Karakteristik fisik, status gizi, kebiasaan konsumsi kedelai dan produk turunannya serta hubungannya dengan sindrom menopause pada peserta program lifeskill wanita pra dan usia lanjut di Bogor

1

KARAKTERISTIK FISIK, STATUS GIZI, KEBIASAAN KONSUMSI
KEDELAI DAN PRODUK TURUNANNYA SERTA
HUBUNGANNYA DENGAN SINDROM MENOPAUSE PADA
PESERTA PROGRAM LIFESKILL WANITA PRA DAN USIA
LANJUT DI BOGOR

SRI AYU LESTARI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

2

ABSTRACT
Sri Ayu Lestari. The Relationship Among Physical Activity, Nutritional Status,
Habitual of Soy and Soy-Product Consumption With Menopausal Syndrome In
Adult and Elder Women Life-skill Program In Bogor. Guided by IKEU TANZIHA

and LEILY AMALIA.

Elder women have many changes in body composition, physiological, and
psychological. One of the phases in women’s life is menopause stage that occurs
in elder age compare to their younger age. Menopausal syndrome has been a
problem world wide. Many researches have shown that soy-isoflavone can be a
potential alternative to reduce menopausal syndrome. Physical activity and
nutritional status also have roles in menopausal syndrome. Menopausal
syndrome includes menopausal symptoms, self-images, and anxiety. The
objectives of this research were to determine the relationship among physical
activity, nutritional status, and the habitual of soy and soy-product consumption
with menopausal syndrome. This was a purposed retrospective research. A
population of Adult and Elder Women Life-skill Program was being involved in
this research. The total sample that fulfilled the inclusion and exclusion criteria
was 31 menopausal women as one population. Mostly (48.4%) samples were low
educated and had family income between Rp 1 000 000 – 3 000 000 per month.
The mean age was 64.5 ± 9.0 years old and had menarche at aged 13.5 ± 1.7
years old. The mean of physical activity was categorized as light (PAL = 1.69).
Mostly samples were overweight (45.2%) and had an average soy and soyproduct consumption (71%) that fulfilled 25% of the RDA of isoflavone
consumption. The result of Pearson correlation test showed that physical activity

had significant relationship with self images (r = -0.454, p < 0.05) and the
consumption of soy isoflavone had significant relationship with anxiety (r = 0.445, p < 0.05). The result of multiple linear regression showed that nutritional
status and soy isoflavone consumption affected menopausal symptoms. Physical
activity affected self-images (R2 =0.206, p < 0.05) and soy consumption affected
anxiety (R2 = 0.198, p < 0.05). Nutritional status dan soy isoflavon consumption
affected symptons of menopause (R2 = 0.198, p < 0.05). Generally, physical
activity, nutritional status, and soy isoflavone consumption have role in
menopausal syndrome (R2 = 0.190, p < 0.05). Healthy lifestyle that promotes
physical activity and soy consumption habit and maintain nutritional status may
reduce menopausal syndrome.
Keywords : menopause, menopausal syndrome, elder women, soy isoflavone

3

RINGKASAN
SRI AYU LESTARI. Karakteristik Fisik, Status Gizi, Kebiasaan Konsumsi Kedelai
dan Produk Turunannya, Serta Hubungannya dengan Sindrom Menopause pada
Peserta Program Lifeskill Wanita Pra dan Usia Lanjut di Bogor. Dibimbing oleh
Ikeu Tanziha dan Leily Amalia.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik fisik,

perilaku konsumsi kedelai dan produk turunannya, serta status gizi dengan
sindrom menopause. Adapun tujuan penelitian ini secara khusus adalah: (1)
Menganalisis karakteristik sosial-ekonomi (pendidikan, pendapatan, dan besar
keluarga) wanita usia lanjut; (2) Menganalisis karakteristik individu meliputi usia,
usia menarche, karakteristik fisik, dan pengetahuan gizi mengenai menopause;
(3) Menganalisis aktivitas fisik dan status gizi wanita usia lanjut; (4) Menganalisis
perilaku konsumsi kedelai dan produk turunannya serta sindrom menopause; (5)
Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sindrom manopause.
Desain penelitian yang digunakan adalah retrospective. Penelitian
dilakukan terhadap Peserta Program Lifeskill Wanita Pra dan Usia Lanjut di
Bogor yang diambil sebagai satu populasi. Populasi adalah peserta pelatihan
berusia 55 tahun ke atas, bugar, telah mengalami menopause minimal 1 tahun,
bersedia dan dapat diwawancarai serta tidak bungkuk. Secara keseluruhan
jumlah populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 31 orang.
Data primer diperoleh dari pengukuran dan wawancara langsung dengan
responden. Pengukuran fisik dilakukan dengan menggunakan timbangan berat
badan, microtoise, dan pita pengukur meliputi data berat badan, tinggi badan,
lingkar pinggang, Lingkar Lengan Atas (LILA), dan lingkar betis. Wawancara
dilakukan dengan menggunakan kuesioner meliputi; karakteristik sosial-ekonomi;
karakteristik individu; karakteristik dan aktivitas fisik; perilaku konsumsi pangan

meliputi asupan jenis dan frekuensi makan (FFQ), energi dan zat gizi (recall 1 x
24 jam); dan sindrom menopause. Data sekunder meliputi profil wanita usia
lanjut dan Program Lifeskill Wanita Pra dan Usia Lanjut di Bogor.
Analisis gambaran menggunakan statistik deskriptif. Analisis hubungan
menggunakan uji korelasi Pearson dan Spearman’s rho serta regresi linier
berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap sindrom
menopause. Hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa sebanyak
45.2% populasi menjalani pendidikan formal sampai dengan SD, perguruan
tinggi sebanyak 25.8%, SMA 19.4%, dan SMP sebanyak 3.2%. Sebagian besar
(48.4%) populasi memiliki pendapatan antara Rp 1 000 000 - 3 000 000
/kapita/bulan. Mayoritas (61.3%) populasi tergolong dalam keluarga kecil (≤4
orang). Populasi rata-rata berusia 64.5 ± 9.0 tahun dan mengalami menarche
pada usia 13.42 ± 1.78 tahun tergolong dalam usia ideal menarche. Rata-rata
berat badan populasi adalah 58.6 ± 10.1 kg, tinggi badan 148.6 ± 5.9 cm, LLA
sebesar 28.6 ± 3.8 cm yang tergolong normal, lingkar betis sebesar 33.2 ± 3.3
cm tergolong normal, dan lingkar pinggang sebesar 92.8 ± 10.4 cm yang
tergolong obesitas abdominal. Sebagian besar (71%) populasi memiliki
pengetahuan gizi menopause cukup.
Penilaian status gizi berdasarkan IMT, sebagian besar populasi memiliki
status gizi gemuk (45.2%), menurut LLA dan lingkar betis status gizi populasi

adalah normal (96.8%), serta tergolong gemuk menurut lingkar pinggang
(90.3%). Secara umum dapat dikatakan bahwa populasi ini sebagian besar
berstatus gizi lebih. Rata-rata aktivitas populasi tergolong ringan dengan nilai

