Pengaruh EPS, Arus Kas dan Penjualan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, Eugene F dan Houston, Joel F (2006). Dasar-dasar Manajemen

Keuangan. Buku 1. Edisi Kesepuluh. Jakarta : Salemba Empat.

Bursa Efek Indonesia, 2008. Laporan Keuangan Tahun 2008/LKT Desember

2008_Audit.www.idx.co.id, diakses tanggal 17 Oktober 2012.

Erlina dan Sri Mulyani (2007). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan

Manajemen. Cetakan Pertama. Medan : USU Press.

Giri, Efraim Ferdian (2014). Serial, Teori, Soal dan Solusi Akuntansi Keuangan I. Edisi Pertama. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Nasional. Yogyakarta.

Grant Stewart (2005). Sukses Manajemen Penjualan. Cetakan Pertama. Jakarta : Erlangga.

Harahap, Sofyan Syafri (2012). Teori Akuntansi. Edisi Revisi. Cetakan Kelima. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia (2009). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Imam Ghozali (2009). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan IV. Edisi 1. Semarang : Badang Penerbit Universitas Diponegoro.

John J Wild, dkk (2005). Financial Statement Analysis. Buku 1, Edisi Kedelapan. Jakarta : Salemba Empat.

Lukman Syamsuddin (2007). Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Muhammad Nisfiannoor (2009). Pendekatan Statistika Modern. Edisi Terbaru. Jakarta : Salemba Humanika.

Romney, Marshall B dan Steinbart, Paul John (2006). Accounting Information

System. Buku 1. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Smith, Jay M & K. Fred Skousen (2012). Intermediate Accounting

Comprehensive Volume, Eight Edition, Penerjemah Nugroho Widjajanto. Akuntansi Intermediate, Volume Komprehensif. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Sugiyono (2010). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedelapan. Bandung : CV Alfabeta.


(2)

Van Horne, James C. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Buku Dua Edisi IX. Jakarta : Salemba Empat

Weston, J. Fred dan Brigham, Eugene F (2007). Dasar-dasar Manajemen


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan penelitian yaitu pendekatan asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian ini maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala. (Sugiyono, 2010: 11).

3.2. Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional adalah petunjuk bagaimana suatu variabel diukur atau untuk mengetahui baik buruknya suatu penelitian dan untuk mempermudah pemahaman dalam membahas penelitian. Defenisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. EPS (Earning per Share) sebagai variabel bebas (X1) merupakan laba yang

diperoleh perusahaan per lembar saham sebagai alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu. EPS (Earning per

Share) dihitung dengan rumus :

Laba Bersih Laba Per Lembar Saham (EPS) =


(4)

2. Arus Kassebagai variabel bebas (X2) yang diukur dengan nilai arus kas bersih

(net cashflow)dari arus kas yang diambil dari laporan arus kas.

3. Penjualan sebagai variabel bebas (X3) yang diukur dengandata penjualan

bersih (net sales) dari laporan Laba Rugi.

4. Harga saham merupakan variabel terikat (Y) yaitu harga saham yang terjadi di bursa yakni harga saham penutupan (closing price) yang terbentuk pada perdagangan saham.

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini menggunakan data empiris yang dilaksanakan melalui tempat / media perantara dengan melakukan browsing pada situs resmi Bursa Efek Indonesia mengenai perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 yaitu www.idx.co.id..

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian direncanakan pada bulan Juli 2015 sampai dengan Oktober 2015. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3-1

Rincian dan Waktu Penelitian No Jenis Kegiatan

Tahun 2015

Juli Agustus September Oktober 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pengajuan Judul

2. Penyusunan Proposal 3. Seminar Proposal 4. Penulisan Skripsi 5. Bimbingan Skripsi


(5)

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2010: 72) menjelaskan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti umtuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode waktu 2010- 2014yang berjumlah 23 perusahaan.

2. Sampel Penelitian

Erlina dan Sri Mulyani (2007: 74) menjelaskan bahwa ”Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan yang terdaftar di BEI yang dipilih dengan menngunakan beberapa kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam penentuan sampel ini adalah:

1. Perusahaan otomotif tersebut tidak mengalami delisting pada tahun 2010- 2014,

2. Menerbitkan dan mempublikasikan laporan keuangan yang lengkap dan audited selama tahun 2010- 2014

Adapun ke 23 perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode waktu 2010-2014dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel III-2 Populasi Penelitian


(6)

No Kode

Perusahaan Nama Perusahaan

Kriteria

Ket.

