digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI KONSEP LGBT
LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, DAN TRANSGENDER
Pada bab II ini peneliti akan menyajikan kajian teori yang nantinya akan dioperasionalkan dalam menganalisa data tentang konsepsi LGBT perspektif JIL
yang peneliti gali pada website resmi JIL yaitu www.islamlib.com. Pada bab ini juga peneliti akan membatasi tentang konsep apa saja yang akan diteliti dengan
pendekatan analitis yang sudah disampaikan pada bab I.
A. Konsep tentang Gender atau Jenis Kelamin
1. Pengertian Gender atau Jenis Kelamin
Memahami konsep gender harus dibedakan antara kata gender dengan seks. Seks atau jenis kelamin merupakan penafsiran atau pembagian dua jenis kelamin
manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu.
Secara biologis alat-alat kelamin antara laki-laki dan perempuan tidak dapat dipertukarkan, hal ini merupakan kodrat dan ketentuan Tuhan.
31
John M. Echols Hassan Sadhily mengemukakan kata gender berasal dari bahasa Inggris yang
31
Fakih, M. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2006, 8.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
berarti jenis kelamin.
32
Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku.
Fakih, mengemukakan bahwa gender merupakan suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksikan secara sosial
maupun kultural. Perubahan ciri dan sifat-sifat yang terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lainnya disebut konsep gender.
33
Selanjutnya Santrock mengemukakan bahwa istilah gender dan seks memiliki perbedaan dari segi dimensi. Isilah seks jenis kelamin mengacu pada
dimensi biologis seorang laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial-budaya seorang laki-laki dan perempuan.
34
Selain itu, istilah gender merujuk pada karakteristik dan ciri-ciri sosial yang diasosiasikan pada laki-laki dan perempuan. Karakteristik dan ciri yang
diasosiasikan tidak hanya didasarkan pada perbedaan biologis, melainkan juga pada interpretasi sosial dan cultural tentang apa artinya menjadi laki-laki atau
perempuan .
35
Gender diartikan sebagai konstruksi sosiokultural yang membedakan karakteristik maskulin dan feminim. Moore mengemukakan bahwa gender
berbeda dari seks dan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis. Istilah gender dikemukakan oleh para ilmuwan sosial dengan maksud
32
Rahmawati, A. Persepsi Remaja tentang Konsep Maskulin dan Feminim Dilihat dari Beberapa Latar Belakangnya Skripsi pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Bandung:
Tidak diterbitkan, 2004,19.
33
Fakih, M. Analisis Gender dan Transformasi Sosial Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006,71.
34
Santrock, J. W. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jakarta: Erlangga, 2002, 365.
35
Rahmawati, A. Persepsi Remaja tentang Konsep Maskulin dan Feminim Dilihat dari Beberapa Latar Belakangnya 19.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang mempunyai sifat bawaan ciptaan Tuhan dan bentukan budaya konstruksi sosial. Gender adalah
perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan
jaman. Dari beberapa penjelasan mengenai seks dan gender di atas, dapat dipahami
bahwa seks merupakan pembagian jenis kelamin berdasarkan dimensi biologis dan tidak dapat diubah-ubah, sedangkan gender merupakan hasil konstruksi
manusia berdasarkan dimensi sosial-kultural tentang laki-laki atau perempuan. Beberapa definisi tentang pengertian gender lainnya dikemukakan oleh Baron
yang mengartikan bahwa gender merupakan sebagian dari konsep diri yang melibatkan identifikasi individu sebagai seorang laki-laki atau perempuan.
36
Sedangkan Santrock mengemukakan bahwa istilah gender dan seks memiliki perbedaan dari segi dimensi. Isilah seks jenis kelamin mengacu pada dimensi
biologis seorang laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial-budaya seorang laki-laki dan perempuan.
37
Menurut Mufidah Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil kontruksi sosial dan dapat
berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Gender juga dapat dipahami sebagai jenis kelamin sosial.
38
36
Baron, A. R. Alih bahasa Ratna Juwita. Psikologi Sosial Bandung: Khazanah Intelektual, 2000,188.
37
Santrock, J. W. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jakarta: Erlangga, 2002, 365.