4

tingkai aktivitas sebesar 1.69. Sebanyak 67.7% populasi memiliki kebiasaan
berolahraga setiap harinya. Populasi yang tidak memiliki kebiasaan berolahraga
sejumlah 32.3%. Alasan populasi tidak terbiasa melakukan olahraga adalah
karena tidak ada waktu, merasa lelah dengan kegiatan rumah tangga, dan malas
untuk berolahraga.
Makanan sumber karbohidrat yang paling sering dikonsumsi adalah nasi
sebesar 20.5 ± 1.7 kali/minggu. Protein hewani yang paling sering dikonsumsi
adalah susu, yaitu rata-rata dikonsumsi 5.3 ± 5.2 kali/minggu. Protein hewani
yang sering dijadikan sebagai lauk adalah telur dengan rataan frekuensi
sebanyak 3.6 ± 3.4 kali/minggu. Jenis kacang-kacangan yang paling sering
dikonsumsi adalah tahu dengan rataan frekuensi 4.7 ± 1.6 kali/minggu, tempe 4.2
± 1.3 kali/minggu dan oncom 1.2 ± 1.5 kali/minggu. Mentimun merupakan jenis
sayuran yang dikonsumsi sebanyak 8.1 kali dalam seminggu. Jenis sayuran lain
yang juga sering dikonsumsi adalah bayam (2.4 ± 1.1 kali/minggu) dan kangkung

(2.5 ± 1.1kali/minggu). Buah-buahan yang paling sering dikonsumsi adalah
pepaya yaitu sebanyak 2.6 ± 1.6 kali/minggu dan jeruk sebanyak 2.2 ± 1.2
kali/minggu. Rataan asupan air populasi adalah 7.0 ± 1.3 gelas/hari.
Rataan asupan energi populasi adalah 1509 ± 282 kkal dengan tingkat
kecukupan sebesar 85.4%. Rataan asupan protein populasi adalah 46.4 ± 13.4
gram sehari dan memenuhi 87.9% kecukupan. Tingkat kecukupan energi dan
protein populasi tergolong dalam defisit tingkat ringan (Depkes 1996). Rataan
asupan kalsium populasi adalah 361.0 ± 216.9 mg per hari dengan tingkat
kecukupan sebesar 45.1% (kurang).
Mayoritas populasi memiliki kebiasaan konsumsi kedelai sedang dengan
jumlah asupan isoflavon rata-rata sebesar 20.1 ± 6.1 g/hari atau hanya
memenuhi 25.1% dari anjuran Departemen Kesehatan dengan frekuensi sedang
(71%). Sebagian besar populasi mengalami menopause pada usia kurang dari
50 tahun (65.5%). Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan tidak ada hubungan
yang signifikan antara status gizi (IMT) dengan gambaran diri (r = -0.287, p >
0.05), keluhan menopause (r = -0.299, P > 0.05), dan kecemasan (r = -0.38, p >
0.05). Aktifitas fisik berhubungan nyata dengan gambaran diri (r = -0.454, p <
0.05). Konsumsi kedelai berhubungan secara nyata terhadap tingkat kecemasan
populasi (r = -0.445, p < 0.05).
Faktor aktivitas fisik berpengaruh nyata terhadap gambaran diri (R2 =

0.206, p < 0.05). Status gizi dan konsumsi isoflavon kedelai berpengaruh secara
nyata terhadap keluhan menopause (R2 = 0.238, p < 0.05). Konsumsi isoflavon
kedelai berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kecemasan (R2 = 0.198, p <
0.05), dan sindrom menopause secara keseluruhan (R2 = 0.190, p < 0.05).
Konsumsi kedelai dan produk turunannya dapat dijadikan sebagai alternatif
terapi pengganti estrogen yang alami, aman, dan efektif.

5

Karakteristik Fisik, Status Gizi, Kebiasaan Konsumsi Kedelai
dan Produk Turunannya Serta Hubungannya dengan Sindrom
Menopause Pada Peserta Program Lifeskill Wanita Pra dan Usia
Lanjut di Bogor

SRI AYU LESTARI

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

6

Judul

: Karakteristik Fisik, Status Gizi, Kebiasaan Konsumsi Kedelai

dan

Produk Turunannya Serta Hubungannya Dengan Sindrom Menopause
Pada Peserta Program Lifeskill Wanita Pra dan Usia Lanjut di Bogor
Nama

: Sri Ayu Lestari


NIM

: I14070008

Disetujui

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr.Ir. Ikeu Tanziha, MS

Leily Amalia, STP. M.Si.

NIP. 196112101 98603 2 002

NIP. 19721209 200501 2 004

Diketahui,

Ketua Departemen Gizi Masyarakat

Dr. Ir. Budi Setiawan, MS
NIP. 19621218 198703 1 001

Tanggal Lulus:

7

RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Sri Ayu Lestari, lahir di Indramayu pada tanggal
15 Maret 1989 dari pasangan Rantika Latin dan Maryam (Almh). Penullis
menempuh pendidikan formal di TK Nusa Indah, SDN Pendowo 2, SMP N 1
Jatibarang, dan di SMA N 1 Sindang di Indramayu. Penulis aktif dalam berbagai
kegiatan ekstrakurikuler selama sekolah seperti OSIS, Paskibra, PMR,

dan

Modern Dance. Penulis juga aktif dalam Majalah Dinding. Penulis kemudian
melanjutkan studi di Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia,

Institut Pertanian Bogor.
Selama menjalani masa perkuliahan, penulis pernah mengikuti berbagai
kegiatan kemahasiswaan seperti kepanitiaan kegiatan mahasiswa, Himpunan
Mahasiswa Ilmu Gizi (HIMAGIZI), Ikatan Mahasiswa Indramayu (IKADA) dan
juga tergabung dalam PSM IPB Agriaswara. Penulis juga merupakan penerima
beasiswa Tanoto Foundation, finalis Mahasiswa Berprestasi Departemen Gizi
Masyarakat,

Fakultas

Ekologi

Manusia

dan

pernah

lolos

dana

PKM

Kewirausahaan DIKTI. Selain itu, penulis pernah melakukan Internship Dietetik di
RSUD Cibinong. Penulis juga pernah menjadi asistem praktikum Fisika Dasar
selama 2 tahun.