1 2 3

1 AUTO PT. Astra Otoparts, Tbk 1

2 LPIN PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk 2

3 GJTL PT. Gajah Tunggal, Tbk 3

4 GDYR PT. Goodyear Indonesia, Tbk 4

5 NIPS PT. Nipress, Tbk 5

6 TRSN PT. Trias Sentosa, Tbk -

7 HEXA PT. Hexindo Adiperkasa, Tbk - 6

8 INDS PT. Indospring, Tbk - 7

9 TLBP PT. Total Bangun Persada, Tbk - - -

10 INTA PT. Intraco Penta, Tbk - -

11 MASA PT. Multistrada Arah Sarana Tbk 8

12 TRST PT. Tigaraksa Satria, Tbk - - -

13 PRAS PT. Prima Alloy Steel Universal,Tbk 9

14 SMSM PT. Selamat Sempurna, Tbk - -

15 PLCI PT. Polychem Indonesia, Tbk - -

16 SUGI PT. SugihEnergy, Tbk - -

17 ASTI PT. Astra International, Tbk - -

18 TURI PT. Tunas Ridean, Tbk - -

19 CNOG PT. Central Omega, Tbk - - -

20 UNTR PT. United Tractors, Tbk - -

21 CNMP PT. Citra Nusaphala, Tbk - - -

22 RODA PT. Royal Oak Asia, Tbk - -

23 IMAS PT. Indomobil Sukses Internasional,Tbk - - - Sumber : Data Diolah.

Berdasarkan kriteria yang ada pada teknik penentuan sampel tersebut, maka sampel yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini adalah 9 sampel perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010- 2014yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel III-3 Sampel Penelitian

NO NAMA PERUSAHAAN

1 PT. Astra Otoparts, Tbk 2 PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk 3 PT. Gajah Tunggal, Tbk 4 PT. Goodyear Indonesia, Tbk 5 PT. Nipress, Tbk

6 PT. Indospring, Tbk


(7)

9 PT. Selamat Sempurna, Tbk Sumber : Data Diolah.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan kebutuhan, penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan cara yaitu studi dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen yang terkait dengan masalah atau data penelitian seperti laporan keuangan perusahaan dan lain-lain yang diperoleh dari internet dengan situs resmi Bursa Efek Indonesia

3.6. Teknik Analisis Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif, yaitu metode statistik yang digunakan untuk mengumpulkan, meringkas, menyajikan dan mengdeskriptifkan data sehingga dapat memberikan informasi yang berguna. Muhammad Nisfiannoor (2009: 4) menjelaskan bahwa “Data yang disajikan dalam statistika deskriptif biasanya dalam bentuk ukuran pemusatan data (mean, median, dan modus), ukuran penyebaran data (standar deviasi dan varians), tabel, serta grafik (histogram, pie dan bar)”. Adapun variabel yang akan diteliti dengan statistik deskriptif dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS), arus kas dan penjualan terhadap harga saham.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik untuk mengetahui model penelitian layak atau tidak, maka harus memenuhi syarat asumsi klasik yaitu :


(8)

Imam Ghozali(2005: 86) menjelaskan bahwa “Uji normalitas residual digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas, variabel terikat, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak”. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji ini dilakukan melalui analisis Kolmogorov Smirnov.

b.Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi variabel bebas. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas. Imam Ghozali(2005: 86) menjelaskan bahwa “Uji ini menggunakan kriteria Variance Inflation Factor (VIF) dengan ketentuan bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinearitas yang serius sebaliknya bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius”. c.Uji Heteroskedastisitas

Imam Ghozali(2005: 87) menjelaskan bahwa “Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dapat menggunakan Uji Gletjser Test.

d. Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis Durbin Watson (DW) test. Pengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dl dan du untuk K = jumlah variabel bebas dan n = jumlah sampel. Jika nilai DW berada diantara nilai du


(9)

hingga (4-du), berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi. Adapun kriteria dalam penentuan autokorelasi adalah sebagai berikut :

1. Jika Dw < Dl atau Dw > 4-Dl maka terdapat autokorelasi.

2. Jika Du < Dw < 4-Du maka tidak terjadi autokorelasi (Non Autokorelasi). 3. Jika Dl < Dw < Du atau 4-Du < Dw < 4-Dl maka status autokorelasi tidak

dapat dijelaskan (inconclusive). 3. Analisis Regresi Berganda

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Regresi Berganda dengan menggunakan rumus :

Y = a +b1X1+ b2X2+ b3X3 +e

Keterangan :

Y = Harga Saham.

X1 = Earning Per Share (EPS)

X2 = Arus Kas

X3 = Penjualan

a = Konstanta

b1,2 = Koefisien Regresi

e = Epsilon atau variabel pengganggu

Pengujian model regresi berganda ini digunakan untuk mengetahui pengaruh positif atau negatif dari masing-masing variabel bebas X1, X2dan X3

terhadap variabel terikat Y. 4.Pengujian Hipotesis

a. Secara Parsial dengan menggunakan Uji t

Pengujian ini untuk menguji variabel bebas (X) apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y), bentuk pengujian :


(10)

H0 : X1, X2 = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas

(X1, X2dan X3) terhadap variabel terikat (Y).

H1 : X1, X2≠ 0, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas (X1,

X2dan X3) terhadap variabel terikat (Y).

