Karakterisasi dan Analisis Potensi Kompos Sampah Padat Pasar Tradisional di Pasar Bogor

KARAKTERISASI DAN ANALISIS POTENSI KOMPOS
SAMPAH PADAT PASAR TRADISIONAL DI PASAR BOGOR

GUGI YOGASWARA

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Karakterisasi dan
Analisis Potensi Kompos Sampah Padat Pasar Tradisional di Pasar Bogor adalah
benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013
Gugi Yogaswara
NIM F44090066

ABSTRAK
GUGI YOGASWARA. Karakterisasi dan Analisis Potensi Kompos Sampah Padat
Pasar Tradisional di Pasar Bogor. Dibimbing oleh ARIEF SABDO YUWONO.
Sampah pasar memiliki peluang besar untuk diolah karena kandungan bahan
organik yang tinggi. Pasar Bogor sebagai salah satu pasar tradisional di Kota
Bogor belum memiliki data karakteristik sampah yang dapat dijadikan landasan
pengolahan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan karakterisasi
sampah padat pasar tradisional, dan menganalisis potensi sampah Pasar Bogor
untuk dijadikan kompos. Karakterisasi dilakukan dengan mengacu pada SNI 193964-1995 dan pengujian laboratorium. Hasil karakterisasi menunjukkan timbulan
sampah Pasar Bogor mencapai 27.0 m3 per hari atau sekitar 7.2 ton sampah per
hari. Komposisi sampah Pasar Bogor mencakup 84.0% sampah organik, 7.1%
sampah plastik, 6.7% sampah kayu, dan 2.1% sampah kertas. Hasil pengukuran
kadar air, kadar abu, kadar volatil, rasio C/N dan nilai kalori masing-masing
adalah sebagai berikut 83.39%, 2.02%, 14.58%, 27 : 1, dan 4589 kal/g. Kompos
dibuat dengan Turned Windrow System. Luas lahan yang tersedia mampu

menampung 31.76 ton sampah dan mampu menghasilkan 148.8 ton kompos
pertahun. Nilai kelayakan ekonomi menghasilkan NPV (Net Present Value) dan
B/C ratio kurang dari syarat kelayakan. Hal ini menunjukkan instalasi
pengomposan tidak layak untuk dibuat secara ekonomis.
Kata kunci: karakterisasi, pasar tradisional, pengomposan, sampah padat

ABSTRACT
GUGI YOGASWARA. Characterization and Compost Potential Analysis of
Traditional Market Solid Waste in Bogor Market. Supervised by ARIEF SABDO
YUWONO.
Traditional market solid waste is highly potential to be composted as based on its
high organic matter content. Bogor market as one of the traditional market in
Bogor municipality yet have the waste characteristics data that can be used as the
basis of the waste processing. The objective of this research was to characterize
the solid waste, to analyze compost potention of Bogor market waste to be
composted. Characterization referred to SNI 19-3964-1995 and chemical analysis
was carried out in the laboratory. The result shows that the solid waste generation
of Bogor market reaches 27.0 m3 or approximately 7.2 tons of solid waste per day.
Bogor market waste composition includes 84.0% organic waste, 7.1% plastic,
6.7% wood and 2.1% paper. The result of laboratory analysis showed that water

content, ash content, volatile content, C/N ratio and caloric value are 83.39%,
2.02%, 14.58%, 27:1 and 4589 cal/g, respectively. The available land area can
accommodate total material volume 31.76 tons waste and can produce 148.8 tons
compost. The value of economic feasibility shows that the value of NPV (Net
Present Value) and B/C ratio less than feasible standard. This shows that the
compost installation is not economically feasible to be built.
Keywords: characterization, composting, solid waste, traditional market

KARAKTERISASI DAN ANALISIS POTENSI KOMPOS
SAMPAH PADAT PASAR TRADISIONAL DI PASAR BOGOR

GUGI YOGASWARA

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Karakterisasi dan Analisis Potensi Kompos Sampah Padat Pasar
Tradisional di Pasar Bogor
Nama
: Gugi Yogaswara
NIM
: F44090066

Disetujui oleh

Dr. Ir. Arief Sabdo Yuwono, M.Sc.
NIP 19660321 199003 1 012

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Budi Indra Setiawan, M.Agr.

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2013 sampai Juni
2013 ini ialah sampah padat perkotaan dengan judul Karakterisasi dan Analisis
Potensi Kompos Sampah Padat Pasar Tradisional di Pasar Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Arief Sabdo Yuwono,
M.Sc. selaku pembimbing, kedua orang tua penulis, dan rekan-rekan mahasiswa
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan IPB angkatan 2009. Di samping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Firdaus atas segala sarannya
dalam bidang analisis ekonomi, kepada Ibu Ety, laboran Departemen Teknik Sipil
dan Lingkungan yang sudah banyak memberikan arahan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013
Gugi Yogaswara


DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

ii

DAFTAR GAMBAR

ii

DAFTAR LAMPIRAN

ii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang


1

Perumusan Masalah

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

METODE


2

Waktu dan Tempat

2

Bahan

3

Alat

3

Prosedur Penelitian

4

HASIL DAN PEMBAHASAN


6

Tinjauan Umum Lokasi dan Data Sekunder

6

Karakterisasi Sampah

6

Analisis Potensi Kompos

8

SIMPULAN DAN SARAN

12

LAMPIRAN


14

RIWAYAT HIDUP

16

DAFTAR TABEL

1.
2.
3.
4.
5.