8

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Karakteristik Fisik,
Kebiasaan Konsumsi Kedelai dan Produk Turunannya, Status Gizi Serta
Hubungannya Dengan Sindrom Menopause Pada Peserta Program Lifeskill
Wanita dan Usia Lanjut di Bogor”. Tak lupa shalawat serta salam kepada Nabi
Muhammad SAW yang selalu menjadi teladan bagi kita semua. Terima kasih
penulis ucapkan kepada:
1.

Keluarga tercinta, Papih, Almarhumah Mamih, Paman Edy, kakak-kakakku
(terutama my biggy sister Mba Pipi for being my sister also my mommy)
dan adikku tersayang yang selalu mendukung dan mendoakan penulis
selama ini.

2.

Dr. Ir. Ikeu Tanziha, MS dan Leily Amalia, STP, M.Si selaku Dosen
Pembimbing, terima kasih atas segala waktu dan pemikirannya dalam
memberikan arahan, masukan, kritik dan saran, serta semangat kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi dan Prof. Dr. Ir. Dadang Sukandar,
M.Sc. selaku dosen penguji.

3.

Caca, Early, selaku rekan penelitian serta kepada Dida, Uphy, Uma, Mia,
Nonly, Itni, Devi San, Enji, Dwi dan rekan-rekan Luminaire tersayang.

4.

Anggy & Tata for being my best pal ever thanks for all those helps, serta
teman-teman Wisma Intan yang selalu menemani dan memberi semangat.

5.

Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih
atas segala bantuan dan dukungannya selama penyusunan skripsi ini.
Mengambil dari buku The Da Vinci Code karya Dan Brown, lima fase

dalam

kehidupan

wanita

adalah

menstruasi,

melahirkan,

menjadi

ibu,

menopause, dan meninggal. Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan
berguna bagi para wanita yang akan dan sedang mengalami menopause agar
dapat meningkatkan pengetahuan mengenai menopause. Secara umum,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Bogor, 3 Agustus 2011

Sri

Ayu

Lestari

i

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................
Tujuan ...............................................................................................
Kegunaan Penelitian .........................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
Lanjut Usia ........................................................................................
Proses Penuaan ................................................................................
Menopause .......................................................................................
Fisiologi Menopause .........................................................................
Sindrom Menopause .........................................................................
Hot Flush ......................................................................................
Kenaikan Berat Badan ..................................................................
Kulit Kering dan Keriput ................................................................
Sembelit.. .......................................................................................
Osteoporosis dan Sakit Punggung ................................................
Atropi Vagina ................................................................................
Insomnia...... .................................................................................
Gangguan Psikis dan Emosi .........................................................
Gambaran Diri ..............................................................................
Kecemasan...................................................................................
Pengetahuan Gizi dan Menopause....................................................
Karakteristik Fisik ..............................................................................
Berat Badan..................................................................................
Tinggi Badan ................................................................................
Status Gizi..... ....................................................................................
Indeks Massa Tubuh (IMT) ...........................................................
Lingkar Lengan Atas (LILA) ..........................................................
Lingkar Betis .................................................................................
Lingkar Pinggang ..........................................................................
Aktivitas Fisik ....................................................................................
Kecukupan Gizi .................................................................................
Konsumsi Pangan dan Gizi ...............................................................
Isoflavon Kedelai ...............................................................................
Biotransformasi Isoflavon ..............................................................
Kedelai dan Produk Turunannya .......................................................
Program Lifeskill Wanita Pra dan Usia Lanjut ....................................
KERANGKA PEMIKIRAN .....................................................................
METODE PENELITIAN
Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ..............................................
Teknik Pengambilan Contoh..............................................................
Jenis dan Cara Pengumpulan Data ...................................................

i
iii
iv
1
4
4
5
5
6
8
9
9
9
10
10
10
11
11
11
12
13
13
14
14
14
15
16
16
17
17
17
18
20
21
22
23
24
26
28
28
29

ii

Pengolahan dan Analisis Data...........................................................
Definisi Operasional ..........................................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Program Lifeskill Wanita Pra dan Usia Lanjut .......
Karakteristik Sosial-Ekonomi .............................................................
Karakteristik Individu .........................................................................
Usia ..............................................................................................
Usia Menarche..............................................................................
Pengetahuan Gizi dan Menopause ...............................................
Karakteristik Fisik ..........................................................................
Aktivitas Fisik ....................................................................................
Konsumsi Pangan .............................................................................
Kebiasaan Konsumsi Kedelai dan Produk Turunannya ....................
Sindrom Menopause .........................................................................
Usia Menopause ...........................................................................
Keluhan Menopause .....................................................................
Gambaran Diri ..............................................................................
Kecemasan...................................................................................
Hubungan Antar Variabel ..................................................................
IMT, LLA, Lingkar Betis, dan Lingkar Pinggang ............................
Aktivitas Fisik dengan Status Gizi .................................................
Gambaran Diri dengan Keluhan Menopause ................................
Gambaran Diri dan Kecemasan ....................................................
Keluhan Menopause dengan Kecemasan.....................................
Status Gizi (IMT), Aktivitas Fisik, Konsumsi Kedelai
dan Sindrom Menopause ..............................................................
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sindrom Menopause ..................
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .......................................................................................
Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN...................................................................................................