Selanjutnya dilakukan uji signifikan dengan membandingkan tingkat signifikansi (alpha) 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k) dari thitung yang

diperoleh dengan kriteria sebagai berikut : Jika thitung≥ ttabel , maka H0 ditolak

Jika thitung≤ ttabel , maka H0 diterima

Kriteria pengujian yaitu Ha diterima apabila thitung> ttabel yang dapat

digambarkan sebagai berikut :

Daerah Daerah

Terima H0 Tolak H0

Gambar III.1 Kriteria Pengujian Hipotesis (Uji t) b. Secara Simultan dengan menggunakan Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah adapengaruh

Earning Per Share (EPS), arus kas dan penjualan secara

bersama-sama terhadap harga sahampada perusahaan otomotif yang ada di Bursa Efek Indonesia, bentuk pengujian :


(11)

H0 : X1, X2dan X3 = 0, tidak terdapat pengaruh Earning Per Share

(EPS), arus kas dan penjualan secara bersama-sama terhadap harga sahampada perusahaan otomotifyang ada di Bursa Efek Indonesia. H1 : X1, X2dan X3 ≠ 0, terdapat pengaruh Earning Per Share (EPS),

arus kas dan penjualansecara bersama-sama terhadap harga sahampada perusahaan otomotif yang ada di Bursa Efek Indonesia. Nilai Fhitung nantinya akan dibandingkan dengan nilai Ftabel dengan

tingkat signifikansi (alpha) 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k) dari Fhitung yang diperoleh dengan kriteria sebagai berikut :

Jika Fhitung> Ftabel , maka H0 ditolak

Jika Fhitung< Ftabel , maka H0 diterima

Kriteria pengujian yaitu Ha diterima apabila thitung> ttabel yang

dapat digambarkan sebagai berikut :

Daerah Daerah

Terima H0 Tolak H0

Gambar III.2 Kriteria Pengujian Hipotesis (Uji F) Keterangan :

Fhitung = Hasil perhitungan korelasi Earning Per Share (EPS), arus kas

dan penjualanterhadap harga saham Ftabel = Nilai F dalam F tabel berdasarkan n


(12)

5. Uji Koefisien Determinasi (R )

Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan besarnya presentase pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh semua variabel bebas (secara simultan) didalam model regresi terhadap nilai variabel terikat dapat diketahui dengan analisis varians. Alat statistik yang dapat digunakan adalah Analysis of Variance (ANOVA). Hasil perhitungan R2 yaitu diantara nol dan satu dengan ketentuan. Nilai R2 yang semakin kecil (mendekati nol) berarti semakin kecil pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel terikat atau semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel terikat. Sebaliknya, nilai R2 yang semakin besar (mendekati satu) berarti semakin besar pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel terikat atau semakin besar kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel terikat.

Koefisien Determinasi, untuk melihat besarnya kontribusi pengaruh variabel bebas dan variabel terikat dapat dihitung dengan rumus


(13)

4.1. Hasil Penelitian

Dari pengumpulan data yang dilakukan, maka data-data tentang EPS, arus kas, penjualan dan harga saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2014dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV-1

Data EPS Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2014

No Kode

Perusahaan

EPS

2011 2012 2013 2014

1 AUTO 261 273 209 181

2 LPIN 533 781 403 (194)

3 GJTL 196 325 35 77

4 GDYR 50 160 110 70

5 NIPS 892 1.078 470 340

6 INDS 551,69 422,80 279,62 193,02

7 MASA 114 300 400 60

8 PRAS 3,3 26,5 18,8 16,2

9 SMSM 147 162 214 271

Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa nilai EPS terendah ada pada PT. Multi Prima Sejahtera, Tbksebesar Rp. -194 pada tahun 2014 dan nilai EPS tertinggi ada pada PT. Indospring, Tbksebesar Rp. 551,69pada tahun 2011.


(14)

Tabel IV-2

Data Arus Kas Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2014

No Kode Perusahaan

Arus Kas

2011 2012 2013 2014

1 AUTO 180.976 243.,646 (282.288) (119.105)

2 LPIN (43.977) 244 19.920 (2.322)

3 GJTL (436.834) 693.170 92.887 (234.180)

4 GDYR 82.705.612 (6.694.795) 2.776.128 262.468 5 NIPS (2.765.457) (5.129.729) (5.358.646) (4.317.783) 6 INDS 1.495.944 17.150.589 (19.668.116) 96.948.911

7 MASA 61.689 (69.066) 21.659 13.182

8 PRAS 40.536 (41.865) 15.242 (3.995)

9 SMSM 4.708 (4.936) 5.625 (5.289)

Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa jumlah arus kas terendah ada pada PT. Indospring, Tbk sebesar Rp. -19.668.116 pada tahun 2013 dan jumlah arus kas tertinggi ada pada PT. Goodyear Indonesia, Tbk sebesar Rp. 82.705.612 pada tahun 2011.

Tabel IV-3

Data Penjualan Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2014

No Kode Perusahaan

Penjualan

2011 2012 2013 2014

1 AUTO 5.337.720 5.265.798 6.255.109 7.363.659

2 LPIN 59.249 58.088 59.519 62.958

3 GJTL 7.963.473 7.936.432 9.853.904 11.841.396 4 GDYR 1.088.862 1.244.519 1.292.819 1.736.088

5 NIPS 480.458 279.929 400.895 579.224

6 INDS 963.198 720.229 1.027.120 1.234.986 7 MASA 1.333.604 1.691.475 2.006.840 2.861.930

8 PRAS 410.673 161.201 74.974 330.447

9 SMSM 1.353.586 1.374.652 1.561.787 1.807.891 Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa jumlah penjualan terendah ada pada PT. Multi Prima Sejahtera, Tbk sebesar Rp.