Hasil pengukuran timbulan sampah
Hasil analisis kadar air sampah Pasar Bogor
Hasil analisis kadar abu dan kadar volatil
Perhitungan luas tapak pengomposan sampah Pasar Bogor
Hasil analisis ekonomi


7
7
8
11
11

DAFTAR GAMBAR

1.
2.
3.
4.

Diagram alir penelitian
Langkah kerja pengukuran timbulan dan komposisi sampah
Komposisi sampah Pasar Bogor
Gundukan windrow tampak atas, potongan penampang, dan potongan
memanjang

3
4
7
10

DAFTAR LAMPIRAN

1.
2.

Contoh komponen komposisi sampah , (a) sampah organik, (b) sampah
plastik, (c) sampah kayu, dan (d) sampah kertas
Perhitungan kelayakan ekonomi

14
15

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang
sangat tinggi (Supriatna 2008). Keanekaragaman hayati ini mendukung pola
konsumsi masyarakat yang mempergunakan banyak sumberdaya alam yang
tersedia (Moreno-Sanchez dan Maldonado 2006; Shimura et al. 2001).
Sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kota dan Kabupaten Bogor dibuang
ke TPA Galuga, sehingga timbulan sampah terus mengalami peningkatan. Pada
tahun 2006, timbulan sampah mencapai 2185 meter kubik per hari. Sampai akhir
tahun 2012 telah mencapai 2447 meter kubik per hari (KB DKP 2012).
Sampah yang berasal dari pasar tradisional memiliki material organik
mencapai 95% (Bouallagui et al. 2009; Sudrajat 2006). Berbeda dengan sampah
yang berasal dari permukiman yang memiliki kandungan organik rata-rata sebesar
75% (Supriatna 2008). Hal ini menyebabkan sampah pasar memiliki karakteristik
khas dan mudah dikomposkan (Yousuf dan Rahman 2007; Nasir 20013).
Penggunaan kompos yang terbuat dari limbah padat pasar tradisional dapat
meningkatkan kekayaan mineral tanah lebih baik dibanding penggunaan pupuk
biasa (Warman et al. 2009; Weber et al. 2007). Pengomposan merupakan salah
satu solusi strategis untuk pengelolaan sampah (Hargreaves et al. 2009). Namun,
pengomposan belum dijadikan prioritas untuk mengolah sampah pada Pasar
Bogor. Sampah yang dihasilkan langsung diangkut ke TPA Galuga oleh Dinas
Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor. Disamping itu, Pasar Bogor belum
memiliki data karakteristik, timbulan, dan komposisi sampah, sehingga metode
pengolahan sampah yang tepat belum dapat ditentukan.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk menganalisis potensi
pengomposan dengan melakukan karakterisasi sampah Pasar Bogor yang
mencakup timbulan, komposisi dan karakteristik sampah. Kemudian, dilanjutkan
dengan analisis kelayakan ekonomi instalasi pengomposan yang disesuaikan
dengan kondisi tenaga kerja dan ekonomi wilayah setempat (Diaz et al. 2007).
Perumusan Masalah
Penelitian ini diawali dengan karakterisasi sampah yang dilakukan di TPS
Pasar Bogor dan di laboratorium. Kemudian, diakhiri dengan melakukan analisis
potensi pembuatan kompos dari sampah Pasar Bogor. Timbulnya gagasan
penelitian ini didasari oleh potensi sampah Pasar Bogor yang besar untuk
dikomposkan. Namun, sampah yang dihasilkan tidak dilakukan pengolahan. Pada
tahun 2004, Pasar Bogor pernah mengolah sampah yang dihasilkan dengan
membakarnya di insinerator. Namun, metode tersebut tidak berjalan optimal,
sebab kerap menimbulkan polusi udara yang mengganggu permukiman karena
kadar air sampah yang tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan karakterisasi sampah
Pasar Bogor agar metode pengolahan sampah dapat ditentukan dengan tepat.
Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

2

1. Pengukuran timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah Pasar Bogor
yang mencakup kadar air, kadar abu, kadar volatil, kandungan COrganik, Total Kjeldahl Nitrogen (TKN), dan nilai kalori.
2. Hubungan antara hasil karakterisasi dan analisis potensi kompos sampah
Pasar Bogor.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan. Adapun tujuantujuan tersebut sebagai berikut:
1) Mengkaji timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah padat di Pasar
Bogor
2) a) Menganalisis potensi kompos sampah Pasar Bogor berdasarkan data
pengukuran timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah Pasar Bogor,
b) dan uji kelayakan ekonomi instalasi pengomposan
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu:
1) Memberikan data mengenai timbulan, komposisi, dan karakteristik
sampah Pasar Bogor yang diukur sesuai metode standar
2) Memberikan rekomendasi desain instalasi pengomposan dalam segi
konstruksi dan kelayakan ekonomi
3) Menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan metode dan penerapan
teknologi pengomposan.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1) Kajian timbulan dan komposisi sampah padat Pasar Bogor yang diukur
sesuai SNI 19-3964-1995
2) Kajian tentang karakteristik sampah untuk pengomposan yang
mencakup kadar air, kadar volatil, Total Kjeldahl Nitrogen (TKN), kadar
C-Organik, dan nilai kalori sampah padat Pasar Bogor
3) Sistem dan metode pengomposan yang sesuai untuk sampah Pasar
Bogor
4) Kajian kelayakan ekonomi dari instalasi pengomposan sampah padat
Pasar Bogor.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, yaitu bulan Maret-Juni 2013.
Penelitian dilakukan di dua tempat, yakni TPS Pasar Bogor untuk melakukan
pengukuran timbulan dan komposisi sampah dan laboratorium Limbah Padat
Bahan dan Berbahaya dan Beracun Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan
IPB. Diagram alir penelitian dapat dilihat di Gambar 1.

