deksametason. Penanda biologis lainnya adalah hormon pertumbuhan, dimana dijumpai hiposekresi pada anak yang terdepresi
sebagai respons terhadap perubahan insulin. McKnew dan Cytrin melaporkan penurunan 3-methoxy-4-hydroxyphenylethyl glycol
MHPG pada urin anak yang terdepresi. 2.3.2. Studi-Studi Tidur
Pada dewasa yang terdepresi telah dilaporkan pemendekan latensi rapid eye movement REM, peningkatan densitas REM, gelombang
lambat abnormal, dan penurunan dalam efisiensi tidur. Pada anak telah dilaporkan hasil yang sebaliknya. Dibutuhkan penelitian lanjutan
untuk memperjelas hal ini. 2.3.3. Studi-studi Genetik
Studi anak kembar telah melaporkan angka konkordansi pada kembar monozigot sebesar 76 persen dibandingkan dengan 19 persen pada
kembar dizigot. Pada studi anak-anak dari orangtua yang terdepresi telah ditemukan peningkatan kejadian gangguan afektif. Pada studi
orangtua dari anak dan remaja yang terdepresi telah ditemukan risiko morbiditas sesuai usia untuk gangguan afektif dibandingkan dengan
risiko terhadap anggota keluarga lainnya.
11-12
2.4. Gambaran Klinis dan Diagnosis
Depresi mayor pada anak dan remaja ditentukan dengan menggunakan kriteria DSM-IV-TR sekurangnya ada gejala depresi atau mood iritabel selama 2
minggu dan kurangnya ketertarikan, diikuti dengan sekurangnya empat simtom : perubahan berat badan, gangguan tidur, retardasi atau agitasi psikomotor,
kelelahan atau berkurangnya energi, perasaan bersalah, penurunan konsentrasi, dan ide atau rencana bunuh diri. Simtom harus menyebabkan gangguan dalam
fungsi anak, sebagai contoh, penampilan dalam lingkungan sekolah atau hubungan dengan teman sebaya, hal ini penting untuk mendiagnosis pada anak
remaja. Gangguan tersebut membantu untuk membedakan simtom ini dari fase anak atau remaja.
Anak remaja dengan gangguan depresi mayor sering menampilkan mood iritabel daripada disforia. Biasanya mereka tidak perduli terhadap semakin
besarnya iritabilitas mereka atau efeknya terhadap interaksi dengan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Remaja yang mempunyai beberapa tilikan terhadap iritabilitas mereka mungkin mengatakan bahwa segalanya membuat mereka marah baik itu penting atau
tidak. Kehilangan kegembiraan atau perhatian dapat membuat anak remaja menarik diri dari sekolah atau aktivitas dan pertemanan mereka. Gangguan tidur
biasa terdapat pada anak remaja yang terdepresi, sebagian mengalami sulit tidur. Berkurangnya berat badan atau susahnya naik berat badan lebih sering
daripada kenaikan berat badan. Anak remaja yang terdepresi sering merasa lelah dan beristirahat sepulang sekolah. Kurangnya konsentrasi dapat
bermanifestasi terhadap prestasi sekolah. Seorang anak sering menggambarkan perasaan bersalah seolah-olah tak ada yang menyukainya. Usaha bunuh diri
dan ciri psikotik lebih umum djiumpai pada remaja yang terdepresi daripada anak.
Anak remaja yang terdepresi seringkali tidak menganggap mereka sedang depresi oleh karena mood mereka lebih sering iritabel daripada
terdepresi. Orangtua seringkali tidak mengenali gejala-gejala dari anak remaja mereka yang terdepresi. Anak dan remaja yang terdepresi lebih sering dibawa
untuk evaluasi oleh karena adanya penurunan prestasi di sekolah, penyalahgunaan zat, usaha bunuh diri, atau suatu perubahan perilaku.
Untuk kriteria diagnostik gangguan distimik menurut DSM-IV-TR, anak atau remaja haruslah memiliki mood terdepresi atau iritabel sekurang-kurangnya
selama 1 tahun. Sebagai tambahan, harus ada sekurangnya 2 gejala berikut : selera makan yang menurun atau makan yang berlebihan, insomnia atau
hipersomnia, energi yang rendah atau perasaan kelelahan, harga diri yang rendah, konsentrasi yang buruk atau kesulitan untuk membuat keputusan, dan
perasaan hilang harapankeputusasaan. Anak remaja dengan gangguan distimik memiliki simtom-simtom melankolik dan neurovegetatif yang lebih rendah
daripada yang dengan gangguan depresif mayor. Kronisitas dari gangguan distimik menghasilkan gangguan psikososial yang signifikan.
Gangguan depresif pada anak dan remaja sering komorbid dengan kondisi psikiatrik lainnya seperti gangguan ansietas, gangguan hiperaktivitas,
gangguan tingkah laku, dan penyalahgunaan zat.
2,11-17
Universitas Sumatera Utara
2.5. Sekolah