30
35
37
38
40
40
41
42
44
48
50
57
60
60
62
63
65
67
67
68
69
69
71
72
72
77
78
79
84

iii

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

Halaman
Kriteria status gizi berdasarkan persentase berat badan aktual
terhadap berat badan ideal.. ...........................................................
15
Kriteria IMT menurut WHO (2005) .........................................................
16
Kriteria penyusutan otot menggunakan LLA ..........................................
16
Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan untuk usia lanjut .........
18
Proses estimasi AKE wanita dewasa berdasarkan
EBM yang menggunakan Oxford Equation ......................................
20
Kandungan isoflavon dalam bahan pangan (mg/100g) ..........................
23
Variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data ..................................
29
Jenis dan kategori variabel pengolahan data .........................................
30
Parameter antropometri, pengukuran, dan nilai rujukan .........................
31
Physical Activity Ratio (PAR) berbagai aktivitas .....................................
32
Kategori tingkat aktivitas berdasarkan nilai PAL .....................................
33
Sebaran populasi menurut karakteristik individu ....................................
40
Sebaran populasi menurut usia..............................................................
41
Sebaran populasi menurut usia menarche .............................................
41
Sebaran populasi menurut pengetahuan gizi menopause
dan pendidikan .............................................................................
42
Rataan pengukuran fisik populasi menurut usia .....................................
44
Sebaran populasi menurut status gizi ....................................................
47
Sebaran populasi menurut tingkat aktivitas ............................................
48
Sebaran populasi terbiasa berolahraga menurut jenis olahraga .............
49
Sebaran populasi menurut alasan tidak rutin olahraga ...........................
50
Frekuensi makan sumber karbohidrat ....................................................
51
Frekuensi makan protein hewani ...........................................................
52
Frekuensi makan kacang-kacangan.......................................................
52
Frekuensi makan sayur dan buah ..........................................................
53
Rataan asupan serta kecukupan energi dan zat gizi
populasi dalam sehari ...................................................................
55
Sebaran populasi menurut konsumsi air dan kelompok usia ..................
57
Sebaran populasi berdasarkan frekuensi konsumsi
produk kedelai dan usia ................................................................
58
Sebaran populasi menurut usia awal menopause dan pendidikan .........
62
Sebaran populasi menurut usia dan jenis keluhan menopause ..............
63
Sebaran populasi menurut gambaran diri dan usia menopause .............
64
Sebaran populasi menurut gambaran diri dan pendidikan......................
65
Sebaran populasi menurut usia menopause dan
tingkat kecemasan ........................................................................
66
Sebaran populasi menurut pendidikan dan tingkat kecemasan ..............
66
Sebaran populasi menurut keluhan menopause dan gambaran diri .......
69
Hubungan gambaran diri dengan tingkat kecemasan ............................
70
Sebaran populasi menurut tingkat kecemasan dan
keluhan menopause .....................................................................
71

iv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Perbandingan struktur metabolit isoflavon equol dan
estradiol menunjukkan kesamaan dalam susunan
spasial planar (Setchell & Cassidy 1999) ......................................
21
2 Kerangka pemikiran ..........................................................................
27
3 Teknik Pengambilan contoh ..............................................................
28

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan ekonomi dan teknologi meningkatkan taraf hidup dan
pelayanan kesehatan masyarakat. Hal tersebut diiringi dengan meningkatnya
harapan hidup penduduk yang akhirnya meningkatkan jumlah penduduk usia
lanjut. Menurut WHO (1998), harapan hidup orang Indonesia meningkat dari 65
tahun pada tahun 1997 menjadi 73 tahun pada tahun 2005. Pada tahun 2005,
terdapat 17.6 juta jiwa usia lanjut di Indonesia. Bappeda (2008) memproyeksikan
jumlah usia lanjut tahun 2025 akan mencapai angka 62.4 juta jiwa.
Hidup sehat dan berumur panjang merupakan hal yang sangat berarti dan
didambakan, khususnya bagi wanita usia lanjut. Menurut Mutingatun (2006),
jumlah penduduk usia lanjut didominasi oleh wanita. Mutingatun (2006)
menyatakan bahwa usia harapan hidup wanita lebih tinggi 5 sampai 8 tahun
dibanding pria. Berdasarkan data sensus penduduk dari BPS tahun 2004
menunjukkan adanya 16.5 juta jiwa manusia usia lanjut yang tersebar dengan
komposisi 7.8 juta jiwa (47.3%) laki-laki dan 8.7 juta jiwa (52.7%) wanita.
Bertambahnya usia mengakibatkan terjadinya berbagai perubahan baik
secara fisik, fisiologis, maupun psikologis. Secara fisik, pertambahan usia
menyebabkan adanya perubahan dalam komposisi tubuh. Perubahan fungsi dan
kondisi fisik yang umum terjadi pada usia lanjut adalah menurunnya massa otot,
psikomotor, akurasi, dan kecepatan. Komposisi lemak tubuh cenderung
meningkat pada usia lanjut diakibatkan oleh penurunan aktivitas. Laju
metabolisme basal juga menurun yang diakibatkan oleh penurunan massa otot
dan faktor umur. Aktivitas pada usia lanjut juga menurun sehingga kebutuhan
energi usia lanjut lebih sedikit dibanding usia dewasa. Pola konsumsi makan
yang telah terbentuk sejak dahulu sangat mempengaruhi konsumsi usia lanjut.
Asupan energi dan faktor aktivitas akan mempengaruhi kondisi fisik usia lanjut.
Perubahan lain yang dialami ketika memasuki usia lanjut adalah terjadi
penurunan fungsi indera. Menurunnya fungsi indera penciuman dan pengecap
pada usia lanjut dapat berakibat menurunnya selera makan. Asupan makanan
yang berkurang mempengaruhi pemenuhan energi dan zat gizi. Berkurangnya
asupan energi dapat menyebabkan penurunan massa otot yang dapat
mengganggu aktivitas.
Wanita berumur 45-50 tahun indung telurnya mulai kehabisan telur untuk
dikeluarkan (Oswari 1997). Pada saat telur tidak lagi mengeluarkan hormon