3

Gambar 1 Diagram alir penelitian
Bahan
Bahan yang digunakan selama melakukan penelitian ini antara lain:
 Aquades
 Sampah dari TPS
 Serbuk H3BO3
 Sampah yang sudah
dikeringkan pada pengujian
 NaOH
kadar air
 Larutan HCl 0.25 N
 Larutan K2Cr2O7 1 N
 Larutan indikator Conway
 Larutan H2SO4 pekat
 Larutan Na2CO3
 Batu didih
 Larutan FeSO4
Alat
Alat yang digunakan selama melakukan penelitian ini antara lain :
 Tanur [J.P. Selecta SELECT  Bak ukur sampah berukuran
HORN]
1m0.5m1m
 Cawan porselen
 Drum sampah dengan volume
 Buret mikro 25 ml
220 liter
 Labu erlenmeyer 250 ml
 Timbangan duduk dengan
kapasitas 100 kg
 Pipet tetes
 Sarung tangan
 Gelas piala
 Garpu/garuk sampah
 Mortar [Haldenwanger 5.5’-6’]
 Timbangan analitik [OHAUS;
 Tabung kjeldahl [J.P. Selecta]
Aventuror Pro]
 Bloc digest 6 [J.P. Selecta]
 Cawan petri [Ø=80 mm]
 Fume extraction [J.P. Selecta]
 Desikator
 Destilator Pro-Nitro S [J.P.
 Oven [Memmert Beschickung –
Selecta]
Loading Modell 100 – 800]

4

Prosedur Penelitian
Kompilasi data Sekunder
Kompilasi data sekunder mencakup data letak pasar, curah hujan,
kelembapan relatif, jumlah kios, jumlah los, jumlah pedagang, dan kendala yang
dihadapi dalam melakukan pengelolaan sampah di Pasar Bogor.
Pengukuran timbulan dan komposisi sampah
Pengukuran timbulan dan komposisi sampah dilakukan berdasarkan SNI 193964-1995 tentang Metode Pengukuran Timbulan dan Komposisi Sampah
Perkotaan. Langkah-langkah pengukuran timbulan dan komposisi sampah dapat
dilihat di Gambar 2.

Gambar 2 Langkah kerja pengukuran timbulan dan komposisi sampah
Pengukuran kadar air, kadar abu, dan kadar volatil
Pengujian di laboratorium diawali dengan analisis kadar air, kadar abu,
kadar volatil, kadar volatil, TKN, C-Organik, dan diakhiri dengan pangukuran
nilai kalori.
Langkah-langkah pengukuran kadar air di laboratorium adalah sebagai
berikut:
1. Persiapan alat yang mencakup tiga cawan petri yang dikeringkan di oven
pada temperatur 105 °C selama ± 10 menit, desikator, oven, dan pinset
2. Penimbangan sampel yang diambil langsung dari TPS sebanyak ± 10
gram diatas cawan yang sudah ditimbang lebih dulu. Sampel dibuat
triplo
3. Pengeringan di oven pada temperatur 105 °C selama ± 4 jam. Setelah
dikeringkan di oven, ketiga sampel didinginkan di desikator selama 15
menit
4. Penimbangan bobot sampel pada neraca analitik

5

5. Kadar air dihitung dengan menggunakan Persamaan 1. Pengukuran
kadar air belum selesai dilakukan jika bobot sampel belum tetap. Bobot
yang belum tetap menunjukkan masih ada air yang akan menguap.
Langkah-langkah pengukuran kadar abu dan volatil di laboratorium adalah
sebagai berikut:
1. Pengeringan 3 cawan porselen dalam oven pada suhu 105 °C selama 30
menit.
2. Cawan poselen ditimbang. Dilanjutkan dengan penimbangan sampel
yang sudah dihaluskan dengan mortar sebanyak ± 0.5 gram. Sampel
dibuat triplo.
3. Cawan yang sudah berisi sampel dimasukkan ke dalam tanur pengabuan
dengan suhu 600 °C selama 6-8 jam. Kemudian, dilakukan penimbangan
dan perhitungan kadar abu dan volatil dengan Persamaan 2 dan
Persamaan 3.
.................................................(Pers. 1)
.............................................(Pers. 2)
.................................................(Pers. 3)

