PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS KERJASAMA SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH

ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP
AKTIVITAS KERJASAMA SISWA PADA MATERI POKOK
PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Persada
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh
SUSANTI AGUSTA

Proses pembelajaran dikelas tidak terlepas dari aktivitas siswa dikelas, termasuk
aktivitas kerjasama dalam kegiatan berkelompok. Aktivitas kerjasama siswa
diperlukan agar siswa memperoleh pengalaman lebih. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran talking stick
terhadap aktivitas kerjasama siswa pada materi pokok pencemaran lingkungan dan
limbah.

Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan desain One – Shot Case Study.
Data penelitian berupa data kualitatif yaitu data aktivitas kerjasama siswa yang
diperoleh dengan menggunakan rubrik aktivitas kerjasama siswa dan dianalisis
secara deskriptif. Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 dengan jumlah 30

orang.

Susanti Agusta

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas kerjasama
siswa dalam semua aspek yang diamati pada pertemuan kedua lebih tinggi
daripada pertemuan pertama. Pada pertemuan pertama rata-rata persentase
aktivitas kerjasama siswa sebesar 52,71% dan meningkat pada pertemuan kedua
menjadi 67,92%.

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan aktivitas
kerjasama siswa.

Kata kunci: talking stick, aktivitas kerjasama siswa, pencemaran lingkungan dan
limbah.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi Kab. Lampung Utara pada
tanggal 4 Agustus 1992 sebagai anak pertama dari dua

bersaudara, dari pasangan Bapak Suparmin dan Ibu Asminah.

Penulis mengawali pendidikan formal di TK Aisyiyah
Bustanul Atfal V Kotabumi (1997-1998), SDN 3 Sindangsari Kec. Kotabumi
Kota (1998-2004), SMP Negeri 6 Kotabumi (2004-2007), SMA Negeri 2
Kotabumi (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila melalui
jalur seleksi Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata
kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan (2012/2013), Tutor BBQ
(2012/2013), Tutor BBQ (2013/2014), serta aktif di organisasi sebagai Eksakta
Muda (Eksmud) Himasakta (2010/2011), Generasi Muda (Gema) FPPI
(2010/2011), Staf Kesekretariatan Himasakta (2011/2012), Anggota Biro BBQ
FPPI (2011/2012), Wakil Sekretaris Umum Himasakta (2012/2013), dan Ketua
Komisi Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa DPM FKIP (2013/2014).

Penulis mendapatkan beasiswa Bidik Misi dari awal hingga selesai perkuliahan.
Pada tahun 2010, penulis terpilih sebagai Mahasiswa Baru Pendidikan Biologi
Terbaik 2010/2011 dalam Himasakta Award, Peserta Terbaik dalam LKMI-TD


yang diadakan oleh FPPI tahun 2010, Juara III Lomba Mading dalam Gaya
Eksmud Himasakta 2010, Finalis 10 Besar Pemilihan Mahasiswa Muslim
Berprestasi (PMMB) se-Lampung dalam acara Up-Dating the Soul of FPPI tahun
2011, dan Finalis 10 Besar Pemilihan Duta Bahasa FKIP 2012 oleh HMJPBS.

Tahun 2013, penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Mts.
Darush Sholihin Hujung, Kec. Belalau, Kab. Lampung Barat dan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) - KT di Pekon Hujung Kec. Belalau Kab. Lampung Barat.

Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi rabbil alamin, segala puji hanya milik Allah, atas
segala rahmat dan nikmat tak terkira yang selalu dicurahkan-Nya
kepadaku dan semua umat-Nya. Sholawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan
maha karyaku ini untuk :



Bapak dan Ibuku tercinta yang telah membesarkanku,
mendidik, menyayangi, memberikan semangat dan
mendo akanku dalam setiap sujudnya. Jasa Bapak dan Ibu
mungkin tak terbalas sampai akhir hayat, hanya doa yang
dapat kulantunkan dalam setiap sujudku semoga kelak kita
dikumpulkan di syurga-Nya. Aamiin.



Adikku tersayang Taregh Azhar, yang selalu memberikan
keceriaan, semangat, bantuan dan dukungannya.



Sanak keluarga, para guru, dosen, murobbi, dan sahabatsahabatku yang telah membimbing, menemani, memberikan
semangat dan mendoakanku.




Almamaterku tercinta Universitas Lampung.