2

estrogen dan progesteron, sehingga wanita tersebut mengalami berbagai
gangguan antara lain hot flush, letih, tidak bersemangat, pikiran terganggu, dan
berhentinya haid. Keadaan tersebut disebut dengan menopause. Tahapan
menopause diawali dengan haid yang tidak teratur. Menopause dan perubahan
fungsi tubuh yang dialami wanita usia lanjut menyebabkan penurunan
kemampuan respon ovarium sehingga menimbulkan berbagai gangguan (Vander
et al. 2001). Berbagai keluhan menopause dapat mempengaruhi kondisi fisik dan
psikologis wanita usia lanjut yang akan berdampak pada status gizinya.
Menopause merupakan salah satu fase alami yang terjadi pada setiap
wanita. Rata-rata menopause dimulai pada usia 52 tahun. Pada tahun 2003,
jumlah wanita di dunia yang memasuki masa menopause diperkirakan sejumlah
1.2 miliyar orang. Marga (2007) menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 14 juta
wanita menopause pada tahun 2007. Namun, menurut proyeksi penduduk
Indonesia pada tahun 1995-2005 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah
penduduk wanita berusia diatas 50 tahun adalah 15.9 juta orang. Diperkirakan
pada tahun 2025 jumlah wanita menopause akan mencapai 60 juta orang.
Kondisi fisik dan hormonal yang tidak seimbang harus dapat diatasi oleh
para wanita usia lanjut. Pengetahuan tentang gizi sangat membantu wanita usia
lanjut dalam menyikapi perubahan yang terjadi. Hasil penelitian Mutingatun
(2006) menunjukkan bahwa sebagian besar populasi (75.6%) berusia 60-70
tahun memiliki pengetahuan gizi yang rendah.
Sindrom menopause dialami oleh banyak wanita hampir diseluruh dunia.
Sekitar 70% - 80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina
dan 10% di Jepang dan Indonesia. Dari beberapa data tampak bahwa salah satu
faktor dari perbedaan jumlah tersebut adalah karena pola makannya. Terdapat
hipotesis bahwa produk yang mengandung isoflavon mungkin dapat menjadi
alternatif potensial sebagai terapi pengganti hormon untuk mencegah keluhankeluhan pada saat menopause. Beberapa kajian telah dilakukan mengenai efek
isoflavon terhadap massa tulang, namun, sebagian besar kajian tersebut hanya
berlangsung dalam periode singkat yang dilakukan pada wanita menopause dan
menggunakan variabel sumber dan dosis isoflavon yang berbeda. Hanya
beberapa di antara kajian tersebut yang yang mengukur massa tulang secara
biokimia (Brink et al. 2008).
Wanita usia lanjut biasanya memiliki perkumpulan sosial. Hal
tersebut mereka lakukan untuk mengisi waktu di hari tua dengan berkumpul

3

bersama teman sejawat. Terdapat berbagai kegiatan sosial yang melibatkan para
usia lanjut dalam perkumpulan sosial. Kegiatan tersebut biasanya berupa
pelatihan ataupun juga kelompok arisan dan kegiatan keagamaan. Tujuan dari
kegiatan itu salah satunya untuk memberdayakan dan meningkatkan partisipasi
para usia lanjut di masyarakat. Salah satu kegiatan pemberdayaan wanita usia
lanjut adalah Program Lifeskills Wanita Pra dan Usia Lanjut yang diadakan oleh
Kementrian Pendidikan Nasional yang bekerjasama dengan Yayasan Aspirasi
Muslimah Indonesia (YASMINA). Program ini dilaksanakan di Bogor dan terdiri
dari serangkaian kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan pada program ini adalah
penyuluhan tentang perawatan dan pengasuhan usia lanjut, pelatihan daur ulang
sampah plastik, pelatihan menyulam dan mayet, pelatihan kelembagaan,
pendampingan, dan pemeriksaan kesehatan (klinis) usia lanjut.
Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, peneliti tertarik melakukan
penelitian tentang karakteristik fisik dan status gizi serta kebiasaan konsumsi
kedelai dan produk turunannya terkait dengan sindrom menopause pada wanita
usia lanjut. Peserta Program Lifeskills Wanita Pra dan Usia Lanjut dipilih sebagai
populasi dalam penelitian ini karena dipandang dapat memberikan gambaran
tentang karakteristik wanita usia lanjut. Kemudahan dalam akses pengambilan
data juga menjadi pertimbangan peneliti dalam mengambil peserta program
sebagai populasi penelitian. Selain itu, peserta program ini juga sudah mendapat
pendidikan gizi dan pelatihan keterampilan serta memiliki kegiatan sosial rutin
sehingga lebih mudah berkomunikasi dan bekerjasama dalam pengambilan data.

4

Tujuan
Tujuan umum:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan karakteristik fisik,
status gizi, kebiasaan konsumsi kedelai dan produk turunannya dengan sindrom
menopause.
Adapun tujuan penelitian ini secara khusus adalah:
1. Menganalisis karakteristik sosial-ekonomi (pendidikan, pendapatan, dan
besar keluarga) wanita usia lanjut.
2. Menganalisis

karakteristik

individu

meliputi

usia,

usia

menarche,

karakteristik fisik, dan pengetahuan gizi mengenai menopause.
3. Menganalisis aktivitas fisik dan status gizi wanita usia lanjut.
4. Menganalisis kebiasaan konsumsi kedelai dan produk turunannya serta
sindrom menopause.
5. Menganalisis

faktor-faktor

yang

berpengaruh

terhadap

sindrom

manopause.
Kegunaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan mengenai
perubahan-perubahan yang terjadi pada masa menopause. Penelitian ini juga
dapat berguna untuk mengetahui keterkaitan antara diet, terutama konsumsi
kedelai dan produk turunannya, dengan sindrom menopause dan perubahanperubahan baik fisik maupun fisiologis dan psikologis. Penelitian ini juga dapat
berguna bagi Kota dan Kabupaten Bogor dalam menangani permasalahan dan
keluhan menopause yang dialami oleh warga usia lanjut. Pengetahuan tersebut
berguna untuk peningkatan derajat kesehatan warga terutama warga wanita usia
lanjut. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan agar wanita usia
lanjut dapat menjalani masa menopause dengan nyaman dan mencapai derajat
kesehatan yang baik.

