Analisis keputusan pembelian konsumen sayuran di pasar tradisional ( studi kasus di pasar baru Bogor )

(1)

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

(

Studi

Kasus Di Pasar Baru Bogor)

Oleh :

FITRIA FISSAMAWATI A 14105548

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(2)

RINGKASAN

FITRIA FISSAMAWATI. Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Sayuran di Pasar Tradisional ( Studi Kasus di Pasar Baru Bogor ). Di bawah bimbingan YAYAH K. WAGIONO.

Sayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkaan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber mineral, vitamin, serat, antioksidan dan energi yang dibutuhkan oleh manusia. Namun banyak masyarakat Indonesia belum menyadari hal tersebut, hal ini dapat di ketahui dari tingkat konsumsi sayuran masyarakat Indonesia yang masih rendah, berdasarkan catatan Ditjen Hortikultura, Deptan, konsumsi sayuran pada tahun 2007 baru sebesar 36,63 kg/kapita/tahun. Seharusnya menurut standar lembaga pangan dan pertanian dunia (FAO) konsumsi sayuran yang ideal adalah sebesar 65,75 kg/kapita/tahun. Konsumen dapat melakukan pembelian sayuran di berbagai alternatif tempat. Alternatif tempat itu diantaranya : pasar tradisional, swalayan, dan pedagang sayur keliling. Dan jika konsumen melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor, maka akan dianalisis tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen tersebut, karena peneliti merasa hal ini menarik untuk di kaji.

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen sayuran di lihat dari : umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pengeluaran per bulan untuk membeli sayuran.

2. Menganalisis penilaian konsumen sayuran terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur keliling dan swalayan.

3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penjualan sayuran bagi pedagang

sayur-mayur, Dinas Pasar khususnya UPTD Pasar Baru Bogor, masyarakat, serta pihak - pihak lain yang membutuhkan informasi ini.

2. Sebagai sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta kemampuan dalam menganalisis kasus berdasarkan fakta yang ada bagi penulis

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh melalui penyeberan kuesioner kepada responden yang berisi pertanyaan tertutup, sedangkan data sekunder yang di peroleh dari studi literatur yang berhubungan dengan topik penelitian ini.

Pengambilan sampel di lakukan dengan cara purposive yaitu : metode penentuan sampel dimana sampel yang di ambil berdasarkan pada pertimbangan tertentu dan pertimbangan itu di dasarkan pada tujuan penelitian. Responden yang di ambil sebanyak 30 orang. Analisis yang di gunakan adalah analisis deskriptif, important performance analysis, dan customer satisfication indeks

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik konsumen menurut umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan per bulan, pengeluaran untuk membeli


(3)

sayuran memberikan gambaran menyeluruh tentang karakteristik konsumen di Pasar Baru Bogor. Pendapatan per bulan merupakan alasan utama konsumen melakukan pembelian di Pasar Baru Bogor, di mana rata – rata yang berpenghasilan menengah kebawah lebih senang melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor hal ini di sebabkan karena harga sayuran yang dijual lebih murah dan terjangkau.

Pada diagram kartesius atribut-atribut yang terdapat pada kuadran I di antaranya garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran, Keamanan kendaraan di areal parkir. Pada kuadran II atribut tersebut diantaranya keragaman jenis sayuran yang tersedia, kualitas kesegaran sayuran, harga sayuran. Pada kuadran III, atribut tersebut diantaranya keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi, keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk, luas areal parkir yang tersedia. Pada kuadran IV, atribut tersebut di antaranya lokasi pasar yang sangat terjangkau.

Nilai Customer Satisfaction Index yang di peroleh diantaranya 81 – 100 Sangat puas, 66 - 80.99 Puas, 51 - 65.99 Cukup, 35 - 50.99 Kurang Puas, 0 - 34.99 Tidak Puas. Di ketahui bahwa nilai CSI berada pada kriteria puas, kriteria puas sudah merupakan hal yang baik yang di rasakan konsumen terhadap atribut – atribut yang ada khususnya pada atribut keragaman jenis sayuran, kualiatas kesegaran sayuran, dan harga sayuran. Hal ini perlu di pertahankan dan jika perlu ditingkatkan lagi. Namun untuk atribut keramahan penjual, luas areal parkir yang tersedia dan keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk di nilai konsumen masih belum memuaskan sehingga hal ini menyebabkan nilai index kepuasan konsumen belum berada pada taraf sangat puas.


(4)

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

(Studi

Kasus Di Pasar Baru Bogor)

Oleh :

FITRIA FISSAMAWATI A 14105548

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Judul Skripsi : Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Sayuran Di Pasar Tradisional ( Studi Kasus Pasar Baru Bogor )


(5)

Nama : Fitria Fissamawati

NRP : A 14105548

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir.Yayah K. Wagiono, M.Ec NIP. 131 473 953

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019

Tanggal Lulus :


(6)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

ANALISIS KEPUASAN DAN KEPENTINGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL ( STUDI KASUS PASAR BARU BOGOR ) BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR – BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN – BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Januari 2009

Fitria Fissamawati A 14105548


(7)

Penulis lahir pada tanggal 30 juni 1984 di Bogor, penulis lahir dari pasangan Bapak H. Ferry Adnan, MSi dan Ibu Hj. Rachmatullaily SE, MM. Pada tahun 1996 penulis menamatkan pendidikan dasar di SDN 002 Rengat Riau. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 1 Rengat Riau, serta menamatkan pendidikan SMU di SMUN 1 Bogor pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswi Jurusan Teknisi Usaha Ternak Daging Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Tahun 2005 penulis menamatkan kuliah di Diploma dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.


(8)

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia dan rezeki yang di berikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Sayuran di Pasar Tradisional ( Studi Kasus Pasar Baru Bogor ) dapat di selesaikan, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen sayuran di lihat dari : umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pengeluaran per bulan untuk membeli sayuran.

2. Menganalisis penilaian konsumen sauyran terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur keliling dan swalayan.

3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.

Kegunaan dari penelitian ini yaitu :

1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penjualan sayuran bagi pedagang sayur-mayur, Dinas Pasar khususnya UPTD Pasar Baru Bogor, masyarakat, serta pihak - pihak lain yang membutuhkan informasi ini.

2. Sebagai sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta kemampuan dalam menganalisis kasus berdasarkan fakta yang ada bagi penulis.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak memiliki kekurangan, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada dosen pembimbing atas saran, masukan dan dorongan. Kepada pengurus UPTD Pasar Baru Bogor dan DIPERINDAGKOP Kota Bogor yang telah bersedia membantu dalam


(9)

memberikan informasi yang penulis butuh kan selama penelitian, Serta semua pihak yang membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2009

Penulis Fitria Fissamawati A 14105548


(10)

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, yaitu :

1. Ir. Yayah K. Wagiono, M.Ec. sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan, saran dan perhatiannya yang sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Ir. Popong Nurhayati, MM. sebagai Dosen Penguji saat ujian sidang yang telah memberikan koreksi, saran dan masukan bagi penulis.

3. Tintin Sariyanti SP.MM sebagai penguji sidang dari komisi pendidikan yang telah memberikan koreksi, saran dan masukan bagi penulis.

4. Febriantina Dewi SE,MSc sebagai dosen evaluator kolokium yang telah memberikan koreksi, saran dan masukan bagi penulis.

5. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan nasehat, Drs.H. Ferry Adnan MSi dan Hj.Rachmatullaily SE.MM. Adik-adik M.Alfarissy dan Farhan Fadhzurahman. 6. Suamiku tercinta Lettu.Arm.Yoga Permana S.IP dan buah hatiku Azzahra

Ashshabirah yang telah memberikan semangat dalam hidupku.

7. Mertuaku yang selalu memberikan doa, Brigjen TNI (Purn) H.Said Mudjito S.IP MBA dan HJ.Nurhasanah

8. Pengurus UPTD Pasar Baru Bogor yang telah bersedia diwawancarai dan memberikan data yang penulis butuhkan

9. Sahabat-sahabatku tercinta : Sonny, Rita, Ririn, Fresti, Dhimas, Wildan, Bayu, Sandy, Dicky, Endy, Fajar Alumni SMU N 1 Bogor Angkatan 2003, dan seluruh anak ekstensi.


(11)

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

(

Studi

Kasus Di Pasar Baru Bogor)

Oleh :

FITRIA FISSAMAWATI A 14105548

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009


(12)

RINGKASAN

FITRIA FISSAMAWATI. Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Sayuran di Pasar Tradisional ( Studi Kasus di Pasar Baru Bogor ). Di bawah bimbingan YAYAH K. WAGIONO.

Sayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkaan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber mineral, vitamin, serat, antioksidan dan energi yang dibutuhkan oleh manusia. Namun banyak masyarakat Indonesia belum menyadari hal tersebut, hal ini dapat di ketahui dari tingkat konsumsi sayuran masyarakat Indonesia yang masih rendah, berdasarkan catatan Ditjen Hortikultura, Deptan, konsumsi sayuran pada tahun 2007 baru sebesar 36,63 kg/kapita/tahun. Seharusnya menurut standar lembaga pangan dan pertanian dunia (FAO) konsumsi sayuran yang ideal adalah sebesar 65,75 kg/kapita/tahun. Konsumen dapat melakukan pembelian sayuran di berbagai alternatif tempat. Alternatif tempat itu diantaranya : pasar tradisional, swalayan, dan pedagang sayur keliling. Dan jika konsumen melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor, maka akan dianalisis tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen tersebut, karena peneliti merasa hal ini menarik untuk di kaji.

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen sayuran di lihat dari : umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pengeluaran per bulan untuk membeli sayuran.

2. Menganalisis penilaian konsumen sayuran terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur keliling dan swalayan.

3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penjualan sayuran bagi pedagang

sayur-mayur, Dinas Pasar khususnya UPTD Pasar Baru Bogor, masyarakat, serta pihak - pihak lain yang membutuhkan informasi ini.

2. Sebagai sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta kemampuan dalam menganalisis kasus berdasarkan fakta yang ada bagi penulis

Jenis dan sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer di peroleh melalui penyeberan kuesioner kepada responden yang berisi pertanyaan tertutup, sedangkan data sekunder yang di peroleh dari studi literatur yang berhubungan dengan topik penelitian ini.