Motto
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. (QS Al-Mujadilah [58]: 11)

Rasulullah SAW. bersabda: Orang-orang yang keluar dalam
mencari ilmu, maka berada di jalan Allah sampai ia kembali
(ke rumahnya). (HR Al-Tirmidzi)

Ikhtiar dan tawakal itu wajib seiring sejalan untuk meraih
kesuksesan. Keberhasilan itu karena rahmat Allah SWT.
(Anonim)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Unila. Skripsi ini

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick Terhadap Aktivitas
Kerjasama Siswa pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan dan Limbah
(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Persada Bandar
Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung.
3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
sekaligus Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, dan saran hingga skripsi ini dapat selesai.
4. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, dan saran hingga skripsi ini dapat selesai.
5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku dosen penguji, atas kritik dan
saran yang diberikan.

6. Bapak dan Ibu dosen pengajar serta staf di Jurusan PMIPA FKIP Unila, atas
ilmu dan segala bantuan yang telah diberikan
7. Dra. Sutirah Sidik, selaku Kepala SMA Persada Bandar Lampung dan
Lamudin, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan

selama penelitian.
8. Teristimewa Bapak, Mamak, adikku, dan keluarga besarku yang selalu
mendukung, memotivasi, dan mendo’akanku. Terimakasih untuk segalanya.
9. Spesial untuk Dira Tiara sebagai teman satu tim dalam penelitian skripsi ini,
terimakasih untuk semuanya dari awal hingga selesainya skripsi ini.
10. Teman-teman di Pendidikan Biologi, kakak dan adik tingkat.
11. Teman-teman seperjuangan Apriana, Mawar Oktivina, Marettha Ania, Nurul
Himmah, Silo Tegar Panandang, Ali Umar Husin, Badri Rahmatullah,
Hamadin, para pejuang FPPI (2010/2011, 2011/2012), Himasakta (2010/2011,
2011/2012, 2012/2013) dan anggota DPM FKIP (2013/2014).
12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Agustus 2014
Penulis

Susanti Agusta

DAFTAR ISI


Halaman
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xviii
I.

PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Latar Belakang Masalah ...................................................................
Rumusan Masalah .............................................................................
Tujuan Penelitian .............................................................................
Manfaat Penelitian ............................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ................................................................
Kerangka Fikir .................................................................................

Hipotesis ..........................................................................................

1
5
5
5
6
7
8

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Talking Stick ..................................................
B. Aktivitas Kerjasama..........................................................................

9
11

III. METODE PENELITIAN
A.
B.

C.
D.
E.
F.

Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................
Populasi dan Sampel .........................................................................
Desain Penelitian .............................................................................
Prosedur Penelitian ..........................................................................
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ...............................................
Teknik Analisis Data.........................................................................

16
16
16
17
20
20

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................
B. Pembahasan ......................................................................................

23
24

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ...........................................................................................
B. Saran .................................................................................................

32
32

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

33

LAMPIRAN
1. Silabus ...............................................................................................
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .................................................
3. Lembar Kerja Siswa I.........................................................................
4. Lembar Kerja Siswa II ......................................................................
5. Kunci Jawaban LKS I ........................................................................
6. Kunci Jawaban LKS II ......................................................................
7. Rubrik Penilaian LKS .......................................................................
8. Pertanyaan Lisan Talking Stick .........................................................
9. Lembar Observasi Aktivitas Kerjasama Siswa .................................
10. Analisis Perindikator Aktivitas Kerjasama Siswa .............................
11. Foto Penelitian ..................................................................................

xiv

36
38
46
54
58
60
62
66
70
73
74

DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
1. Lembar Observasi Aktivitas Kerjasama Siswa ................................ 21
2. Klasifikasi Indeks Aktivitas Kerjasama Siswa ................................

22

3. Aktivitas Kerjasama Siswa Pertemuan Pertama dan Kedua .............

32

4. Analisis Perindikator Aktivitas Kerjasma Siswa ..............................

52

DAFTAR GAMBAR

Gambar
Halaman
1. Model teoritis hubungan antara variabel bebas dan variabel
Terikat ...............................................................................................
7
2. Desain One – Shot Case Study ..........................................................