(15)

58.088pada tahun 2012 dan jumlah penjualan tertinggi ada pada PT. Gajah Tunggal, Tbk sebesar Rp. 9.853.904 pada tahun 2013.

Tabel IV-4

Data Harga Saham Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2014

No Kode

Perusahaan

Harga Saham

2011 2012 2013 2014

1 AUTO 3.500 5.750 13.950 3.400

2 LPIN 1.100 1.100 3.125 2.200

3 GJTL 200 425 2.300 3.000

4 GDYR 5.000 9.600 12.500 9.550

5 NIPS 1.490 1.450 3.975 4.000

6 INDS 1.200 1.250 10.500 3.500

7 MASA 140 205 330 500

8 PRAS 120 119 93 132

9 SMSM 650 750 1.070 1.360

Berdasarkan data tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa jumlah harga saham terendah ada pada PT. Prima Alloy Steel Universal, Tbk sebesar Rp. 93pada tahun 2013 dan jumlah harga saham tertinggi ada pada PT. Astra Otoparts, Tbk sebesar Rp. 13.950 pada tahun 2013.

4.1.1. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 16 dimana dalam penghitungannya harus dilakukan input data yaitu jumlah EPS, arus kas dan penjualan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif. Setelah input data dilakukan maka selanjutnya dilakukananalisis data secara deskriptif mengenai kondisi masing-masing variabel penelitian.


(16)

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum dan standar deviasi.

Tabel IV-5 Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EPS 36 -179.29 2953.31 518.6414 678.92115

Arus Kas 36 -19668116.00 96948911.00 4376520.9167 21625273.31102

Penjualan 36 58088.00 11841396.00 2446519.2222 3101511.82320

Harga Saham 36 93.00 13950.00 3042.6111 3704.95718

Valid N (listwise) 36

Variabel EPS mempunyai rata-rata sebesar518,6414.EPS merupakan jumlah laba yang diterima para investor sebagai imbal hasil saham dalam setiap lembar saham yang dimiliki.Variabel arus kas mempunyai rata-rata sebesar 21625273.31102. Arus kas merupakan jumlah saldo bersih dari arus kas masuk terhadap arus kas keluar yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.

Variabel penjualan mempunyai rata-rata sebesar3101511,82320. Penjualanmerupakan aktivitas operasional yang sangat penting bagi perusahaan dalam upaya memasarkan produk atau jasa agar operasional perusahaan dapat berlanjut. Variabel harga saham mempunyai rata-rata sebesar3704,95718.adapun harga saham merupakan besarnya nilai per lembar saham suatu perusahaan yang diukur dengan harga tutup saham (closing price).


(17)

4.1.2. Analisis RegresiSederhana

Adapun regresi sederhana yang dipergunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara satu persatu terhadap variabel terikat. 1. Regresi Serderhana Pengaruh EPSterhadap Harga Saham

Tabel IV-6 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF

1 (Constant)

855.625 503.074 1.701 .098

EPS

4.217 .594 .773 7.098 .000 1.000 1.000

a Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan pada tabel IV-6 dapat dilihat koefisien untuk persamaan regresi sederhana dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut :

Y= 855.625 +4.217X1

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Angka konstanta sebesar 855.625menunjukkan bahwa harga saham akan bernilai 855.625jika semua variabel independen dianggap konstan.

b. Variabel EPS memiliki nilai koefisien sebesar 4.217. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel EPSnaik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akanmeningkatkanharga sahamsebesar 4.217. (421,7 ).


(18)

2. Regresi Serderhana Pengaruh Arus Kasterhadap Harga Saham

Untuk mengetahui pengaruh antara arus kas terhadap harga saham berikut akan disajikan hasil perhitungan regresi serderhana pengaruh arus kas terhadap harga saham dengan bantuan program SPSS versi 16.

Tabel IV-7 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF

1 (Constant)

3039.824 639.564 4.753 .000

Arus Kas

6.368 .000 .004 .022 .983 1.000 1.000

a Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan pada tabel IV-7 dapat dilihat koefisien untuk persamaan korelasi sederhana dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut :

Y = 3039.824 +6.368X2

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Angka konstanta sebesar 3039.824menunjukkan bahwa harga saham akan bernilai 3039.824jika semua variabel independen dianggap konstan.

b. Variabel arus kas memiliki nilai koefisien sebesar 6.368. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel arus kasnaik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan harga sahamsebesar 6.368. (636,8).


(19)

3. Regresi Serderhana Pengaruh Penjualanterhadap Harga Saham

Untuk mengetahui pengaruh antara penjualanterhadap harga saham berikut akan disajikan hasil perhitungan regresi serderhana pengaruh penjualan terhadap harga saham dengan bantuan program SPSS versi 16.

Tabel IV-8 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF

1 (Constant)

2766.482 798.734 3.464 .001

Penjualan

1.129 .000 .004 .553 .584 1.000 1.000

a Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan pada tabel IV-8 dapat dilihat koefisien untuk persamaan korelasi sederhana dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut :

Y = 2766.482+1.129X3

Berdasarkan persamaan regresi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

c. Angka konstanta sebesar 2766.482menunjukkan bahwa harga saham akan bernilai 2766.482jika semua variabel independen dianggap konstan.

d. Variabel penjualan memiliki nilai koefisien sebesar 1.129. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel penjualan naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan harga sahamsebesar 1.129. (112,9).