Pengambilan sampel di lakukan dengan cara purposive yaitu : metode penentuan sampel dimana sampel yang di ambil berdasarkan pada pertimbangan tertentu dan pertimbangan itu di dasarkan pada tujuan penelitian. Responden yang di ambil sebanyak 30 orang. Analisis yang di gunakan adalah analisis deskriptif, important performance analysis, dan customer satisfication indeks

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa karakteristik konsumen menurut umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan per bulan, pengeluaran untuk membeli


(13)

sayuran memberikan gambaran menyeluruh tentang karakteristik konsumen di Pasar Baru Bogor. Pendapatan per bulan merupakan alasan utama konsumen melakukan pembelian di Pasar Baru Bogor, di mana rata – rata yang berpenghasilan menengah kebawah lebih senang melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor hal ini di sebabkan karena harga sayuran yang dijual lebih murah dan terjangkau.

Pada diagram kartesius atribut-atribut yang terdapat pada kuadran I di antaranya garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran, Keamanan kendaraan di areal parkir. Pada kuadran II atribut tersebut diantaranya keragaman jenis sayuran yang tersedia, kualitas kesegaran sayuran, harga sayuran. Pada kuadran III, atribut tersebut diantaranya keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi, keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk, luas areal parkir yang tersedia. Pada kuadran IV, atribut tersebut di antaranya lokasi pasar yang sangat terjangkau.

Nilai Customer Satisfaction Index yang di peroleh diantaranya 81 – 100 Sangat puas, 66 - 80.99 Puas, 51 - 65.99 Cukup, 35 - 50.99 Kurang Puas, 0 - 34.99 Tidak Puas. Di ketahui bahwa nilai CSI berada pada kriteria puas, kriteria puas sudah merupakan hal yang baik yang di rasakan konsumen terhadap atribut – atribut yang ada khususnya pada atribut keragaman jenis sayuran, kualiatas kesegaran sayuran, dan harga sayuran. Hal ini perlu di pertahankan dan jika perlu ditingkatkan lagi. Namun untuk atribut keramahan penjual, luas areal parkir yang tersedia dan keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk di nilai konsumen masih belum memuaskan sehingga hal ini menyebabkan nilai index kepuasan konsumen belum berada pada taraf sangat puas.


(14)

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

(Studi

Kasus Di Pasar Baru Bogor)

Oleh :

FITRIA FISSAMAWATI A 14105548

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Judul Skripsi : Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Sayuran Di Pasar Tradisional ( Studi Kasus Pasar Baru Bogor )


(15)

Nama : Fitria Fissamawati

NRP : A 14105548

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Ir.Yayah K. Wagiono, M.Ec NIP. 131 473 953

Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019

Tanggal Lulus :


(16)

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

ANALISIS KEPUASAN DAN KEPENTINGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL ( STUDI KASUS PASAR BARU BOGOR ) BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA TULIS ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR – BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN – BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.

Bogor, Januari 2009

Fitria Fissamawati A 14105548


(17)

Penulis lahir pada tanggal 30 juni 1984 di Bogor, penulis lahir dari pasangan Bapak H. Ferry Adnan, MSi dan Ibu Hj. Rachmatullaily SE, MM. Pada tahun 1996 penulis menamatkan pendidikan dasar di SDN 002 Rengat Riau. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 1 Rengat Riau, serta menamatkan pendidikan SMU di SMUN 1 Bogor pada tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswi Jurusan Teknisi Usaha Ternak Daging Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Tahun 2005 penulis menamatkan kuliah di Diploma dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.


(18)

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia dan rezeki yang di berikan kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul Analisis Keputusan Pembelian Konsumen Sayuran di Pasar Tradisional ( Studi Kasus Pasar Baru Bogor ) dapat di selesaikan, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen sayuran di lihat dari : umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pengeluaran per bulan untuk membeli sayuran.

2. Menganalisis penilaian konsumen sauyran terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur keliling dan swalayan.

3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.

Kegunaan dari penelitian ini yaitu :

1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penjualan sayuran bagi pedagang sayur-mayur, Dinas Pasar khususnya UPTD Pasar Baru Bogor, masyarakat, serta pihak - pihak lain yang membutuhkan informasi ini.

2. Sebagai sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta kemampuan dalam menganalisis kasus berdasarkan fakta yang ada bagi penulis.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak memiliki kekurangan, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada dosen pembimbing atas saran, masukan dan dorongan. Kepada pengurus UPTD Pasar Baru Bogor dan DIPERINDAGKOP Kota Bogor yang telah bersedia membantu dalam


(19)

memberikan informasi yang penulis butuh kan selama penelitian, Serta semua pihak yang membantu hingga terselesaikannya skripsi ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2009

Penulis Fitria Fissamawati A 14105548


(20)

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini, yaitu :

1. Ir. Yayah K. Wagiono, M.Ec. sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, dorongan, saran dan perhatiannya yang sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Ir. Popong Nurhayati, MM. sebagai Dosen Penguji saat ujian sidang yang telah memberikan koreksi, saran dan masukan bagi penulis.

3. Tintin Sariyanti SP.MM sebagai penguji sidang dari komisi pendidikan yang telah memberikan koreksi, saran dan masukan bagi penulis.

4. Febriantina Dewi SE,MSc sebagai dosen evaluator kolokium yang telah memberikan koreksi, saran dan masukan bagi penulis.

5. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan nasehat, Drs.H. Ferry Adnan MSi dan Hj.Rachmatullaily SE.MM. Adik-adik M.Alfarissy dan Farhan Fadhzurahman. 6. Suamiku tercinta Lettu.Arm.Yoga Permana S.IP dan buah hatiku Azzahra

Ashshabirah yang telah memberikan semangat dalam hidupku.

7. Mertuaku yang selalu memberikan doa, Brigjen TNI (Purn) H.Said Mudjito S.IP MBA dan HJ.Nurhasanah

8. Pengurus UPTD Pasar Baru Bogor yang telah bersedia diwawancarai dan memberikan data yang penulis butuhkan

9. Sahabat-sahabatku tercinta : Sonny, Rita, Ririn, Fresti, Dhimas, Wildan, Bayu, Sandy, Dicky, Endy, Fajar Alumni SMU N 1 Bogor Angkatan 2003, dan seluruh anak ekstensi.


(21)

10. Staf Sekretariat MAB : Mbak Nur, Mbak Rahmi, Mbak Riska, Mbak Maya, Mas Aji, Mas Agus dan semu staf lainnya yang telah membantu dalam memfalitasi proses pendidikan terutama saat penelitian.

Semoga Allah SWT, membalas semua amal kebaikan dan semoga kita menjadi hamba yang selalu menjadikan Allah SWT, sebagai penolong kita. Amin


(22)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ……….. xiii

DAFTAR GAMBAR ………. xv

I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Perumusan Masalah ……….. 7

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 9

1.4 Kegunaan Penelitian ………. 10

II TINJAUAN PUSTAKA ………... 11

2.1 Pengertian Sayuran ……… 11

2.2 Pengertian Pasar ……… 13

2.3 Studi Terdahulu ………. 17

2.3.1 Studi Terdahulu Tentang Sayur ……….. 17 2.3.2 Studi Terdahulu Tentang Pasar ………... 19 2.3.2 Studi Terdahulu Tentang Analisis Keputusan Konsumen ... 21 2.3.3 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu …... 24

III KERANGKA PEMIKIRAN ……….... 25

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ……….... 25

3.1.1 Definisi Konsumen ………..………. 25

3.1.2 Definisi Perilaku Konsumen ………..………... 25 3.1.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen……..………. 25

3.1.3.1 Pengenalan Kebutuhan………...………… 26

3.1.3.2 Pencarian Informasi………....……… 27

3.1.3.3 Evaluasi Alternatif………...……. 28

3.1.3.4 Keputusan Pembelian ……… 28

3.1.3.5 Evaluasi Setelah Pembelian………..… 29

3.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian .. 29

3.1.5 Atribut dan Dimensi Produk ………... 30

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ………. 32

IV METODE PENELITIAN ………. 35

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 35

4.2 Jenis dan Sumber Data ………. 35

4.3 Metode Pengambilan Sampel ……… 36

4.4 Instrumen Penelitian ………. 37

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ………. 37

4.5.1 Analisis Deskriptif ……….. 37

4.5.2 Metode Important Performance Analysis (IPA) ... 37 4.5.3 Metode Customer Satisfaction Index (CSI) ... 40 4.6 Batasan dan Definisi Operasional ……… 42

V GAMBARAN UMUM UPTD PASAR BARU BOGOR DAN


(23)

5.1Gambaran Umum UPTD Pasar Baru Bogor………..…. 43

5.2Karakteristik Umum Responden………... 47

5.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen……….... 51

5.3.1 Pengenalan Kebutuhan………. 51

5.3.2 Pencarian Informasi……..……….…. 54

5.3.3 Evaluasi Alternatif………...………... 55

5.3.4 Proses Pembelian ………..……… 57

5.3.5 Evaluasi Setelah Pembelian..………. 58

VI ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA…. 59

6.1Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Sayuran

di UPTD Pasar Baru Bogor…...………. 59 6.1.1Keragaman Jenis Sayuran yang Tersedia……….... 59

6.1.2Kesegaran Sayuran………... 60

6.1.3Keramahan dan Pelayanan Penjual dalam Bertransaksi….. 61 6.1.4Garansi Keakuratan Timbangan Saat Melakukan Penimbangan

Sayuran………... 62

6.1.5Harga Sayuran………..………. 63

6.1.6Pemasaran Langsung………... 64

6.1.7Lokasi Pasar………. 65

6.1.8Luas Areal Parkir yang Tersedia………….………. 66 6.1.9Keamanan Kendaraan di Areal Parkir………. 67 6.2Diagram Kartesius Kepentingan dan Kinerja Atribut Sayuran

di UPTD Pasar Baru Bogor………...………. 68

6.2.1Kuadran Prioritas Utama………..………. 70

6.2.2Kuadran Pertahankan Prestasi…………..………. 70

6.2.3Kuadran Prioritas Rendah……… 71

6.2.4Kuadran Berlebihan………. 73

6.3Customer Satisfaction Index (CSI)……… 73

VII KESIMPULAN……… 75

7.1 Kesimpulan………... 75

VIII REKOMENDASI………. 77

DAFTAR PUSTAKA ………. 79

LAMPIRAN ……… 81


(24)