Keterangan:
a = berat cawan kosong (g)
b = berat cawan kosong + berat sampel sebelum dioven (g).
c = berat cawan kosong + berat sampel sampah setelah dioven (g)
d = berat cawan kosong + berat sampel sampah setelah masuk tanur (g)
Rasio C/N
Proses pengukuran rasio C/N terbagi menjadi dua metode, yakni prosedur
pengukuran nilai karbon menggunakan Walkley-Black Method dan prosedur
pengukuran nilai nitrogen menggunakan Metode Nitrogen Kjeldahl (Direct
Method) JP Selecta (Hindom 2012).
Analisis kompos sampah Pasar Bogor
Analisis dilakukan berdasarkan data karakter sampah, data sekunder, dan
studi literatur. Analisis diawali dengan menentukan sistem pengomposan yang
sesuai dengan timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah. Kemudian,
dilanjutkan dengan penentuan metode dan alur proses pengomposan, yang
mencakup metode aerasi, waktu pengomposan, luas area yang dibutuhkan,
perhitungan dimensi tumpukan kompos, dan pembuatan gambar dimensi
tumpukan kompos. Analisis diakhiri dengan perhitungan kelayakan ekonomi
dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.
Analisis kelayakan ekonomi dilakukan dengan melakuran perhitungan NPV
dan B/C ratio. Perhitungan NPV dan B/C ratio masing-masing dihitung dengan
dengan Persamaan 4 dan Persamaan 5.

6

........................................................... (Pers. 4)
............ (Pers. 5)
Keterangan:
Pt = net cash flow pada tahun ke-t (Rp)
i
= suku bunga pinjaman (%)
n = waktu berlangsungnya investasi (tahun)
I0 = pengeluaran awal (Rp)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinjauan Umum Lokasi dan Data Sekunder
Pasar Bogor terletak di Jalan Suryakencana No. 03, Kelurahan Babakan
Pasar, Kecamatan Bogor Tengah. Curah hujan rata-rata dan kelembapan relatif
masing-masing mencapai 4500 mm/tahun dan 70% (KB BAPPEDA 2010). Data
curah hujan dan kelembapan relatif setempat dapat berguna untuk menjadi acuan
korelasi kadar air sampah jika dilakukan penelitian serupa di objek yang berbeda
tempat dan kondisi.
Pasar Bogor memiliki 1971 kios berukuran ±2mx3m dan 279 los dengan
ukuran beragam, serta 339 pedagang terdaftar. Beberapa masalah sampah di
lokasi adalah sampah yang berasal dari pasar tumpah dibuang ke TPS sehingga
hasil pengukuran timbulan dan komposisi tidak bisa disesuaikan dengan kapasitas
pasar. Kemudian, tidak ada pengolahan sampah yang dilakukan untuk mengurangi
dampak lingkungan. Sampah ditampung di TPS kemudian diangkut ke TPA
Galuga oleh truk sampah dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor
dengan ukuran kontainer ±9 m3. Sampah diangkut rata-rata sebanyak 3 ritasi
setiap hari.
Karakterisasi Sampah
Timbulan dan komposisi sampah
Pengukuran timbulan dan komposisi sampah dilakukan berdasarkan SNI 193964-1995 tentang Metode Pengukuran Timbulan dan Komposisi Sampah
Perkotaan. Hasil pengukuran timbulan sampah dapat dilihat di Tabel 1. Gambar
contoh komponen sampah dapat dilihat di Lampiran 1.
Perbedaan yang terjadi pada pengukuran massa timbulan per hari
disebabkan oleh pola masuk sampah ke TPS yang berbeda-beda dan kondisi
cuaca. Sampah dengan kuantitas terbesar masuk ke TPS sekitar pukul 10.00 WIB.
Tidak semua sampah yang masuk berasal dari dalam bangunan Pasar Bogor.
Banyak sampah dari pasar tumpah yang tidak terlindung hujan sehingga sampah
relatif lebih berat dibanding sampah dari dalam gedung pasar. Hasil perhitungan
komposisi sampah Pasar Bogor dapat dilihat di Gambar 3.

7

Gambar 3 Komposisi sampah Pasar Bogor
Tabel 1 Hasil pengukuran timbulan sampah
No.

Waktu

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

4 April 2013
5 April 2013
6 April 2013
7 April 2013
8 April 2013
9 April 2013
10 April 2013
11 April 2013
Rata-rata

Berat basah
(kg)
115.7
134.0
137.4
148.8
108.2
158.2
130.9
145.6
134.85

Volume bak
(m3)
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5

Densitas
(kg/m3)
231.4
268.0
274.8
297.6
216.4
316.4
261.8
291.2
269.7

Kadar air
Hasil analisis kadar air dapat dilihat di Tabel 2. Berdasarkan data pada
Tabel 2, diperoleh rata-rata kadar air sampah Pasar Bogor sebesar 83.39%.
Tabel 2 Hasil analisis kadar air sampah Pasar Bogor
Waktu
t = 4 jam
t = 6 jam
t = 8 jam
Kadar air rata-rata

Kadar air (%)
I
II
III
81.71 82.16 83.03
82.68 83.09 83.94
82.83 83.21 84.12
83.39

