Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Talking Stick Di Mi Al Hikmah Kelas 5 Kota Bekasi

(1)

DI MI AL HIKMAH KELAS 5 KOTA BEKASI

Disusun Oleh:

SITI SUPRIATIN

NIM 1812011000038

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016


(2)

(3)

i

TALKING STICK DI MI AL HIKMAH KELAS 5 KOTA BEKASI

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Oleh: SITI SUPRIATIN NIM: 1812011000038

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016


(4)

ii

Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Talking Stick Di MI Al Hikmah Kelas 5 Kota Bekasi” disusun oleh Siti Supriatin NIM. 1812011000038, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 11 Maret 2016

Yang mengesahkan, Pembimbing


(5)

iii

NIM : 1812011000038

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Talking Stick Di MI Al Hikmah Kelas 5 Kota Bekasi adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Heny Narendrany Hidayati, S.Ag. M.Pd.

NIP : 197105121996032002

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.


(6)

iv

Tindakan Kelas di MI Al-Hikmah Kelas 5 Kota Bekasi). Skripsi Program Sarjana, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode talking stick dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada matei akhlak terpuji (sikap optimis, qanaah, dan tawakal serta berakhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum). Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di MI Al-Hikmah dengan subjek penelitian sebanyak 26 siswa. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pencapaian hasil belajar sebelum digunakannya metode talking stick adalah 63,84. Rata-rata pencapai nilai hasil belajar siswa setelah menggunakan metode talking stick dalam proses pembelajaran pada siklus I adalah 81,08. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II lebih baik dari siklus I yaitu 86,96. Berdasarkan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 di MI Al-Hikmah Kota Bekasi.


(7)

v

Research in MI Al-Hikmah Grade 5 Cities Bekasi). Thesis Degree Program, Majoring in Islamic Religious Education (PAI), a Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University Syarif Hidaytullah Jakarta.

Research aim to determine the application of the talking stick method in the learning process and to find out the talking stick method can improve learning outcomes on the subjects of moral theology at finer material (an optimistic attitude, qanaah, tawakal and good morals when in the place of worship and public places). Method in the result of a class action research conducted in MI Al-Hikmah research subject were 26 students. Research do as much as two cycle of planning, execution, observation and reflextion.

The result showed that the average learning achievement before the introduction of talking stick method is 63,84. Average value of the result of students learning achievement after using the talking stick in the learning process in cycle I is 81,08. But average value of result students in the cycle II better than the first cycle that 86,96. Based increase in the average value of student learning outcomes of this study, it can be concluded that the talking stick method can improve student learning outcomes in grade 5 MI Al-Hikmah cities Bekasi.


(8)

vi

judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Talking Stick di MI Al-Hikmah Kelas 5 Kota Bekasi”. Adapun penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam.

Hadirnya skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan semua pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Henny Narendrani, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan, masukan dan saran. 2. Prof.Dr. Ahmad Thib Raya selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Ahmad Majid Khon, M.Ag selaku kepala jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Marhamah Saleh Lc. MA selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dindin Ridwanudin, M.Pd. beserta staff, yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis selama proses perkuliahan berlangsung sampai terselesaikannya skripsi ini.

6. Jamhuri ZH. S.Ag selaku kepala sekolah MI Al Hikmah dan seluruh jajaran staf yang telah mengizinkan dan membantu penulis untuk melakukan penelitian

7. Yusuf Kamil S.Pd.I selaku guru agama MI Al Hikmah yang telah banyak membantu penulis selama melakukan penelitian di MI Al hikmah serta seluruh siswa kelas 5 MI Al Hikmah

8. Suami dan kedua anakku tercinta yang telah memberikan motivasi kepada penulis dan mengikhlaskan waktu kebersamaannya guna terselesaikannya penulisan skripsi ini.


(9)

vii

10. Serta semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Demikianlah skripsi ini disusun, semoga dapat memberikan manfaat. Mohon maaf atas segala kekurangan, semoga Allah SWT meridhoi dan memberikan keberkahan bagi kita semua. Amiin.

Jakarta, April 2016


(10)

viii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Fokus Penelitian ... 5

D. Perumusan Masalah Penelitian... 5

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ... 6

BAB II: KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus Penelitian ... 8

1. Hakikat Hasil Belajar... 8

a. Pengertian Hasil Belajar ... 8

b. Obyek Hasil Belajar ... 10

c. Batas Minimal Hasil Belajar ... 14

d. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar ... 15

2. Mata Pelajaran Akidah Akhlak... 17

a. Pengertian Akidah ... 17

b. Pengertian Akhlak ... 18

c. Pengertian Mata Pelajaran Akidah Akhlak ... 20


(11)

ix

3. Akhlak Terpuji ... 24

a. Pengertian Akhlak Terpuji ... 24

b. Kedudukan Akhlak Terpuji ... 25

4. Metode Talking Stick ... 26

a. Pengertian Metode Talking Stick ... 26

b. Penerapan Metode Talking Stick ... 27

c. Langkah-langkah Metode Talking Stick ... 27

d. Kelebihan Metode Talking Stick ... 27

e. Kekurangan Metode Talking Stick ... 28

f. Implementasi Metode Talking Stick dalam Pembelajaran... 28

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 29

C. Hipotesis Tindakan ... 31

BAB III: METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

1. Tempat Penelitian ... 32

2. Waktu Penelitian ... 32

B. Metode Penelitian... 33

C. Subjek Penelitian ... 34

D. Peran Dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 35

1. Peran Peneliti ... 35

2. Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 35

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 35

1. Tahapan Pra Penelitian ... 35

2. Kegiatan di Siklus I ... 36

3. Kegiatan di Siklus II ... 37

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 38


(12)

x

K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 45

BAB IV: DESKRIPSI HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sebelum Tindakan... 46

B. Interpretasi Hasil Penelitian ... 49

1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 49

a. Tahap Perencanaan ... 49

b. Tahap Pelaksanaan ... 49

c. Tahap Pengamatan ... 53

d. Tahap Refleksi ... 59

e. Keputusan Siklus I ... 59

2. Tindak Pembelajaran Siklus II ... 60

a. Tahap Perencanaan ... 60

b. Tahap Pelaksanaan ... 60

c. Tahap Pengamatan ... 61

d. Tahap Refleksi ... 66

C. Pembahasan ... 67

D. Keterbatasan Penelitian ... 68

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 69

B. Implikasi ... 69

C. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(13)

xi

Tabel 2.1 SK-KD Kelas 5 Semester I Tingkat Madrasah Ibtidaiyah

23

Tabel 2.2 SK-KD Kelas 5 Semester I Tingkat Madrasah Ibtidaiyah

23

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian 32

Tabel 3.2 Lembar Penilaian Observasi Metode Talking Stick

39

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I 39 Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II 41

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus 47

Tabel 4.2 Perolehan Skor Dalam Pembelajaran Siklus I 56

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus I 56

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus I 58 Tabel 4.5 Perolehan Skor Dalam Pembelajaran Siklus II 63

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus II 64


(14)

xii

Gambar 1 Diagram Batang Frekuensi Hasil Belajar Siklus I

58

Gambar 2 Diagram Batang Frekuensi Hasil Belajar Siklus II


(15)

xiii

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan Ke-1 & 2

73

Lampiran 2 Materi Diskusi Kelompok Siklus I 79

Lampiran 3 Pertanyaan Metode Talking Stick Siklus I Putaran Ke-1

82

Lampiran 4 Pertanyaan Metode Talking Stick Siklus I Putaran Ke-2

83

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan Ke-1

84

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Putaran Ke-2 87 Lampiran 7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus

II Pertemuan ke- 1 & 2

90

Lampiran 8 Materi Diskusi Kelompok Siklus II 96

Lampiran 9 Pertanyaan Metode Talking Stick Siklus II Putaran Ke-1

98

Lampiran 10 Pertanyaan Metode Talking Stick Siklus II Putaran Ke-2

99

Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Putaran Ke-1

100

Lampiran 12 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Putaran Ke-2

103

Lampiran 13 Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus I 106 Lampiran 14 Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus I 108 Lampiran 15 Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus II 110 Lampiran 16 Pengamatan Proses Belajar Mengajar Siklus II 112

Lampiran 17 Catatan Lapangan Siklus I 114


(16)

xiv

Lampiran 22 Wawancara dengan Siswa Siklus II 124 Lampiran 23 Lembar Observasi Penilaian Metode Talking Stick

Siklus I Pertemuan ke-1

125

Lampiran 24 Lembar Observasi Penilaian Metode Talking Stick Siklus I Pertemuan ke-2

