12
MENCIPTAKAN FUNGSI RESAPAN AIR PADA DAERAH BUDIDAYA Suatu konsep untuk mendukung metoda pengelolaan DAS secara terpadu, dengan pertimbangan aspek perubahan iklim
dan hidrologi dalam pengelolaan DAS; Dosen: Prof. Dr. Ir. Erwin Masrul Harahap, M.S; Tugas Paper dan Presentasi; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Program S-3; SPs-USU; Medan; 2014.
II. PENGELOLAAN LAJU INFILTRASI DENGAN
PENGENALAN KELOMPOK HSGs TANAH
Terlihat dari Gambar 8 bahwa pada awalnya infiltrasi besar dan run off kecil, tetapi dengan bertambahnya waktu dengan curah hujan yang tetap
infiltrasi akan menurun dan seiring dengan hal tersebut run off meningkat proporsional dengan selisih antara curah hujan dengan infiltrasi. Dalam upaya
mempengaruhi atau mengubah besarnya komponen alian permukaan melalui peningkatan infiltrasi maka perlu diperhatikan ketebalan solum tanah dan jarak
permukaan air tanah dari permukaan tanah. Upaya untuk meningkatkan besarnya infiltrasi tersebut sangat ditentukan oleh jarak permukaan air tanah
dari permukaan tanah tebalnya solum tanah bahkan mungkin perlu dilakukan pengkerukan dasar sungai menurunkan dasar sungai hanya untuk
menurunkan permukaan air tanah tersebut.
Gambar 8. Hubungan Presipitasi, Infiltrasi dan Run off.
Perlu diketahui bahwa besarnya upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan infiltrasi suatu tanah selain dari upaya memperbesar jarak
permukaan air tanah dari permukaan tanah Gambar 9, juga harus diketahui
13
MENCIPTAKAN FUNGSI RESAPAN AIR PADA DAERAH BUDIDAYA Suatu konsep untuk mendukung metoda pengelolaan DAS secara terpadu, dengan pertimbangan aspek perubahan iklim
dan hidrologi dalam pengelolaan DAS; Dosen: Prof. Dr. Ir. Erwin Masrul Harahap, M.S; Tugas Paper dan Presentasi; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Program S-3; SPs-USU; Medan; 2014.
juga bahwa kondisi pola hidrologi suatu tanah sangat berpengaruh terhadap hal ini.
Gambar 9. Hubungan Run Off, Interflow, Aliran Air Tanah dan Debit Sungai.
Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 3 yang menunjukkan berbagai kelompok hidrologi tanah atau yang lebih dikenal dengan istilah Hydrologic Soil
Group HSGs yang digolongkan kedalam empat kelompok besar. Pada pembagian ini terlihat jelas bahwa perbedaan HSGs-nya memperlihatkan juga
perbedaan dalam potensi infiltrasi dan run off-nya. Sebagai contoh kita perlu membuat rancangan simulasi pola hujan yang mungkin bisa terjadi tergantung
keadaan setempat. Kita tentukan suatu tempat yang akan diuji, ditentukan laju infiltrasinya sesuai dengan kelompok hidrologi tanah yang ada. Sekali kita
mengetahui ini maka akan dengan mudah sistem yang akan kita kembangkan dapat diterapkan.
Channel Precipitation
Overl and fl
ow
streamflow Watertable
Interfl ow
Infiltration
Subsoil Soil
Groundwater discharge baseflow
14
MENCIPTAKAN FUNGSI RESAPAN AIR PADA DAERAH BUDIDAYA Suatu konsep untuk mendukung metoda pengelolaan DAS secara terpadu, dengan pertimbangan aspek perubahan iklim
dan hidrologi dalam pengelolaan DAS; Dosen: Prof. Dr. Ir. Erwin Masrul Harahap, M.S; Tugas Paper dan Presentasi; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Program S-3; SPs-USU; Medan; 2014.
Tabel 3. Hubungan Kelompok Hidrologi Tanah, Tekstur, dan Laju Infiltrasi Tanah
Uraian Hubungan Kelompok Hidrologi Tanah, Tekstur, dan Laju Infiltrasi Tanah
Kelompok Hidrologi
Tanah Hydrologic
Soil Group HSG
Tekstur Tanah
Uraian Laju Infiltrasi
Injam Laju Infiltrasi
mmjam
A pasir,
pasir berlempun
g, atau
lempung berpasir
Merupakan kelompok tanah dengan tekstur pasir, pasir berlempung, atau lempung berpasir. Tanah
ini mempunyai potensi run off yang kecil dan mempunyai potensi laju infiltrasi yang tinggi
sekalipun pada kondisi tanah yang sangat basah. Merupakan tanah yang terdiri dari pasir atau kerikil
yang mampu memloloskan air dengan cepat dan juga mempunyai sifat mentransmisikan air dengan
cepat. 1,0
– 8,3 25 - 210
B Lempung
berdebu atau
Lempung Merupakan kelompok tasnah dengan tekstur
Lempung berdebu atau Lempung. Mempunyai laju infiltrasi sedang pada saat tanah dalam kondisi
tanah basah dan sebagian besar terdiri dari sedang hingga dengan kedalaman dari agak
dalam sampai dalam,kondisi drainase dari sedang hingga baik dengan tekstur tanah agak halus
sampai kasar. 0,5 - 1,0
12,7 - 25
C Lempung
liat berpasir
Merupakan tanah dengan tekstur lempung liat berpasir. Mempunyai laju infiltrasi yang rendah
pada saat kondisi tanah basah dan terdiri dari sebagian besar tanah dengan lapisan agak padat
sehingga menghalangi aliran air turun karena tanah ini mempunyai struktur tanah yang agak
halus sampai halus. 0,17-0,27
4,3 - 6,85
D Lempung
berliat, lempung
liat berdebu,
liat berpasir,
liat berdebu
dan liat. Merupakan tanah dengan tekstur lempung berliat,
lempung liat berdebu, liat berpasir, liat berdebu dan liat. Tanah-tanah dengan HSG ini merupakan
tanah dengan potensi run off tertinggi. Mempunyai laju infiltrasi yang sangat rendah pada saat tanah
basah sempurna dan terdiri dari sebagian besar liat dengan potensi mengembang dan mengerut
yang tinggi, tanah-tanah dengan kondisi tinggi permukaan air tanah yang tetap tinggi, tanah-
tanah dengan lapisan keras liat atau lapisan liat pada atau dekat permukaan tanah dan pada
tanah-tanah yang dangkal di atas bahan-bahan yang hampir tidak dapat di tembus air.
0,02 –0,1
0,5 – 2,54
Sumber: NRCS-USDA 2001; NRCS-USDA 2005; hSGs hydrologic Soil Groups ----;
15
MENCIPTAKAN FUNGSI RESAPAN AIR PADA DAERAH BUDIDAYA Suatu konsep untuk mendukung metoda pengelolaan DAS secara terpadu, dengan pertimbangan aspek perubahan iklim
dan hidrologi dalam pengelolaan DAS; Dosen: Prof. Dr. Ir. Erwin Masrul Harahap, M.S; Tugas Paper dan Presentasi; Oleh: Parlindungan Lumbanraja; Program S-3; SPs-USU; Medan; 2014.
III. SIMULASI PERKIRAAN LUAS DAERAH RESAPAN