17

3. Grafik Aktivitas Kerjasama Siswa ...................................................

24

4. Siswa bekerja sama dalam kelompok mendiskusikan LKS...............

66

5. Guru membimbing siswa berdiskusi..................................................

66

6. Siswa bekerja sama dalam kelompok ................................................

67

7. Guru membimbing siswa berdiskusi..................................................

67

1

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses belajar, aktivitas siswa merupakan prinsip yang paling penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Sardiman (2001: 93) dalam belajar
perlu ada aktivitas, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, untuk
mengubah tingkah laku jadi, melakukan kegiatan. Ketika tidak ada aktivitas
siswa maka kegiatan belajar mengajar tidak akan ada.

Aktivitas belajar yang ideal ditandai dengan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Aktivitas belajar yang baik dapat terjadi apabila guru
mengupayakan situasi dan kondisi pembelajaran yang mendukung sehingga
terjadi interaksi antar guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.
Aktifnya siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator
adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar.

Siswa dapat dikatakan aktif ketika ditemukan ciri-ciri perilaku seperti bertanya
kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya.
Semua ciri perilaku tersebut pada dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu
proses dan dari hasil belajar.

2
Aktivitas yang terjadi dalam proses belajar tidak hanya aktivitas individu tetapi
juga aktivitas kelompok. Aktivitas yang dilakukan meliputi menyatakan,
merumuskan, bertanya, memberikan saran, mengeluarkan pendapat,
mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi. Aktivitas siswa dalam kegiatan
berkelompok melatih siswa untuk memiliki kemampuan bekerjasama.

Kemampuan kerjasama merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat dalam kehidupan dewasa ini. Kita ketahui bahwasannya
kemampuan kerjasama kelompok itu penting karena manusia adalah makhluk
sosial yang seyogyanya melakukan aktivitas berinteraksi dengan orang lain,
sehingga kemampuan kerjasama dalam kelompok ini perlu ditingkatkan lagi.
Dengan kegiatan berkelompok, siswa akan mendapatkan pengalaman lebih,
merasakan kebersamaan, rasa persaudaraan, saling berbagi ilmu, dapat
menyuarakan sesuatu hal secara bersama-sama, lebih menjadi proaktif, dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab, dan lain sebagainya.

Proses pembelajaran dengan membuat siswa berkelompok-kelompok menuntut
siswa untuk terlibat aktif didalamnya. Keaktifan siswa dalam kegiatan
berkelompok terlihat dari kontribusi yang diberikan sebagai anggota kelompok
untuk mencapai tujuan kelompok. Ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung siswa tetap berada dalam kelompok, memberikan sumbangan
pemikiran atau ide, memlihara kekompakan kelompok, melaksanakan
perannya secara efektif.

3
Proses pembelajaran yang dilakukan didalam kelas masih terlihat siswa yang
kurang aktif terutama aktivitas kerjasama kelompok. Hal tersebut juga
ditemukan ketika observasi dan diskusi dengan guru Biologi yang mengajar
kelas X di SMA Persada Bandar Lampung, diketahui bahwa selama ini tidak
semua siswa aktif dalam kegiatan kelompok. Hanya siswa-siswa yang
menonjol saja yang aktif dalam kegiatan berkelompok.

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan membuat siswa menjadi
berkelompok-kelompok, masih terlihat ada anggota yang kurang ikut terlibat
terutama ketika presentasi atau menjawab pertanyaan serta masih banyak
adanya anggota kelompok yang mendominasi dalam kelompok sehingga
anggota lain dalam kelompok tersebut tidak memiliki kesempatan dalam
mengemukakan pendapat. Selain itu, masih ada anggota yang kurang
bertanggung jawab dengan kelompoknya. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang
saling mengandalkan anggota kelompoknya.

Kurangnya keaktivan siswa dalam kegiatan belajar bekelompok dikarenakan
minat dan motivasi siswa yang kurang. Hal ini disebabkan karena proses
pembelajaran yang monoton, sehingga perlunya dilakukan model pembelajaran
yang menyenangkan agar seluruh siswa aktif dalam kegiatan berkelompok.

Untuk itu, agar semua siswa aktif dalam kegiatan berkelompok, dipilih model
pembelaran Talking Stick. Model pembelajaran ini merupakan model
pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa akan mengikuti
pembelajaran dengan antusias dan terlibat aktif dalam pembelajaran.
Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Suci (2012:1) pada siswa

4
kelas VII SMP Negeri 3 Kartasura Sukoharjo, model pembelajaran ini berhasil
meningkatkan motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran karena model
pembelajaran ini menyenangkan sehingga aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran meningkat.

Senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marinda (2013: 3) pada
siswa kelas XI IPA di SMA Srijaya Negara Palembang diketahui bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Senada dengan penelitian yang
dilakukan oleh Buwono (2012: 8) pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Nanga
Tayap. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa model pembelajran Talking
Stick dapat meningkatkan aktivias kerjasama siswa.

Penggunaan model pembelajaran ini, diharapkan semua siswa dapat aktif
dalam kegiatan berkelompok. Siswa yang tidak pernah mengajukan pendapat
atau ide dituntut untuk mengemukakan pendapat, sehingga ia dapat terlibat
aktif dalam kelompoknya. Materi pokok yang digunakan yaitu pencemaran
lingkungan dan limbah. Materi ini merupakan materi yang bisa didiskusikan
oleh siswa karena langsung berkaitan dengan lingkungan sekitar siswa. Oleh
karena itu, perlu dilakukannya penelitian dengan menerapkan model
pembelajaran Talking Stick dalam menggali aktivitas kerjasama siswa pada
materi pokok pencemaran lingkungan dan limbah.

5
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
adakah pengaruh penggunaan model pembelajaran Talking Stick terhadap
aktivitas kerjasama siswa kelas X SMA Persada Bandar Lampung pada materi
pokok pencemaran lingkungan dan limbah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran Talking Stick terhadap peningkatan aktivitas kerjasama siswa
kelas X SMA Persada Bandar Lampung pada materi pokok pencemaran
lingkungan dan limbah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1. Peneliti yaitu sebagai pengalaman, wawasan dan pengetahuan bagi peneliti
sebagai calon guru untuk menggali aktivitas siswa dalam bekerjasama.
2. Guru Biologi yaitu memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam
memilih model pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas kerjasama
siswa.
3. Siswa yaitu membantu meningkatkan aktivitas kerjasama tim.

6
4. Sekolah yaitu memberikan masukan untuk menggunakan model
pembelajaran Talking Stick dalam upaya peningkatan mutu sekolah dan
kualitas pembelajaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap masalah yang akan dikemukakan,
maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu:
1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X1 semester genap tahun pelajaran
2013/2014 di SMA Persada Bandar Lampung.
2. Model pembelajaran Talking Stick yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari langkah-langkah yakni: a) membentuk kelompok; b) menyiapkan
sebuah tongkat; c) penyampaian materi pengantar; d) siswa melakukan
diskusi; e) guru memberikan tongkat kepada siswa yang kemudian
menjawab pertanyaan dari guru secara bergilir; f) siswa anggota kelompok
diperbolehkan membantu temannya; g) menyimpulkan pelajaran
3. Aktivitas yang diamati yaitu aktivitas kerjasama siswa meliputi berbicara,
mendengar, berbagi ide dan membantu kelompok.
4. Materi pokok pada penelitian ini adalah pencemaran lingkungan dengan
Kompetensi Dasar 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia
dengan masalah perusakan lingkungan dan pelestarian lingkungan, serta
materi pokok limbah dengan Kompetensi Dasar 4.3 Menganalisis jenis-jenis
limbah dan daur ulang limbah.

7
F. Kerangka Pikir

Pembelajaran biologi akan lebih bermakna jika siswa terlibat aktif dalam
proses belajar mengajar dikelas sehingga siswa akan lebih memahami materi
yang disampaikan. Materi pokok pencemaran lingkungan dan limbah
merupakan salah satu materi yang pembelajarannya dapat dilakukan dengan
mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok yang kemudian mereka
melakukan diskusi.

Model pembelajaran Talking Stick merupakan model pembelajaran yang
menyenangkan karena membuat siswa belajar sambil bermain dengan tongkat
yang digilirkan kepada setiap siswa sehingga akan membuat siswa akan
mengikuti pembelajaran dengan antusias sehingga akan terlibat aktif dalam
proses pembelajaran dikelas. Dengan begitu, aktivitas siswa akan meningkat
terutama dalam kegiatan berkelompok.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan satu kelas.
Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk membandingkan aktivitas
kerjasama siswa dengan menggunakan model pembelajaran Talking Stick pada
pertemuan pertama dengan pertemuan kedua.
Hubungan antara variabel tersebut digambarkan berikut ini:
X

Y

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

8
Keterangan: X = Model pembelajaran Talking Stick; Y = Aktivitas kerjasama
siswa

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh penggunaan model
pembelajaran talking stick terhadap peningkatan aktivitas kerjasama siswa
kelas X SMA Persada Bandar Lampung pada materi pokok pencemaran
lingkungan dan limbah.