126

Lampiran 25

Lembar Observasi Penilaian Metode Talking Stick Siklus II Putaran ke-1

127

Lampiran 26 Lembar Observasi Penilaian Metode Talking Stick Siklus II Pertemuan ke-2

128

Lampiran 27 Hasil Belajar Siklus I Pertemuan 1 dan 2 129 Lampiran 28 Perhitungan Distribusi Frekuensi Siklus I 131 Lampiran 29 Hasil Belajar Siklus II Pertemuan 1 dan 2 132 Lampiran 30 Perhitungan Distribusi Frekuensi Siklus II 134

Lampiran 31 Foto-Foto Penelitian 135

Lampiran 32 Sampel Hasil Lembar Kerja Siswa 140

Lampiran 33 Uji Referensi 164

Lampiran 34 Surat Bimbingan Skripsi 165

Lampiran 35 Surat Observasi 166

Lampiran 36 Surat Izin Penelitian 167


(17)

1

Sesungguhnya masa kanak-kanak merupkan fase yang paling subur, paling panjang dan paling dominan bagi seorang guru untuk menanamkan norma-norma yang mapan dan arahan yang bersih kedalam jiwa dan sepak terjang anak-anak didiknya.1 Berbagai kesempatan terbuka lebar untuk sang guru dan semua potensi tersedia secara berlimpah dalam fase ini dengan adanya fitrah yang bersih, masa kanak-kanak yang masih lugu, kepolosan yang begitu jernih, kelembutan dan kelenturan jasmaninya, kalbu yang masih belum tercemari dan jiwa yang masih belum terkontaminasi.

Apabila masa ini dapat dimanfaatkan oleh seorang guru secara maksimal dengan sebaik-baiknya, tentu harapan yang besar untuk berhasil akan mudah diraih pada masa mendatang, sehingga kelak sang anak akan tumbuh menjadi seorang pemuda yang tahan dalam menghadapi berbagai macam tantangan, beriman, kuat, kokoh dan tegar.

Mendidik anak dan mengajar anak bukan merupakan hal yang mudah, bukan pekerjaan yang dapat dilakukan secara serampangan dan bukan pula hal yang bersifat sampingan. Mendidik dan mengajar anak sama kedudukannya dengan kebutuhan pokok dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim yang mengaku dirinya memeluk agama yang benar ini. Bahkan mendidik dan mengajar anak merupakan tugas yang harus dan mesti dilakukan oleh setiap orang tua dan guru karena perintah tersebut datang dari Allah SWT sebagai mana firman-Nya dalam Al Qur’an surat At-Tahriim (66) : 6.2





















...

1 Jamaal ‘Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah SAW, (Jakarta:

Irsyad Baitus Salam, 2005), Hal. 15 2


(18)

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”.. (Q.S. At-Tahriim:6)

Mendidik dan memberikan tutunan merupakan sebaik-baik hadiah dan perhiasan paling indah yang diberikan oleh orang tua dan guru kepada anaknya dengan nilai yang jauh lebih baik daripada dunia dan segala isinya. Oleh karena itu salah satu pengajaran dalam agama Islam adalah pengajaran akhlak kepada anak-anak kita, dimana pengajaran akhlak berarti pengajaran tentang bentuk batin seseorang yang kelihatan pada tindak tanduknya (tingkah lakunya). Dalam pelaksanaannya, pengajaran ini berarti proses kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajar berakhlak baik. Artinya anak yang diajar itu memiliki bentuk batin yang baik menurut ukuran nilai ajaran agama Islam dan bentuk batin ini hendaknya kelihatan dalam tindak tanduknya sehari-hari. Dalam bentuk yang sederhana dapat dikatakan: supaya anak beraklak baik/terpuji menurut ajaran agama Islam.3

Pengajaran akhlak adalah salah satu bagian dari pengajaran agama. Karena itu patokan penilaian dalam mengamati akhlak adalah ajaran agama. Yang menjadi sasaran pembicaraan dalam pengajaran akhlak adalah bentuk batin seseorang.

Bentuk batin itu dapat dilihat pada tindak tanduk atau tingkah laku dengan mempelajari apakah tindak tanduk itu berasal dari bentuk batin atau karena suatu pertimbangan tertentu. Tindak tanduk itu dinilai dengan ukuran ajaran agama. Buruk atau baik, terpuji atau tercela menurut pertimbangan ajaran agama. Dalam arti yang lebih dalam, sebenarnya pengajaran akhlak itu adalah pengajaran yang membicarakan tentang nilai suatu perbuatan orang.4 Sasaran perbuatan itu meliputi berbagai aspek hubungan. Orang berbuat dalam rangka hubungannya dengan Tuhannya, dengan dirinya sendiri, dengan manusia sesama manusia, dengan binatang dan dengan makhluk Allah

3

Zakiah Daradjat dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Hal. 70

4


(19)

lainnya. Akhlak yang menggambarkan hubungan seseorang dengan Tuhannya disebut ibadah. Yang menjadi sasaran pembicaraan akhlak ialah perbuatan

seseorang pada dirinya sendiri seperti sabar, wara’, zuhud, ridha qana’ah, tawakal, optimis dan sebagainya, dan perbuatan seseorang dalam rangka hubungnya dengan orang lain seperti pemurah, penyantun, penyayang, benar, jujur, patuh, disiplin, hidup rukun, tolong menolong dan sebagainya. Sifat-sifat itu kadang-kadang kelihatan pula pada seseorang dalam hjur, patuh, disiplin, hidup rukun, tolong menolong dan sebagainya. Sifat-sifat itu kadang-kadang kelihatan pula pada seseorang dalam hubungannya dengan binatang dan makhluk lain.

Pengajaran akhlak membentuk batin seseorang. Pembentukan ini dapat dilakukan dengan memberikan pengertian tentang buruk baik dan kepentingannya dalam kehidupan, memberikan ukuran menilai buruk dan baik itu, melatih dan membiasakan berbuat, mendorong dan memberi sugesti agar mau dan senang berbuat.

Pengajaran akhlak membicarakan nilai sesuatu perbuatan menurut ajaran agama, membicarakan sifat-sifat terpuji dan tercela menurut ajaran agama, membicarakan berbagai hal yang langsung ikut mempengaruhi pembentukan sifat-sifat itu pada diri seseorang secara umum. Secara umum, agama Islam telah memperlihatkan contoh dan teladan yang baik dalam pelaksanaan akhlak itu, terutama tingkah laku dan perbuatan rasul Allah sebagai pembawa ajaran tentang tingkah laku itu. Rasulullah memang diutus Allah untuk membina dan menyempurnakan akhlak yang terpuji. Ajaran yang dibawa oleh Rasulullah itu berisi materi pembentukan batin setiap orang sehingga melahirkan sifat-sifat baik dan terpuji yang kelihatan dalam bentuk tindakan dan tingkah laku. Bukan hanya rasul Allah saja yang sudah memberikan contoh perbuatan itu, tetapi juga para sahabat nabi dan imam-imam mujtahid telah memberikan contoh tingkah laku terpuji menurut ukuran nilai ajaran agama.

Dari penjelasan di atas agar tujuan dari pembelajaran Akidah Akhlak tercapai maka proses pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah


(20)

bisa menjadi pempelajaran yang menarik bagi siswa apabila guru dapat mengajarkan sesuai dengan langkah pembelajaran yang tepat. Namun, ketika peneliti melakukan wawancara terhadap guru agama MI Al Hikmah di kelas 5, pembelajaran yang dilakukan masih bersifat konvensional yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada guru, misalnya karena selama proses belajar mengajar guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sehingga para siswa terlihat menjadi bosan dan jenuh dan tidak jarang kondisi kelas menjadi tidak kondusif dikarenakan siswa bercanda sendiri dan mengobrol, selain itu setelah proses belajar selesai siswa diberi tugas untuk mengerjakan LKS baik disekolah maupun dikerjakan dirumah.5 Hal ini ternyata berdampak pada minat belajar anak yang kian hari nilai mata pelajaran Akidah Akhlak siswa kelas 5 MI Al Hikmah dengan jumlah siswa 26 orang hanya 9 orang yang berhasil, yang artinya hanya 34.6% yang memperoleh nilai 70 keatas, sedangkan 65,4% mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu dibawah nilai 70. Persentase ketuntasan tersebut masih jauh dari

tujuan yang diharapkan. Agar pembelajaran Akidah Akhlak pada materi akhlak terpuji menjadi

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, salah satunya dapat dilaksanakan dengan penerapan model pembelajaran talking stick. Talking

stick merupakan sebuah model pembelajaran yang berorientasi pada

penciptaan kondisi dan suasana belajar aktif dari siswa karena adanya unsur permainan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas, maka alasan utama pemilihan model talking stick karena selama proses pembelajaran berlangsung sesudah guru menyajikan materi pelajaran, siswa diberikan waktu beberapa saat untuk mempelajari materi pelajaran yang telah diberikan, agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru pada saat talking stick berlangsung. Mengingat dalam talking stick, ada unsur kompetisi dalam setiap kelompok untuk mengumpulkan skor yang sebanyak-banyaknya maka hal ini dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa yang akan berdampak pada nilai hasil belajar siswa. Berdasarkan alasan tersebut

5


(21)

memberikan inspirasi sekaligus motivasi bagi peneliti untuk melakukan tindakan peningkatan hasil belajar dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Talking Stick di MI Al-Hikmah Kelas 5 Kota Bekasi”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, sehingga pembelajaran bersifat monoton dan membosankan yang mengakibatkan rendahnya minat belajar siswa.