8

Kadar abu dan kadar volatil
Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar volatil rata-rata memiliki nilai
yang lebih besar, yakni 14.58% dibandingkan kadar abu rata-rata, yakni 2.02%.
Hal ini menunjukkan bahwa sampah Pasar Bogor mayoritas terdiri dari sampah
organik. Namun, kadar volatil yang didapat tidak cukup tinggi untuk
menunjukkan
kemampuan suatu bahan untuk terbakar, yakni 40-60 %
(Tchobanoglous 1993 dalam Azkha, 2006). Hal ini membuktikan bahwa sampah
Pasar Bogor tidak bisa diolah dengan cara membakarnya di insinerator. Hasil
pengukuran kadar air, kadar abu dan kadar volatil disajikan di Tabel 3.
Tabel 3 Hasil analisis kadar abu dan kadar volatil
No. Cawan

Massa
sampel (g)

Massa abu
(g)

1
2
3

0.5008
0.5101
0.5062

0.0591
0.0662
0.0596

Kadar
abu
(%)
1.96
2.16
1.95

Kadar
air
(%)
83.39
83.39
83.39

Kadar
volatil
(%)
14.65
14.45
14.65

Rasio C/N
Sampah Pasar Bogor memiliki nilai rasio C/N yang sesuai dengan ketentuan
optimal, yakni 27:1 (Diaz et al. 2007). Hal ini menunjukkan bahwa kadar C dan
N yang terkandung pada sampah Pasar Bogor memiliki jumlah yang ideal untuk
menjadi bahan dasar kompos.
Kalori atau Gross Energy
Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel sampah Pasar Bogor memiliki
nilai kalor sebesar 4589 kal/gram. Nilai kalori yang tinggi ini disebabkan oleh
pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan sampel kering atau sampel
yang sudah dilakukan pengujian kadar air.

Analisis Potensi Kompos
Penentuan sistem pengomposan
Menurut Fitzpatrick et al. (2005), terdapat beberapa sistem pengomposan
yang banyak digunakan diantaranya adalah windrow composting, aerated static
pile composting, non-reactor system, dan reactor system. Pemilihan sistem
pengomposan disesuaikan dengan kualitas tenaga kerja dan kondisi ekonomi
setempat. Sistem pengomposan modern tidak menjadi pilihan yang tepat bagi
negara non-industri dengan tingkat pengangguran yang relatif tinggi (Diaz et al.
2007; Nasrullah, 2012). Menurut Nasir (2013), terdapat metode yang lebih
sederhana tanpa membutuhkan aerasi, yakni natural static pile. Metode ini
membutuhkan waktu pengomposan selama 56 hari.
Melalui pertimbangan tersebut, metode pengomposan yang sesuai dengan
parameter di atas adalah Turned Windrow System. Sistem ini merupakan metode
pengomposan tradisional, yakni dengan melakukan pembalikan berkala pada
material sampah sebagai metode aerasi. Sistem ini tidak membutuhkan teknologi

9

canggih dan sumberdaya yang banyak (Diaz et al. 2007). Karakter sampah Pasar
Bogor yang sudah memiliki kualitas yang baik untuk menjadi bahan baku kompos
akan mereduksi keperluan percepatan proses pengomposan seperti aktivator dan
aerasi, sehingga biaya lebih rendah. Sistem dan metode pengomposan dibuat
dengan acuan luas tapak pengomposan yang terbatas yang terletak di sekitar TPS,
yakni seluas ±30mx20m.
Metode dan frekuensi pembalikan
Pembalikan material kompos dilakukan dengan cara konvensional, yakni
menggunakan peralatan sederhana seperti garpu, sekop, dan keranjang. Selain
murah, cara ini sesuai dengan karakter sampah Pasar Bogor yang memiliki
komposisi bahan organik yang tinggi. Sampah dengan material organik yang
tinggi tidak memerlukan upaya berlebih untuk dilakukan pembalikan.
Pembalikan dilakukan dengan membuat gundukan baru dari gundukan yang
lama di areal yang kosong. Gundukan dibalik dengan cara menempatkan lapisan
luar material pada gundukan lama ke bagian dalam (interior) gundukan baru
dengan menggunakan sekop, garpu sampah, dan keranjang sampah. Frekuensi
pembalikan tergantung pada kekuatan struktur bahan dan kadar air. Sampah Pasar
Bogor memiliki nilai rasio C/N yang sesuai sehingga tidak memerlukan banyak
pembalikan selama proses pengomposan. Jadi, frekuensi pembalikan dilakukan
seminggu sekali (Minnich dan Hunt 1992; Diaz et al. 2007).
Waktu pengomposan
Waktu pengomposan berpengaruh pada luas area pengomposan yang
dibutuhkan. Jika proses pengomposan membutuhkan waktu yang lama, maka
sampah yang baru tidak akan bisa masuk karena tapak masih dipenuhi sampah
yang masuk pada periode sebelumnya.
Luas tapak dibuat dengan mempertimbangkan waktu pengomposan yakni
waktu yang dibutuhkan agar material sampah hancur menjadi kompos setengah
matang, (Andersen et al. 2010; Komilis et al. 2011). Waktu pengomposan
tergantung pada material yang digunakan sebagai bahan baku. Sampah Pasar
Bogor yang mengandung 84.03% material organik dan rasio C/N sebesar 27,
memiliki kemampuan untuk terdegradasi dengan lebih cepat. Sehingga, dengan
penambahan aktivator dapat mereduksi durasi waktu pengomposan yang semula
selama ± 2 bulan menjadi 1 bulan.
Pembentukan gundukan
Gundukan material kompos memiliki bentuk penampang yang hampir
menyerupai trapesium. Penentuan dimensi penampang gundukan dipengaruhi oleh
peralatan dan metode pembalikan pada proses pengomposan. Gundukan yang
terlalu tinggi akan menyulitkan proses pembalikan sehingga memakan waktu dan
biaya. Disamping itu, gundukan yang terlalu lebar akan mempengaruhi jumlah
udara yang masuk pada material di tengah gundukan. Dimensi gundukan yang
mencakup tinggi, lebar alas, dan lebar atas masing-masing sebesar 1.0 m, 1.5 m,
dan 0.5 m. Dimensi penampang gundukan dapat dilihat di Gambar 4. Kemudian,
panjang gundukan ditentukan berdasarkan ketersediaan alat. Gundukan yang
terlalu panjang akan menyulitkan pembuatan gundukan sesuai dengan dimensi
yang ditentukan sehingga akan membuat gundukan satu sama lain tidak sejajar.

