepala Desa terpilih 2. Wahyuni Istri dan tim sukses Ismail 3. Hawari Calon kepala desa
4. Heriyanto Calon kepala desa 5. Rahmad Tim sukses Ismail 6. Suseno Tim sukses Ismail 7. Haryadi Tim sukses Ismail 8. Yusuf Tim sukses Ismail
9. Tohir Warga Desa Kota Gajah Timur 10. Saryono Warga Desa Kota Gajah Timur 11. Joni Pemuda Desa Kota Gajah Timur 12. Nuryanto Pemuda Desa Kota Gajah Timur 13. Nuraini Warga Desa Kota Gajah Timur Sumber: Hasil penelitian di Desa Kota Gajah Timur Tahun 2014
(60)
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Strategi Pemasaran Politik Ismail dalam Pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Tahun 2012, sebagai berikut:
1. Penentuan segmentasi, yaitu dengan membagi segmentasi pemilih ke tiga golongan segmentasi, yaitu petani, pemuda dan ibu-ibu di Desa Kota Gajah Timur.
2. Penentuan targeting pemilih, yaitu Ismail dan tim suksesnya memfokuskan ke 5 (lima) dusun utama, yaitu Dusun Gajah Timur I sebanyak 554 mata pilih, Dusun Gajah Timur IV sebanyak 610 mata pilih, Dusun Pasar II sebanyak 639 mata pilih, Sri Rahayu I sebanyak 850 mata pilih dan Dusun Pasar I sebanyak 302 mata pilih. Kelima dusun utama ini dijadikan basis kekuatan pemilih dari Ismail dan tim suksesnya, sedangkan untuk ke empat dusun lainnya, Ismail tetap melakukan sosialisasi dan kampanye akan tetapi tidak intens seperti yang dilaksanakan di lima dusun utama. Hal ini karena Ismail dan tim suksesnya melihat bahwa keempat dusun tersebut menjadi basis suara dari tiga kandidat calon kepala desa lainnya. 3. Penentuan positioning. Berkaitan dengan positioning, Ismail menetapkan
(61)
84
Desa Kota Gajah Timur. Visi dan misi dan program-program kerja tersebut disampaikan kepada warga Desa Kota Gajah Timur melalui pertemuan-pertemuan dengan calon pemilih dari masing-masing segmentasi dan melakukan sosialisasi secara langsung dengan mengunjugi rumah-rumah warga secara pintu ke pintu dan ke tempat kerja warga.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan setiap calon kepala desa harus memiliki strategi pemasaran politik yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang menjadi calon pemilihnya. Strategi pemasaran politik harus memiliki segmentasi pemilih, targeting pemilih dan positioning yang disusun dengan baik. Selain itu, setiap calon kepala desa harus memiliki visi dan misi, serta program kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan calon pemilihnya.
(62)
DAFTAR PUSTAKA
Butler dan Collins. 1996. Strategi Pemasaran Politik. Jakarta. Media Grup. Firmanzah. 2008. Marketing Politik. Jakarta. Obor.
Huberman, Michael dan Miles, B. Matthew. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta. Universitas Indonesia Press.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1994. Jakarta. Balai Pustaka.
Kasali, Rhenald. 2001. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan Positioning. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Letfland dan Letfland. 1984. The Method of Qualitative Research. London. Institute of South Asian Studies.
Matlaff, Maurice. 1967. The Strategy Gets Organization. New York. Oxford University Press.
Moleong, J Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Nursal, Adnan. 2004. Political Marketing. Jakarta. Gramedia. Rangkuti, Freddy. 2004. Riset Pemasaran. Jakarta. Gramedia.
Salusu, J. 1996. Strategi Pemenangan dalam Pemilihan Kepala Daerah. Jakarta. Prenada
Saparin. 1985. Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat, Cetakan Kedua, Jakarta. Rajawali Pers.
Schroeder, P. 2009. Strategi Politik. Jakarta. Freuderic-Neumann-Shiftung
Siagian, P. Sondang. 1985. Strategi Politik di Indonesia. Jakarta. Ghalia Indonesia.
(63)
Sudarto, 1996. Metodelogi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta. Bumi Aksara.
Suhartono. 2001. Pilkades, Pemilu dan Dengue. Jakarta. Kompas.
Yumiko dan Prijono, 2012. Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum. Bogor. Ghalia Indonesia
Sumber Lain:
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(1)
C. Nara Sumber
Peneliti mengetahui strategi Pemasaran Politik Ismail dalam pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Tahun 2012 melalui beberapa informan yang menjadi nara sumber dalam penulisan penelitian ini, dimana informan yang menjadi nara sumber dalam penelitian ini memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Informan adalah orang-orang yang mengerti dan memahami proses pemilihan kepala desa di Desa Kota Gajah Timur Kabupaten Lampung Tengah.