2. Karena kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak, maka menimbulkan rendahnya hasil belajar siswa dimana dari 26 siswa hanya 9 siswa yang dapat memenuhi nilai KKM sedangkan sebagian besarnya dibawah nilai KKM 70.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka pembatasan fokus penelitian dari penelitian ini adalah bagaimana upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 melalui metode talking stick di MI Al-Hikmah Kota Bekasi. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa yang dimaksud adalah perubahan pada ruang lingkup peningkatan nilai pada pokok bahasan akhlak terpuji yang sudah dicapai sebelum diadakan tindakan dan ruang lingkup perubahan pada peningkatan nilai yang sudah dicapai setelah dilakukan tindakan.

D. Perumusan Masalah Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti memfokuskan metode talking stick sebagai alat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada pokok bahasan akhlak terpuji dalam materi sikap optimis, qanaah dan tawakal dalam kehidupan sehari-hari dan membiasakan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum.


(22)

Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan metode talking stick dalam proses pembelajaran pada pelajaran Akidah Akhlak di kelas 5 MI Al Hikmah Kota Bekasi?

2. Apakah penerapan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas 5 MI Al Hikmah Kota Bekasi.

E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian

1.

Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitin tindakan kelas diharapkan dapat mengetahui:

a. Untuk mengetahui penerapan metode talking stick dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Akidah Akhlak pada siswa kelas 5 MI Al Hikmah Kota Bekasi.

b. Untuk mengetahui metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak pada materi akhlak terpuji, yaitu sikap optimis, qanaah dan tawakal dalam kehidupan sehari-hari dan membiasakan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan tempat umum pada siswa kelas 5 MI Al Hikamah Kota Bekasi

2.

Kegunaan

Penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan atau manfaat baik secara langsung atau tidak langsung bagi siswa, guru dan sekolah dalam peningkatan mutu proses dan hasil belajar siswa serta peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Adapun kegunaan atau manfaat hasil penelitian bagi masing-masing bagian yaitu sebagai berikut:

a. Bagi siswa, di antaranya:

1) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan memberikan pengalaman baru

2) Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak


(23)

3) Menanamkan nilai-nilai akhlak terpuji pada siswa dalam kehidupan sehari-hari

b. Bagi Guru

1) Meningkatkan kreatifitas guru dalam memilih metode dan media pembelajaran yang tepat di kelas

2) Meningkatkan profesionalisme guru sebagai pelaksana kurikulum 3) Mengembangkan inovasi metode dan media yang tepat di kelas 4) Mengembangkan potensi guru dalam pengetahuan skill secara

aktif c. Bagi Sekolah

1) Sebagai langkah strategis untuk meningkatkan semangat pembelajaran siswa

2) Meningkatkan kreatifitas dan imajinasi siswa dalam pembelajaran 3) Meningkatkan mutu pendidikan dalam mewujudkan sumber daya


(24)

8

A. Acuan Teori Area dan Fokus Penelitian 1. Hakikat Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan.1 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya".2

Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif dan disadari. Bentuk perubahan perilaku harus menyeluruh secara komperhensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku.3 Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut Benyamin Bloom (1956) yang dapat menunjukkan gambaran hasil belajar, mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Romizoswki yang dikutip oleh Sri Anita W. dkk dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran di SD menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat menunjukkan hasil belajar yaitu:4

1

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana

Prenadamedia Gruop, 2013), Hal. 13 2

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2014), Hal. 22 3

Sri Anitah W. dkk, Strategi Pembelajaran di SD (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Hal. 2.19

4


(25)

1) Keterampilan kognitif berkaitan dengan kemampuan membuat keputusan memecahkan masalah dan berfikir logis

2) Keterampilan psikomotor berkaitan dengan kemampuan tindakan fisik dan kegiatan perseptual

3) Keterampilan reaktif berkaitan dengan sikap, kebijaksanaan, persaan, dan self control

4) Keterampilan interaktif berkaitan dengan kemampuan sosial dan kepemimpinan

Menurut Gagne yang dikutip oleh Sri Anita W. dkk dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran di SD menyebutkan ada lima tipe hasil belajar yang dapat di capai oleh siswa yaitu sebagai berikut:5

1) Motor skills

2) Verbal information 3) Intelectual skills 4) Attitudes

5) Cognitive strategies

Seperti telah dikemukakan di atas bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat di capai sepenuhnya dan menyeluruh oleh siswa. Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga di perlukan adanya teknik dan prosedur evaluasi belajar yang dapat menilai secara efektif proses dan hasil belajar.

Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berfikir kritis dan ilmiyah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan:6

5

Ibid. Hal. 2.19 6


(26)

1) Kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau di informasikan

2) Kemampuan mengidentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan berdasarkan substansi yang dibaca, diamati dan atau di dengar

3) Kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut bersamaan dan perbedaan

4) Kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh. Kemampuan tersebut sudah dapat di terapkan di Sekolah Dasar khususnya pada kelas tinggi

b. Obyek Hasil Belajar

Menurut Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yaitu sebagai berikut:

1) Keterampilan dan kebiasaan 2) Pengetahuan dan pengertian 3) Sikap dan cita-cita

Menurut Gagne membagi lima kategori hasil belajar yaitu sebagai berikut:

1) Informasi verbal

2) Keterampilan intelektual 3) Strategi kognitif

4) Sikap

5) Keterampilan motoris

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu sebagai berikut:

1) Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni:


(27)

Istilah pengetahuan dimaksudkan sebagai terjemahan dari kata knowledge dalam taksonomi Bloom. Sekalipun demikian, maknanya tidak sepenuhnya tepat sebab dalam istilah tersebut termasuk pula pengetahuan faktual di samping pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, batasan, definisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Dilihat dari segi proses belajar, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dapat dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep-konsep lainnya.

b) Tipe Hasil Belajar Pemahaman

Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Namun, tidaklah berarti bahwa pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab, untuk dapat memahami, perlu terlebih dahulu mengetahui atau mengenal.

Pemahaman dapat dibedakan kedalam tiga kategori, yakni tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan dalam arti yang sebenarnya. Misalnya, dari bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan Merah Putih dan lain-lain.

Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. Dan tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalahnya.


(28)

c) Tipe Hasil Belajar Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori atau petunjuk teknis.

d) Tipe Hasil Belajar Analisis

Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilahkan integritas menjadi bagian-bagian yang tetap terpadu untuk beberapa hal memahami prosesnya, untuk hal lain memahami cara bekerjanya, untuk hal lain lagi memahami sistematikanya.

e) Tipe Hasil Belajar Sintesis

Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Barpikir kreatif merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan. f) Tipe Hasil Belajar Evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai suatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan, metode material dll.

2) Ranah Afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa paraahli mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya, bila seseorang telah memilki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.


(29)

Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimualai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.

a) Receving/attending, yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dll.

b) Responding atau jawaban, yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan kepuasan dalam menjawab stimulasi dari luar yang datang kepada dirinya.

c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi, yaitu pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya, kedalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya. 3) Ranah Psikomotoris

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yaitu sebagai berikut:

a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris dan lain-lain.


(30)

d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang komleks

f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif

c. Batas Minimal Hasil Belajar

Setelah mengetahui indikator hasil belajar di atas, guru perlu pula mengetahui bagaimana kiat menetapkan batas minimal keberhasilan belajar para siswanya. Hal ini penting karena mempertimbangkan batas terendah prestasi siswa yang dianggap berhasil dalam arti luas bukanlah perkara mudah. Keberhasilan dalam arti luas berarti keberhasilan yang meliputi ranah cipta, rasa dan karsa siswa.

Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar siswa selalu berkaitan dengan upaya mengungkapkan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses mengajar-belajar. Di antara norma-norma pengukuran tersebut ialah:7

1) Norma skala angka dari 0 sampai 10; 2) Norma skala angka dari 0 sampai 100.

Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar (passing grade) skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60. Alhasil pada prinsipnya jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat menjawab lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar. Namun demikian, kiranya perlu dipertimbangkan oleh para guru sekolah penetapan passing grade yang lebih tinggi (misalnya 65

7

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidkan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), Hal. 150


(31)

atau 70) untuk pelajaran-pelajaran inti (core subject). Pelajaran-pelajaran inti ini meliputi, bahasa dan matematika, karena kedua bidang studi ini (tanpa mengurangi pentingnya bidanng-bidang studi

lainnya) merupakan “kunci pintu” pengetahuan-pengetahuan lainnya. Pengkhususan passing grade seperti ini sudah berlaku umum di negara-negara maju dan meningkatnya kemajuan belajar siswa dalam bidang-bidang studi.

d. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar

Pada pelaksanaan evaluasi hasil belajar, terdapat tiga alat penilaian yaitu sebagai berikut:8

1) Tes Tertulis

Tes tertulis adalah tes, ujian atau ulangan, yang dialami oleh sejumlah siswa secara serempak dan harus menjawab sejumlah pertanyaan atau soal secara tertulis dalam waktu yang sudah ditentukan.9

Dalam penyelenggaraannya tes tertulis perlu memperhatikan hal-hal berikut:

a) Soal telah tertulis sebelumnya

b) Pertanyaan harus mencakup seluruh bahan yang diajarkan c) Menentukan jumlah atau banyaknya pertanyaan/soal d) Kalimat pertanyaan harus jelas

e) Pertanyaan harus mengandung beberapa kemampuan f) Mengandung tingkat kesukaran yang seimbang g) Menyiapkan kunci jawaban

h) Menyiapkan norma penilaian

Bentuk-bentuk soal tes tertulis adalah sebagai berikut: a) Tes esai, jenisnya yaitu uraian bebas dan uraian terbatas

8

Zakiah Daradjat, dkk. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Hal. 212

9


(32)

b) Obyektive test, jenisnya yaitu bentuk isian (melengkapi, mengisi titik-titik dan jawaban singkat) dan bentuk pilihan (benar salah, pilihan ganda, menjodohkan)

2) Tes Lisan

Tes lisan adalah bila sejumlah siswa seorang demi seorang diuji secara lisan oleh seorang penguji atau lebih.10 Dalam penyelenggaraan tes lisan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Penguji mempersiapkan terlebih dahulu pertanyaan yang hendak

diajarkan secara tertulis

b) Pertanyaan hendaknya jelas, sederhana dan santun c) Pertanyaan harus mengandung beberapa kemampuan d) Menentukkan jumlah pertanyaan dengan mengingat waktu e) Membuat perencanaan atau penataan aspek pertanyaan f) Membuat kunci jawaban

g) Menetapkan norma penilaian h) Membuat skor dan mengolahnya 3) Observasi

Observasi adalah metode/cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat/mengamati siswa atau sekelompok siswa secara langsung.11 Dalam rangka evaluasi hasil belajar, obserrvasi digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai kegiatan-kegiatan belajar yang bersifat keterampilan atau aspek psikomotor.

Dalam penyelenggaraannya dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:

a) Dalam penyelenggaraan observasi sebagai alat penialaian, serupa dengan tes perbuatan, perlu diperhatikan yaitu menentukan komponen yang akan diamati/dinilai, menentukan

10

Ibid, Hal. 213

11


(33)

aspek setiap komponen, menetapkan norma penilaian dan menskor, menjumlah dan mengolahnya.

b) Dalam penyelenggaraan observasi sebagai pengamatan atau pencatatan tingkah laku yang merupakan bantuan yang vital terhadap penilaian.

2. Mata Pelajaran Akidah Akhlak a. Pengertian Akidah

Menurut bahasa, akidah berasal dari bahasa Arab: „aqada

-ya‟qidu-uqdatan-wa „aqidatan artinya ikatan atau perjanjian.

Sedangkan pengertian akidah menurut A. zainuddin yang dikutip oleh Rosihon Anwar dalam bukunya yang berjudul Akidah Akhlak adalah “sesuatu yang menjadi tempat bagi hati dan hati nurani terikat kepadanya”.12

Istilah akidah di dalam istilah umum dipakai untuk menyebut keputusan pikiran yang mantap, benar maupun salah. Jika keputusan pikiran yang mantap itu benar, itulah yang disebut akidah yang benar, seperti keyakinan umat Islam tentang keesaan Allah. Namun jika salah, itulah yang disebut akidah yang batil, seperti keyakinan umat Nashrani bahwa Allah adalah salah satu dari tiga oknum tuhan (trinitas).13

Akidah adalah kumpulan dari hukum-hukum kebenaran yang jelas yang dapat diterima oleh akal, pendengaran dan perasaan yang diyakini oleh hati manusia, dan dipujinya dipastikan kebenarannya, ditetapkan keshahihannya dan tidak melihat ada yang menyalahinya, dan bahwa ia itu benar serta berlaku selamanya.14

Seperti keyakinan manusia akan adanya Sang pencipta, keyakinan akan ilmu kekuasaan-Nya, keyakinan akan pertemuan

12

Rosihon Anwar, Akidah Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2014), Hal. 13

13

Ibid, Hal. 13 14

Syaikh Abu Bakar Al-Jauhari, Akidah Mukmin (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002), Hal. 17


(34)

dengan-Nya sesudah mati dan berakhirnya kehidupan, balasan-Nya atas perbuatan yang dia usahakan.

Juga seperti keyakinan manusia akan wajibnya taat kepada-Nya, yaitu terhadap apa yang telah disampaikan kepadanya dari perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya melalui kitab-kitab dan rasul-rasul-Nya, ketaatan yang dapat menyucikan jiwanya, mendidik perasaan, menyempurnakan akhlak dan mengatur hubungan antara penciptaan dan kehidupan.

Juga keyakinan manusia akan ketidakbutuhan Allah kepadanya, sementara dia selalu membutuhkan-Nya dalam setiap urusannya sehingga dalam setiap napas yang dia hidup secara terus menerus karena Allahlah dia bisa hidup dan hanya kepad-Nya dia berserah diri dan bersandar. Karena Dialah tempat harapannya ketika mengharapkan sesuatu, dan tempat mencari perlindungan ketika dia merasa takut, dengan cinta-Nya dia mencintai, dengan benci-Nya dia membenci.

Dialah Tuhan bagi manusia yang tidak ada Tuhan selain-Nya, Dia adalah Sesembahan manusia yang tidak ada Sesembahan selain-Nya. Tidak ada Rabb dan Ilah diyakini selain Dia.

b. Pengertian Akhlak

Menurut Hamzah Ja‟cub yang dikutip oleh Rosihon Anwar dalam bukunya yang berjudul Ethika Islam kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab “khuluq”, jamaknya “khuluqun”, menurut lughat diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.15 Adapun menurut Zainuddin dalam bukunya yang berjudul Al-Islam 2; Muamalah dan Akhlak kata “akhlak” ini lebih luas artinya daripada moral atau etika yang sering dipakai dalam bahasa

Indonesia sebab “akhlak” meliputi segi-segi kejiwaan dari tingkah laku lahiriah dan batiniah seseorang.16

15

Op.Cit Rosihon Hal. 205 16


(35)

Akhlak, secara etimologi (arti bahasa) berasal dari kata khalaqa, yang kata asalnya khuliqun, yang berarti: perangai, tabiat, adat atau khalqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi, secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat atau sistem perilaku yang dibuat.17

Sedangkan pengertian akidah menurut Imam Ghazali yang dikutip oleh Zakiah Daradjat dalam bukunya yang berjudul Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, akhlak adalah suatu istilah tentang bentuk batin yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat (bertingkah laku), bukan karena suatu pertimbangan.18

Karenanya akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung kepada tata nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di Indonesia kata akhlak sudah mengandung konotasi baik. Jadi, orang yang berakhlak berarti orang yang berakhlak baik.