5

TINJAUAN PUSTAKA
Usia lanjut
Usia Lanjut adalah masa penutup dari kehidupan manusia. Usia 60 tahun
biasanya dipandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan usia lanjut
(Wirakusumah 2004). Papalia dan Old (1988), mendefinisikan usia lanjut sebagai
individu yang berusia di atas 65 tahun dan membedakannya menjadi kelompok
young-old (65-80) dan old-old (di atas 80 tahun). Durnin & Lean (1992) membagi
lansia menjadi young elderly (65-74 tahun) dan older elderly (≥75 tahun).
Departemen Kesehatan (1991) membuat pengelompokan usia lanjut
menjadi:
1. Kelompok umur pertengahan ialah kelompok usia dalam masa virilitas,
yaitu masa persiapan usia lanjut, yang menampakkan keperkasaan fisik
dan kematangan jiwa (45-54 tahun).
2. Kelompok usia lanjut dini ialah kelompok dalam masa prasenium, yaitu
kelompok yang mulai memasuki usia lanjut (55-64 tahun).
3. Kelompok usia lanjut ialah kelompok dalam masa senium (65 tahun ke
atas).
Kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi, yaitu kelompok yang berusia lebih dari
70 tahun, atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal di panti
menderita penyakit berat, atau cacat.
Proses penuaan
Proses penuaan merupakan proses yang berlangsung secara terus
menerus secara alamiah. Proses ini dimulai sejak proses pembuahan dan umum
dialami oleh semua mahkluk hidup serta berlangsung berbeda-beda pada setiap
orang. Proses kelahiran, pertumbuhan, dewasa dan manula adalah bagian dari
proses penuaan yang normal dan penuaan ini berakhir saat mahkluk hidup ini
mati (Cooper et al. 1963).
Turner et al. (1991) menyatakan bahwa proses penuaan terbagi menjadi
penuaan eksternal dan internal. Poses penuaan eksternal merupakan proses
penuaan yang gejalanya dapat dilihat. Perubahan-perubahannya dapat diamati
dari kulit, rambut, gigi, dan postur tubuh. Penuaan internal adalah penuaan yang
gejalanya tidak dapat dilihat, yaitu perubahan degeneratif yang terjadi di dalam
tubuh. perubahan tersebut terjadi pada sistem saraf, kardiovaskular, pernapasan,

6

pencernaan, urinari, dan sistem imun. Penuaan dapat disebabkan karena faktor
umur juga dapat terjadi karena faktor psikososial seperti stress, sosial ekonomi,
lingkungan, makanan (gizi) dan kesehatan.
Penampakan kulit pada lansia akan terlihat berkerut yang disebabkan
oleh hilangnya jaringan lemak subkutan dan elastisitas kulit. Berkurangnya
jaringan lemak dalam tubuh akan menyebabkan usia lanjut kehilangan panas
tubuh. Sel kulit normal pada lansia berusia sekitar 70 tahun rata-rata hanya dapat
bertahan hidup selama 46 hari dan proses penggantian sel-sel baru berlangsung
lebih lambat. Hal ini berdampak pada jumlah sel kulit yang semakin berkurang
dan hasilnya sensitivitas kulit melemah.
Seiring dengan bertambahnya usia, rambut perlahan-lahan akan berubah
menjadi putih dan kehilangan kemilaunya. Rambut akan menjadi tipis dan
beruban. Perubahan hormonal juga dapat memicu kerontokan rambut. Pada usia
65 tahun, sekitar 50% usia lanjut juga akan kehilangan giginya. Hal ini
menyebabkan usia lanjut sulit mengunyah makanan yang mengakibatkan
hilangnya nafsu makan. Pengurangan massa tulang dan tubuh berdampak pada
berkurangnya tinggi badan. proses ini dimulai sejak usia remaja. Berkurangnya
kolagen pada tulang punggung menyebabkan tulang punggung menjadi
bengkok. Hal inilah yang menjadikan usia lanjut terlihat lebih pendek. Faktorfaktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap individu berbeda
prosesnya (Oswari 1997).
Menopause
Sutanto & Sutanto (2005) mendefinisikan menopause proses alami dari
penuaan, yaitu ketika wanita tidak lagi haid selama 1 tahun. Penyebab
terhentinya haid karena ovarium tidak lagi memproduksi hormon estrogen dan
progesteron.

Webster’s

Ninth

New

Collegiate

Dictionary

mendefinisikan

menopause sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya
terjadi antara usia 45 dan 50 tahun (Kasdu 2004). Menopause adalah
perdarahan terakhir dari uterus yang masih dipengaruhi oleh hormon dari otak
dan sel telur.
Wanita selama hidupnya mengalami tiga kejadian penting, yaitu
Menarche yang terjadi saat wanita mengeluarkan haid pertama. Biasanya terjadi
pada umur 11-13 tahun, yaitu saat wanita mengalami gangguan haid. Ketika
umur 40-45 tahun biasanya haid tidak datang lagi secara teratur, mungkin dalam

7

sebulan mendapat haid sampai 2 kali atau haid baru datang setelah beberpa
bulan. Hal ini disebabkan produksi telur sudah hampir habis (Oswari 1997).
Menopause terjadi karena produksi sel telur habis sama sekali dan
biasanya terjadi pada usia 45-50 tahun. Diagnosa dibuat setelah terdapat
amenorrea (tidak haid) sekurang-kurangnya 1 tahun. Shimp & Smith (2000)
mendefinisikan menopause sebagai akhir periode menstruasi, tetapi seorang
wanita tidak diperhitungkan postmenopause sampai wanita tersebut telah 1
tahun mengalami amenorrhea. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus yang
lebih panjang dengan perdarahan yang berkurang. Umumnya batas terendah
terjadinya menopause adalah umur 44 tahun. Operasi atau radiasi dapat
menyebabkan menopause yang umumnya menimbulkan keluhan lebih banyak
dibanding menopause secara alami.
Masa premenopause, menopause, dan postmenopause dikenal sebagai
masa klimakterium. Klimakterium dimulai sejak 6 tahun sebelum menopause dan
berakhir 6-7 tahun sesudah menopause. Keluhan-keluhan yang biasa dialami
pada masa ini antara lain mudah tersinggung, depresi, kelelahan, kurang
bersemangat, sulit tidur, hot flush, berkeringat, rasa dingin, dan sakit kepala.
Ketika seseorang memasuki masa menopause, terjadi ketidaknyamanan fisik
seperti rasa kaku dan linu yang dapat terjadi secara tiba-tiba di sekujur tubuh.
Rasa kaku ini terkadang disertai rasa panas atau dingin, pening, kelelahan,
resah, kesal, cepat marah, dan berdebar-debar (Wirakusumah 2004). Setelah
menopause, wanita akan mengalami masa Senile. Pada masa ini tercapai
keseimbangan hormonal yang baru sehingga tidak ada lagi gangguan vegetatif
maupun psikis.
Menurut Wirakusumah (2004), menopause dibagi dalam beberapa
tahapan yaitu sebagai berikut :
1. Pra-menopause
Keseluruhan waktu ketika siklus menstruasi berjalan normal sampai mulai
mengalami perubahan-perubahan yang menandakan mendekatnya masa
menopause. Istilah ini juga mengacu pada fase di mana mulai terjadi
perubahan kadar hormon yang menyebabkan perubahan dalam siklus dan
karakteristik menstruasi.
2. Perimenopause
Perimenopause merupakan masa transisi menuju menopause meliputi
beberapa tahun sebelum menstruasi mulai benar-benar berhenti. Pada masa

8

ini, sudah mulai terasa gejala-gejala seperti pendarahan yang tidak teratur,
hot flush, dan lain sebagainya. Pada sebagian orang menstruasi bisa terjadi
lebih banyak dan pada sebagian lain justru menjadi lebih sedikit. Pada masa
ini produksi estrogen mulai berkurang dan fungsi ovarium juga mulai
menurun dan akhirnya berhenti.
3.