Judul Halaman 1. Produksi Sayuran di Indonesia dari tahun 2001-2006………… 1 2. Produksi Sayuran di Bogor dan Jawa Barat tahun 2007 ……… 3 3. Penjualan Sayuran di Matahari Market Place Ekalokasari Bogor... 4 4. Pasar Tradisional yang terdapat di Kota Bogor……….. 5 5. Daftar Harga Sayuran Di Pasar Tradisional, Swalayan dan Pedagang

Sayur Keliling Bulan Agustus 2008 ...………… 6 6. Konsumsi Sayuran di Indonesia tahun 2003 – 2006………….. 8 7. Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu... 24 8. Sebaran Responden Berdasarkan Lokasi/Tempat Tinggal……. 47 9. Sebaran Responden Berdasarkan Usia………... 48 10. Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir………. 48 11. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan……… 49 12. Sebaran Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga/Bulan... 50 13. Sebaran Responden Berdasarkan Pengeluaran / Bulan Untuk

Membeli Sayuran…...…. 50 14. Tingkat Kepentingan Responden Mengkonsumsi Sayuran……. 52 15. Alasan Responden Mengkonsumsi Sayuran……….. 52 16. Sebaran Frekuensi Pembelian Sayuran yang Dilakukan oleh

Responden di Pasar Baru Bogor………. 53

17. Frekuensi Respoden Mengkonsumsi Sayuran Dalam Setiap

Minggu…...……… 53

18. Sumber Informasi yang Diperoleh Oleh Konsumen... 54

19. Hal – hal yang Menjadi Pertimbangan Responden Hingga Memutuskan Untuk Melakukan Pembelian Sayuran di Pasar Baru Bogor Daripada

Swalayan dan Pedagang Sayur Keliling……… 55

20. Alternatif Tempat Pembelian Sayuran yang Dilakukan Oleh


(25)

21. Sebaran Responden Berdasarkan Cara Memutuskan Untuk Berbelanja di Pasar Baru Bogor……...……… 57 22. Jenis Sayuran yang Menjadi Prioritas Responden di Pasar Baru

Bogor...………. 57 23. Sebaran Kepuasan Responden Setelah Membeli Sayuran di Pasar

Baru Bogor……...………... 58 24. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Keragaman Jenis Sayuran yang

Tersedia... 60 25. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Kesegaran Sayuran... 61 26. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Keramahan dan Pelayanan

Penjual Dalam Bertransaksi……...…… 62 27. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Garansi/Keakuratan Timbangan

Saat Melakukan Penimbangan Sayuran………. 63

28. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Harga Sayuran... 64 29. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Keaktifan Penjual Dalam

Memasarkan atau Menawarkan Produk……… 65

30. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Lokasi Pasar yang Sangat

Terjangkau………...…… 66 31. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Luas Areal Parkir yang Tersedia.. 67 32. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Keamanan Kendaraan di

Areal Parkir………...……….. 67 33. Perhitungan Rata-Rata Dari Penilaian Tingkat Kepentingan dan

Kinerja Atribut Sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.. 68

34. Perhitungan CSI……… 74

35. Nilai Index Kepuasan Konsumen………. 75

36. Dimensi Atribut yang Dipakai dalam Penelitian... 91 DAFTAR GAMBAR

Judul Halaman


(26)

2. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat

Kesesuaian……… 27

3. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif ……….. 28 4. Tahap–Tahap Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian…. 29 5. Kerangka Pemikiran Operasional ……….. 34 6. Stuktur Organisasi UPTD Pasar Baru Bogor……….. 45 7. Tingkat Kepentingan dan Kinerja Atribut Sayuran Di Pasar


(27)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sayuran dalam kehidupan manusia sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkaan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber mineral, vitamin, serat, antioksidan dan energi yang dibutuhkan oleh manusia. Namun banyak masyarakat Indonesia belum menyadari hal tersebut, ini dapat diketahui dari tingkat konsumsi sayuran masyarakat Indonesia yang masih rendah. Berdasarkan catatan Ditjen Hortikultura, Deptan, konsumsi sayuran pada tahun 2007 baru sebesar 36,63 kg/kapita/tahun. Seharusnya menurut standar lembaga pangan dan pertanian dunia (FAO) konsumsi sayuran yang ideal adalah sebesar 65,75 kg/kapita/tahun.

Konsumsi sayuran berkaitan dengan produksi sayuran, jika dilihat produksi sayuran di Indonesia beberapa tahun belakangan ini mengalami peningkatan (hal ini dapat dilihat pada Tabel 1), tetapi tidak semua masyarakat menyadari akan pentingnya mengkonsumsi sayuran hal ini disebabkan oleh tingkat pengetahuan rata-rata masyarakat yang masih rendah.

Tabel 1. Produksi Sayuran di Indonesia tahun 2001 – 2006

Tahun Produksi ( Ton )

2001 * 6.919.624

2002 7.144.745

2003 8.574.870

2004 9.059.676

2005 9.101.986

2006 9.350.436

Rata - Rata 8.358.556.167

Ket : * Sejak tahun 2001 termasuk 4 propinsi baru Sumber Departemen Pertanian 2007.

Jika dilihat data dari Tabel 1, dari tahun 2001 sampai tahun 2006 produksi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan persentase peningkatan sebesar 34,27 % dengan rata – rata produksi pertahun 8.358.556.167/ton. Walaupun angka


(28)

2

produksi sudah mengalami peningkatan tetapi belum memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran masyarakat di Indonesia. Rahardi (2001) menyatakan bahwa idealnya seseorang mengkonsumsi sayuran sekitar 200 gram/hari, ini bertujuan agar metabolisme didalam tubuh tidak terganggu sebagai akibat dari kekurangan serat. Fakta ini mengindikasikan bahwa pasar untuk komoditi sayuran masih terbuka. Dari segi ekonomi, sayuran memegang peran penting sebagai sumber pendapatan petani, pedagang, maupun penyerapan tenaga kerja. bahkan secara nasional, sayuran mampu memberikan sumbangan Produk Domestik Bruto (PDB) secara signifikan. Pada tahun 2007, PDB berdasar harga konstan mencapai Rp17,275 triliun ( Ditjen Hortikultura, 2008).

Dalam penelitian ini jenis sayuran yang dibahas antara lain : cabe merah keriting, cabe merah teropong, cabe hijau, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kentang, tomat, kol, wortel, buncis, bayam, kangkung, dan kacang panjang. Peneliti membatasi pada beberapa jenis komoditas sayuran di atas dikarenakan jenis komoditas sayuran tersebut adalah jenis sayuran yang paling dominan yang terdapat di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, Swalayan, dan Pedagang sayur keliling. Dalam penelitian ini reponden yang dipilih harus sudah pernah melakukan pembelian sayuran di ketiga tempat tersebut, yaitu : Pasar Tradisonal Pasar Baru Bogor yang lebih dikenal dengan nama Pasar Bogor yang berlokasi di Jln.Surya Kencana. Pasar Baru Bogor ini merupakan salah satu pasar tradisional di Kota Bogor yang menjual beraneka ragam jenis sayuran.

Tabel 2. Produksi Sayuran (Ton) di Bogor dan Jawa Barat tahun 2007

Jenis Sayuran Bogor Jawa Barat

Cabe Rawit 2,84 79,71

Bawang Merah 0 116,14

Bawang Putih 0 770


(29)

3

Tomat 7,02 267,21

Kol 287 44,45

Wortel 4,08 130,55

Buncis 7,26 96,84

Bayam 17 23,58

Kangkung 22,05 83,73

Kacang panjang 16,16 145,06

Total 462,41 2,094.63

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat/ 2007

Dari data diatas jumlah produksi bawang merah dan bawang putih pada tahun 2007 untuk kota Bogor di datangkan dari daerah lain di Jawa Barat. Dari data diatas produksi sayuran di Kota Bogor diperoleh sebesar 38,5 ton/bulan, sedangkan untuk Jawa Barat di peroleh sebesar 174,55 ton/bulan. Hasil-hasil produk sayuran diatas umumnya dijual di pasar, pasar itu sendiri terbagi 2 jenis yaitu : pasar tradisional dan pasar modern

Kehadiran pasar modern sejak tahun 90 an menjadi alternatif bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Namun ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997 pasar modern sempat mengalami guncangan. Pada saat itu tindakan penjarahan dan pembakaran pusat perbelanjaan membuat bisnis ini tidak stabil, tetapi pada tahun yang sama pasar tradisional terbukti masih tetap bertahan di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil, hingga beberapa tahun setelah krisis terjadi pasar modern mulai bangkit kembali. Kini pasar modern menjual beraneka ragam sayuran diantaranya dapat di lihat pada data Tabel 3

.

Tabel 3. Penjualan Sayuran Pada Bulan Desember 2008 di Matahari Market Place Ekalokasari Bogor

Jenis Sayuran Harga/Kg

(Rp)

Penjualan ( Rp )

Penjualan ( Kg )

Cabe merah keriting 33.590 785.611 35.03

Cabe merah teropong 28.590 547.319 23.84


(30)

4

Cabe rawit 25.950 332.220 12.8

Tomat 7.250 2.008.501 356.09

Kol 11.250 797.523 70.89

Wortel 6.950 6.950 1

Buncis 12.250 302.878 24.81

Bayam 8.500 526.134 61.9

Kacang panjang 12.250 297.732 24.3

Sumber : Matahari Market Place Ekalokasari Bogor / 2008

Berdasarkan data penjualan di atas dapat di ketahui bahwa sayuran yang paling banyak terjual adalah tomat mencapai angka penjualan sebesar Rp 2.008.501 Kg dan yang paling sedikit terjual adalah wortel dengan jumlah penjualan sebesar 1 Kg.

Disamping pasar modern terdapat juga pasar tradisional yang sangat berbeda dengan pasar modern jika dilihat fisik pasar tradisional (bangunan dan infrastuktur) relatif tua. Pemeliharaan yang kurang menimbulkan kesan pasar tidak terawat, kumuh tidak nyaman dan aman. Meskipun demikian, tidak seluruh pasar tradisional memiliki kondisi fisik yang demikian, terdapat di antaranya yang masih rapih, bersih, dan aman, tetapi masih dengan pola pengelolaan yang tradisional (Pusat Penelitian dan Pengembangan Dalam Negeri, 2006).

Menurut data yang di peroleh dari Departemen Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kota Bogor, saat ini terdapat 7 pasar tradisional yang ada di Kota Bogor, di antaranya : Pasar Kebon Kembang (Pasar Anyar), Pasar Baru Bogor, Pasar Jambu Dua, Pasar Sukasari, Pasar Merdeka, Pasar Padasuka, dan Pasar Gunung Batu, berikut data luas tanah, bangunan, kios/los yang terdapat di pasar – pasar tersebut.