38
Mufidah, Ch. Bingkai Sosial Gender: Islam, Strukturalis Kontruksi 2010, 5.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Menurut Mosse Secara mendasar, gender berbeda dari jenis kelamin biologis. Jenis kelamin biologis merupakan pemberian; kita dilahirkan sebagai seorang
laki-laki atau seorang perempuan. Tetapi, jalan yang menjadikan kita maskulin atau feminim adalah gabungan blok-blok bangunan biologis dasar dan interpretasi
biologis oleh kultur kita. Setiap masyarakat memiliki berbagai “naskah” scripts untuk diikuti oleh anggotanya seperti mereka belajar memainkan peran feminim
atau maskulin, sebagaimana halnya setiap masyarakat memiliki bahasanya sendiri.
39
Setelah mengkaji beberapa definisi gender dari pendekatan bahasa dan yang dikemukakan para ahli, maka dapat dipahami bahwa yang dimaksud gender
adalah karakteristik laki-laki dan perempuan berdasarkan pada dimensi sosial- kultural yang tampak dari nilai dan tingkah laku.
2. Perbedaan Ciri-ciri Jenis Kelamin Laki-laki dan Perempuan
Menurut Umar dalam Tobroni dkk., 2007: 231 dalam buku Argumen Kesetaraan Gender Dalam Perspektif al-
Qur’an menjelaskan bahwa aksesoris organ reproduksi pada manusia ditentukan oleh faktor organ penentu jenis
kelamin, yakni laki-laki memiliki buah pelir testis dan perempuan memiliki ovarium. Kedua organ ini sangat berperan dalam pembentukan komposisi kimia
dalam tubuh manusia.
40
39
Mosse, J. C. Gender dan Pembangunan . Yogyakarta: RIFKA ANNISA Women’s Crisis
Center, 1996, 2.
40
Tabroni, Khozin dkk. Pendidikan Kewarganegaran: Demokrasi, HAM, Civil Society, dan Muletikulturalisme. Malang: PuSAPoM.Sasongko, 2007, 231. Dan Sri S. Konsep dab Teori
Gender. Jakarta: BKkbN, 2009,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Buah pelir bagi laki-laki mempunyai fungsi untuk memproduksi hormon testoterone, suatu hormon pembawa sifat kejantanan dan sekaligus
menentukan struktur organik laki-laki. Hormon ini berfungsi untuk memproduksi sperma, mengatur perkembangan tulang, pergerakan otot, penyimpanan lemak,
perilaku seksual, pola raut muka, pelebaran dada, penegakan tulang rawan, dan ketajaman
suara. Adapun
ovarium bagi
perempuan memproduksi
hormon prolactin, extrogen, dan progesteron.
41
Dua jenis yang terakhir sangat berpengaruh dalam pembentukan sifat-sifat dasar perempuan. Secara genetika komposisi kimia tubuh laki-laki lebih komlpeks
dari pada perempuan. Kehadiran kromosom pada laki-laki memungkinkan terjadinya tambahan kontrol pada berbagai jaringan sel pada tubuh laki-laki.
Kekhususan inilah yang menjadi alasan bagi kalangan ilmuan untuk menyatakan bahwa laki-laki mempunyai kekhasan yang akan berpengaruh secara psikologis
dan sosiologis.
42
Akibat dari perbedaan hormonal dalam tubuh, menimbulkan perbedaan prilaku untuk mahluk hidup, misalnya jenis kelamin jantanlaki-laki lebih agresif
dari pada jenis betinaperempuan. Dengan demikian, secar fisik-biologis laki-laki dan perempuan tidak hanya dibedakan secara bentuk jenis kelamin, bentuk dan
anatomi biologis lainnya, melainkan komposisi kimia dalam tubuh. Perbedaan- perbedaan yang terakhir ini menimbulkan akibat-akibat fisik-biologis, seperti laki-
laki mempunyai suara lebih besar, berkumis, berjenggot, dada datar dan pinggul lebih ramping. Sementara pada wanita suara lebih bening, buah dada lebih
41
https:lobikampus.blogspot.co.id201605kajian-gender-antara-laki-laki-dan.html
42
https:lobikampus.blogspot.co.id201605kajian-gender-antara-laki-laki-dan.html
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
menonjol, pinggulnya lebih lebar, dan organ reproduksi yang berbeda dengan laki-laki.
43
B. Konsep Seksualitas