Bandingkan dengan Al Qur‟an surat Al-Qalam : 4 dan Asy

Syu‟ara : 137. yang berbunyi:









Artinya: “dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti

yang agung”. (Q.S Al-Qalam : 4)

Dan Surat Asy Syu‟ara: 137

























Artinya: “dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (yang disembah) di bumi dan Dia-lah yang Maha

Bijaksana lagi Maha mengetahui”. (Surat Asy Syu‟ara:

137)

17

Abu Ahmadi dan Noor Salimi, MKDU, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Hal. 198

18


(36)

Akhlak atau sistem perilaku dapat didik atau diteruskan melalui sekurang-kurangnya melalui 2 pendekatan, yaitu:19

1. Rangsangan-jawaban (stimulus-response) atau yang disebut proses mengkondisi sehingga terjadi automatisasi dan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Melalui latihan b) Melalui tanya jawab c) Melalui mencontoh

2. Kognitif, yaitu penyampaian informasi secara teoritis yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:

a) Melalui da‟wah b) Melalui ceramah

c) Melalui diskusi dan lain-lain

c. Pengertian Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Mata pelajaran agama bukanlah mata pelajaran yang dipelajari untuk menumbuhkan pengetahuan atau memperoleh ketangkasan, akan tetapi pelajaran agama adalah roh dan pengaruh. Jadi sukses dan tidaknya seorang guru tidak diukur dengan banyaknya murid-murid yang menghafal ayat-ayat Al-Qur‟an, hadis-hadis nabi dan hukum-hukum agama, akan tetapi diukur dengan apa yang tercetak dalam hati murid-murid, yaitu keimanan yang teguh dan yang tertancap dalam amal perbuatannya yang baik dan kelakuan yang elok. Secara umum tujuan pendidikan agama menurut dalam segala tingkat pengajaran umum adalah sebagai berikut:20 1) Menyempurnakan hubungan manusia dengan Khaliknya, atau

muamalah ma‟al Khalik. Semakin dekat dan terpelihara hubungan

dengan Khaliknya akan semakin tumbuh dan berkembang keimanan seseorang dan semakin terbuka pulalah kesadaran akan penerimaan rasa ketaatan dan ketundukan kepada segala perintah dan

19

Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Op. Cit. Hal. 199

20


(37)

Nya, sehingga dengan demikian peluang untuk memperoleh kejayaan semakin menjadi terbuka.

2) Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesama manusia atau

muamalah ma‟al Insan. Memelihara, memperbaiki dan meningkatkan

hubungan antar manusia dan lingkungan merupakan upaya manusia yang harus senantiasa dikembangkan terus-menerus. Di sinilah terjadi interaksi antara sesama manusia, baik dengan muslim maupun bukan, sehingga tampak betapa citra Islam dalam masyarakat yang ditunjukkan oleh tingkah laku para pemeluknya.

3) Mewujudkan keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara kedua hubungan itu dan mengaktifkan kedua-keduanya sejalan dan menjalin dalam diri pribadi. Ini berarti upaya yang terus-menerus untuk mengenal dan memperbaiki diri atau muamalah ma‟al nafsi. Upaya untuk mengenal, memperbaiki diri dan mengaktualisasikan kedua aspek tersebut di atas secara serasi, seimbang dan selaras dalam bentuk tindakan dan kegiatan sehari-hari memberi petunjuk atas

sejauh manakah tingkat “hamba Allah” itu telah dicapai oleh

seseorang.

Jadi dari beberapa tujuan pendidikan agama di atas, mata pelajaran Akidah Akhlak adalah suatu bidang studi yang mengajarkan dan membimbing untuk dapat mengetahui, memahami dan menyakini akidah Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam.21 Selain itu mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan satu-satunya materi pelajaran yang mempunyai peranan yang besar dalam mendidik dan menciptakan siswa menjadi manusia yang berbudi luhur, berakhlak mulia, serta berpegang teguh dengan ajaran agama. Pendidikan Akidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapakan para siswa untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui bimbingan,

21


(38)

pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan kebiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan akidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.

d. Tujuan Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman siswa tentang akidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

e. Fungsi Mata Pelajaran Akidah Akhlak

Mata pelajaran Akidah Akhlak di madrasah berfungsi untuk : 1) Penanaman nilai dan ajaran Islam sebagai pedoman mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

2) Peneguhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta pengembangan akhlak mulia para siswa seoptimal mungkin, melanjutkan pendidikan yang telah lebih dahulu dilaksanakan dalam keluarga.

3) Penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan fisik dan sosial dengan bekal akidah.

4) Perbaikan masalah-masalah, kelemahan-kelemahan siswa dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

5) Pencegahan para siswa dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau budaya asing yang dihadapi sehari-hari.

6) Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak, serta sistem fungsionalnya.


(39)

7) Pembekalan para siswa untuk mendalami Akidah Akhlak pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

f. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi bahan pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan dasar siswa untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islam secara sederhana, untuk dapat dijadikan landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

g. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas 5 (MI) meliputi:

1) Semester I

Tabel. 2.1

SK-KD Kelas 5 Semester I Tingkat Madrasah Ibtidaiyah

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Membiasakan akhlak terpuji 1.1 Membiasakan sikap optimis, qanaah, dan tawakal dalam kehidupan sehari- hari

1. Membiasakan akhlak terpuji

1.2 Membiasakan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum

2) Semester II

Tabel. 2.2

SK-KD Kelas 5 Semester I Tingkat Madrasah Ibtidaiyah

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Membiasakanakhlak terpuji 1.2 Membiasakan sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari


(40)

1. Membiasakan akhlak terpuji 1.2 Membiasakan akhlak yang baik dalam hidup bertetangga dan bermasya rakat

3. Akhlak Terpuji

a. Pengertian Akhlak Terpuji

Akhlak terpuji adalah pola perilaku yang dilandaskan pada dan memanifestasikan nilai-nilai iman, islam dan ihsan.22 Sedangkan menurut filosofis, pendidikan akhlak terpuji dapat diartikan sebagai proses interrnalisasi nilai-nilai akhlak terpuji kedalam diri siswa, sehingga nilai-nilai tersebut tertanam kuat dalam pola pikir (mindset), ucapan, perbuatannya serta dalam interaksinya dengan Tuhan, manusia serta lingkungan alam jagat raya.23 Nilai-nilai tersebut selanjutnya membentuk visi trancedental-spiritual, visi sosiologis dan visi ekologis. Nilai-nilai akhlak terrpuji tersebut kemudian melekat dalam dirinya sehingga membentuk budaya perilaku dan karakternya. Selanjutnya, karena pendidikan terkait dengan perubahan perilaku, maka dalam pendekatannya, pendidikan akhlak terpuji tersebut harus bertolak dari pemberian contoh, latihan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari lingkungan keluarga hingga ke linggukungan yang lebih luas, sehingga pelaksanaan akhlak tersebut terasa ringan untuk dilakukan. Pada tahap selanjutnya akhlak terpuji yang telah tertanam tersebut kemudian diberikan penguatan dengan cara memberikan wawasan kognitif dan analisis berdasarkan dalil-dalil yang bersumber dari ajaran agama, nilai-nilai budaya dan tradisi yang relevan dan baik yang berkembang di masyarakat.

22

Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Op. Cit. Hal. 199 23

Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam Isu-isu Kontemporer tentang


(41)

b. Kedudukan Pendidikan Akhlak Terpuji

Dilihat dari segi kedudukannya, pendidikan akhlak terpuji memiliki landasan normatif-teologis dan yuridis amat kuat. Secara normatif, pendidikan akhlak terpuji menjadi agenda dan misi utama setiap agama. Ajaran karma pada agama Hindu, ajaran pengendalian dan pembersihan hati pada agama Budha, ajaran tentang keseimbangan dengan alam dan pemujaan terhadap leluhur pada agama Konghucu, ajaran pemujaan terrhadap dewa matahari pada agama Shinto, ajaran cinta kasih kepada agama Kristen dan ajaran tentang hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan dengan alam dalam ajaran agama Islam, misalnya berkaitan dengan akhlak. Selanjutnya, secara yuridis ajaran akhlak terpuji secara eksplisit tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan, bahwa pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan pandangan dan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945.24 Ajaran akhlak terpuji dalam agama dan dalam Undang-Undang Sikdiknas tersebut belum tercapai sebagaimana mestinya, sebagai akibat dari pendekatannya lebih bersifat kognitif, formalistik dan parsial serta kurang menekankan pada pendekatan praktik dan penghanyatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan akhlak terpuji secara historis merupakan respon terhadap adanya kemerosotan akhlak pada masyarakat dengan karakter budaya kota, yaitu masyarakat yang cenderung ingin serba cepat, tergesa-gesa, pragmatis, hedonistik, materialistik, penuh persaingan yang tidak sehat, permissive, mengambil keputusan serba

24


(42)

cepat dan menghadapi berbagai masalah: sosial, ekonomi, politik, budaya, ilmu pengetahuan dan sebgainya. Masyarakat yang hidup dalam karakter budaya kota tersebut merupakan perhatian utama pendidikan akhlak.

