Pemekaran Wilayah Halmahera Utara Tahun 2006

3 kedua bela pihak itu masih ada. Sehingga ketika ada pergesekan antara kedua bela pihak atau ada issu yang berbau agama yang bisa menjadi bibit-bibit konflik, masyarakat sangat cepat terpancing akan hal-hal tersebut. Karna hal tersebut diatas sehingga hubungan sosial keagamaan sesama penganut agama islamkristen lebih erat daripada hubungan kekerabatan dan nilai-nilai kekeluargaan, gotong royong dan kebersamaan itu pudar bahkan hilang dikalahkan oleh fanatisme terhadap agama masing-masing. Sebagai contoh kasus dari hal ini adalah ketika salah satu warga desa beragama kristiani membangun rumah maka warga tersebut lebih baik meminta bantuan kepada sesamanya warga desa yang beragama kristiani dibandingkan keluarganya yang juga sesama warga desa yang beragama islam. Dari kasus ini bisa dilihat hubungan kekeluargaan yang dulunya erat tanpa memandang latarbelakang agama sekarang sudah hilang dikarenakan konflik yang berbau agama tahun 1999.

5.4 Pemekaran Wilayah Halmahera Utara Tahun 2006

Dalam Bab ini akan dijelaskan bagaimana, dan apa yang menjadi faktor utama hingga terjadinya pemekaran wilayah desa. Implementasi pemekaran wilayah atau desa merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang lebih efektif ,dan lebih berkembang. Dalam era otonomi daerah, peluang-peluang pemekaran wilayah dari tingkat provinsi bahkan hingga ditingkat desa begitu terbuka lebar. Disamping itu didukung oleh adanya peraturan perundang-undangan yang menjamin pelaksanaan pemekaran tersebut, sehingga fenomena-fenomena tentang pemekaran wilayah bukanlah hal yang baru dimata masyarakat. Pelaksanaan pemekaran wilayah baik ditingkat provinsi hingga tingkat desa ini diharapkan membawa dampak yang positif, terutama pada tingkat pelayanan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. Dalam hasil wawancara pada tanggal 16 januari 2013 dengan kepala bidang pemerintah desa dan kelurahan Bapak Drs VN. SAHETAPY. SIP.MH, menyatakan bahwa: “pemekaran wilayah atau desa diselenggarakan guna mewujudkan amanat UU, memperpendek rentang kendali dalam penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, dan selain itu juga sebagai alasan untuk memenuhi persyaratan dalam hal pembentukan kabupaten baru Halut ”. Beliau juga menjelaskan bahwa pemekaran desa pada tahun 2006 merupakan suatu kegiatan yang berlandaskan pada peraturan daerah, untuk itu upaya pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk melaksanakan pemekaran wilayah kecamatan hingga pedesaan, salah satu upaya telah dilakukan ialah dengan cara mensosialisaikan manfaat dan tujuan pemekaran kepada masyarakat agar memahami apa tujuan dari pemekaran. Disamping itu juga dijelaskan berbagai pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menentukan 4 desa-desa mana saja yang memenuhi persyaratan untuk dimekarkan. Adapun persyaratan yang di dikemukakan antara lain; a. Jumlah Penduduk bagi terbentuknya suatu Desa baru minimal 300 tiga ratus jiwa dan atau 100 seratus kepala keluarga atau dapat disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat; b. Luas wilayah yang terjangkau secara berdayaguna dalam rangka pemberian pelayanan dan pembinaan masyarakat; c. Letak, meliputi luas wilayah yang memiliki jaringan pehubungan atau komunikasi antar Dusun-dusun yang letaknya memungkinkan terpenuhinya faktor luas wilayah tersebut huruf b diatas; d. Sarana dan Prasarana Pemerintahan, yaitu tersedianya atau kemungkinan tersedianya sarana dan prasarana perhubungan, pemasaran, sosial, produksi, sarana dan prasarana Pemerintah Desa lainnya; e. Sosial Budaya yaitu suasana yang memberikan kemungkinan adannya kerukunan hidup beragama dan kerukunan hidup bermasyarakat dalam hubungannya dengan adat istiadat; f. Potensi Desa yaitu tersedianya sumber daya alam dan sumber daya manusia yang memadai untuk dikembangkan. Beliau juga menjelaskan bahwa ada beberapa desa yang memenuhi persyaratan seperti yang dipaparkan diatas,. namun semuanya harus dijalankan sesuai aturan; bahwa wilayah atau desa yang mau dimekarkan merupakan hasil kesepakatan oleh masyarakat, dan pihak pemerintah desa setempat. Sehingga pemekaran yang dilaksanakan bukan merupakan paksaan dari pemerintah akan tetapi itu merupakan suatu keinginan, dan keputusan bersama oleh masyarakat desa. Dan dari beberapa persyaratan diatas ada beberapa desa yang memenuhi persyaratan untuk dimekarkan desa Bale salah satunya, desa Bale dari segi penyebaran penduduk, luas wilayah, sarana-prasarana, dan lain sebagainya telah memenuhi persyaratan untuk dimekarkan sehingga desa Bale dimekarkan menjadi dua desa yaitu desa Bale sebagai desa induk, dan desa Ori sebagai desa pemekaran. Disamping itu juga ada beberapa desa juga yang sangat memenuhi persyaratan dilihat dari segi luas wilayah, kepadatan penduduk, sarana-prasana, tetapi masyarakatnya menolak desa mereka dimekarkan, misalnya; desa Duma, desa Mamuya, desa Igobula, dan desa Soakonora. Keempat desa ini menolak desa mereka dimekarkan dengan alasan-alasan tersendiri. Ibu camat Galela Selatan, ibu Nuraini Konofo,BA juga menjelaskan bahwa: “Pemekaran Galela menjadi 4 kecamatan yaitu Galela induk, Galela Selatan, Galela Utara, dan Galela Barat, merupakan program yang dilaksanakan sesuai PERDA No 1 Tahun 2006 yang telah tetapkan, prosesnya berkaitan dengan meyukseskan program sesuai aturan Perda tersebut 5 karena itu dibentuk beberapa tim dan disebarkan keseluruh wilayah-wilayah kabupaten Halut dengan tujuan untuk melihat aspirasi dari masyarakat, agar diketaui daerah-daerah mana saja yang bisa dimekarkan “. Dalam wawancara tanggal 19 januari dengan kepala desa Duma, Yoram Sumtaki Sip menjelaskan alasan mengapa desa Duma tidak mau dimekarkan karena, walaupun sebenarnya desa Duma memiliki cukup potensi untuk dimekarkan. Alasannya antara lain: a. Karena historis desa Duma yang berkaitan dengan sejarah tentang pembentukan desa Duma, kemudian desa Duma merupakan desa pekabaran injil pertama diHalmahera. b. Kekawatiran akan terjadi perpecahan dalam jemaat Duma jika desa ini dimekarkan. c. Ketenaran nama desa Duma dikalangan masyarakat Kepala desa soakonara Bapak Haris Anu juga menjelaskan mengapa desa Soakonora tidak mau dimekarkan karena ada beberapa alasan misalnya: a. Ketika ada sosialisasi mengenai pemekaran yang kemudian disampaikan kemasyarakat dalam menyikapi hal tersebut secara umum masyarakat desa Soakonora tidak menyetujui hal tersebut. b. Karena ada faktor sejarah mengenai desa Soakonora. Bahwa desa soakonora adalah merupakan ibuinduk kecamatan pertama dI Galela yaitu kecamatan Yasin, sehingga masyarakat terutama petua-patua desa tidak menyetujui proses pemekaran tersebut.

