18 mengatakan bahwa pengeringan pada suhu rendah dan medium mampu
mempertahankan komponen penyusun esensial seperti kandungan protein, vitamin, enzim serta penampakannya rasa, warna dan tektur.
2.5.3 Zeolit
Beberapa penelitian mengenai pengaruh zeolit terhadap penurunan kadar air telah dilakukan dan hasil yang didapat cukup membuktikan bahwa zeolit memang
mampu mengadsorb uap air dengan baik dan dapat diaplikasikan pada sistem pengering dengan suhu rendah dan medium Djaeni,2008. Komposisi zeolit serta
ukuran zeolit berpengaruh terhadap kemampuannya untuk menyerap air dalam bahan.
a. Jumlah Zeolit
Semakin banyak jumlah zeolit yang diikutsertakan dalam proses pengeringan maka semakin besar pula kemampuannya untuk menyerap air dalam
bahan. Waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan sejumlah gabah pun makin cepat dan kualitas gabah yang dihasilkan pun meningkat. Kemampuan zeolit untuk
lebih banyak menyerap air dibanding penyerap lainnya dikarenakan struktur kristalnya yang berpori sehingga afinitasnya untuk menyerap air lebih tinggi dan
dapat mengeringkan udara lebih cepat dengan kapasitas yang lebih besar. Dari hasil penelitian yang dilakukan Satriawan dan Mahmudi 2011 dapat
disimpulkan bahwa kenaikan jumlah zeolit berpengaruh terhadap singkatnya waktu pengeringan. Dibutuhkan waktu 2 jam untuk menurunkan kadar air gabah dari 35
menjadi 13 pada proses pengeringan 2000 g gabah. Penelitian lain yang dilakukan oleh Bestari dan Adityas 2010 serta Kurniasari 2010 menjelaskan bahwa zeolit
sintetis mampu mengadsorb 0,206 gram uap airgr adsorben dan mampu mempercepat penurunan kadar air dalam bahan sampai 20,84 pada suhu operasi
40 C.
19
b. Ukuran Zeolit
Semakin kecil diameter zeolit yang digunakan maka semakin banyak uap air yang teradsorb oleh zeolit. Hal ini akan berdampak semakin cepatnya waktu yang
dibutuhkan untuk mengeringkan suatu bahan tertentu sehingga kualitas gabah yang dihasilkan pun meningkat. Semakin kecil ukuran diameter zeolit maka luas didang
permukannya semakin besar. Dengan luas bidang permukaan yang besar menyebabkan ruang hampa dan pori-pori yang dimiliki zeolit akan semakin banyak.
Ruang hampa pada zeolit berfungsi sebagai tempat menampung uap air yang teradsorpsi, dan pori-pori pada zeolit berfungsi sebagai tempat jalur masuknya uap
air yang teradsorpsi. Sehingga ruang hampa dan pori-pori yang semakin banyak inilah yang membuat zeolit mampu mengadsorpsi uap air semakin banyak pula
Rini dan Lingga, 2010. Fenomena diatas sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
beberapa peneliti. Kahar 2007 menjelaskan bahwa kemampuan adsorbsi zeolit paling tinggi pada ukuran zeolit 16 mesh dan paling rendah pada ukuruan 8 mesh.
Sedangkan Rini dan Lingga 2010 menyimpulkan bahwa daya adsorb uap air oleh zeolit paling tinggi pada ukuran diameter zeolit 2 mm.
2.6 Penelitian Terdahulu