4. Metode Talking Stick

a. Pengertian Metode Talking Stick

Menurut Carol Locust yang dikutip oleh Miftahul Huda dalam bukunya yang berjudul Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran pernah berkata:

The talking stick has been used for centuries by many Indian tribes as a means of just and impartial hearing. The talking stick was commonly used in council circles to decide who had the right to speak. When matters of great concern would come before the council, the leading elder would hold the talking stick, and begin the discussion. When he would finish what he had to say, he would hold out the talking stick, and whoever would speak after him would take it. In this manner, the stick would be passed from one individual to another until all who wanted to speak had done so. The stick was then passed back to the elder for safe keeping.25

Jadi, Talking stick (tongkat berbicara) adalah metode yang digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum (pertemuan antar suku).26 Kini metode talking stick sudah digunakan sebagai metode pembelajaran ruang kelas. Sebagai mana namanya, talking stick merupakan metode pembelajaran kelompok dengan bantuan tongkat. Kelompok yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah mereka mempelajari materi pokoknya. Kegiatan ini diulang terus menerus sampai semua kelompok mendapat giliran untuk menjawab pertanyaan dari guru.

25

Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan

Paradigmatis, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), Hal. 224 26


(43)

b. Penerapan Metode Talking Stick

Dalam penerapan metode talking stick, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang heterogen. Kelompok dibentuk dengan mempertimbangkan keakraban, kecerdasan, persahabatan atau minat yang berbeda.

c. Langkah-Langkah Metode Talking Stick

Adapun langkah-langkah metode talking stick adalah sebagai berikut:27

1) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya ± 20 cm 2) Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,

kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran

3) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana

4) Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilakan siswa untuk menutup isi bacaan

5) Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa, setelah itu guru memberi pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

6) Guru memberi kesimpulan

7) Guru melakukan evaluasi/penilaian 8) Guru menutup pembelajaran

d. Kelebihan Metode Talking Stick

Dalam metode talking stick terdapat beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Mampu menguji kesiapan siswa

27


(44)

2) Melatih keterampilan siswa dalam membaca dan memahami materi pelajaran dengan cepat

3) Membuat siswa ceria, senang dan melatih mental siswa untuk siap dalam kondisi dan situasi apapun

4) Melatih siswa berbicara di depan teman-temanya

5) Menciptakan suasana menyenangkan dan membuat siswa aktif 6) Menumbuhkan jiwa berkompetisi pada diri siswa

e. Kekurangan Metode Talking Stick

Adapun kekurangan metode talking stick adalah bagi siswa-siswi yang secara emosional belum terlatih untuk bisa berbicara di hadapan guru, metode ini mungkin kurang sesuai.

f. Implementasi Metode Talking Stick dalam Pembelajaran

Metode talking stick adalah metode pembelajaran yang dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Talking stick sebagaimana dimaksudkan penelitian ini, dalam proses belajar mengajar di kelas berorientasi pada terciptanya kondisi belajar melalui permainan tongkat yang diberikan dari satu siswa kepada siswa yang lainnya pada saat guru menjelaskan materi pelajaran dan selanjutnya mengajukan pertanyaan. Saat guru selesai mengajukan pertanyaan, maka siswa yang sedang memegang tongkat itulah yang memperoleh kesempatan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini dilakukan hingga semua siswa berkesempatan mendapat giliran menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Dalam pelaksanaannya metode talking stick memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3) Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.


(45)

4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh Susi Susilawati, yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kewirausahaan melalui penerapan strategi talking stick pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 5 Surakarta. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII G SMP Negeri 5 Surakarta yang berjumlah 31 siswa. Teknik pengumpulan data melalui metode observasi, dokumentasi, wawancara, catatan lapangan dan tes yang diperoleh dari setiap tindakan.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Sebelum dilaksanakan tindakan 8 siswa tidak mecapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) diperoleh prosentase hasil belajar siswa sebesar 74,19% dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I hasil belajar siswa meningkat sebanyak 12,19% menjadi 81,10%. Sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa meningkat sebanyak 100% siswa mencapai KKM. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan strategi talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu kelas kelas VIII G SMP Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.28

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Arifah, dengan judul

“Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick untuk Meningkatkan Hasil Belajar Al-Qur‟an Hadits Siswa Kelas V MI Miftahul Astar Bedug Ngadiluwih Kediri Tahun Ajaran 2014/2015”. Teknik yang digunakan dalam

28

Susi Susilawati, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.


(46)

mengumpulkan data antara lain tes, observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe talking stick menggunakan struktur enam tahap dapat meningkatkan hasil belajar Al-Qur‟an Hadits siswa yang berjumlah 29. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II yaitu nilai rata-rata hasil belajar pada tes akhir siklus I adalah 80,96 yang berada pada kriteria baik, sedangkan pada tes akhir siklus II adalah 87,57 dan berada pada kriteria sangat baik.29

Berdasarkan dua penelitian yang relevan di atas, maka ada titik persamaan dan perbedaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun tingkat persamaan dan perbedaannya yaitu sebagai berikut: 1. Persamaan

a. Menggunakan metode penelitian yang sama yaitu penelitian tindakan kelas atau dikenal sebagai classroom action research, dengan menggunakan modelpersiklus

b. Memiliki tujuan yang sama yaitu upanya meningkatkan hasil belajar c. Menggunakan metode yang sama dalam proses pembelajaran, yaitu

dengan menggunakan metode talking stick

d. Siklus yang dilakukan sama yaitu dilakukan dengan 2 kali siklus dan setiap siklus mengalami peningkatan.

e. Teknik pengumpulan data yang digunakan sama, yaitu dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi, tes dan catatan lapangan

2. Perbedaan

a. Tahun di laksanakannya penelitian berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Susi Susilawati adalah tahun ajaran 2013/2015, penelitian yang dilakukan oleh Arifah yaitu tahun ajaran 2014/2015 dan penelian yang dilakukan oleh peneliti adalah tahun 2015/2016

29

Arifah, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Al-Qur‟an Hadits Siswa Kelas V MI Miftahul Astar Bedug Ngadiluwih Kediri Tahun Ajaran 2014/2015


(47)

b. Mata pelajaran yang di teliti berbeda, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Susi Susilawati adalah mata pelajaran IPS Terpadu, penelitian yang dilakukan oleh Arifah adalah mata pelajaran

Alqur‟an Hadis dan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

pada mata pelajaran Akidah Akhlak

c. Subjek yang di teliti berbeda baik pada jumlah siswa maupun tingkat pendidikannya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Susi Susilawati pada tingkat SMP dengan jumlah siswa 31 dan penelitian yang dilakukan oleh Arifah dan peneliti dilakukan pada tingkat SD/MI namun jumlah siswanya berbeda yaitu penelitian Arifah berjumlah 29 siswa sedangkan peneliti berjumlah 26 siswa.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan teori dan konsep yang telah dikemukakan oleh peneliti, maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan metode talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa MI kelas 5 di MI Al Hikmah Kota Bekasi dalam mata pelajaran Akidah Akhlak.


(48)

32

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 MI Al-Hikmah Yayasan Al Huda, Jl. Al-Hikmah Kampung Babakan RT.02/06 Kel. Mustika Sari Kec. Mustika Jaya Kota Bekasi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2015/2016 dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel. 3.1 Jadwal Penelitian

NO. Jenis Kegiatan Penelitian Waktu

Pelaksanaan

1 Izin penelitian di MI Al Hikmah 1 April 2015 2 Wawancara secara detail tentang

karakter anak dan meminta data absensi, data nilai, silabus, RPP dan buku panduan mengajar

14 Desember 2015

3 Diskusi perancangan RPP dan Indikator soal bersama kolaborator

16 Desember 2015

4 Observasi 4 Januari 2016

5 Pengamatan Siklus I 15-16 Januari 2016

6 Pengamatan Siklus II 19-20Januari 2016 7 Pengolahan Data dan Penyusunan

bab IV serta bab V

22 Januari – 10 Maret 2016 8 Pengesahan dosen pembimbing 11 Maret 2016 9 Ujian Munakosah (sidang skripsi) 18 April 2016


(49)

B. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah tindakan kelas atau dikenal sebagai classroom action research, dengan menggunakan model persiklus dimana suatu tindakan atau kegiatan dilakukan berulang, sehingga dapat digunakan untuk meramalkan kondisi terhadap tindakan penelitian atas pengembangan pemahamaan akhlak terpuji melalui metode talking stick. Data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) berupa data kualitatif yaitu data diambil melalui catatan pengamatan dan menghasilkan informasi yang menunjukkan kualitas, sedangkan data kuantitatif sebagai hasil penilaian dari selama pengamatan di dalam penelitian.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian dalam bidang sosial, yang menggunakan refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat di dalamnya, serta bertujuan untuk melakukan perbaikan dalam berbagai aspek.1 Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.2 Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah melalui tahapan;3

1. Merasakan adanya masalah 2. Identifikasi masalah

3. Analisis dan pemilihan masalah 4. Perumusan masalah penelitian

5. Tindakan sebagai alternatif cara pemecahan masalah 6. Prosedur dan langkah PTK

1

I G A K. Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas (Tanggerang

Selatan: Universitas Terbuka, 2013) Hal. 1.4 2

Ibid, Hal 1.4 3

Dadang Yudhistira, Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang Apik (Jakarta: PT.