10

Hal ini akan mengakibatkan rendahnya tingkat keseragaman proses pengomposan
dan proses yang tidak tepat waktu.

Gambar 4 Gundukan windrow tampak atas, potongan penampang, dan potongan
memanjang
Penyusunan windrow dan luas tapak
Perancangan susunan gundukan windrow tergantung pada ketersediaan
lahan dan fasilitas yang tersedia. Jumlah input ditentukan berdasarkan jumlah
sampah yang hendak dikomposkan. Berdasarkan data pengukuran, timbulan
sampah Pasar Bogor mencapai ± 27.0 m3 atau 7.28 ton per hari. Pengukuran
komposisi sampah menunjukkan persentase material organik sebesar 84.0 %. Hal
ini menyebabkan jumlah sampah yang bisa dikomposkan sebesar 22.69 m3 atau
6.12 ton per hari. Luas tapak yang terbatas menyebabkan tidak semua sampah
yang dihasilkan dapat diolah. Tapak pengomposan dibuat dengan kapasitas
sebesar volume sampah yang diproduksi selama 5 hari. Jadi, ada 5 cluster sampah
yang masuk dalam 1 bulan periode pengomposan, sehingga kapasitas instalasi
pengomposan sebesar 31.76 ton. Sampah yang diproduksi selama 25 hari sisanya
tetap dibuang di TPA Galuga. Dasar penyusunan windrow dan luas tapak
berdasarkan jumlah timbulan dapat dilihat di Tabel 4.
Perhitungan kelayakan ekonomi
Perhitungan kelayakan ekonomi diawali dengan perhitungan perkiraan
pemasukkan dari penjualan kompos dan barang daur ulang (non organik).
Perhitungan biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel. Kemudian diakhiri
oleh perhitungan NPV dan B/C rasio. Kelayakan ekonomi dihitung dengan
periode analisis selama 5 tahun operasi. Perhitungan kelayakan ekonomi dapat
dilihat di Lampiran 2.
Pasar Bogor menghasilkan sampah sebesar ±27m3 perhari atau 7282 kg/hari.
Jumlah cluster yang masuk dalam setahun mencapai 61 cluster, sehingga akan
menghasilkan sampah sebesar 372.2 ton sampah. Dari total sampah organik yang
masuk diperkirakan akan dihasilkan 40% kompos atau 148.8 ton kompos. Harga
kompos di pasaran adalah Rp 600.00/kg. Hal ini menunjukkan bahwa potensi
pendapatan kotor dari penjualan kompos sampah Pasar Bogor adalah Rp
94,336,507.00 per tahun.

11

Tabel 4 Perhitungan luas tapak pengomposan sampah Pasar Bogor
Keterangan
Periode masuk sampah
Jumlah Cluster
Timbulan sampah
Jumlah sampah organik
Jumlah sampah non organik yang masuk
Jumlah total sampah yang masuk ke pengomposan
Volume satu gundukan windrow
Jumlah gundukan windrow dalam satu cluster
Jumlah gundukan windrow dalam satu bulan
Luas permukaan untuk semua gundukan windrow
Luas permukaan operasional
Total luas permukaan yang dibutuhkan

Total
6
5
27.00
22.69
0.86a
23.55
10.00
2
10
176.63b
441.57c
618.19

Satuan
hari sekali
buah
m3/cluster
m3/cluster
m3/cluster
m3/cluster
m3
buah
buah
m2
m2
m2

a

asumsi sampah non organik yang masuk ke pengomposan sebanyak 20 % dari total sampah non
organik yang dihasilkan
b
jumlah windrow 1 bulan x luas alas 1 gundukan windrow (lebar x panjang)
c
luas permukaan semua windrow x 2.5 (faktor konversi) (Diaz et al 2007)