(20)

4.1.3. Uji Analisis RegresiBerganda

Adapun regresi berganda yang dipergunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yang dalam hal ini EPS, arus kas dan penjualansecara serentak terhadap variabel terikat yaitu harga saham.

Tabel IV-9 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF

1 (Constant)

443.925 611.489 .726 .473

EPS 4.295 .597 .787 7.193 .000 .988 1.012

Arus Kas -9.638 1.877 -.056 -.513 .611 .986 1.014

Penjualan 1.688 1.306 .141 1.293 .205 .990 1.010

a Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan pada tabel IV-9dapat dilihat koefisien untuk persamaan regresi dari penelitian ini, yang dapat disusun dalam persamaan matematis sebagai berikut :

Y = 443.925 +4.295X1 -9.638X2+ 1.688 X3

Berdasarkan persamaan korelasi di atas dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

a. Angka konstanta sebesar443.925menunjukkan bahwa harga sahamakan bernilai 443.925jika semua variabel independen dianggap konstan.

b. Variabel EPS memiliki nilai koefisien sebesar 4.295. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel EPSnaik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkan harga sahamsebesar 4.295 (429,5).


(21)

c. Variabel arus kas memiliki nilai koefisien sebesar -9.638. Hal ini menggambarkan bahwa jika variabel arus kasnaik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkanharga saham sebesar 9.638(963,8). d. Variabel penjualan memiliki nilai koefisien sebesar 1.688. Hal ini

menggambarkan bahwa jika variabel penjualan naik satu satuan, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan meningkatkanharga saham sebesar 1.688(168,8).

4.1.4. Uji Hipotesis

1. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji-t). a. Uji Parsial EPSterhadap Harga Saham

Uji-t pada dasarnya menunjukkan seberapa besar pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut hasil perhitungan uji hipotesis secara parsial atau satu persatu variabel bebas yaitu EPS dengan variabel terikat harga saham dengan bantuan program SPSS versi 16.

TabelIV-10 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF 1 (Constant)

855.625 503.074 1.701 .098

EPS

4.217 .594 .773 7.098 .000 1.000 1.000


(22)

Harga t hitung yang ada selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5 % uji dua pihak dan dk = n – 2 = 34, maka diperoleh t tabel = 2,042(t tabel terlampir). Adapun kriteria penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut :

Ho (Hipotesis Nol) :  = 0 (tidak ada pengaruh) Ha (Hipotesis Alternatif) : ≠ 0 (ada pengaruh)

Tabel IV-10untuk variabel EPS, nilai t hitung 7.098 > t tabel 2,042maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya bahwa variabel EPSberpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan nilai signifikan diperoleh nilai 0,00 yang bila dibandingkan dengan nilai  yaitu 0,05 menunjukkan 0,00< 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel EPSberpengaruh terhadap harga saham.

b. Uji Parsial Arus Kasterhadap Harga Saham

Berikut hasil perhitungan uji hipotesis secara parsial atau satu persatu variabel bebas yaitu arus kas dengan variabel terikat harga saham dengan variabel terikat degan bantuan program SPSS versi 16.

TabelIV-11 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF 1 (Constant)

3039.824 639.564 4.753 .000

Arus Kas

6.368 .000 .004 .022 .983 1.000 1.000


(23)

Tabel IV-11 untuk variabel arus kas, nilai t hitung 0.022< t tabel 2,042maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa variabel arus kas tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan nilai signifikan diperoleh nilai 0,983 yang bila dibandingkan dengan nilai  yaitu 0,05 menunjukkan 0,983> 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel arus kas tidak berpengaruh terhadap harga saham.

c. Uji Parsial Penjualanterhadap Harga Saham

Berikut hasil perhitungan uji hipotesis secara parsial atau satu persatu variabel bebas yaitu penjualan dengan variabel terikat harga saham dengan variabel terikat degan bantuan program SPSS versi 16.

TabelIV-12 Coefficients(a)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Colinearity Statistics

B Std. Error Beta

Tolerance VIF 1 (Constant)

2766.482 798.734 3.464 .001

Penjualan

1.129 .000 .004 .553 .584 1.000 1.000

a Dependent Variable: Harga Saham

Tabel IV-12 untuk variabel penjualan, nilai t hitung 0.553< t tabel 2,042maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa variabel penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan nilai signifikan diperoleh nilai 0,983 yang bila dibandingkan dengan nilai  yaitu 0,05 menunjukkan 0,584> 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham.


(24)

2. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji-F).

Setelah dilakukan pengujian untuk koefisien determinasi, maka akan dilakukan pengujian apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji yang dilakukan adalah dengan menggunakan Uji-F. Berikut ini merupakan hasil perhitungan Uji-F dengan bantua program SPSS versi 16.

TabelIV-13 ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression

298511891.469 3 99503963.823 17.503 6.618a

Residual 181922877.087 32 5685089.909

Total 480434768.556 35

a. Predictors: (Constant), Penjualan, EPS, Arus Kas

b. Dependent Variable: Harga Saham

TabelIV-13menunjukkan bahwa F hitung adalah sebesar17.503 >F tabel9,55 yang artinya bahwa variabel EPS, arus kas dan penjualansecara serempak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara signifikan diperoleh nilaitaraf signifikan sebesar 6,618 yang bila dibandingkan dengan nilai

 yaitu 0,05 menunjukkan 6,618> 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel EPS, arus kas dan penjualansecara serempakberpengaruh terhadap harga saham.


(25)

4.1.5. Uji Koefisien Determinasi.

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Berikut ini merupakan hasil perhitungan Uji Determinasi dengan bantuan program SPSS versi 16.

Tabel IV-14 Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

Durbin-Watson R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .788a

.621 .586 2384.34266 .621 17.503 3 32 .000 2.206

a. Predictors: (Constant), Penjualan, EPS, Arus Kas

b. Dependent Variable: Harga Saham

Berdasarkan tabel IV-14 dapat dilihat bahwa nilai dari R Square bernilai 0,621dapat disimpulkan bahwa sebesar 62,1 % harga saham dipengaruhi oleh EPS, arus kas dan penjualansedangkan 37,9 % lagidipengaruhi oleh variabel yang lain, selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

4.2. Pembahasan

Hasil pengujian statistik dengan uji-t untuk variabel EPS, nilai t hitung 7.098 > t tabel 2,042maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya bahwa variabel EPS berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan nilai signifikan diperoleh nilai 0,00 yang bila dibandingkan dengan nilai  yaitu 0,05


(26)

menunjukkan 0,00< 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel EPS berpengaruh terhadap harga saham.

EPS (Earning per Share)berpengaruh terhadap harga saham artinya kenaikan atau penurunan EPS ternyata berdampak pada kenaikan atau penurunan harga saham, hal dapat disebabkan karena peningkatan pada laba perlembar saham perusahaan akan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memberikan imbal, hasil saham kepada para investor dapat selalu ditingkatkan sehingga hal ini akan menambah kepercayaan investor kepada perusahaan yang pada akhirya akan meningkatkan harga saham perusahaan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Lukman Syamsuddin (2007: 66)bahwa : “Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan Earning per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa yang sangat berpengaruh terhadap harga saham perusahaan”.

Hasil pengujian statistik dengan uji-t untuk variabel arus kas, nilai t hitung 0.022< t tabel 2,042maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa variabel arus kas tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan nilai signifikan diperoleh nilai 0,983 yang bila dibandingkan dengan nilai  yaitu 0,05 menunjukkan 0,983> 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel arus kas tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Arus kastidak berpengaruh terhadap harga saham artinya kenaikan atau penurunan arus kas ternyata tidak berdampak pada kenaikan atau penurunan harga saham, hal dapat disebabkan karena peningkatan atau penurunan pada arus kasbersih perusahaan hanya menunjukkan kemampuan perusahaan untuk


(27)

memperoleh kas dari aktivitas perusahaan, sehingga hal ini tidak berkaitan dengan kenaikan atau penurunan harga saham di pasar bursa.

Hal ini sesuai dengan pendapatSofyan Syafri Harahap (2012: 243) menyatakan bahwa : “Laporan arus kas adalah suatu laporan yang bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu”, dimana laporan arus kas hanya menyangkut aktivitas arus kas masuk dan keluar perusahaan saja tanpa berkaitan dengan harga saham perusahaan.

Hasil pengujian statistik dengan uji-t untuk variabel penjualan, nilai t hitung 0.553< t tabel 2,042maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa variabel penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan nilai signifikan diperoleh nilai 0,983 yang bila dibandingkan dengan nilai  yaitu 0,05 menunjukkan 0,584> 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham.

Penjualantidak berpengaruh terhadap harga saham artinya kenaikan atau penurunan penjualanternyata tidak berdampak pada kenaikan atau penurunan harga saham, hal dapat disebabkan karena peningkatan atau penurunan pada penjualanperusahaan hanya menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menjual produk saja, sehingga hal ini tidak berkaitan dengan kenaikan atau penurunan harga saham di pasar bursa.

Hal ini sesuai dengan pendapatGrant Stewart (2005: 97) yang menyebutkan bahwa “Penjualan merupakan aktivitas operasional yang sangat penting bagi perusahaan dalam upaya memasarkan produk atau jasa agar operasional perusahaan dapat berlanjut”, dimana kegiatan penjualan hanya


(28)

menyangkut aktivitas operasional perusahaan tanpa berkaitan dengan harga saham perusahaan.

Hasil pengujian statistik berdasarkan tabel ANOVA dengan uji-F untuk variabel EPS, arus kas dan penjualan, nilai F hitung adalah sebesar17.503 >F tabel 9,55 yang artinya bahwa variabel EPS, arus kas dan penjualan secara serempak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara signifikan diperoleh nilaitaraf signifikan sebesar 6,618 yang bila dibandingkan dengan nilai  yaitu 0,05 menunjukkan 6,618> 0,05 yang artinya bahwa secara signifikan variabel EPS, arus kas dan penjualan secara serempak berpengaruh terhadap harga saham.

EPS, arus kas dan penjualanberpengaruh terhadap harga saham artinya kenaikan atau penurunan EPS, arus kas dan penjualanternyata berdampak pada kenaikan atau penurunan harga saham, hal dapat disebabkan karena peningkatan atau penurunan pada EPS, arus kas dan penjualanperusahaan secara keseluruhan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangannya yang baik, sehingga hal ini sangatpenting bagi semua pihak untuk mengetahui dan memberikankeperayaan kepada perusahaan sehingga hal ini akan memberikan dampak kenaikan pada harga saham perusahaan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Brigham dan Houston (2007:33) yang menyebutkan bahwa : “Umumnya, terdapat korelasi yang tinggi antara EPS, arus kas, dan penjualan, dan ketiganya umumnya juga akan meningkat jika harga saham perusahaan meningkat”.


(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan penulis pada bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh EPS terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Terdapat pengaruh arus kas terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Terdapat pengaruh penjualan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Terdapat pengaruh EPS, arus kas dan penjualan terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

5.2. Saran

Bertitik tolak dari pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan dalam penulisan skripsi ini maka penulis mencoba memberikan saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya peneliti yang melakukan penelitian dengan topik penelitian yang sama, hendaknya dapat menambahkan variabel lain diluar variabel yang ada pada penelitian ini.

2. Sebaiknya pihak perusahaan dapat peningkatan Earning Per Share perusahaan sesuai dengan yang diinginkan para investor dengan berupaya


(30)

memperoleh laba yang lebih maksimal sehingga akan menambah kepercayaan para investor terhadap kinerja keuangan perusahaan sehingga mau menanamkan sahamnya pada perusahaan.


(31)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Harga Saham

1. Pengertian Harga Saham

Banyak sekali komoditas yang diperdagangkan di Pasar Modal yang disebut dengan Surat Berharga. Yang termasuk surat berharga adalah saham, obligasi, klaim, waran, option dan lain-lain. Salah satu yang paling banyak diperdagangkan adalah saham. Menurut Lubis (2008: 157) menyebutkan : “Saham adalah surat berharga yangditerbitkan oleh perusahaan yang go publik. Harga saham ditentukan oleh perkembangan perusahaan penerbitnya (Emitennya)”. Jika perusahaan Emiten mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi dan mampu menyisihkan sebagian dari keuntungannya itu sebagai deviden dengan jumlah yang tinggi. Hal tersebut akan menarik investor (masyarakat) untuk membeli saham perusahaan tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham tersebut meningkat dan akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut di Bursa. Sehingga memungkinkan bagi pemegang saham perusahaan tersebut untuk memperoleh capital gain. Capital gain juga akan mendorong naiknya harga saham di Bursa. Dengan demikian keuntungan perusahaan merupakan faktor penting bagi sebuah saham.

Selain itu Halim (2005: 20) menjelaskan :

Umumnya harga saham berbeda dengan nilai buku saham. Makin sedikit informasi yang dapat diperoleh untuk menghitung harga saham, semakin jauh perbedaan tersebut. Terlalu sedikitnya informasi yang mengalir ke Bursa Efek, maka harga saham tersebut cenderung dipengaruhi oleh tekanan psikologis pembeli dan atau penjual (tindakan yang tidak rasional). Untuk mencegah


(32)

hal tersebut sebaliknya perusahaan selalu memberi informasi yang cukup ke Bursa Efek sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga sahamnya.

Lubis (2008: 59) membagi harga saham pada beberapa jenis yaitu : a. Harga nominal, merupakan nilai yang ditetapkan oleh Emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Sama dengan nilai pari (par value) merupakan nilai yang tertera di lembaran saham tersebut. Emiten bebas menetapkan harga perlembar sahamnya.

b. Harga perdana, harga ini merupakan harga sebelum saham dicatat di Bursa Efek. Setelah bernegosiasi dengan penjamin (underwriter), maka akan diketahui berapa harga saham tersebut akan dijual ke masyarakat. Kemudian penjamin akan membuka counter untuk melakukan saham tersebut. Biasanya untuk menentukan harga perdana ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu : goodwill, kondisi pasar, prospek perusahaan dan lain-lain. Jadi tidak ada patokan khusus mengenai harga perdana. Bila prospek perusahaan tidak baik, tetapi kondisi pasar dalam keadaan bullish, saham Emiten dinilai dengan harga perdana yang tinggi.

c. Agio saham, merupakan selisih antar harga nominal dengan harga perdana saham.

d. Harga pasar, adalah harga jual dari investor satu dengan investor lainnya. Harga terjadi setelah shaam tercatat di Bursa, baik Bursa utama maupun OTC.

e. Harga pembukuan, merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat jam bursa dibuka, atau pada saat dimulainya hari bursa itu. Harga pembuka tadi menjadi harga pasar bila terjadi transaksi pada saat itu.

f. Harga penutup, merupakan harga yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat akhir hari bursa.

g. Harga tertinggi, merupakan harga yang paling tinggi pada suatu hari bursa.

h. Harga terendah, merupakan lawan dari harga tertinggi, bisa untuk mendeteksi transaksi harian, bulanan atau tahunan. i. Harga rata-rata, merupakan harga rata-rata dari harga

tertinggi dan harga terendah.