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Talking Stick

Model pembelajaran talking stick merupakan model pembelajaran yang
menggunakan alat berupa tongkat sebagai alat bantu bagi guru untuk
mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan menimbulkan suasana yang
menyenangkan. Tongkat tersebut digilirkan pada siswa dan bagi siswa
mendapatkan tongkat sesuai dengan aba-aba dari guru, maka siswa diberi
pertanyaan oleh guru dan harus dijawab (Sudjana, 2002:10).

Metode Talking Stick merupakan salah satu metode yang menekankan pada
keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar. Metode ini dapat memberikan
motivasi kepada siswa supaya belajar aktif dalam memahami dan menemukan
konsep, sehingga siswa mampu menghubungkan soal dengan teori yang ada,
misalnya pada bagian contoh soal yang merupakan bagian dari bahan belajar
siswa dapat digunakan untuk menggambarkan teori, konsep dari materi
pembelajaran yang dibahas dalam diskusi antara siswa dengan guru (Setyawati,
2011: 4).

Menurut Hanafiah dan Suhana (2012: 48) langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam model pembelajaran ini yaitu sebagai berikut:
1) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 orang;

10
2) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm;
3) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian
memberikan kesempatan kepada para kelompok untuk membaca dan
mempelajari materi pegangannya;
4) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat dalam wacana;
5) Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajarinya,
guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup wacanany;
6) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota
kelompok, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan anggota kelompok
yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya
sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru;
7) Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota
kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan;
8) Guru memberikan kesimpulan;
9) Guru melakukan evaluasi /penilaian, baik secara kelompok maupun
individu;
10) Guru menutup pembelajaran.

Di Dalam model pembelajaran Talking Stick, model ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Adapun kekurangan dan kelebihan dari model Talking Stick
menurut Suprijono (2010: 110) sebagai berikut :
Kelebihan model Talking Stick yaitu: 1) Menguji kesiapan siswa; 2)
Melatih siswa membaca dan memahami materi dengan cepat; 3)
Memacu siswa agar lebih giat belajar (belajar dahulu); 4) Siswa berani
mengemukakan pendapat. Sedangkan kekurangan model Talking Stick
yaitu membuat siswa senam jantung.

11
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Marinda (2013: 3) pada siswa
kelas XI IPA di SMA Srijaya Negara Palembang diketahui bahwa
pembelajaran dengan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Senada dengan penelitian yang
dilakukan oleh Buwono (2012: 8) pada siswa kelas VIII SMP Negeri I Nanga
Tayap. Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa model pembelajran Talking
Stick dapat meningkatkan aktivias kerjasama siswa. Sebagaimana hasil
penelitian yang dilakukan oleh Suci (2012:1) pada siswa kelas VII SMP Negeri
3 Kartasura Sukoharjo, model pembelajaran ini berhasil meningkatkan
motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran ini
menyenangkan sehingga aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat.

B. Aktivitas Kerjasama
Aktivitas belajar merupakan prinsip yang sangat penting dalam proses
pembelajaran. Menurut Sardiman (2001: 93) dalam belajar perlu ada aktivitas,
sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, untuk mengubah tingkah laku.
Jadi melakukan kegiatan, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.

Adanya kegiatan-kegiatan yang menunjang seperti melakukan ekperimen,
diskusi, tanya jawab dan lain-lain, secara tidak langsung akan menuntut siswa
dalam melakukan berbagai aktivitas belajar. Hamalik (2004: 175) berpendapat
bahwa:

Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh
karena:
1) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami
sendiri.;

12
2) berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa
secara integral;
3) memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa;
4) para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri;
5) memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi
demokratis;
6) mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara
orang tua dengan guru;
7) pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga
mengembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan
verbalistis;
8) pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam
kehidupan di masyarakat.

Aktivitas kerjasama siswa merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa
secara bersama-sama untuk mencapai perubahan tingkah laku dan untuk
mencapai tujuan. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa, maka proses
pembelajaran yang terjadi akan semakin baik. Seperti yang diungkapkan oleh
Sardiman (2004: 21):

Pada prinsipnya belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang dimaksudkan
belajar berarti usaha merubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa
suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak
hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga
terbentuk percakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,
watak, penyesuaian diri.

Tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran bergantung pada diri siswa.
Berawal dari minat dengan segala aktivitas-aktivitas selama mengikuti
pembelajaran menjadi salah satu penunjang keberhasilan pembelajaran. Oleh
karena itu, aktivitas kerjasama siswa perlu diperhatikan sebab hal ini berperan
penting dalam menentukan prestasi belajar siswa. Aktivitas siswa dalam
bekerjasama meliputi aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Kegiatan
belajar dua aktivitas tersebut saling terkait, sehingga dalam pembelajaran

13
peserta didik diharapkan mempunyai keserasian antara aktivitas fisik dengan
aktivitas mental yang dilakukan sehingga akan menghasilkan pembelajaran
berkelompok yang optimal.

Menurut Landsberger (dalam Wardany, 2013: 19) kerjasama atau belajar
bersama adalah proses beregu (berkelompok) yang anggota-anggotanya
mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil mufakat.
Ruang kelas merupakan suatu tempat yang sangat baik untuk membangun
kemampuan kelompok (tim), yang dibutuhkan kemudian dalam kehidupan.
Kerjasama/belajar bersama adalah saling mempengaruhi sebagai anggota tim,
Anda:
1. Membangun dan membagi suatu tujuan yang lumrah
2. Sumbangkan pemahamanmu tentang permasalahan: pertanyaan, wawasan,
dan pemecahan
3. Tanggap terhadap, dan belajar memahami, pertanyaan lain, wawasan dan
penyelesaian
4. Setiap anggota memperkuat yang lain untuk berbicara dan berpartisipasi,
dan menentukan kontribusi (sumbangan) mereka
5. Bertanggung jawab terhadap yang lain, dan mereka bertanggung jawab pada
Anda
6. Bergantung pada yang lain, dan mereka bergantung pada Anda.

Aktivitas kerjasama siswa dapat diukur dengan berpedoman pada besar nilai
yang diperoleh siswa yang kemudian dinamakan tingkat keaktifan siswa.
Seseorang dikatakan aktif jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu yang

14
sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan positif terhadap suatu
peristiwa dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam proses
belajarnya.

Senada dengan hal di atas, Gie (1985: 6) menyatakan bahwa:
"Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada aktivitas yang
dilakukannya selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar adalah
segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan
seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa
perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sifatnya tergantung pada
sedikit banyaknya perubahan".

Aktivitas kerjasama dalam proses belajar mengajar merupakan salah satu
faktor penting yang dapat mendukung ketercapaian kompetensi pembelajaran
siswa. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik,
2002:172).

Aktivitas kerjasama haruslah difasilitasi oleh guru, seperti yang dijelaskan oleh
Holubee (dalam Wardany, 2013: 18), menyatakan bahwa sama seperti seorang
guru harus mengajarkan keterampilan akademis, keterampilan kerjasama juga
harus diberikan kepada siswa, karena tindakan ini akan bermanfaat bagi
mereka untuk meningkatkan kerja kelompok, dan menentukan bagi
keberhasilan hubungan sosial dimasyarakat.

Dengan adanya aktivitas kerjasama dalam kegiatan berkelompok memberikan
kesempatan bagi siswa untuk melatih materi baru dan mendapatkan umpan
balik dari anggota kelompok yang lain serta mendorong perkembangan
keterampilan sosial siswa (Eggen dan Don, 2012: 149).

15
Adapun indikator penilaian aktivitas kerjasama siswa dalam kegiatan
berkelompok menurut Eggen dan Don (2012: 152) yaitu mencakup berbicara,
mendengarkan, berbagi ide, dan membantu kelompok untuk bergerak di dalam
arah positif. Dalam kegiatan berkelompok, siswa belajar menerima tanggung
jawab pribadi dan berfungsi sebagai anggota produktif satu kelompok.

16

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Persada Bandar Lampung pada
tanggal 7-21 Mei 2014 semester genap tahun ajaran 2013-2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap
SMA Persada Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel tersebut
adalah siswa kelas X1 yang berjumlah 30 siswa. Menurut Margono (2005: 127)
yang dimaksud cluster random sampling yaitu populasi tidak terdiri dari
individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau
cluster misalnya kelas sebagai cluster.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain One-Shot Case
Study. Kelas diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Talking Stick
kemudian diobservasi hasilnya.