Hasil NPV yang bernilai negatif dan B/C ratio yang bernilai kurang dari 1,
menunjukkan bahwa instalasi pengomposan tidak layak secara ekonomi untuk
dibuat dalam analisis waktu produksi 5 tahun. Masalah utama aspek ekonomi
kompos adalah pemasaran. Pembeli kompos relatif tidak konsisten dalam
membeli, sehingga produksi yang tetap tidak berbanding dengan penjualan. Hasil
analisis kelayakan ekonomi dapat dilihat di Tabel 5.
Tabel 5 Hasil analisis ekonomi
Kriteria Kelayakan
NPV
B/C ratio

Hasil Perhitungan
(- Rp 404,704,755)
0.16

Pada dasarnya, kebanyakan instalasi pengomposan dibuat dengan tujuan
untuk mengurangi dampak lingkungan. Sebab, manfaat tersebut dinilai lebih
menjanjikan daripada manfaat secara ekonomi. Adapun instalasi pengomposan
yang menguntungkan dapat dibuat dengan cara mengitegrasikannya dengan unit
produksi lain seperti peternakan sapi atau peternakan kambing. Kotoran dari
peternakan dapat dijadikan aktivator kompos, sementara pendapatan dari hasil
produk peternakan tetap masuk.

12

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

2.

Timbulan sampah Pasar Bogor mencapai 27.0 m3 per hari atau sekitar 7.2
ton sampah per hari. Komposisi sampah Pasar Bogor mencakup 84.0%
sampah organik, 7.1% sampah plastik, 6.7% sampah kayu, dan 2.1%
sampah kertas. Hasil pengukuran kadar air, kadar abu, kadar volatil, rasio
C/N dan nilai kalori masing-masing adalah sebagai berikut 83.39%, 2.02%,
14.58%, 27:1, dan 4589 kal/g.
a) Dengan mengacu pada luas lahan yang tersedia, sampah Pasar Bogor
berpotensi untuk dikomposkan. Kapasitas pengomposan mencapai 31.76 ton
sampah. Kemudian, Pasar Bogor berpotensi untuk menghasilkan kompos
sebesar 148.8 ton kompos dalam setahun. b) Analisis kelayakan ekonomi
menghasilkan nilai NPV dan nilai B/C ratio yang menunjukkan bahwa
instalasi pengomposan tidak layak secara ekonomi untuk dibuat .
Saran

Perlu dilakukan penelitian dengan metode serupa di pasar yang memiliki
TPS dengan sampah khusus dari pedagang yang sudah terdata. Pasar Bogor tidak
bisa dijadikan model untuk pengukuran timbulan dan komposisi sampah yang
baik karena sampah yang masuk ke TPS banyak berasal dari pasar tumpah yang
tidak terdata sebagai pedagang resmi di pasar.

13

DAFTAR PUSTAKA
Andersen J K, Boldrin A, Samuelsson J, Christensen T H, dan Charlotte S. 2010.
Quantification of greenhouse gas emissions from windrow composting of
garden waste. J Environ Qual. 39:713-724. doi:10.2134/jeq2009.0329.
Azkha N. 2006. Analisis timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah di kota
Padang. J Kes Masy.1(1):20-21.
Bouallagui H, Ridho B, Gannoun, H. 2009. Mesophilic and thermophilic
anaerobic co-digestion of abattoir wastewater and fruit and vegetable
waste in anaerobic sequencing batch reactors. Biodeg. 20:401-409. doi
10.1007/s10532-008-9231-1.
[BAPPEDA] Kota Bogor, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. (ID) 2010.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bogor Tahun
2010-2014.
Diaz LF, Savage GM, Eggerth LL, dan Chiumenti A. 2007. Compost Science and
Technology. Amsterdam: Elsevier.
[DKP] Kota Bogor, Dinas Kebersihan dan Pertanaman Kota Bogor. (ID) 2012.
Laporan Timbulan Sampah di TPA Galuga.
Fitzpatrick GE, Worden, EC, dan Vendrame WA. 2005. Historical Development
of Composting Technology during the 20th Century. Hortechnology, 4851.
Hargreaves JC, Adl MS, Warman PR. 2009. The effects of municipal solid waste
compost and compost tea on mineral element uptake and fruit quality of
strawberries. Comps Sc Util. 17:85-94.
Hindom IDY. 2012. Evaluasi pengelolaan limbah padat domestik sebagai usaha
memperbaiki sistem sanitasi lingkungan perdesaan. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Komilis D, Kontou I, dan Ntougias S. 2011. A Modified Static Respiration Assay
and Its Relationship With an Enzymatic. Bioresource. 102:5863–5872.
doi:10.1016/j.biortech.2011.02.021.
Minnich J, dan Hunt M. 1992. The Rodale Book of Composting: Easy Methods for
Every Gardener. Philadelphia: Rodale Press.
Nasir M. 2013. Karakteristik pengomposan limbah padat pasar tradisional dengan
sistem natural static pile. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Nasrullah. 2012. Desain portabel Composter sebagai solusi alternatif sampah
organik rumah tangga. J Tek Ling. 50-51.
Moreno-Sanchez R, Maldonado JH. 2006. Surviving from garbage : the role of
informal waste-pickers in a dynamic model of solid-waste management in
developing countries. Env Dev Econ. 11:371-391. doi:10.1017/S1355770X
06002853.
Shimura S, Yokota I, Nitta Y. 2001. Research for MSW flow analysis in
developing nations. J Mater Cycles Waste Manag. 3:48-59.
Sudrajat. 2006. Mengelola Sampah Kota. Bogor: Penebar Swadaya.
Supriatna, J. (2008). Melestarikan Alam Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Warman PR, Rodd AV, Hicklenton P. 2009. The effect of MSW compost and
fertilizer on extractable soil elements and the growth of winter squash in
Nova Scotia. Agric Ecos Env. 133:98-102.doi:10.1016/j.agee.2009.05.010.