(50)

Di bawah ini beberapa alasan peneliti menggunakan metode PTK yaitu sebagai berikut:

1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya.

2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional 3. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru dan peneliti

mampu memperbaiaki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

4. Dengan melaksanakan PTK peneliti/guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.

5. Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatkan mutu hasil intruksional.

6. Peranan penelitian dalam upaya perbaikan pendidikan secara berkelajutan perlu terus dilakukan dalam rangka pengembangan ilmu khususnya perbaikan pembeljaran

7. PTK bermanfaat dalam meningkatkan kualitas profesinalisme guru, melalui inovasi-inovasi pembelajaran

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 MI Al-Hikmah Kota Bekasi. Subjek penelitian dilakukan pada siswa yang berjumlah 26 siswa terdiri dari 14 putra dan 12 putri. Dari 26 siswa di kelas 5, berdasarkan hasil wawancara ternyata ada 9 siswa yang memiliki nilai akidah akhlak di bawah KKM yaitu dibawah nilai 7 bahkan ada 2 siswa yang pernah tinggal kelas.

Kolaborator yang ikut serta dalam penelitian ini adalah guru agama yang memberikan masukan atau saran terhadap pelaksanaan KBM dengan menggunakan metode talking stick yang sedang diteliti dan peneliti sendiri


(51)

yang bertugas sebagai orang yang bertindak sebagai pelaksana tindakan pada saat pelaksanaan penelitian.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian 1. Peran Peneliti

Peran peneliti dalam penelitian adalah memfokuskan diri pada kegiatan pra-penelitian, melakukan pengamatan terhadap proses kegiatan pengembangan terhadap peningkatan hasil belajar melului metode talking stick di kelas 5 serta membuat perencanaan tindakan yang di diskusikan terlebih dahulu dengan kolaborator.

2. Posisi Peneliti dalam Penelitian

Adapun posisi peneliti dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai pelaksana utama dalam penelitian. Pelaksanaan utama dalam peneliti ini adalah keikut sertaan peneliti atau peran aktif dalam pengamatan dan pelaksanaan tindakan. Peneliti hadir secara langsung dalam kegiatan pembelajaran serta berusaha mengumpulkan data sebanyak-banyaknya sesuai fokus penelitian. Dengan keikut sertaan ini, peneliti berusaha melihat dan mengamati keaktifan siswa pada saat kegiatan. Hal ini dilakukan peneliti untuk memperoleh data yang akurat dan nyata.

Selama penelitian berlangsung peneliti mengadakan hubungan keakraban dan kekeluargaan dengan subjek yaitu siswa dan guru agama MI Al Hikmah Kota Bekasi.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan intervensi ini dilakukan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan pra-penelitian. dengan maksud mengetahui tentang keseluruhan mengenai kondisi di dalam kelas yang akan di teliti, kemudian peneliti menyimpulkan atas dugaan sementara tentang permasalahan yang muncul di dalam kelas. Di bawah ini merupakan tahapan penelitian yang di rancang oleh peneliti, seperti:

1. Tahapan Pra-Penelitian

Sebelum melakukan siklus pertama, peneliti melakukan beberapa persiapan di antaranya:


(52)

a. Meminta izin kepada kepala sekolah MI Al-Hikmah kota bekasi untuk melakukan penelitian tindakan di sekolah tersebut

b. Mewawancarai guru agama mengenai metode apa saja yang pernah diterapkan, apa saja fasilitas yang ada di MI tersebut, kendala apa saja yang pernah dihadapi dalam mengajar, bagaimanakah karakter siswa kelas 5, bagaimanakah hasil belajar siswa kelas 5 sudah memenuhi KKM atau belum dan lain-lain.

c. Mencari dan mengumpulkan data-data siswa yang di teliti di kelas 5 MI Al-Hikmah Kota Bekasi

d. Mendiskusikan perancangan RPP dan Indikator soal bersama kolaborator

e. Observasi yang berlangsung selama satu pertemuan di awal masuk semester II terhadap siswa, di maksudkan agar peneliti mengetahui secara detail tentang kondisi yang ada di kelas tersebut.

f. Menentukan waktu pelaksanaan dengan pelaksanaannya sebanyak dua siklus. Siklus I dan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan sehingga jumlah pertemuan penelitian tindakan kelas dari siklus I sampai siklus II empat kali pertemuan. Masing-masing pertemuan dilakukan selama 2X35 menit, dan pelaksanaan tindakan mengikuti peraturan yang ada di sekolah.

2. Kegiatan Siklus I

Setelah dilakukan persiapan-persiapan pra-penelitian kemudian peneliti melakukan langkah-langkah penelitian di siklus I dengan tahapan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Menyiapkan bahan ajar, media pembelajaran, serta menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 Januari 2016 (2 kali pertemuan)


(53)

c. Pengamatan

Pengamatan proses belajar dilakukan oleh teman sejawat yaitu guru agama yang bertindak sebagai kolaborator atau observer yang bertugas mengamati selama proses belajar mengajar berlangsung, sebagai bahan peningkatan di siklus II.

d. Refleksi

Refleksi ini dilakukan untuk melakukan penilaian pelaksanaan dari siklus I untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Hasil dari refleksi ini digunakan untuk memperbaiki dan mempersiapkan Siklus II.

3. Kegiatan Siklus II

Tahapan yang dilakukan dalam siklus II yaitu melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Menyiapkan bahan ajar, media pembelajaran, serta menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebelum pelaksanaan siklus II dilaksanakan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 dan 20 Januari 2016 (2 kali pertemuan)

c. Pengamatan

. Pengamatan proses belajar dilakukan oleh teman sejawat yaitu guru agama yang bertindak sebagai kolaborator atau observer yang bertugas mengamati selama proses belajar mengajar berlangsung. d. Refleksi

Hasil dari pengamatan Siklus II dianalisa, didiskusikan dengan pengamat lain untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Kesimpulan ditarik pula dari pengamatan siklus I dan siklus II. Diharapkan refleksi ini dapat memberikan hipotesis yang penulis ajukan.


(1)

!r

I

urqREptrRENsI

Siti

Supriatin

r81201 1000038

Pendidikan Agama Islam

upaya Meningkatkan Hasil Belajar siswa pada Mata pelajaran

Akidah

Akhlak Melalui

Metode Talking

stick di

MI

At

Hikmah Kota Bekasi Nama

NIM

Jurusan

Judul PTK

No

Halaman

NamaBuku

Paraf Dosen

Pembimbine

BAB I

1 15

Jamaal

'Abdur

Rahman, Tahapan

Mendidik

Anak

Teladan Rosulullah

SAW,

(Jakarta: Irsyad Baitus Salam, 2005)

2 7A

Zakiah

Daradjat

dkk,

Metodik

Khusus

Pengajaran

Agama

Islam,

(Jakarta:

Bumi

Aksara, 2011)

BAB

II

n

J t3

Wina

Sanjay4

Perencanaan

dan

Desain

Sistem

Pembelajaran

(Jakarta:

Kencana Prenadamedia Gruop, 2013)

4 22 Nana Sudjana"

Penilaian

Hasil

Proses

Belajar

Mengajar

(Bandung:

PT.

Remaja Rosdakarya:

2014)

5

2.t9

Sri Anitah

W.

dkk,

Strategi

Pembelajaran

di

SD

(Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Hal. 2.19

6 150

Muhibbin

Syah,

Psikolagi

Pendidkan Dengan

Pendekatan

Baru

(Bandung:

PT.

Remaja

Rosdakarya,2Al3)

7 212

Z.aktah

Daradjat,

dkk.