17
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut:
Kelompok
I

perlakuan
X

Observasi
O

Desain One – Shot Case Study (dimodifikasi dari Sugiyono,
2013:74).
Keterangan : I = Kelas X1; X = Perlakuan model pembelajaran Talking Stick;
O = Observasi Aktivitas Kerjasama siswa.

Gambar 2.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk
setiap pertemuan.
e. Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas kerjasama siswa.

18
2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Talking Stick. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali
pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

a. Pendahuluan
1) Siswa diberikan apersepsi. Guru menanyakan:
(Pertemuan I); ”Bagaimana kondisi lingkungan disekitar kalian saat
ini?”
(Pertemuan II); “Bagaimana pengaruh pencemaran di lingkungan kita
terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup?”
2) Siswa memperoleh motivasi dari guru:
(Pertemuan I): ”Dengan mempelajari materi ini, kita dapat mengetahui
aktivitas manusia yang dapat merusak lingkungan sehingga kita dapat
menghindari aktivitas tersebut”.
(Pertemuan II): ”Dengan mempelajari materi ini, kita dapat
mengetahui jenis-jenis limbah dan bagaimana cara daur ulangnya”.
3) Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran yang harus dicapai diakhir
pembelajaran. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai
langkah-langkah model pembelajaran Talking Stick.
4) Siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing.

19
b. Kegiatan inti
1) Siswa mendengarkan materi pengantar yang disampaikan oleh guru.
Pertemuan pertama mengenai pencemaran, jenis dan sumbernya.
Pertemuan kedua mengenai limbah.
2) Siswa dibagikan Lembar Kerja Siswa (LKS).
3) Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dengan dibimbing dan diawasi
oleh guru.
4) Siswa mengumpulkan lembar kerja kelompok yang telah dikerjakan
dan didiskusikan.
5) Guru memberikan tongkat kepada salah satu siswa pada anggota
kelompok dan siswa yang mendapatkan tongkat harus menjawab
pertanyaan yang di ajukan oleh guru sedangkan anggota kelompok
yang lain dapat membantu apa bila siswa yang memegang tongkat
tidak dapat menjawab. Seperti itu seterusnya sampai sebagian besar
siswa mendapat giliran.
c. Penutup
1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan dalam setiap pertemuan.
2) Guru meminta siswa untuk membaca materi yang akan dibahas pada
pertemuan selanjutnya.
3) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

20
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah :

1. Jenis Data
Data penelitian berupa data kualitatif yaitu aktivitas kerjasama siswa.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan lembar observasi
aktivitas kerjasama siswa. Data aktivitas kerjasa siswa diperoleh melalui
lembar observasi aktivitas kerjasama siswa berisi semua aspek kegiatan
yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

F. Teknik Analisis Data

1. Pengolahan Data Aktivitas Kerjasama Siswa

Data aktivitas kerjasama siswa selama proses pembelajaran berlangsung
merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis
dengan menggunakan indeks aktivitas kerjasama siswa. Langkah–langkah
yang dilakukan untuk yaitu:

a) Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:
χ

x
n

i

x100%

Keterangan χ = Rata-rata skor aktivitas kerjasama siswa
∑ xi = Jumlah skor maksimal yang diperoleh

21
n = Jumlah skor maksimum
(dimodifikasi dari Sudjana, 2002: 67)
Proses analisis data aktivitas kerjasama siswa adalah dengan memberikan
skor pada setiap indikator yang dipenuhi siswa pada lembar observasi
aktivitas kerjasama siswa pada tabel dibawah ini
Tabel 3.1 Lembar Observasi Aktivitas Kerjasama Siswa
No.

Nama

A
1

2

3

4

1

Aspek yang diamati
B
C
2 3 4 1 2 3

D
4

1

2

3

4

1
2
3
4
5
6
dst
Jumlah

∑ xi

χ

Keterangan:
A. Berbicara
1.
2.
3.
4.

Berani mengungkapkan pendapat
Menanggapi pendapat teman
Bertanya pada teman atau guru
Menjawab pertanyaan guru

B. Mendengar
1. Mendengarkan pendapat teman
2. Memperhatikan informasi/penjelasan yang disampaikan teman atau
guru
3. Memperhatikan apa yang dilakukan teman (menyimak)
4. Merespon apa yang dikatakan teman
C. Berbagi Ide
1.
2.
3.
4.