Menopause
Menstruasi paling akhir sampai sudah tidak mendapatkan menstruasi lagi
selama satu tahun. Memasuki masa menopause seringkali ditandai dengan
menstruasi yang berkurang secara bertahap dan estrogen yang diproduksi
semakin sedikit. Namun ada juga wanita yang memasuki masa menopause
secara tiba-tiba dimana siklus menstruasi langsung berhenti.

4.

Post-menopause
Pasca menopause diperkirakan terjadi dalam waktu 3 sampai 5 tahun
setelah menstruasi terakhir. Olah karena itu, masa post-menopause berbedabeda pada masing-masing individu.

Fisiologis Menopause
Sejak lahir bayi wanita memiliki sekitar 770.000 sel telur yang belum
berkembang. Pada fase pubertas, yaitu usia 8-12 tahun, mulai timbul aktivitas
ringan dari fungsi endokrin reproduksi. Pada usia 12-13 tahun umumnya seorang
wanita akan mendapatkan menarche (haid pertama kalinya) yang dikenal
sebagai masa pubertas. Pada saat itu organ reproduksi wanita mulai berfungsi
optimal secara bertahap. Ovarium mulai mengeluarkan sel-sel telur yang siap
untuk dibuahi yang disebut dengan fase reproduksi atau periode fertil yang
berlangsung hingga usia sekitar 45 tahun. Periode fertil ketika telur dibuahi, akan
terjadi kehamilan.
Fase terakhir setelah masa reproduksi berakhir disebut klimakterium,
yaitu masa peralihan yang dilalui seorang wanita dari periode reproduktif ke
periode non-produktif. Periode ini berlangsung antara 5-10 tahun atau 5 tahun
sebelum menopause dan 5 tahun setelah menopause (Kasdu 2004).
Masa klimakterium terdiri atas tiga tahap, yaitu premenopause,
perimenopause, dan postmenopause. Premenopause adalah masa sebelum
berlangsungnya perimenopause. Tahap ini terjadi sejak fungsi reproduksi mulai
menurun sampai timbul keluhan atau tanda-tanda menopause. Perimenopause
merupakan periode dengan keluhan memuncak. Terjadi sekitar 1-2 tahun

9

sebelum dan 1-2 tahun sesudah menopause. Postmenopause adalah masa
setelah perimenopause sampai senilis. Secara umum, fase klimakterium disebut
sebagai menopause (Kasdu 2004; Gebbie 2005).
Sindrom Menopause
Gejala awal yang terjadi pada masa menopause adalah menstruasi yang
tidak teratur yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen dan progesteron.
Selain itu, penurunan kadar estrogen berpengaruh pada jaringan kolagen yang
berfungsi sebagai jaringan penunjang tubuh. hilangnya kolagen menyebabkan
kulit menjadi kering dan keriput, rambut rontok, gigi mudah goyang dan gusi
berdarah, sariawan, serta timbul rasa sakit dan nyeri pada persendian (Kasdu
2004). Gejala sindrom menopause yang lain adalah:
Hot Flush
Hot flush terjadi karena fluktuasi kadar hormon. Perubahan kadar
estrogen diduga menyebabkan pembuluh darah membesar secara mendadak
sehingga terjadi arus dan hilang secara cepat sehingga tubuh merasakan panas.
Selain itu dapat disebabkan oleh perubahan fungsi hipotalamus yang mengatur
suhu tubuh kita. Gejala hot flush antara lain:
-

Rasa menggelitik pada jari-jari kaki dan tangan yang merayap ke
kepala.

-

Berkeringat begitu saja, tidak diiringi dengan wajah yang memerah.

-

Suhu tubuh meningkat secara tiba-tiba dan menyebabkan tubuh
kemerahan dan keringat mengucur di seluruh tubuh.

-

Ada kalanya diikuti dengan kedinginan dan berkeringat pada waktu
malam.

Kenaikan Berat Badan
Kenaikan berat badan yang terjadi selama menopause diduga karena
adanya perubahan sistem endokrin pada masa menopause, yaitu kelenjar
hipotalamus dan pituitari harus menyesuaikan diri dengan indung telur yang
sudah lamban mengeluarkan estrogen. Perubahan kadar hormonal ini akan
mengganggu pusat lapar-kenyang di otak.
Bertambahnya

usia

akan

menyebabkan

aktivitas

tubuh

menjadi

berkurang. Hal ini mengakibatkan gerak tubuh menjadi berkurang dan terjadi
penumpukan lemak. Berdasarkan penelitian yang dikutip oleh Kasdu (2004)