Tabel 4. Pasar Tradisional yang Terdapat di Kota Bogor

Nama Pasar Alamat Pasar

Di Bogor

Luas Tanah

(m²)

Luas Bangunan

(m²)

Jmlh Kios

Pasar Kebon

Kembang Jln. Dewi sartika 15.914 21.731 2.346


(31)

5

Pasar Jambu Dua Jln. Ahmad yani 6.124 449 756

Pasar Merdeka Jln.Perintis Kemerdekaan 5.985 12.795 878

Pasar Devreies * Jln. Veteran Panaragan 400 160 48

Pasar Taman

Anggrek * Jln.Pemuda 506 353 28

Pasar Taman

Kencana * Jln. Ceremai 104 104 18

Pasar Sukasari Jln. Siliwangi 5.450 4.702 275

Pasar Padasuka Jln. Padasuka 2.168 1.282 220

Pasar Gunung

Batu Jln. Raya gunung batu 2.495 134 203

Ket :* Pengelolaannya berada di bawah UPTD Pasar Merdeka Sumber Diperindagkop Kota Bogor 2007

Salah satu dari ke tujuh pasar tradisional di Kota Bogor adalah Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor yang berdiri sudah cukup lama, pasar ini berdiri sejak tahun 1870 an, tetapi mulai dikelola oleh Pemerintah pada tahun 1970 an, dan mengalami perkembangan yang pesat setelah di bangun Plaza pusat perbelanjaan pasar Bogor pada tahun 1990 an. Pasar tradisional Pasar Baru Bogor ini juga menjual beraneka ragam sayuran dengan harga yang cukup terjangkau terutama untuk masyarakat menengah kebawah, lokasi dari Pasar tradisional pasar baru Bogor ini sendiri cukup strategis sehingga mudah di jangkau.

Selain dari kedua jenis pasar di atas, sayuran juga di perjual belikan oleh Pedagang sayur keliling. Pedagang sayur keliling ini pada umumnya berjualan di wilayah perumahan yang salah satu tujuannya adalah memberikan servis kepada konsumen yang tidak memiliki banyak waktu untuk berbelanja di pasar tradisional atau swalayan. Pengguna jasa pedagang sayur keliling ini umumnya adalah ibu rumah tangga. Pedagang sayur keliling ini membeli sayurannya di pasar tradisional yang kemudian di jual lagi di wilayah perumahan.


(32)

6

Jika dilihat dari segi harga, harga sayuran pada pasar tradisional, swalayan, dan pedagang sayur keliling berbeda, untuk mengetahui harga-harga tersebut dapat di lihat pada Tabel 5

Tabel 5.Daftar Harga Sayuran Di Pasar Tradisional, Swalayan dan Pedagang Sayur Keliling di Perumahan Taman Cimanggu Bogor Bulan Agustus 2008

Jenis Sayuran Satuan

Harga Sayuran (Rp)

Pasar Tradisional Pedagang Sayur Swalayan Pasar Baru Bogor Keliling (Giant)

Cabe merah keriting Kg 18.000 20.000 24.900

Cabe merah teropong Kg 16.000 18.000 24.950

Cabe Hijau Kg 8.000 10.000 14.990

Cabe Rawit Kg 24.000 18.000 27.500

Bawang Merah Kg 9.000 12.000 10.900

Bawang Putih Kg 5.000 6.000 3.990

Kentang Kg 4.000 4.500 5.990

Tomat Kg 4.000 4.000 3.990

Kol Kg 5.000 4.000 6.950

Wortel Kg 3.000 3.500 3.450

Buncis Kg 5.000 6.000 5.950

Bayam / Kangkung Ikat 500 500 990

Kacang Panjang Kg 6.000 6.000 6.500

Sumber : UPTD Pasar baru Bogor, Pedagang sayur keliling Perumahan Taman Cimanggu Bogor, Giant Hypermart Bogor

Dari data harga sayuran di atas di simpulkan bahwa sayuran yang di perjual belikan di Pasar Tradisional umumnya jauh lebih murah ketimbang di Pedagang sayur keliling atau Swalayan, namun harga sayuran di Pasar Tradisional tidak semuanya murah seperti harga kol di Pasar Tradisional Rp 5.000,-/Kg sedangkan di Pedagang sayur keliling Rp 4.500,-/Kg dan adapula di Swalayan yang harga nya sedikit lebih murah daripada di Pedagang sayur keliling dan Pasar Tradisional, seperti harga bawang merah di Swalayan Rp 10.900,-/Kg sedangkan di Pedagang sayur keliling Rp 12.000,-/Kg, harga bawang putih di Swalayan Rp 3.990,-/Kg sedangkan di Pedagang sayur keliling Rp 6.000,-/Kg, harga tomat di Swalayan Rp 3.990,-/Kg sedangkan di Pedagang sayur keliling Rp 5.000,-/Kg, harga


(33)

7

wortel di Swalayan Rp 3.450,-/Kg sedangkan di Pedagang sayur keliling Rp 3.500,/Kg.

Dari berbagai uraian diatas yang melatar belakangi penelitian ini adalah adanya kebutuhan konsumsi sayuran di masyarakat, di mana seorang konsumen dapat melakukan keputusan pembelian sayuran di berbagai tempat/lokasi seperti : pasar tradisional, swalayan, dan pedagang sayur keliling. Jika konsumen melakukan pembelian sayuran di Pasar Baru Bogor, maka pada konsumen sayuran di analisis keputusan pembelian konsumen, karena peneliti merasa hal ini menarik untuk di kaji.

1.2Perumusan Masalah

Seiring dengan kemajuan zaman dan teknologi, masyarakat menyadari kandungan vitamin dan gizi yang terdapat di dalam sayuran. Masyarakat banyak yang melakukan pembelian sayuran di pasar tradisional dikarenakan mereka harus memenuhi kebutuhan rumah tangga untuk makan sehari-hari. Berikut data konsumsi sayuran (jenis komoditas tertentu) di Indonesia dari tahun 2003 – 2006.

Tabel 6. Konsumsi Sayuran di Indonesia tahun 2003 – 2006 Konsumsi Perkapita (Kg/Tahun)

Komoditas 2003 2004 2005 2006

Bawang Merah 2.22 2.19 2.21 2.08

Bawang Putih 1.13 1.15 1.21 1.09

Kentang 1.61 1.82 1.92 1.66

Kol 1.87 2.03 2.03 1.82

Sawi 0.47 0.47 0.78 0.47

Wortel 0.62 0.73 1.09 0.94

Cabe Besar 1.35 1.36 1.51 1.38

Cabe Rawit 1.20 1.14 1.16 1.16


(34)

8

Tomat 1.52 1.52 1.34 1.17

Terung 2.86 2.55 2.55 2.65

Buncis 0.99 0.94 0.94 0.94

Ketimun 2.18 1.92 1.92 1.98

Labu Siam 0.73 0.83 0.94 1.09

Kangkung 5.04 4.52 4.94 4.99

Bayam 4.78 4.42 4.78 4.37

Kacang Panjang 3.74 3.43 3.69 4.00

Jamur 0.04 0.05 0.05 0.42

Sayuran lainnya 1.92 2.18 2.03 1.72

Total 34.52 33.49 35.33 34.16

Sumber : Susenas BPS

Dari data di atas, minat masyarakat akan mengkonsumsi sayuran tidak stabil, hal ini dapat di lihat dari tahun 2003 ke tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 1.03 Kg/tahun perkapita dan pada tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 1.84 Kg/tahun perkapita sedangkan pada tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami penurunan lagi sebesar 1.17 Kg/tahun perkapita.

Sayuran dapat di peroleh di pasar tradisional namun seiring dengan perkembangan zaman sayuran kini dapat di peroleh di swalayan. Beberapa swalayan di Kota Bogor yang menjual sayuran di antaranya : Giant Hypermart, Toserba Yogya, dan Matahari Market Place. Selain pasar tradisional dan swalayan sayuran kini dapat di peroleh di pedagang sayur keliling, walaupun tidak semua jenis sayuran yang di perjual belikan tersedia namun pedagang sayur keliling ini cukup banyak menarik minat konsumen, khususnya konsumen yang tinggal di wilayah perumahan karena pedagang sayur keliling ini menjual sayurannya di wilayah perumahan.

Di antara ketiga alternatif pilihan tempat untuk berbelanja sayuran ini, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana karakteristik konsumen sayuran.

2. Apa saja atribut-atribut yang di pertimbangkan dalam pembelian sayuran pada pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur keliling dan swalayan.


(35)

9

3. Bagaimana tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengidentifikasi karakteristik umum konsumen sayuran di lihat dari : umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan, pengeluaran per bulan untuk membeli sayuran.

2. Menganalisis penilaian konsumen sayuran terhadap tingkat kepentingan dan kinerja dari atribut-atribut sayuran di pasar tradisional Pasar Baru Bogor, pedagang sayur keliling dan swalayan.

3. Menganalisis tingkat kepuasan konsumen dalam keputusan pembelian sayuran di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan informasi dan masukan mengenai penjualan sayuran bagi pedagang sayur-mayur, Dinas Pasar khususnya UPTD Pasar Baru Bogor, masyarakat, serta pihak - pihak lain yang membutuhkan informasi ini.

2. Sebagai sarana yang efektif dalam menambah wawasan dan pengetahuan serta kemampuan dalam menganalisis kasus berdasarkan fakta yang ada bagi penulis.


(36)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sayuran

Sayuran adalah salah satu komoditas hortikultur di samping buah-buahan, tanaman hias dan tanaman obat yang pada umumnya di manfaatkan sebagai bahan pelengkap dari menu makanan keseharian dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi tubuh. Istilah sayuran biasanya di gunakan untuk merujuk pada tunas, daun, buah, dan akar tanaman yang lunak yang dapat di makan secara utuh atau sebagian, segar/mentah atau di masak. Kebanyakan jenisnya adalah herbaseus (berbatang basah) dan definisi ini tidak mencakup buah – buahan manis pencuci mulut (dessert). Sayuran biasanya di panen bila sudah matang untuk memperoleh bijinya, polongnya, biji, minyaknya atau seratnya. Selain untuk kesehatan sayuran juga berguna untuk perawatan kecantikan kulit wajah dan tubuh karena didalam sayuran terkandung vitamin E yang baik untuk kulit.