14

Weber J, Karczewska A, Drozd J, Licznar M, Licznar S, Jamroz E, Kocowicz A.
2007. Agricultural and ecological aspects of a sandy soil as affected by the
application of municipal solid waste composts. Soil Bio Biochem.
39(2):1294-1295.doi:10.1016/j.soilbio.2006.12.005.
Yousuf T, Rahman M. 2007. Monitoring quantity and chacracteristics of
municipal solid waste in dhaka city. Env Monit Assess. 135:3-11. doi:10.10
07/s10661-007-9710-6.

LAMPIRAN

Lampiran 1 Contoh komponen komposisi sampah , (a) sampah organik, (b)
sampah plastik, (c) sampah kayu, dan (d) sampah kertas

(a)

(b)

(d)

(c)

15

Lampiran 2 Perhitungan kelayakan ekonomi
No

URAIAN

Volume

I

Inflow
Penjualan kompos
Penjualan barang daur ulang
Total Inflow

148,894.181
10

II

Outflow
1) Biaya Investasi
a. Tanah
b. Bangunan
c.Garpu sampah
d. Sekop sampah
e.Keranjang sampah
f. Gerobak sampah
i. Alat penyaring
Total Biaya Investasi
2) Biaya Tetap
a. Tenaga terampil
b. Tenaga pemilah
c. Air & Listrik
d. PBB
Pemeliharaan alat
Total Biaya Tetap
3) Biaya Variabel
a. Starter mikroba
b. Karung plastik 50 kg
Total Biaya Variabel
Total Outflow
Net Benefit
PV per tahun
NPV3
PV Positif
PV Negatif
Net B/C
1
2
3

Satuan

618.20
5
5
5
5
3

Harga Satuan

1

2

3
Biaya (Rp)

600 2
500,000

89,336,507
5,000,000
94,336,507

m2

1,000,000

buah
buah
buah
buah
buah

40,000
30,000
8,000
1,800,000
800,000

556,377,168
20,000,000
200,000
150,000
40,000
9,000,000
2,400,000
586,667,168

-

kg
paket

89,336,507
5,000,000
94,336,507

4

89,336,507
5,000,000
94,336,507

5

89,336,507
5,000,000
94,336,507

89,336,507
5,000,000
94,336,507

-

-

200,000
150,000
40,000
9,000,000
2,400,000
10,290,000

3
5
1
1
1

orang
orang
tahun
tahun
tahun

600,000
450,000
4,000,000
100,000
2,000,000

21,600,000
27,000,000
3,500,000
100,000
2,000,000
54,200,000

21,600,000
27,000,000
4,000,000
100,000
2,000,000
54,200,000

21,600,000
27,000,000
4,000,000
100,000
2,000,000
54,200,000

21,600,000
27,000,000
4,000,000
100,000
2,000,000
54,200,000

21,600,000
27,000,000
4,000,000
100,000
2,000,000
54,200,000

12
6645

paket
lembar

100,000
2,000

1,200,000
5,955,767
7,155,767
648,022,935
(553,686,427)
(481,466,458)
(404,704,755)
76,761,704
481,466,458
0.16

1,200,000
5,955,767
7,155,767
61,355,767
32,980,740
24,938,178

1,200,000
5,955,767
7,155,767
61,355,767
32,980,740
21,685,372

1,200,000
5,955,767
7,155,767
61,355,767
32,980,740
18,856,845

1,200,000
5,955,767
7,155,767
7,155,767
22,690,740
11,281,308

Total jumlah kompos terjual sama dengan total kompos yang diproduksi
Harga satuan kompos per kilogram didapat setelah melakukan survey dari beberapa instalasi pengomposan di Bogor
Dihasilkan dengan suku bunga pinjaman sebesar 15%

16

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pandeglang, Banten pada 12
Agustus 1991 dari ayah Gun Gun Gunawan dan ibu Lily
Amalia. Penulis adalah putra pertama dari dua bersaudara.
Pada tahun 2006 penulis lulus dari SMPN 1 Serang dan
diterima di SMAN 1 Kota Serang. Penulis lulus dari SMA
pada tahun 2009 dan pada tahun yang sama penulis
diterima di IPB melalui jalur SNMPTN di Departemen
Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknologi
Pertanian, IPB.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi
asisten praktikum Analisis Struktur semester genap tahun ajaran 2011/2012.
Penulis juga pernah menjadi delegasi mahasiswa IPB dalam kegiatan studi
banding kemahasiswaan ke Universitas Putra Malaysia. Selain itu penulis aktif
dalam organisasi mahasiswa diantaranya menjadi Ketua Umum BEM Fateta
2011/2012.