2. Informan adalah mereka yang terlibat langsung dalam pemilihan kepala desa di Desa Kota Gajah Timur Kabupaten Lampung Tengah, yakni calon kepala desa yang secara langsung mencalonkan dirinya sebagai kandidat pada pemilihan kepala desa, aparatur desa di Desa Kota Gajah Timur yang merupakan orang-orang yang paham akan sistematika kepemerintahan di desa, Tim Sukses yang terlibat saat pemilihan kepala desa, dan masyarakat setempat yang ikut menyukseskan pemilihan kepala desa dengan menggunakan hak suara mereka untuk memilih kepala desa di Desa Kota Gajah Timur.
Adapun rincian informan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria di atas, dapat dilihat pada tabel berikut.
(2)
43
Tabel 2. Daftar Informan
No Nama Informan Jabatan
1. Ismail Kepala Desa terpilih
2. Wahyuni Istri dan tim sukses Ismail
3. Hawari Calon kepala desa
4. Heriyanto Calon kepala desa
5. Rahmad Tim sukses Ismail
6. Suseno Tim sukses Ismail
7. Haryadi Tim sukses Ismail
8. Yusuf Tim sukses Ismail
9. Tohir Warga Desa Kota Gajah Timur
10. Saryono Warga Desa Kota Gajah Timur
11. Joni Pemuda Desa Kota Gajah Timur
12. Nuryanto Pemuda Desa Kota Gajah Timur 13. Nuraini Warga Desa Kota Gajah Timur Sumber: Hasil penelitian di Desa Kota Gajah Timur Tahun 2014
(3)
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Strategi Pemasaran Politik Ismail dalam Pemilihan Kepala Desa Kota Gajah Timur Tahun 2012, sebagai berikut:
1. Penentuan segmentasi, yaitu dengan membagi segmentasi pemilih ke tiga golongan segmentasi, yaitu petani, pemuda dan ibu-ibu di Desa Kota Gajah Timur.
2. Penentuan targeting pemilih, yaitu Ismail dan tim suksesnya memfokuskan ke 5 (lima) dusun utama, yaitu Dusun Gajah Timur I sebanyak 554 mata pilih, Dusun Gajah Timur IV sebanyak 610 mata pilih, Dusun Pasar II sebanyak 639 mata pilih, Sri Rahayu I sebanyak 850 mata pilih dan Dusun Pasar I sebanyak 302 mata pilih. Kelima dusun utama ini dijadikan basis kekuatan pemilih dari Ismail dan tim suksesnya, sedangkan untuk ke empat dusun lainnya, Ismail tetap melakukan sosialisasi dan kampanye akan tetapi tidak intens seperti yang dilaksanakan di lima dusun utama. Hal ini karena Ismail dan tim suksesnya melihat bahwa keempat dusun tersebut menjadi basis suara dari tiga kandidat calon kepala desa lainnya. 3. Penentuan positioning. Berkaitan dengan positioning, Ismail menetapkan
(4)
84
Desa Kota Gajah Timur. Visi dan misi dan program-program kerja tersebut disampaikan kepada warga Desa Kota Gajah Timur melalui pertemuan-pertemuan dengan calon pemilih dari masing-masing segmentasi dan melakukan sosialisasi secara langsung dengan mengunjugi rumah-rumah warga secara pintu ke pintu dan ke tempat kerja warga.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan setiap calon kepala desa harus memiliki strategi pemasaran politik yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat yang menjadi calon pemilihnya. Strategi pemasaran politik harus memiliki segmentasi pemilih, targeting pemilih dan positioning yang disusun dengan baik. Selain itu, setiap calon kepala desa harus memiliki visi dan misi, serta program kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan calon pemilihnya.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Butler dan Collins. 1996. Strategi Pemasaran Politik. Jakarta. Media Grup. Firmanzah. 2008. Marketing Politik. Jakarta. Obor.
Huberman, Michael dan Miles, B. Matthew. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta. Universitas Indonesia Press.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1994. Jakarta. Balai Pustaka.
Kasali, Rhenald. 2001. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan Positioning. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama
Letfland dan Letfland. 1984. The Method of Qualitative Research. London. Institute of South Asian Studies.
Matlaff, Maurice. 1967. The Strategy Gets Organization. New York. Oxford University Press.
Moleong, J Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Nursal, Adnan. 2004. Political Marketing. Jakarta. Gramedia. Rangkuti, Freddy. 2004. Riset Pemasaran. Jakarta. Gramedia.
Salusu, J. 1996. Strategi Pemenangan dalam Pemilihan Kepala Daerah. Jakarta. Prenada
Saparin. 1985. Pembangunan Desa dan Lembaga Swadaya Masyarakat, Cetakan Kedua, Jakarta. Rajawali Pers.
Schroeder, P. 2009. Strategi Politik. Jakarta. Freuderic-Neumann-Shiftung
Siagian, P. Sondang. 1985. Strategi Politik di Indonesia. Jakarta. Ghalia Indonesia.
(6)
Sudarto, 1996. Metodelogi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta. Bumi Aksara.
Suhartono. 2001. Pilkades, Pemilu dan Dengue. Jakarta. Kompas.
Yumiko dan Prijono, 2012. Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum. Bogor. Ghalia Indonesia
Sumber Lain:
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa