Keragaan Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik dan Status Gizi pada Wanita Menopause

RINGKASAN
TINA RAHMAWATI. Keragaman Konsumsi Pangan, Aktivitas Fisik dan Status Gizi
pada Wanita Menopause. (Di bawah bimbingan EMMA S. WIRAKUSUMAH dan
BUD1 SETIAWAN).
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh keragaman
konsumsi pangan dengan tingkat kecukupan zatizat gizi serta pengaruh tingkat
kecukupan energi dan aktivitas fisik dengan status gizi pada wanita menopause.
Tujuan khususnya adalah : 1) Mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, pengetahuan
gizi dan pengeluaran konsumsi dengan keragaman konsumsi pangan pada wanita
menopause, 2) Mengetahui pengaruh keragaman konsumsi pangan dengan tingkat
kecukupan zat-zat gizi pada wanita menopause, 3) Mengetahui pengaruh tingkat
kecukupan energi dan aktivitas fisik dengan status gizi pada wanita menopause, 4)
Mengetahui keluhan-keluhan pra menopause d m penyakit pasca menopause.
Penelitian ini dilakukan di Desa Pasir Jaya Kecamatan Bogor Barat
Kotamadya Bogor. Penelitian dilakukan mulai bulan Juni sampai dengan Juli 2000.
Penarikan contoh dilakukan secara acak sederhana dengan kriteria unit contoh wanita
menopause usia 50 -59 tahun.
Data yang dikumpulkan meliputi data primer yang berupa identitas contoh,
pengetahuan gizi contoh, data konsumsi pangan, status kesehatan d m aktivitas fisik.
Data primer yang diperoleh diolah secara deskriptif dan statistik. Secara deskriptif
data diolah dengan tabulasi frekuensi dan tabulasi silang. Secara statistik data diolah

dengan Uji Regresi Linear Sederhana dan Berganda. Data konsumsi pangan dan
aktivitas fisik diperoleh dengan recall 2 x 24 jam. Pengetahuan gizi dikategorikan
menjadi 3 kelompok yaitu baik (skor > 80%), sedang (skor 60 - 80%) dan kurang
(skor < 60%). Keragaman konsumsi pangan dikelompokkan menjadi 3 kriteria yaitu
rendah (skor < 4), sedang (skor 4 - 6) dan tinggi (skor > 6). Tingkat kecukupan zatzat gizi dikelompokkan menjadi 3 yaitu sangat kurang (< 65), kurang (65 - 85) dan
mendekati kecukupan (> 85). Tingkat kecukupan energi dikelompokkan menjadi
defisiensi tingkat berat (< 70% angka kecukupan), defisiensi tingkat sedang (70 79% angka kecukupan), defisiensi tingkat rendah (80 - 89% angka kecukupan),
normal (90 - 119% angka kecukupan) dan di atas kecukupan (2 120% angka
kecukupan).
Karakteristik contoh terdiri dari jenis pekerjaan, tingkat pendidikan,
pengetahuan gizi, pengeluaran konsumsi pangan, keragaman konsumsi pangan,
tingkat kecukupan zat-zat gizi, aktivitas fisik, status gizi, keluhan pra menopause dan
penyakit pasca menopause. Pada penelitian ini sebagian besar contoh bekerja sebagai
ibu rumah tangga (98,33%). Sebagian besar tingkat pendidikan contoh adalah tidak
sekolah dan SD (58,3%) sedangkan sebagian kecil mempunyai tingkat pendidikan Dl
dan S1(5,0%). Sebagian besar contoh mempunyai pengetahuan gizi yang masih
rendah (61,7%). Rata-rata pengeluaran konsumsi pangan contoh sebesar Rp.
89.138,89,- dan sebagian besar mempunyai pengeluaran konsumsi pangan kurang
dari Rp. 80.000,- (55,0%). Keragaman konsumsi pangan sebagian besar contoh
masih rendah (73,3%). Persentase terbesar dari tingkat kecukupan zat-zat gizi contoh


masih sangat kurang (48,3%). Tingkat kecukupan energi contoh sebagian besar
berada pada defisiensi tingkat berat (76,76%).
Rata-rata aktivitas fisik yang
dilakukan contoh sebesar 1.840,49 Kal. Sebagian besar contoh mempunyai status
gizi baik (50,0%). Pada contoh keluhan pra menopause yang paling banyak terjadi
adalah keluhan pegal-pegal (31,7%) sedangkan penyakit pasca menopause yang
paling banyak dialami contoh adalah rematik (25,0%).
Hasil peneiitian rnenunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif
terhadap keragaman konsumsi pangan pada a = 0,05 sedangkan pengetahuan gizi dan
pengeluaran konsumsi pangan belum ada pengaruhnya. Tingkat pendidikan,
pengetahuan gizi dan pengeluaran konsumsi pangan dapat menjelaskan keragaman
konsumsi pangan sebesar 14,2%. Keragaman konsumsi pangan berpengaruh positif
terhadap tingkat kecukupan zat-zat gizi pada a = 0,01 dan 68,5% tingkat kecukupan
zat-zat gizi dapat dijelaskan oleh keragaman konsumsi pangan. Tingkat kecukupan
energi belum ada pengaruhnya terhadap status gizi sedangkan aktivitas fisik
berpengaruh positif terhadap status gizi pada a = 0,Ol. Tingkat kecukupan energi
dan aktivitas fisik dapat menjelaskan status gizi sebesar 24,6%.