Rumusan Masalah Hipotesis Manfaat Penelitian

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat sindrom depresif pada anak dan remaja di sekolah favorit kota Medan? 2. Apakah sindrom depresif pada anak dan remaja di sekolah favorit kota Medan berbeda berdasarkan kelompok usia? 3. Apakah sindrom depresif pada anak dan remaja di sekolah favorit kota Medan berbeda berdasarkan jenis kelamin? 4. Apakah terdapat hubungan antara sindrom depresif pada anak dan remaja di sekolah favorit kota Medan terhadap kelompok usia? 5. Apakah terdapat hubungan antara sindrom depresif pada anak dan remaja di sekolah favorit kota Medan terhadap jenis kelamin?

1.3. Hipotesis

1. Terdapat hubungan sindrom depresif pada anak dan remaja di sekolah favorit kota Medan terhadap kelompok usia 2. Terdapat hubungan sindrom depresif pada anak dan remaja di sekolah favorit kota Medan terhadap jenis kelamin 1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui proporsi sindrom depresif pada anak dan remaja di sekolah dengan menggunakan kuesioner Children’s Depression Inventory CDI

1.4.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui apakah sindrom depresif pada anak dan remaja di sekolah berbeda berdasarkan kelompok usia b. Mengetahui apakah sindrom depresif pada anak dan remaja di sekolah berbeda berdasarkan jenis kelamin c. Mengetahui apakah terdapat hubungan sindroma depresif pada anak dan remaja di sekolah terhadap kelompok usia d. Mengetahui apakah terdapat hubungan sindrom depresif pada anak dan remaja di sekolah terhadap jenis kelamin Universitas Sumatera Utara

II.2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai proporsi sindrom depresif pada anak dan remaja di sekolah dan faktor- faktor risiko yang mempengaruhinya, dalam hal ini kelompok usia dan jenis kelamin, sehingga mereka bisa mendapatkan penilaian dan perawatan psikiatrik yang lebih baik dan adekuat. Selain itu agar anak dan remaja di sekolah yang sudah memiliki sindroma depresif dapat dirujuk ke Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa untuk mendapatkan penilaian dan perawatan lebih lanjut. Hasil penelitian ini juga dapat dilanjutkan untuk bahan penelitian lanjutan yang sejenis atau penelitian lain yang memakai penelitian ini sebagai bahan acuannya. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi

Depresi pada anak dan remaja merujuk pada sindrom-sindrom depresif yang didefinisikan di dalam revisi teks edisi keempat dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders DSM-IV-TR dan di dalam edisi kesepuluh dari International Classification of Diseases ICD-10 yang terjadi pada anak dan remaja. Sindrom depresif mengacu pada suatu kelompok tingkah laku dan emosi yang meliputi kecemasan dan depresi yang berupa perasaan kesepian, menangis, takut melakukan hal-hal yang buruk, perasaan tidak dicintai, perasaan bersalah, perasaan tidak berharga, gugup, rasa sedih atau cemas. Diagnosis dari sindrom-sindrom depresif tersebut dapat berupa : gangguan depresi mayor, gangguan distimik, dan gangguan depresi yang tak dapat digolongan di tempat lain not otherwise specified. 2,10-11

2.2. Epidemiologi

Berbagai macam angka prevalensi telah dilaporkan. Berbagai perbedaan tersebut kemungkinan akibat perbedaan populasi sampel, pasien anak-anak rawat inap atau rawat jalan. Perbaikan pada instrumen terstruktur atau semi struktur untuk mendiagnosis gangguan-gangguan psikiatrik pada anak dan remaja sejak tahun 1980-an telah membuat penilaian menjadi lebih akurat. Studi-studi epidemiologik yang dilakukan di Amerika Serikat melaporkan insidensi depresi sebesar 0,9 persen pada anak pra-sekolah, 1,9 persen pada anak usia sekolah, dan 4,7 persen pada remaja. 11 11 Rutter dan kawan-kawan melaporkan tidak adanya gangguan depresif pada anak laki-laki dan hanya 3 anak perempuan usia 10 – 11 tahun, walaupun simtom-simtom depresi umum dijumpai. Pada anak 14 tahun gangguan depresif ditemukan sebesar 14 persen. 12 Pada remaja yang didiagnosis gangguan depresif mayor, juga banyak terdapat simtom-simtom yang memenuhi kriteria diagnosis untuk gangguan distimik double depression. Suatu angka prevalensi sebesar 3,3 persen telah ditemukan untuk gangguan distimik. Weller dan Weller pada tahun 1990 telah menemukan bahwa prevalensi gangguan depresif mayor pada sampel klinik anak dan remaja sebesar 58 persen pada klinik-klinik pendidikan, 28 persen Universitas Sumatera Utara