BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 . Analisis Data
Iklan Tri Indie+ diperankan oleh anak-anak pada sebagian besar scene nya. Dalam keseluruhan tampilan yang diperankan oleh anak-anak yang membicarakan kehidupan orang
dewasa inilah yang menjadi data dalam penelitian ini yang dianalisis menggunakan analisa semiotika roland barthes.
Dalam penelitian ini peneliti tidak mengambil semua scene, namun hanya beberapa scene dengan narasi iklan yang peneliti anggap sebagai data yang relevan yang menunjukkan
representasi eksploitasi anak. Untuk mempermudah penelitian ini, berikut beberapa scene dari peran anak-anak yang dapat diteliti secara Semiotika menggunakan pemaknaan denotasi,
konotasi juga mitos sesuai dengan semiotika Roland Barthes.
4.1.1. Deskripsi scene dengan narasi “tapi ngerjain kerjaan yang kurang penting”
Scene Shot Visual
Deskripsi Adegan MS
Anak perempuan yang sedang
bermain kertas berbentuk burung
berwarna kuning
MS Close up endorser
iklan anak perempuan dengan
narasi tapi ngerjain kerjaan yang kurang
penting dan memperlihatkan
ekspresi datar
a. Sistem Penandaan Tingkat Pertama Denotasi
Shot ini memperlihatkan penggunaan anak kecil sebagai endorser iklan 3indie+ yaitu seorang anak perempuan yang sedang bermain mainan burung
yang terbuat dari kertas berwarna kuning dan memperlihatkan ekspresi datar dengan narasi tapi ngerjain kerjaan yang kurang penting. Makna denotasi yang
terdapat di dalam scene ini adalah sebuah scene dimana seorang anak perempuan yang sedang bermain sambil menceritakan kegiatan orang
dewasa. Pesan denotasi di atas disebut pesan tanpa kode yaitu pesan yang sampai pada penonton tanpa melakukan penafsiran
b. Sistem Penandaan Tingkat Kedua Konotasi
Analisis pada tataran kedua, pesan yang diinterpretasikan tidak sesederhana pada tataran pertama. Pada analisis tataran kedua ini ada makna konotasi yang
tercipta. Peneliti menggunakan enam prosedur konotasi barthes untuk menganalisis yaitu
trick effect, pose, object, photogenia, aestheticism,
dan
sintax
. Enam langkah tersebut dapat dipandang sebagai pertimbangan utama ketika orang membaca bahasa gambar tersebut. Menurut Barthes 2010:7
dalam Image, Music, Text dengan menggunakan minimal tiga pendekatan sudah bisa memunculkan konotasi.
1. Trick Effect
Trick effect
merupakan syarat konotasi yang melihat melalui teknik- teknik visual yang terdapat dalam shot. Pada
shot
pertama, gambar diambil dengan komposisi medium shot MS, komposisi ini
memperlihatkan anak perempuan berkuncir dua sedang memainkan mainan burung kertas berwarna kuning. Shot ini memiliki makna bahwa
anak tersebut adalah anak yang polos dengan mainan yang terbuat dari kertas menandakan bahwa mainan itu mainan yang sederhana,
permainan yang apa adanya gambaran anak kecil pada umunya.
Shot
kedua ditampilkan secara medium shot dikarenakan mulai memfokuskan antara narasi dengan ekspresi wajah datar atau kepolosan
yang diperlihatkan oleh anak tersebut.
2. Pose
Ketika berbicara mengenai pose, kita akan teringat kepada objek tubuh. Pose merupakan komunikasi non verbal yang dilihat melalui bahasa
tubuh. Munculnya ekspresi wajah datar yang diperlihatkan anak tersebut memiliki makna tersembunyi bahwa anak tersebut tidak begitu suka
dengan yang dibicarakannya.
3. Object
Object mencakup apa seseorang atau benda tersebut, bagaimana letak benda, besar kecilnya benda. Ada beberapa objek dalam scene tersebut
diantaranya rambut yang dikuncir dua menandakan anak kecil yang polos, permainan burung yang terbuat dari kertas menandakan mainan
sederhana karena hanya terbuat dari kertas, kemudian ekspresi wajah datar anak menunjukkan kepolosan.
4. Photogenia
Dalam photogenia, sebuah scene bisa ditampilkan secara lebih dramatis atau romantis. Dalam scene anak perempuan ini bisa peneliti katakan
bahwa kegiatan ini dilakukan pada siang hari dimana umumnya waktu bermain anak. Bisa dilihat dari teknik pencahayaan yang tidak
menggunakan
lighting
karena melakukan
shot
di luar ruangan.
5. Aestheticism
Aestheticism melihat pada keseluruhan makna shot, maka dari itu untuk menentukan makna shot sesuai syarat aestheticism harus diteliti dari
segala aspek. Cahaya yang ditampilkan pada shot pertama memberikan interpretasi bahwa sekuen ini terjadi pada siang hari. Iklan provider 3
indie+ yang menggunakan anak-anak sebagai endorser memanfaatkan anak-anak tersebut untuk menceritakan kegiatan orang dewasa.
6. Sintax
Dari shot yang terdapat dalam scene diatas, sudah tergambarkan secara jelas bahwa kepolosan seorang anak tidak sepatutnya dijejali perkataan
yang kurang pantas karena narasi “ngerjain kerjaan yang kurang penting” bukan perkataan yang umumnya dikatakan oleh anak-anak,
karena pembuat iklan 3indie+ memanipulasi kata-kata orang dewasa yang di sampaikan kepada khalayak melalui anak-anak.
Dari keenam syarat konotasi diatas dapat disimpulkan makna konotasi dari adegan ini
adalah anak memang banyak dijadikan endorser dibanyak iklan dimedia televisi namun menggunakan anak untuk dimanfaatkan kepolosannya hanya untuk
keuntungan iklan
tersebut sangat
tidak dianjurkan.
Karena akan
mempengaruhi pertumbuhan psikologi anak tersebut, hal ini jelas membuktikan bahwa adanya unsur eksploitasi anak, eksploitasi anak sendiri diartikan sebagai
sikap diskriminatif atau perlakuan sewenang-wenang terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga ataupun masyarakat. Memaksa anak untuk melakukan
sesuatu demi kepentingan ekonomi, sosial ataupun politik tanpa memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan perlindungan sesuai dengan perkembangan
fisik, psikis status sosialnya Suharto, 2005.
4.1.2. Deskripsi scene dengan narasi “bawain laptop, beres-beres kertas”
Scene Shot Visual
Deskripsi Adegan MS
Close up anak laki- laki dengan ekspresi
wajah datar dan tatapan sayu dan
menggaruk leher
LS Sebuah ruangan
tertutup dengan kursi berjajar
mengelilingi meja. Audio suara anak
perempuan dengan narasi “beres-beres
kertas”
a. Sistem Penandaan Tingkat Pertama Denotasi