10

ditemukan bahwa setiap 10 tahun berat badan akan bertambah atau melebar
kesamping. Sebanyak 29% wanita pada masa menopause mengalami kenaikan
berat badan dan 20% diantaranya memperlihatkan kenaikan yang mencolok. Hal
ini diduga karena menurunnya kadar estrogen dan gangguan metabolisme lemak
(Kasdu 2004).
Kulit Kering dan Keriput
Masalah kulit mulai muncul sejak usia 35 tahun. Kulit menjadi tipis,
kurang kenyal, dan daya lenturnya berkurang. Selain itu, akan timbul bintik dan
noda cokelat. Kondisi ini berhubungan dengan pigmen melanin yang
mempengaruhi warna kulit dan sekaligus melindungi kulit dari bahaya sinar
matahari. Dengan bertambahnya usia, melanin akan semakin bertumpuk di area
tertentu pada kulit. Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika
mensturasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama
pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan (Hurlock 1994).
Sembelit
Seluruh proses metabolisme mulai menurun dengan bertambahnya usia.
Tubuh berusaha beradaptasi dengan ambang kadar estrogen yang baru. Kondisi
inilah yang sering menimbulkan sembelit. Selain itu, sembelit juga dipengaruhi
oleh penambahan kalsium untuk kepentingan mengurangi osteoporosis dan pada
pola makan yang minim asupan serat (Wirakusumah 2004).
Osteoporosis dan Sakit Punggung
Puncak pertumbuhan tulang terjadi pada usia sekitar 35 tahun. Setelah itu
akan stabil dan mengalami penurunan. Kadar estrogen dan progesteron yang
menurun juga mempengaruhi aktivitas osteoblas sebagai pembentuk tulang.
Estrogen membantu penyerapan kalsium ke dalam tulang sehingga wanita yang
mengalami menopause memiliki resiko lebih tinggi terkena osteoporosis.
Kehilangan massa tulang merupakan hal yang fenomenal yang dimulai
sekitar usia 40 tahun dan meningkat pada wanita postmenopause. Kehilangan
massa tulang rata-rata 2% setiap tahun. Pada tahun-tahun awal setelah
menopause, kehilangan massa tulang berlangsung sangat cepat dan resiko
jangka panjang terjadinya patah tulang meningkat (Kasdu 2004).
Secara kumulatif, wanita akan kehilangan 40%-50% kehilangan massa
tulang selama hidupnya, sedangkan laki-laki hanya kehilangan 20%-30%.

11

Dengan demikian, wanita lebih beresiko menderita osteoporosis dan patah tulang
(kasdu 2004). Penelitian Marga (2007) ditemukan bahwa, pada usia lanjut 75-78
tahun sering ditemukan osteoporosis, dan pada golongan ini wanita lebih banyak
dibanding laki-laki.
Atrofi vagina
Penurunan hormon estrogen menyebabkan jaringan lapisan vagina
menjadi tipis dan sekresi atau lendir pada vagina mulai menurun sehingga saat
berhubungan seks akan timbul rasa nyeri. Atrofi vagina terjadi karena sekresi
vagina menjadi berkurang setelah menopause. Selain itu, dinding vagina menjadi
tipis dan elastisitasnya berkurang dan menjadi lebih pendek serta lebih rendah,
akibatnya

menjadi

tidak

nyaman

dan

nyeri

selama

aktivitas

seksual.

Penyempitan vagina terjadi 3-6 bulan setelah menopause dan gejalanya
dirasakan dalam 5 tahun menopause (Shimp & Smith 2000; Kasdu 2004).
Insomnia
Pada wanita menopause, kadar serotonin (salah satu neurotransmitter)
menurun sebagai akibat jumlah estrogen yang minim. Serotonin berperan dalam
mempengaruhi suasana hati seseorang dan aktivitas tidur. Sehingga bila kadar
serotonin menurun akan mudah depresi dan sulit tidur. Konsumsi makanan tinggi
karbohidrat dapat membantu mengatasi masalah sulit tidur. Hal tersebut karena
makanan tinggi karbohidrat tertentu banyak mengandung protein, terutama asam
amino triptofan yang berfungsi meningkatkan serotonin otak. Makanan tinggi
karbohidrat juga menimbulkan panas sebagai hasil dari proses pencernaan dan
metabolisme yang dapat membuat orang mengantuk.
Gangguan psikis dan emosi
Masa menopause sering diiringi oleh rasa gelisah, cemas, mudah
tersinggung, dan tegang. Selain itu, sering timbul perasaan tertekan, sedih,
malas, emosi yang meluap, mudah marah, merasa tak berdaya, dan mudah
menangis. Penurunan kadar hormon juga menyebabkan meningkatnya rasa
cemas yang tak beralasan karena reseptor estrogen yang terdapat pada bagian
otak yang disebut amigdala berespon terhadap penurunan hormon estrogen.
Selain itu, hormon estrogen berfungsi mengatur memori, daya persepsi, dan
suasana hati.

12

Keluhan lain yang umum terjadi selama menopause adalah sakit kepala,
bengkak, dan infeksi saluran kemih. Kondisi tersebut bersifat individual dan tidak
semua wanita menopause mengalaminya. Beberapa keluhan psikologis yang
merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
1. Ingatan menurun
Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun
sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat.
2. Kecemasan
Kecemasan yang timbul sering di hubungkan dengan adanya kekhawatiran
dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah di khawatirkan.
3. Mudah tersinggung
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah
tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak
mengganggu ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka
wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung
dalam dirinya.
4. Stress
Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas,
termasuk para usia lanjut menopause. Ditingkat psikologis, respon orang
terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan, sebagaimana perbedaan
suasana hati dan emosi.
5. Depresi
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan
kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk
memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan
karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi
masa tuanya.
Gambaran diri
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar
dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran dan
bentuk, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh. Gambaran diri merupakan
sesuatu yang dinamis sebab terus-menurus berubah dengan persepsi
pengalaman yang baru, yang merupakan sasaran atau pelindung penting dari
perasaan-perasaan seseorang, kecemasan dan nilai-nilai (Stuart 2007).

13

Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan
penuaan memiliki efek penampakan yang lebih besar terhadap tubuh
dibandingkan aspek lainnya dari konsep diri. Perubahan ini bergantung pada
kematangan fisik. perubahan hormonal yang terjadi pada masa remaja dan akhir
tahun kehidupan juga mempengaruhi gambaran diri (seperti menopause).
Penuaan mencakup penurunana ketajaman penglihatan, pendengaran, dan
mobilitas, yang dapat mempengaruhi gambaran diri (Kozier et al. dalam Marga
2007).
Kecemasan
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini
tidak memiliki objek yang spesifik. Penyebab kecemasan dapat dipahami melalui
berbagai teori psikoanalisis dimana Sigmund Freud mengidentifikasi kecemasan
sebagai konflik emosional dua kepribadian, yaitu id dan superego. Id mewakili
golongan insting dan impuls primitif sedangkan superego mencerminkan hati
nurani dan dikendalikan oleh norma budaya (Stuart 2007).
Kajian biologis menyebutkan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiazepine, obat-obat yang meningkatkan neoregulator inhibisi asam
gama aminobutirat (GABA) yang berperan penting dalam metabolisme biologis
yang berhubungan dengan kecemasan. Se