Menurut Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura (2002), bahwa komoditas sayuran sedikitnya memiliki tiga peranan strategis dalam pembangunan dan perekonomian Indonesia, di antaranya yaitu :

1. Sebagai salah satu sumber pendapatan bagi masyarakat.

2. Sebagai bahan makanan masyarakat khususnya sumber vitamin dan mineral.

3. Salah satu sumber devisa negara non – migas. Sehingga pengembangan produksi dan sistem pemasaran yang termasuk di dalamnya tentang bagaimana agar produk dapat sampai pada konsumen dalam keadaan masih layak dan baik.


(37)

12

1. Pilih sayuran yang masih segar, asli penampilan dan warna, dan bertekstur segar. Hubungan antara warna dan vitamin benar – benar ada. Sayuran yang berdaun gelap mengandung lebih banyak vitamin A daripada sayuran yang berdaun lebih pucat. Contoh lain : wortel yang segar dan berwarna merah gelap, lebih banyak mengandung nutrisi, vitamin A dan C, folasin, dan vitamin B daripada wortel yang telah layu dan pucat.

2. Pilih sayuran yang masih utuh, tidak terlihat sobek, luka memar, bercak – bercak busuk, lender atau warna yang pudar.

3. Pilih sayuran yang berukuran kecil dan muda untuk memperoleh tekstur yang empuk. Ada sejenis sayuran bila tua mengayu, lebih keras,dan berlapis lignin. Sayuran semacam itu tidak akan empuk bila di masak, meskipun lama. Contoh, bagian dalam wortel adalah tempat lignin yang tidak akan empuk bila di masak, demikian juga tangkai asparagus dan kangkung.

4. Hendaknya jangan membeli sayuran yang di tumpuk – tumpuk pada udara panas. Sayuran seperti itu boleh jadi harganya lebih murah, tetapi tidak akan bertahan lama.

Sayuran meskipun telah di petik, di kemas, di angkut dan di pasarkan dapat masih terus hidup. Tidak menjadi soal pada bagian mana yang di petik, tetapi sayuran tersebut terus bernafas, selama di simpan pada sayuran segar berlangsung perubahan kimiawi yang akan mengubah penampilan, citra rasa dan kualitasnya. Perubahan itu di sebabkan oleh pengaruh enzim, karena sayuran mengandung zat gula yang rendah dan mengandung lebih banyak zat tepung, maka perubahan berjalan lambat.

Semangkin tua sayuran di petik semangkin tinggi pula kandungan zat tepungnya. Salah satu cara menjaga sayuran tetap segar dalam waktu agak lama adalah dengan


(38)

13

menekan kegiatan enzim. Hal itu di lakukan dengan jalan mendinginkan sayuran pada suhu yang tepat.

Pada bagian dalam jaringan sayuran terdapat susunan jaringan yang menyerupai gelembung halus yang penuh dengan sari makanan yang banyak mengandung air. Jika jaringan tersebut terkena tekanan pada dinding selnya maka cairannya akan keluar dan sayuran akan mengering, keras dan kaku. Sayuran menjadi layu dan bersamaan dengan itu tekstur dan vitaminnya ikut musnah. Karena sayuran banyak mengandung air, maka sayuran yang berdaun akan lebih cepat busuk bila terkena udara panas atau tekanan.

Sayuran yang masih segar yang baru saja di petik tidak luput dari serangan mikroba, bakteri, parasit, atau jamur. Serangan ini berakibat rusaknya jaringan sayuran hingga menjadi hancur, berlendir, kehilangan warna, dan tidak enak di makan. Setiap sobekan, memar atau kerusakan lain yang menimpa jaringan sayuran akan memberi jalan bagi mikroba untuk masuk. Oleh karena itu penanganan sayuran harus dengan sangat hati - hati sejak sayuran di petik sampai kepada konsumen.

2.2 Pengertian Pasar

Dalam pengertian yang sederhana pasar adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang di lakukan oleh penjual dan pembeli yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Definisi pasar secara luas adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya. Pada umumnya suatu transaksi jual beli melibatkan produk/barang atau jasa dengan uang sebagai alat transaksi pembayaran yang sah dan di setujui oleh kedua belah pihak yang bertransaksi.


(39)

14

Pasar sebagai tempat transaksi jual beli mengalami perkembangan yang semakin maju. Saat ini pasar tradisional dapat bersaing dengan pasar modern. Perkembangan pasar modern di tandai dengan munculnya berbagai minimarket, supermarket, dan

hypermarket. Untuk itu sebagian masyarakat kini telah memenuhi kebutuhan rumah tangganya dari pasar modern, terutama masyarakat perkotaan (Triyono, 2005). Pasar tradisional adalah tempat pertemuan antara penjual dan pembeli yang terjadi secara tradisi atau terbentuk secara alami. Pembeli di pasar tradisional umumnya adalah masyarakat berpenghasilan rendah sampai menengah, sedangkan di pasar swalayan adalah golongan menengah keatas dan mempunyai pendidikan tinggi (Pangastuti, 2006).

Pasar Tradisional itu sendiri biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang di buka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar, sebagian pasar menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa sayuran, buah-buahan, ikan, daging, bahan pakaian, pakaian jadi. Keberadaan pasar tradisional, merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup yang di promosikan begitu hebat oleh berbagai media telah membuat eksistensi pasar tradisional menjadi sedikit terganggu. Namun demikian, pasar tradisional ternyata masih mampu untuk bertahan dan bersaing dengan pasar modern.

Hierarki pasar tradisional ini sendiri di bagi menjadi 3, diantaranya :

1. Pasar Kawasan 30.000 penduduk, pasar ini biasanya terdapat di kelurahan atau desa. Fungsi utama pasar sebagai pusat perbelanjaan di lingkungan yang menjual kebutuhan sehari-hari termasuk sayur, daging, ikan, buah - buahan, beras, bahan pakaian,


(40)

15

barang-barang kelontong. Lokasinya berada pada jalan utama lingkungan dan mengelompok dengan pusat lingkungan dan mempunyai terminal kecil untuk pemberhentian kendaraan. Luas tanah yang dibutuhkan berkisar 13.500m².

2. Pasar Kawasan 120.000 penduduk, pasar ini biasanya terdapat di kecamatan. Fungsi utama sama dengan pasar lingkungan lain hanya dilengkapi sarana-sarana niaga seperti kantor - kantor, bank, industri - industri kecil seperti konveksi. Lokasinya mengelompok dengan pusat kecamatan dan mempunyai pangkalan transportasi untuk kendaran - kendaran jenis angkutan penumpang kecil. Luas tanah yang di butuhkan berkisar 480.000m².

3. Pasar Kawasan 480.000 penduduk, pasar ini biasanya terdapat di kabupaten atau kotamadya. Fungsi utama sama dengan pasar yang lebih kecil dengan skala usaha yang lebih besar dan lebih lengkap. Lokasinya di kelompokan dengan pusat wilayah dan mempunyai terminal bis, angkutan umum, dan jenis kendaraan angkutan kecil lainnya. Luas tanah yang di butuhkan berkisar 96000m² (Rahayu, 2005).

Peran dan fungsi pasar sebagai salah satu media bagi berlangsungnya kegiatan perdagangan di tingkat masyarakat antara lain :

1. Memantau lalu lintas barang dan jasa, untuk mengetahui tingkat perkembangan harga bahan kebutuhan pokok masyarakat sebagai bahan perhitungan inflasi, serta sebagai upaya pengendalian stock barang

2. Sebagai pengembangan sistem informasi dan pemasaran dengan tujuan untuk menciptakan informasi pasar, harga dan hasil produk serta mempromosikan produk.

Sedangkan Pasar modern umumnya di lengkapi dengan bentuk bangunan fisik yang megah, fasilitas berbelanja yang lengkap, serta suasana yang aman dan nyaman.


(41)

16

Barang-barang yang di perdagangkan berbagai macam jenisnya yang tentu dengan kualitas yang baik tetapi pada umumnya harga barang - barang di pasar ini cenderung lebih mahal, namun terkadang ada barang yang dijual dengan harga murah untuk mengatasi persaingan yang cukup ketat. Harga barang - barang di pasar ini cukup tinggi disebabkan oleh biaya investasi untuk sewa atau pemilikan tempat usaha. Keberadaan Pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat. Tidak hanya di kota metropolitan tetapi sudah merambah sampai kota kecil di tanah air.

Berdasarkan fasilitas yang di miliki serta luas areal yang dipakai untuk aktivitas perdagangan eceran, pasar modern di bedakan menjadi :

1. Hypermarket, adalah toko modern yang memiliki luas areal diatas 5000m² per outletnya dengan variasi jenis barang dan merek yang lebih banyak. Konsep yang di tawarkan Hypermarket adalah one stop shopping atau pusat pertokoan yang lengkap yang menyediakan berbagai macam kebutuhan rumah tangga sehari – hari dimulai dari kebutuhan pokok hingga kebutuhan sandang. Kepemilikan Hypermarket adalah joint venture antara swasta lokal dengan swasta asing.

2. Supermaket, adalah toko modern yang memiliki luas 600-1000m². komoditi utama yang dijual adalah barang – barang / bahan – bahan pangan dan peralatan dapur. Model kepemilikan dari Supermaket milik swasta baik lokal maupun asing.

3. Departement Store, adalah toko modern dengan luas areal yang bervariasi, biasanya berhubungan dengan proses retailing, penyortiran barang konsumsi yang di kelompokan berdasarkan jenis kelamin, usia, atau gaya hidup, self service atau pelayanan penjualan di


(42)

17

bawah satu manajemen umum. Barang – barang yang dijual di Departement Store

umumnya adalah barang – barang sandang.

4. Minimarket, adalah pasar swalayan yang berukuran kecil, dengan luas 100 – 300m² per outlet. Minimarket menerapkan sistem waralaba (franchising). Pengertian

franchising itu sendiri adalah perjanjain kontrak dimana Perusahaan induk (franchisor)

memberi hak kepada anak Perusahaan atau perorangan (franchisee) di bawah kondisi khusus.