5.5 Pemekaran Desa Bale dan Desa Ori

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pemekaran Desa Pasca Konflik: studi Kasus Desa Bale dan Desa Ori T1 352008006 BAB I

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pemekaran Desa Pasca Konflik: studi Kasus Desa Bale dan Desa Ori T1 352008006 BAB II

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pemekaran Desa Pasca Konflik: studi Kasus Desa Bale dan Desa Ori T1 352008006 BAB IV

0 3 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pemekaran Desa Pasca Konflik: studi Kasus Desa Bale dan Desa Ori T1 352008006 BAB VI

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pemekaran Desa Pasca Konflik: studi Kasus Desa Bale dan Desa Ori

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Pemekaran Desa Pasca Konflik: studi Kasus Desa Bale dan Desa Ori

0 0 52

T1__BAB VI Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelayanan Publik di Desa Pasca Pemekaran: Studi terhadap Pelayanan Publik pasca Pemekaran Desa di Desa Dewa Jaraecamatan Katiku Tanaabupaten Sumba Tengah T1 BAB VI

0 0 2

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelayanan Publik di Desa Pasca Pemekaran: Studi terhadap Pelayanan Publik pasca Pemekaran Desa di Desa Dewa Jaraecamatan Katiku Tanaabupaten Sumba Tengah T1 BAB V

0 0 24

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelayanan Publik di Desa Pasca Pemekaran: Studi terhadap Pelayanan Publik pasca Pemekaran Desa di Desa Dewa Jaraecamatan Katiku Tanaabupaten Sumba Tengah T1 BAB IV

0 0 8

T1__BAB III Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelayanan Publik di Desa Pasca Pemekaran: Studi terhadap Pelayanan Publik pasca Pemekaran Desa di Desa Dewa Jaraecamatan Katiku Tanaabupaten Sumba Tengah T1 BAB III

0 0 5