Manfaat Penelitian Gabah PENINGKATAN KUALITAS FISIK GABAH MELALUI PROSES PENGERINGAN DENGAN ZEOLIT 3A PADA FLUIDIZED BED DRYER - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

4

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan metode baru dalam hal pengeringan gabah. Sistem pengeringan yang akan ditelaah adalah sistem pengeringan adsorbsi dengan penambahan zeolit 3A pada fluidized bed dryer. Diharapkan sistem ini akan menghasilkan gabah dengan kualitas fisik dan kimiawi yang baik. Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan waktu terbaik untuk mendapatkan kadar air dalam gabah sesuai SNI maksimal 14 pada berbagai komposisi jumlah zeolit dan suhu udara pengering. 2. Mengkaji kualitas beras persen kadar air, persen beras kepala dan persen butir patah yang dihasilkan dari penggilingan gabah yang dikeringkan dengan metode fluidized bed dryer untuk kemudian dibandingkan dengan yang dikeringkan dari tempat penggilingan padi Makmur Abadi, Demak serta gabah dari BPTP Jawa Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini antara lain adalah: 1. Dapat menentukan waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan sejumlah gabah. 2. Gabah kering dan beras hasil penggilingan mempunyai tingkat persentase kadar air, persentase butir kepala, butir patah, butir menir dan butir gabah yang sesuai SNI. 3. Proses pengeringan gabah yang efisien untuk industri dan UKM. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gabah

Gabah adalah bulir padi yang telah dipisahkan dari tangkainya jerami dengan cara perontokan dan memilikki struktur seperti pada Gambar 1. Gambar 2.1 Struktur gabah Untuk menjaga kualitas gabah dan beras, Pemerintah telah menentukan standar tertentu melalui SNI No. 01-0224-1987 dan SNI 6128:2008. Salah satu poin penting dalam ketentuan Pemerintah tersebut adalah mengenai kandungan air maksimum yang diijinkan dalam butir gabah yakni 14. Gabah dengan kandungan air tinggi akan menghasilkan beras dengan kualitas buruk seperti menjadi rusak, busuk, berjamur dan berubah warna. Tabel 2.1 Persyaratan mutu gabah No. Komponen Mutu Kualitas I II III 1 Kadar air maks. 14,0 14,0 14,0 2 Gabah hampa maks. 1,0 2,0 3,0 3 Butir rusak + butir kuning maks. 2,0 5,0 7,0 4 Butir mengapur + gabah muda maks. 1,0 5,0 10,0 5 Butir merah maks. 1,0 2,0 4,0 6 Benda asing maks. - 0,5 1,0 7 Gabah varietas lain maks. 2,0 5,0 10,0 http:websisni.bsn.go.id beras putih endosperm sekam embrio dedak 6 Tabel 2.2. Kualitas beras menurut SNI 6128: 2008 No Komponen Mutu Satuan Mutu Mutu Mutu Mutu 4 Mutu 5 1 2 3 1 Derajat sosoh min 100 100 95 95 85 2 Kadar air mak 14 14 14 14 15 3 Beras kepala min 95 89 78 73 60 4 Butir utuh min 60 50 40 35 35 5 Butir patah mak 5 10 20 25 35 6 Butir menir mak 1 2 2 5 7 Butir merah mak 1 1 3 3 8 Butir kuningrusak mak 1 1 3 5 9 Butir mengapur mak 1 1 3 5 10 Benda asing mak 0,02 0,02 0,05 0,2 11 Butir gabah btr100g 1 1 2 3 12 Campuran var. lain mak 5 5 5 10 10 http:websisni.bsn.go.id Menurut Fatchurrozi 2011, pembagian mutu beras adalah sebagai berikut: • Mutu I merupakan kategori beras kepala atau bahkan diatasnya. Beras berkualitas super hanya terdiri beras utuh saja. • Mutu II dan III merupakan kategori beras berkualitas komersial mutu menengah. • Mutu IV dan V merupakan beras berkualitas medium sampai dengan bermutu rendah yang dipasarkan pada pasar-pasar tradisional termasuk didalamnya beras pengadaan dalam negri Bulog. Menurut Soerjandoko 2010, jenis pengujian mutu beras meliputi beras kepala, beras patah dan butir menir dengan keterangan masing-masing komponen adalah sebagai berikut dan diilustrasikan pada Gambar 2.2 : • Beras kepala adalah butir beras sehat maupun cacat yang memilikki ukuran lebih besar atau sama dengan 75 bagian dari beras utuh. • Beras patah adalah butir beras sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih besar dari 25 bagian sampai dengan lebih kecil 75 atau bagian dari butir beras utuh. • Beras menir adalah butir beras sehat maupun cacat yang mempunyai ukuran lebih kecil dari 25 bagian butir beras utuh. 7 Gambar 2.2 Ukuran beras

2.2 Zeolit