2.3 Studi Terdahulu

2.3.1 Studi Terdahulu Tentang Sayur

1. Penelitian tentang sayuran sebelumnya sudah pernah di lakukan Budi Nurdiana pada tahun 2007 yang berjudul ”Analisis Kinerja Kompetiti Bisnis Sayuran Segar, Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Tujuan penelitian ini : 1). Menganalisis lingkungan industri pada CV. Putri Segar 2). Merumuskan dan menggambarkan peta strategi Balance Scorecard , konsep ini memiliki empat perspektif , di analisis dengan pendekatan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan informasi. Pada perspektif keuangan di lakukan dengan melihat rasio profit margin perusahaan, perspektif pelanggan di ukur dengan survey kepuasan pelanggan dan di bahas dalam bentuk deskriptif evaluatif. Strategi utama yang menjadi acuan bagi perusahaan dalam rancangan Balance Scorecard CV Putri Segar adalah strategi bertahan, karena perusahaan ini merupakan sudah lama dalam industri pemasok sayuran segar ke ritel modern.

Hasil pencapaian kinerja perusahaan secara keseluruhan dalam empat perspektif

Balance Scorecard cukup memuskan. Hal ini terlihat dari score akhir pencapaian target sebesar 79,73 %. Pencapaian target pada perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan


(43)

18

pertumbuhan dan pembelajaran masing-masing adalah 90 %, 83,47 % dan 85 %. Angka ini menunjukan perusahaan memiliki kinerja yang cukup sehat di tiga perspektif tersebut. Namun pada perspektif keuangan , target yang di capai masih jauh dari yang di harapkan yaitu 52 %. Hal ini di sebabkan oleh masih cukup banyaknya permintaan dari pelanggan yang belum dapat terpenuhi dan besarnya biaya yang di keluarkan oleh perusahaan terutama untuk pembelian bahan baku.

2. Studi terdahulu tentang sayur berikutnya di lakukan oleh Theresia Mei M.H pada tahun 2006 yang berjudul ” Analisis Pendapatan Usaha Tani dan Pemasaran Sayuran Organik Yayasan Bina Sarana Bhakti ”. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sistem usahatani organik dan aspek finansial usahatani organik di YBSB , menganalisis aspek finansial usahatani organik dan non organik di YBSB, menganalisis sistem pemasaran sayuran organik yang di lakukan YBSB di bandingkan dengan sistem pemasaran sayuran non organik. Pengolahan data di lakukan secara kualitatif dan kuantitatif , analisis kualitatif di lakukan untuk mengetahui gambaran usahatani organik sedangkan anaisis kuantitatif di lakukan dengan menggunakan analisis pendapatan, analisis R/C ratio dan analisis marjin.

Secara umum untuk komoditi sayur organik, di peroleh hasil bahwa nilai marjin dan efesiensi pemasaran komoditi brokoli organik lebih besar daripada wortel dan bawang daun organik. Sedangkan untuk komoditi wortel non organik total marjin yang diperoleh pada pola I adalah sebesar Rp 2500 sedangkan marjin pada pola II adalah sebesar Rp 4500. Besarnya nilai efisiensi pada pemasaran pada pola I adalah sebesar 1,55 sedangkan nilai efisiensi pada pola II adalah sebesar 5,41. Perbedaan nilai efisiensi antara


(44)

19

kedua pola ini cukup besar, besarnya biaya yang di keluarkan, pola pemasaran dan harga jual yang di peroleh berpengaruh pada besarnya nilai efisiensi.

2.3.2 Studi Terdahulu Tentang Pasar

1. Studi terdahulu yang mengkaji tentang pasar pernah di lakukan oleh Devi Nurmalasari pada tahun 2007, dengan judul “ Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing dan preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional”. Penelitiannya bertujuan : 1). Menganalisa potensi dan kondisi faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing pasar tradisional 2). Menganalisa faktor- faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional dan merumuskan rekomendasi strategi yang dapat di lakukan pasar tradisional untuk meningkatkan daya saingnya.

Metode yang di gunakan adalah analisa deskriptif dengan menggunakan pendekatan Porter’s diamond dan analisis statistik regresi Binary dengan menggunakan model Probit. Hasil analisis yang didapat merupakan wadah utama penjualan produk-produk kebutuhan pokok dan citra pasar tradisional buruk dimata konsumen baik dari bangunan maupun infrastukturnya, kondisi permintaan : produk yang berkualitas terutama produk-produk segar dan pasar tradisional belum dapat memenuhi tuntutan di luar sisi harga. Konsep tawar menawar belum ada aturan yang jelas dan tegas, sedangkan rantai distribusi barang masih panjang namun pasar tradisional mampu menyediakan barang dengan siklus harian sehingga barang lebih segar.

2. Penelitian tentang pasar berikutnya di lakukan oleh Dyah Arum Istiningtyas pada tahun 2008, dengan judul “ Analisis kebijakan dan strategi pengembangan pasar


(45)

20

tradisional di Kota Bogor”. Penelitian ini menggunakan tiga analisis. Analisis

stakeholders di lakukan untuk mengetahui tingkat keterlibatan, kepentingan dan pengaruh dari seluruh stakeholders yang terkait dalam pengembangan kebijakan pasar tradisional, analisis deskriptif di gunakan penyebab kegagalan kebijakan, analisis Proses hirarki analitik (PHA) di gunakan untuk merumuskan strategi pengembangan pasar tradisional yang tepat di Kota Bogor sehingga dapat menjadi masukan bagi pemerintah. Hasil analisis stakeholders menunjukan bahwa tidak semua stakeholders yang berkepentingan dalam kebijakan pengembangan pasar tradisional di libatkan dalam proses perencanaan dan penerapan kebijakan. Sehingga adanya kegagalan dalam kebijakan pengembangan pasar tradisional di sebabkan karena tidak di libatkannya seluruh stakeholders dalam kebijakan ini.

Hasil analisa deskriptif menunjukan bahwa kegagalan kebijakan di sebabkan karena proses penyusunan dan perencanaan kebijakan yang kurang tepat sehingga penerapannya kurang tepat pula. Hasil PHA menunjukan bahwa aspek yang paling penting dalam kebijakan pengembangan pasar tradisional secara berurutan yaitu aspek ekonomi, manajemen, sosial, dan teknis.

3. Studi terdahulu penelitian tentang pasar yang ketiga di lakukan oleh Dzulfikar Ali Hakim pada tahun 2007, yang berjudul “Analisis prospek permintaan pasar dan studi kelayakan pembangunan pasar tradisional Kecamatan Cicantayan Kabupaten Sukabumi”. Tujuan dari penelitian ini yaitu : untuk melakukan sebuah analisis mengenai prospek permintaan jasa pasar dan studi kelayakan proyek atas rencana pembangunan pasar tradisional Kecamatan Cicantayan. Metode yang di pakai adalah regresi logistik untuk permintaan jasa pasar dan analisis finansial ( NPV, IRR, Net B/C, sensitifitas) untuk studi


(46)

21

kelayakan finansialnya. Hasil analisis frekuensi belanja masyarakat ke pasar, dapat di lihat hasil regresi logistik yang menunjukan bahwa variabel-variabel yang di duga berpengaruh terhadap frekuensi belanja masyarakat kepasar hampir seluruhnya signifikan pada taraf nyata 5 %. Analisis sensitifitas yang di lakukan dengan asumsi kenaikan harga input 8 % dan penurunan harga output sebesar 5 %, menyatakan bahwa proyek tetap layak di laksanakan.

2.3.3 Studi Terdahulu Tentang Analisis Keputusan Konsumen

1. Penelitian – penelitian yang mengkaji tentang analisis keputusan konsumen atas atribut suatu produk sudah banyak di lakukan salah satunya seperti skripsi yang di buat oleh Eka Yanto Darmawan pada tahun 2007, yang mengkaji tentang “Analisis Proses Keputusan Petani Dalam Pembelian Cabai Merah Keriting Varietas TM 999 (Kasus di Desa Cisarua, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat). Penelitian ini bertujuan untuk : 1). Menguraikan karakteristik petani pengguna benih TM 999 2). Mengidentifikasi proses keputusan petani dalam membeli benih TM 999 3). Fokus penelitian ini adalah petani cabai di Desa Cisarua Kecamatan Sukaraja khususnya petani yang saat penelitian ini sedang menanam cabai merah keriting varietas TM 999 dan pernah menanam cabai merah keriting varietas CTH 01 dan INKO 99.

Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik petani responden di Desa Cisarua seluruhnya laki-laki, berusia antara 41-50 tahun, dengan tingkat pendidikan hanya SD, memiliki 4-6 orang anggota keluarga, mempunyai luas lahan kurang dari 0,5 hektar dengan status hak milik dan memiliki pengalaman bertani kurang dari 10 tahun. Proses keputusan pembelian menunjukan bahwa motovasi utama petani dalam membeli benih cabai merah keriting varietas TM 999 karena kualitas yang sudah terjamin dan


(47)

22

keuntungan usaha yang lebih tinggi. Hasil multi atribut Fishbein menunjukan bahwa benih varietas TM 999 memiliki keunggulan pada atribut ukuran benih, ketahanan terhadap hama penyakit, umur panen, produksi merek, daya simpan buah dan ukuran buah. Adapun kekurangan TM 999 adalah dalam atribut harga, kemasan, daya tumbuh, tanggal kadaluarsa, ketersediaan dan kepedasan buah.

2. Studi terdahulu berikutnya di lakukan oleh Dewi Tresnawati pada tahun 2007 yang berjudul ” Analisis Penelitian Mutu Dan Proses Keputusan Pembelian Kosumen Produk Pertanian Segar di Kota Bogor ( Kasus Pasar Modern, Pasar Tradisional dan Pedagang Keliling ). Penelitian ini bertujuan : 1). Menganalisis perbedaan karakteristik dan proses keputusan pembelian konsumen terhadap produk pertanian segar ( daging, sayuran dan produk perikanan ) di pasar modern, pasar tradisional dan pedagang keliling 2). Membandingkan penilaian mutu produk pertanian segar oleh rumah tangga di pasar tradisional, pasar modern, dan pedagang keliling 3). Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan lokasi pembelian di pasar tradisional, pasar modern, dan pedagang keliling.

Analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah : 1). Analisis deskriptif, untuk menganalisis karakteristik responden rumah tangga 2). Analisis pemetaan sematik differensial untuk mengukur penilaian mutu terhadap produk pertanian segar 3). Analisis diskriminan, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian lokasi pembelian produk pertanian segar di pasar tradisional, pasar modern, dan pedagang keliling.

Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik kosumen dari ketiga lokasi pembelian karakteristik responden rumah tangga di pasar tradisional, pasar modern, dan


(48)

23

pedagang keliling di dominasi dengan jenis kelamin perempuan, dengan status sudah menikah dan ibu rumah tangga, pendididkan terakhir responden adalah lulusan akademi atau perguruan tinggi, pendapatan perbulan Rp 2000.000 s/d Rp 5000.000 /bulan. Frekuensi pembelian di lakukan setiap hari. Responden memberikan alasan memilih pasar modern karena mutu atau kualitas higienis, pencarian informasi di peroleh melalui TV dan radio. Evaluasi alternatif dalam memilih tempat pembelian responden memilih pasar modern karena kualitas atau mutu, untuk pasar tradisional dan pedagang sayur keliling di karenakan harga lebih murah.

2.3.3 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu

Tabel.7 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu

No Persamaan No Perbedaan

1 Meniliti tentang sayuran segar seperti Budi Nurdiana pada tahun 2007 yang berjudul ”Analisis Kinerja Kompetiti Bisnis Sayuran Segar, Lembang, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat.

1 Alat analisis yang di gunakan oleh peneliti adalah IPA dan CSI sedangkan oleh penelitian terdahulu adalah Balance Score, R/C Ratio, Marjin, Porter’s Diamond, Regresi Binary, PHA, Regresi Logistik, NPV, IRR, Net B/C, Fishbein, Sematik Differensial, Diskriminan.

2 Meneliti tentang pasar

tradisional, pasar modern dan pedagang sayur keliling oleh Devi Nurmalasari pada tahun 2007, dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi daya saing dan preferensi masyarakat dalam berbelanja di pasar tradisional”.

2 Lokasi dan waktu penelitian yang berbeda, peneliti melakukan penelitian di pasar tradisional Pasar Baru Bogor dan penelitian di lakukan pada bulan Agustus s/d Oktober 2008.

3 Meneliti tentang keputusan konsumen yang di lakukan oleh Dewi Tresnawati pada tahun


(49)

24

2007 yang berjudul ”Analisis Penelitian Mutu Dan Proses Keputusan Pembelian Kosumen Produk Pertanian Segar di Kota Bogor ( Kasus Pasar Modern, Pasar Tradisional dan Pedagang Keliling ).


(50)

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Konsumen

Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen menyatakan bahwa konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan tidak untuk di perdagangkan. Menurut pengertian tersebut, di nyatakan bahwa konsumen merupakan individu yang melakukan pembelian suatu produk dan jasa serta menggunakan barang dan jasa tersebut tanpa di jual kembali.

3.1.2 Definisi Perilaku Konsumen

Istilah perilaku konsumen di artikan sebagai tindakan yang di perlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa dalam memuaskan kebutuhan mereka. Rangkuti (2002) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah dinamis, di mana seorang konsumen, kelompok konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.

3.1.3 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Proses pengambilan keputusan terdiri dari lima tahapan yaitu : 1). Pengenalan kebutuhan 2). Pencarian informasi 3). Evaluasi alternatif 4). Keputusan pembelian 5). Evaluasi setelah pembelian, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 1.


(51)

26

Gambar 1. Model Proses Pembelian Lima Tahap Sumber : Kotler (2002)

1. Tahap Pengenalan Kebutuhan

Kebutuhan yang di rasakan mendorong seseorang untuk melakukan tindakan yang memenuhi kebutuhannya tersebut, ini disebut dengan motivasi. Kebutuhan itu sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan antara yang seharusnya di rasakan dan sesungguhnya di rasakan (Sumarwan 2004).

Pada tahap pengenalan kebutuhan ini mulai di rasakan konsumen ketika ada ketidaksesuaian antara keadaan yang aktual (situasi konsumen sekarang) dan keadaan yang di inginkan, jika tingkat ketidaksesuaian yang di rasakan berada di ambang (batas tingkat kesesuaian antara keadaan yang aktual dan keadaan yang di inginkan) maka pengenalan kebutuhan tidak akan terjadi, tetapi apabila sebaliknya tingkat kesesuaian itu berada di atas ambang maka terjadi pengenalan kebutuhan, untuk lebih jelasnya tahap pengenalan kebutuhan dapat dilihat pada Gambar 2.

Keputusan Pembelian

Evaluasi Setelah Pembelian Evaluasi

Alternatif Pencarian

Informasi Pengenalan


(52)

27

Gambar 2. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat Pada Tingkat Kesesuaian. Sumber : Engel et al., (1995)

2. Tahap Pencarian Informasi

Kotler (2002) menyatakan bahwa kebutuhan dapat di cetuskan oleh rangsangan internal dan eksternal. Timbulnya kebutuhan yang di picu oleh stimuli internal di dasarkan atas kebutuhan dasar seperti rasa haus dan lapar. Sedangkan stimuli eksternal di picu oleh daya tarik iklan dan bentuk produk.

Sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya merupakan perhatian utama pemasar yang terdiri dari empat kelompok (Kotler 1997) yaitu: a). Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan b). Sumber komersial : iklan, tenaga penjual dan pedagang perantara c). Sumber umum : media massa dan organisasi rating konsumen d). Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan dan penggunaan produk.

Faktor lain yang mempengaruhi tahap pencarian informasi adalah situasi, ciri - ciri produk, lingkungan eceran dan konsumen itu sendiri (Engel et al.,1994).

3. Tahap Evaluasi Alternatif

Tingkat Kesesuaian

Di atas Ambang Di bawah

Ambang

Tidak ada Pengenalan

Kebutuhan

Pengenalan Kebutuhan Keadaan yang

di inginkan

Keadaan Aktual


(53)

28

Setelah menentukan kriteria evaluasi yang akan di gunakan untuk menilai alternatif, maka konsumen memutuskan alternatif mana yang akan di pertimbangkan. Tahap ini terdiri dari menentukan alternatif - alternatif pilihan, menilai alternatif - alternatif pilihan dan terakhir menyeleksi kaidah keputusan (Engel et al.,1995).

Gambar 3. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif. Sumber : Engel et al., 1995.

4. Tahap Keputusan Pembelian

Pada tahap ini konsumen harus memutuskan mengenai kapan akan membeli, di mana membeli dan bagaimana membayarnya. Niat pembelian sendiri di bagi menjadi dua kategori yaitu : a). Produk dan merek b). Kelas produk. Selain keputusan untuk melakukan pembelian juga di pengaruhi oleh faktor situasi yang tidak di antisipasi, Tahapan evaluasi alternatif dan keputusan pembelian dapat di lihat pada Gambar 4.

Menetapkan Kaidah Keputusan Menentukan

Kriteria Evaluasi

Menilai Kerja Alternatif

Menentukan Alternatif Pilihan

Evaluasi Alternatif


(1)

a. Penilaian Terhadap Tingkat Kepentingan Atribut Sayuran Di Pasar Tradisional Pasar Baru Bogor

Petunjuk :

Berilah tanda silang (X) pada tabel yang sesuai dengan pilihan Ibu yang menunjukkan tingkat kepentingan dari setiap atribut yang Ibu harapkan.

1 = Sangat tidak penting. 3 = Cukup penting. 5 = Sangat penting 2 = Tidak penting. 4 = Penting

Tingkat Kepentingan

No Atribut Produk

1 2 3 4 5

1 Keragaman jenis sayuran yang tersedia 2 Kualitas kesegaran sayuran

3 Keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi

4 Garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran

5 Harga sayuran

6 Keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk

7 Lokasi pasar yang sangat terjangkau 8 Luas areal parkir yang tersedia 9 Keamanan kendaraan di areal parkir

Berikut Penjelasan Penilaian Terhadap Tingkat Kepentingan Dari Setiap Atribut 1. Keragaman jenis sayuran yang tersedia.

1 = Sangat tidak penting, karena sayuran yang di beli hanya satu atau dua jenis sayuran. 2 = Tidak penting, karena tidak ada prioritas jenis sayuran yang diinginkan.

3 = Cukup penting, karena mengkonsumsi 3 jenis sayuran.

4 = Penting, karena biasa mengkonsumsi berbagai macam jenis sayuran.

5 = Sangat penting, karena mengetahui manfaat dari berbagai jenis sayuran dan ingin mengkonsumsi berbagai jenis sayuran tersebut.

2. Kesegaran sayuran

1 = Sangat tidak Penting, karena tidak mengetahui kandungan gizi yng terdapat dalam sayuran.

2 = Tidak penting, karena tidak mengetahui manfaat dari sayuran.

3 = Cukup penting, karena jika sayuran tidak segar tidak enak dikonsumsi. 4 = Penting, karena jika sudah tidak segar maka kandungan gizi hilang.

5 = Sangat penting, karena jika sudah tidak segar maka kandungan gizi hilang dan tidak baik untuk kesehatan.

3. Keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi.

1 = Sangat tidak penting, karena yang diperhatikan bukanlah penjualnya tetapi sayuran yang di jualnya.


(2)

2 = Tidak penting, karena di pasar sulit sekali ditemukan penjual yang ramah dari segi pelayanannya.

3 = Cukup penting, karena hal tersebut merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen. 4 = Penting, karena jika penjual ramah melayani maka konsumen akan merasa nyaman. 5 = Sangat penting, karena jika penjual ramah melayani maka konsumen akan merasa

nyaman dan penjual dapat menciptakan hubungan yang baik ke konsumen. 4. Garansi / keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran.

1 = Sangat tidak penting, karena jika timbangan dikurangi oleh penjual tidak menjadi masalah bagi konsumen.

2 = Tidak penting, karena jarang sekali konsumen yang memperhatikan hal tersebut. 3 = Cukup penting, karena timbangan harus sesuai dengan harga yang dibayar oleh

konsumen.

4 = Penting, karena konsumen di rugikan jika timbangan dikurangi.

5 = Sangat penting, karena selain merugikan konsumen jika timbangan di kurangi kepercayaan konsumen terhadap penjual akan berkurang.

5. Perbandingan harga sayuran yang di jual di Pasar Baru Bogor dengan di Swalayan dan Pedagang sayur keliling.

1 = Sangat tidak penting, karena jika harga di Pasar Baru Bogor lebih mahal daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling tidak menjadi masalah yang terpenting adalah kesegaranya sayuran tersebut.

2 = Tidak penting, karena bagi konsumen berapapun harga sayuran tersebut akan di bayar asalkan mendapatkan sayuran yang di inginkan.

3 = Cukup penting, karena harga harus sesuai dengan kualitas dan kesegaran sayuran yang di beli.