Memberikan masukan yang membangun kelompoknya
Memberikan masukan yang tidak membangun kelompoknya
Memberikan kritikan positif yang membangun kelompoknya
Memberikan kritikan positif yang tidak membangun kelompoknya

22
D. Membantu Kelompok
1.
2.
3.
4.

Tetap berada dalam kelompok
Mengerjakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya
Membantu teman dalam menyelesaikan tugasnya
Bekerjasama dalam kelompok
Sumber: Eggen dan Don (2012: 152)

Pedoman penskoran aktivitas kerjasama siswa diberikan berdasarkan
kriteria:
Skor 4 bila kemampuang sangat baik (bila 4 indikator dilaksanakan)
Skor 3 bila kemampuan baik (bila 3 indikator dilaksanakan)
Skor 2 bila keterampilan cukup (2 indikator dilaksanakan)
Skor 1 bila keterampilan kurang baik (1 indikator dilaksanakan)
Skor 0 bila keterampilan sangat kurang (indikator tidak dilaksanakan)
b) Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Kerjasama
Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Klasifikasi Indeks Aktivitas Kerjasama Siswa
No
Persentase
Kategori
1.

80,1 % - 100%

Sangat baik

2.

60,1% - 80%

Baik

3.

40,1% - 60%

Cukup

4.

20,1% - 40%

Kurang baik

5

0,0% - 20%

Sangat kurang

Sumber: dimodifikasi dari Arikunto (2010: 245)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran talking stick terhadap
peningkatan aktivitas kerjasama siswa kelas X SMA Persada Bandar
Lampung pada materi pokok pencemaran lingkungan dan limbah.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian yang berikutnya, maka penulis menyarankan
sebagai berikut:
1. Peneliti seharusnya lebih memahamkan kepada siswa bagaimana aturan
dari model pembelajaran talking stick ini terutama kearah mana
seharusnya tongkat diberikan sehingga tongkat berjalan lebih terarah.
2. Sebaiknya peneliti meningkatkan kualitas alat bantu yang digunakan
dalam mendukung pembelajaran berlangsung, seperti kualitas pemutar
musik upayakan seluruh kelas dapat mendengar sehingga ketika musik
berhenti, tongkat juga tepat berhenti.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Buwono, Sri. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick terhadap Hasil
Belajar dan Aktivitas Kerjasama Siswa SMP Negeri 1 Nanga Tayap.
[Jurnal]. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Eggen, Paul dan Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Indeks.
Jakarta.
Gie, T. L. 1985. Cara Belajar Yang Efisien. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Hamalik, Oemar. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Bandung.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2012. Konsep dan Strategi Pembelajaran.
Refika Aditama. Bandung.
Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta
Marinda, Nina. 2013. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Talking Stick terhadap Aktivitas Siswa dan Hasil Belajar Biologi Siswa
kelas XI IPA di SMA Srijaya Negara Palembang. [Jurnal]. Universitas
Sriwijaya. Palembang.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Setyawati, Dewi. 2011. Hasil Belajar Biologi Melalui Penerapan Metode Talking
Stick dalam Model Learning Cycle Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa di
SMA N 5 Surakarta. [Jurnal]. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Suci, Happy Puspitasari. 2012. Efektivitas Pembelajaran Model Talking Stick
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Materi Ekosistem.
[Jurnal]. Universitas Negeri Semarang. Solo.
Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Bandung.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Suwandi, T. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended
terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah oleh Siswa.
[Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Wardany, Kusuma. 2013. Katerampilan Kerjasama dan Pemahaman Konsep
Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe STAD pada Materi
Pencemaran. [Skripsi]. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pembelajaran talking stick berhadiah terhadap minat belajar kimia siswa pada konsep reaksi oksidasi reduksi.

2 18 0

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN

1 7 60

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AFEKTIF RECEIVING DAN RESPONDING SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH (Studi Eksperimen Siswa Kelas X SMA PERSADA Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 98

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AKTIVITAS KERJASAMA SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH

0 18 42

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN

1 8 65

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI POKOK ALJABAR

0 9 216

PENGARUH HASIL BELAJAR DENGAN METODE TALKING STICK TERHADAP SIKAP ILMIAH SISWA TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN DI SMP

4 21 209

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Talking Stick Di Mi Al Hikmah Kelas 5 Kota Bekasi

0 7 179

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK Efektivitas Pembelajaran Model Talking Stick Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Materi Ekosistem Kelas VII D SMP Negeri 3 Kartasura Sukoharjo T

0 3 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

0 0 9