Metadik

Khusus

Pengajaran

Agama

Islam,

(Jakarta:

Bumi

Aksar4

2011)

8 13

Rosihon

Anwar,

Akidah

Akhlak

(Bandung:


(2)

(Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar,

2A02)

Abu Ahmadi

dasar

pendiditran

Agama

Islam

{lntuk

Perguruan

Tinggi

(Jakarta:

Bumi

Aksar4

200s)

Abuddin

llu

Islam

Isu-isu Kontemporer tentang pendidikan

Islam

(Jakarta:

pT.

Raja Grafindo

persada, 2012)

Miftahul Huda

Pembelajaran

Isu_Isu Metodis

dan

Paradigmatis, (yogyakarta: pustaka

pelajar, 2013), Hal.

BAB

III

IGAK.WaT

Penelitiqn

Tindakan

Kelas

(Tanggerang

Selatan: Universitas Terbuka, 2013)

Dadang

Yudhisi@

Tindalmn

Kelas yang

Apik

(Jakarta:

pT.

Gramedia Widiasarana Indonesia, 2013)

Suharsimi

Ankrrt

P e nde katan prakt i k (Jakarta: pT.

Rineka

Cipta,

2006)

Husein Umar,

M

dsn

Tesis Bisnis,(Jakarta: pT. Raja Grafindo


(3)

KEMENTERIAN AGAMA

UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndon$ia

FORM

(FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-08'I

Tgl.

Terbit :

1 Maret 2010 No.

Revisi: :

01

Hal 1t1

SURAT BIMBINGAN

SKRIPSI

Nomor : Un.O1/F.1/KM.01 31.9.?\.12016

Lamp.

:

Hal

:Bimbingan Skripsi

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Tembusan:

l.

Dekan FITK

2.

Mahasiswa ybs.

Siti Supriatin 181201 1000038

Pendidikan Agama Islam (DMS)

VII

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Aqidah Akhlaq melalui Metode Talking Stick di MI

Al

Hikmah

kelas 5 Kota Bekasi

Jakarta, l

lMei

2015

Kepada Ytlr.

Heny Narendrany Hidayati, S.Ag. M.Pd.

Pernbirnbing Skripsi

Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Ass alamu' alaikum wr.wb.

Dengan

ini

diharapkarr kesediaan Saudara

untuk

menjadi pembirnbing

I/II

(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

JLrdLrl tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 24 April2015, abstraksi/oe.rtline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembirnbing nienghubungi Jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan

skripsi

ini

diharapkan selesai dalam

waktu

6

(enam)

bulan, dan

dapat diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerja sarna Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Was s a lamu' a la ikum wr.w b.

a.n. Dekan

Ka.iu

P 19s80707 198703

DM.Ag

+


(4)

Nomor : Un.0 1/FI./KM.01 -3 l. 5.?fi.12016

Lamp.

:...

Hal

: Observasi Kepada Ytlr.

Bapak/lbu Kepala Sekolah

Ml Al

Hikmah Kota Bekasi

As s alamu' ala ikum w r.w b.

Dengan horrnat kami sampaikan bahwa:

Jakafta,

0l

Desernber 2015

Nanra

NIM

Jurusan /Prodi

Semester

Tembusan:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Siti Supriatin 181201 1000038

PAI

VIII

adalah benar mahasiswa pada Fakultas

Ilmu

Tarbiyah

dan

Keguruan

UIN

Syarif

Hidayatullah Jakarta

dan

sehubungan dengan penyelesaian

tugas

akhir

"Skripsi",

mahasiswa tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait. Oleh karena

itu,

kami

mohon

kesediaan Saudara

untuk

menerima mahasiswa tersebut

dan

memberikan bantuannya.

Dernikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.

Wassal amu' al o ikum wr.wb.

a.n. Dekan

NrP.

19590208 198303

2

001

KEMENTERIAN AGAMA

UIN

JAKARTA

FITK

Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia I .p"t*U'

ret \r

i \si.#s N l

FORM

(FR) Tgl.

Terbit :

1

Maret 2010 No.

Revisi: :

01

Hal 1t1

SURAT PERMOHONAN

IZIN

OBSERVASI


(5)

KEMENTERIAN AGAMA

,od'*ou

UIN

JAKARTA

Gu,*l

FlrK

l-S*1 X; Jt. tr H JuandaNogsCiputatls4l2tndonesia

FORM

(FR)

No. Dokumen

:

FITK-FR-AKD-082 Tgl.

Terbit :

1 Maret 2010 No. Revisi: 01

Hal 1tl

SURAT PERMOHONAN IZIN

PENELITIAN

Nomor : Un.O1/F. 1/KM.O1 .Zt.b.l9.tZOrc

Lamp.

: OutlinetProposal

Hal

:

Permohonan

lzin

Penelitian

Tembusan:

1"

Dekan FITK

2.

Pembantu Dekan Bidang Akademik

3.

Mahasiswa yang bersangkutan

Jakarta, 11 Mei 2015

Kepada Yth.

Kepala Sekolah Ml

Al

Hikmah

di

Tempat

Assal a m u' a I ai ku m wr.wb.

Dengan hormat kami sampaikan bahwa,

Nama

: Siti Supriatin

NtM

.

1812011000038

Jurusan

: Pendidikan Agama lslam

Semester

:Vll

Judul

Skripsi

: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran

Aqidah Akhlaq melah-ri Metode Talking Stick

diMI

Al

Flikmah kelas 5 Kota Bekasi

adalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang

sedang

menyusun

Skripsi,

dan

akan

mengadakan penelitian

(riset)

di

instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.

Untuk

itu

kami

mohon

Saudara

dapat

mengizinkan mahasiswa

tersebut

melaksanakan penelitian dimaksud.

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassal a m u' al ai ku m wr.wb.

a.n. Dekan

DrlH.

Abdul Majid KJ

NrP 19580707 198103

rn,

M.Agq


(6)

MADRASAH

IBTIDAIYAH

AL.HIKMAH

NSM.

111232750117

-

NPSN. 60709890

Jl. Al-Hikmah Kp. Babakan RT. 02l06Kel. Mustikasari Kec. Mustikajaya Bekasi 17157

0812 9683

991-

081293839144

SURAT

KETERANGAN

Nomor

:

045/SK/MI-AH/IV/20

I 6

yang

bertanda tangan dibawah

ini

Kepala

MI.

Al-Hikmah

Mustikasari Mustikajaya Kota Bekasi, menerangkan bahwa:

Nama

NIM

Perguruan Tinggi

Program Studi

:

Siti

Supriatin

:

0812011000038

:

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

:

Pendidikan Agama Islam

Nama

tersebut

di

atas

benar-benar

telah

melaksanakan

observasi

dan

penelitian

di

MI

Al-Hikmah

Mustikasari Mustikajaya

Kota

Bekasi,

terhitung

mulai

14 Desember

2015

sampai dengan 20 Januari 2016 gwtamencari data yang berkaitan dengan

judul

skripsi "Upaya Meningkatkan

Hasil

Belajar

Siswa pada

Mata

Pelajaran

Akidah Akhlak Melalui

Metode Talking Stick

di

MI

A1 Hikmah Kelas 5 Kota Bekasi"

Demikian surat keterangan

ini

dibuat agar dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bekasi, 11

April

2016 Kepala

MI. Al-Hikmah


Dokumen yang terkait

Keterampilan Bertanya Guru dalam Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah At-taqwa 06 Bekasi.

1 10 196

Pengaruh Metode Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak (Kuasi Eksperimen di MTs Mathlabussa’adah).

4 60 151

Upaya Peningkatan Hasil Belajar AKidah AKhlak Melalui Metode Sosiodrama Pada Siswa Kelas VIII di SMP Islam Teratai Putih Global Bekasi

0 13 90

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MELALUI STRATEGI SNOW Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Strategi Snow Balling Kelas Viii C Semester Genap SMP Al Islam

0 1 17

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MELALUI STRATEGI Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Strategi Snow Balling Kelas Viii C Semester Genap SMP Al Islam 1 Su

0 3 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA MATA Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Kelas VIII Sekolah Meneng

0 1 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TALKING STICK PADA MATA Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Talking Stick Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu Kelas VIII Sekolah Meneng

0 1 15

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas Iv Sdn Newung I Kecamatan Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012.

1 4 17

PENDAHULUAN Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Talking Stick Pada Siswa Kelas Iv Sdn Newung I Kecamatan Sukodono Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 7

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE- PLAYING) DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) AL-IKHLASH CIAWILOR CIAWIGEBANG KUNINGAN - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 20