4 = Penting, karena konsumen mencari harga yang semurah-murahnya dengan kualitas sebaik mungkin.

5 = Sangat penting, karena konsumen mencari harga yang semurah-murahnya dengan kualitas sebaik mungkin dan jika harga yang ditawarkan cocok dengan konsumen maka konsumen akan menjadi pelanggan bagi penjual tersebut.

6. Keaktifan penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran.

1 = Sangat tidak penting, karena ada sebagian konsumen yang merasa tidak nyaman jika penjual terlalu aktif dalam memasarkan sayuran dagangannya.

2 = Tidak penting, karena ada sebagian konsumen yang lebih menyukai mencari sendiri jenis sayuran yang akan di belinya tanpa perlu di tawarkan oleh penjual.

3 = Cukup penting, agar konsumen mengetahui adanya jenis sayuran yang lain selain yang di carinya

4 = Penting, karena penjual dapat menarik minat untuk membeli bagi konsumen. 5 = Sangat penting, karena penjual dapat menarik minat untuk membeli bagi konsumen

dan menciptakan hubungan yang baik antara penjual dan konsumen. 7. Lokasi pasar yang terjangkau.

1 = Sangat tidak penting, karena sekalipun jarak pasar jauh dari tempat tinggal, konsumen dapat pergi menggunakan kendaraan pribadi.


(3)

2 = Tidak penting, karena sekalipun jarak pasar jauh dari tempat tinggal konsumen dapat pergi dengan menyewa angkutan umum.

3 = Cukup penting, karena jarak yang dekat memudahkan konsumen untuk pergi ke pasar tersebut.

4 = Penting, karena jarak yang dekat dan di dukung oleh fasilitas angkutan umum yang ada maka konsumen akan semangkin sering untuk pergi ke pasar tersebut.

5 = Sangat penting, karena jarak yang dekat dan di dukung oleh fasilitas angkutan umum yang ada maka konsumen akan semangkin sering untuk pergi ke pasar tersebut dan hal ini tentunya akan sangat menguntungkan bagi penjual.

8. Luas areal parkir yang tersedia.

1 = Sangat tidak penting, karena jarang sekali konsumen yang menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar.

2 = Tidak penting, karena konsumen tidak pernah menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar.

3 = Cukup penting, karena terkadang konsumen menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar.

4 = Penting, karena konsumen sering menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar. 5 = Sangat penting, karena konsumen sering menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar

dan jika areal parkir cukup menampung semua kendaraan pengunjung maka konsumen tidak harus bersusah payah mencari tempat parkir.

9. Keamanan kendaraan di areal parkir.

1 = Sangat tidak penting, karena jarang sekali konsumen yang menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar.

2 = Tidak penting, karena konsumen tidak pernah menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar.

3 = Cukup penting, karena terkadang konsumen menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar dan faktor keamanan perlu diperhatikan.

4 = Penting, karena konsumen sering menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar dan faktor keamanan perlu diperhatikan.

5 =Sangat penting, karena konsumen sering menggunakan kendaraan pribadinya ke pasar dan agar konsumen merasa aman dan tenang saat berbelanja dan meninggalkan kendaraannya di areal parkir.

b. Penilaian Tingkat KeBaikan Konsumen Terhadap Pembelian Sayuran di Pasar Baru Bogor

Petunjuk :

Berilah tanda silang (X) pada tabel yang sesuai dengan pilihan Ibu yang menunjukkan tingkat keBaikan dari setiap atribut yang Ibu harapkan.

1 = Sangat tidak baik. 3 = Cukup baik. 5 = Sangat Baik. 2 = Tidak baik. 4 = Baik.

Tingkat Kinerja

No Atribut Produk

1 2 3 4 5

1 Keragaman jenis sayuran yang tersedia 2 Kualitas kesegaran sayuran

3 Keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi


(4)

4 Garansi/keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran

5 Harga sayuran

6 Keaktifan penjual dalam memasarkan atau menawarkan produk

7 Lokasi pasar yang sangat terjangkau 8 Luas areal parkir yang tersedia 9 Keamanan kendaraan di areal parkir

Berikut Penjelasan Penilaian Terhadap Tingkat Kinerja Dari Setiap Atribut 1. Keragaman jenis sayuran yang tersedia

1 = Sangat tidak baik, karena sangat tidak beragam ( karena <5 jenis, mis: cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kentang).

2 = Tidak baik karena kurang beragam, karena jenis sayuran yang di jual (10 jenis sayuran, mis: cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kentang, tomat, kol, wortel, buncis, bayam).

3 = Cukup baik, karena jenis sayuran yang di jual cukup beragam (15 jenis sayuran mis: cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kentang, tomat, kol, wortel, buncis, bayam, kangkung, katuk, kacang panjang, sawi, mentimun, terong)

4 = Baik, karena jenis sayuran yang di jual beragam (20 jenis sayuran mis : cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kentang, tomat, kol, wortel, buncis, bayam, kangkung, katuk, kacang panjang, sawi, mentimun, terong, toge, labu siam, slada, daun seledri, daun bawang).

5 = Sangat baik, karena jenis sayuran yang di jual sangat beragam ( >25 jenis sayuran mis : cabe merah, cabe rawit, bawang merah, bawang putih, kentang, tomat, kol, wortel, buncis, bayam, kangkung, katuk, kacang panjang, sawi, mentimun, terong, toge, labu siam, slada, daun seledri, daun bawang, paria, pucuk ubi, kunyit, lengkoas, jahe, lobak, jagung muda kecil, melinjo, kecipir, kacang kapri, oyong, dll).

2. Kualitas kesegaran sayuran.

1 = Sangat tidak baik, karena 30% sayuran yang di jual tidak segar/tidak berkualitas. 2 = Tidak baik, karena 15% sayuran sudah berubah kesegarannya/kurang berkualitas. 3 = Cukup baik,karena, 70% sayuran masih segar.

4 = Baik karena, biarpun 20% sayuran sudah berubah kesegarannya tetapi masih dikategorikan berkualitas.

5 = Sangat Baik, karena 10% sayuran yang di jual segar. 3. Keramahan dan pelayanan penjual dalam bertransaksi

1= Sangat tidak baik, karena penjual selalu tidak ramah dan tidak melayani dengan baik, dengan raut muka cemberut.

2 = Tidak baik, karena penjual kurang ramah, tidak melayani dengan baik, dan jarang tersenyum.

3 = Cukup baik, karena penjual cukup ramah dan cukup melayani.

4 = Baik, karena penjual ramah, melayani dengan baik dan selalu tersenyum.

5 = Sangat Baik, karena penjual sangat ramah dan melayani dengan sangat baik, selalu tersenyum, sopan dan sering mengeluarkan Joke’s.


(5)

4. Garansi / keakuratan timbangan saat melakukan penimbangan sayuran.

1 = Sangat tidak baik, karena tidak akurat/sering sekali timbangan sayuran dikurangi dari timbangan yang sebenarnya.

2 = Tidak baik, karena kurang Akurat/timbangan selalu tidak pas. 3 = Cukup baik, karena timbangan terkadang pas.

4 = Baik, karena timbangan pas.

5 = Sangat Baik, karena sangat Akurat/timbangan dapat dijamin pas.

5. Perbandingan harga sayuran yang di jual di Pasar Baru Bogor dengan di Swalayan dan Pedagang sayur keliling.

1 = Sangat tidak baik, karena harga sayuran relatif sangat mahal daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling.

2 = Tidak baik, karena harga sayuran relatif mahal daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling.

3 = Cukup baik, karena harga sayuran relatif sama dengan di swalayan dan pedagang sayur keliling.

4 = Baik, karena harga sayuran relatif lebih murah daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling.

5 = Sangat Baik, karena harga sayuran relatif jauh lebih murah daripada di swalayan dan pedagang sayur keliling.

6. Keaktifan penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran

1 = Sangat tidak baik, karena penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran tidak aktif kepada pembeli, penjual hanya diam saja.

2 = Tidak baik, karena penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran kurang aktif kepada pembeli penjual hanya menjawab pertanyaan harga yang ditawarkan pembeli tanpa ada usaha menawarkan jenis sayuran yang lain.

3 = Cukup baik, karena penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran biasa saja, menawarkan jenis sayuran biarpun tidak semua jenis sayuran ditawarkan.

4 = Baik, karena penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran aktif kepada pembeli, menawarkan berbagai jenis sayuran.

5 = Sangat Baik, karena penjual dalam memasarkan/menawarkan sayuran sangat aktif kepada pembeli, menawarkan berbagai jenis sayuran bahkan mempengaruhi pembeli untuk membeli sayuran dagangannya.

7. Lokasi pasar.

1 = Sangat tidak baik, karena lokasi pasar tidak terjangkau dan tidak adanya fasilitas angkutan umum.

2 = Tidak baik, karena lokasi pasar kurang terjangkau dan sedikit sekali fasilitas angkutan umum.

3 = Cukup baik, karena lokasi pasar cukup terjangkau dan adanya fasilitas beberpa angkutan umum.

4 = Baik, karena lokasi pasar terjangkau dan adanya fasilitas angkutan umum.

5 = Sangat Baik, karena lokasi pasar sangat terjangkau dan banyaknya fasilitas angkutan umum.

8. Luas areal parkir yang tersedia.

1 = Sangat tidak baik, karena luas areal parkir yang tersedia tidak luas, sehingga tidak bisa menampung semua kendaraan pengunjung.


(6)

2 = Tidak baik, karena luas areal parkir yang tersedia kurang luas, sehingga tidak bisa menampung semua kendaraan pengunjung.

3 = Cukup baik, karena luas areal parkir yang tersedia cukup menampung sebagian kendaraan pengunjung.

4 = Baik, karena areal parkir yang tersedia luas,sehingga bisa menampung semua kendaraan pengunjung.

5 = Sangat Baik, karena areal parkir yang tersedia sangat luas,sehingga bisa menampung semua kendaraan pengunjung.

9. Keamanan kendaraan di areal parkir.

1= Sangat tidak baik, karena kendaraan tidak aman, sering terjadi kehilangan. 2 = Tidak baik, karena kendaraan kurang aman, pernah terjadi kehilangan. 3 = Cukup baik, karena kendaraan cukup aman, jarang terjadi kehilangan.

5 = Sangat Baik, karena kendaraan sangat aman, tidak pernah terjadi kehilangan, dan petugas keamanannya selalu berjaga-jaga.