Dengan demikian data yang diambil dalam penelitian ini adalah data


(33)

menghasilkan laba dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat makro dan mikro, sedangkan fluktuasi harga saham dalam batas-batas tertentu juga dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor yang bersifat makro merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi semua perusahaan atau industri, sedangkan faktor-faktor yang bersifat mikro adalah spesifik dan hanya mempengaruhi perusahaan atau industri tertentu saja. Kedua jenis faktor tersebut akan mempengaruhi tingkat risiko investasi saham. Risiko investasi saham tercermin pada variabilitas pendapatan (return) saham, baik pendapatan saham individual maupun pendapatan saham secara keseluruhan (market return) di pasar modal. Besar kecilnya risiko investasi pada suatu saham dapat diukur dengan varians atau standar deviasi dari pendapatan saham tersebut.

Risiko ini disebut risiko total yang terdiri dari risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis ditentukan oleh besar kecilnya koefisien beta yang menunjukkan tingkat kepekaan harga suatu saham terhadap harga saham secara keseluruhan di pasar. Jenis risiko ini timbul karena faktor-faktor yang bersifat makro dan mempengaruhi semua perusahaan atau industri serta tidak dapat dikurangi walaupun dengan cara diversifikasi. Faktor-faktor tersebut adalah : pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga deposito, tingkat inflasi, nilai tukar valuta asing, dan kebijaksanaan pemerintah di bidang ekonomi.

Selanjutnya risiko tidak sistematis merupakan risiko yang timbul karena faktor-faktor mikro yang dijumpai pada perusahaan atau industri tertentu, sehingga pengaruhnya terbatas pada perusahaan atau industri tersebut.


(34)

Faktor-faktor tersebut nampak antara lain pada : struktur modal, struktur aktiva, dan tingkat likuiditas perusahaan. Tingkat pendapatan yang diharapkan dari investasi saham tergantung pada bagaimana preferensi sikap investor dalam menghadapi risiko. Pada umumnya investor bersifat menghindari risiko, walaupun sebagian ada yang berani mengambil risiko.

Investor yang bersifat menghindari risiko akan lebih suka memilih saham-saham yang memiliki risiko yang lebih kecil dengan tingkat pendapatan tertentu. Sebaliknya investor yang berani mengambil risiko akan cenderung memilih saham-saham yang mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi dengan harapan dapat memperoleh hasil (pendapatan) yang lebih besar. Dengan demikian preferensi investor terhadap risiko yang terkandung pada masing-masing jenis saham akan mempengaruhi volume perdagangan saham yang bersangkutan

Penilaian investor atau calon investor terhadap risiko investasi saham juga akan mempengaruhi harga saham yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena risiko merupakan salah satu unsur dalam penetapan tingkat discount untuk menentukan nilai saham. Jika risiko investasi saham semakin tinggi, semenetara pendapatan saham tetap, maka nilai saham akan semakin rendah sehingga dapat mengakibatkan harga saham turun demikian pula sebaliknya.

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Banyak hal yang mempengaruhi harga saham yang merupakan tolak ukur bagi investor dalam menanamkan modalnya pada suatu perusahaan yang


(35)

dianggap para investor mempunyai prospek yang baik untuk memperoleh kembalian investasi yang besar.

Kinerja keuangan berdasarkan rasio keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat investor untuk menentukan pilihan dalam membeli saham. Bagi perusahaan, menjaga dan meningkatkan kinerja keuangan adalah suatu keharusan agar saham yang sudah diperdagangkan di bursa efek (go public) tetap eksis dan tetap diminati investor. Dalam kondisi krisis moneter yang belum pulih, tentu menimbulkan pertanyaan besar, apakah kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang sudah go public masih dapat memberikan kontribusi yang cukuup besar dalam mempengaruhi harga sahamnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menurut White (2012: 91) yaitu :

a. Emisi scrip

b. Emisi right

c. Konvertibel

Untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan secara satu persatu. a. Emisi scrip

Emisi scrip dibuat apabila suatu perusahaan merasa harga sahamnya

terlalu tinggi. Setiap saham baru memberikan keuntungan sepersepuluh dari dividen saham lama tetapi investor tetap menerima hak saham yang sama seperti sebelumnya. Dengan demikian dalampengertian nyata tidak terjadi penipisan dari kepemilikannya.


(36)

b. Emisi right

Emisi right terjadi bila perusahaan hendak mengumpulkan dana.

Perusahaan menawarkan sahamnya oada satu nilai yang ditentukan dan biasanya lebih murah dari pada harga saham yang berlaku saat ini. Biasanya saham baru berhak atas pembagian dividen yang sama besarnya seperti saham lama, jadi dividen dibagi antara lebih banyak saham, Akibatnya nilai saham lama berkurang bagiannya.

c. Konvertibel

Jalan lain suatu perusahaan dapat mengumpulkan dana adalah dengan menerbitkan konvertibel. Aktiva jenis ini dijual seperti obligasi. Dengan harga saham yang sudah mantap, pembeli berhak untuk menerima pendapatan yang pasti tiap tahunnya sampai konvertibel jatuh tempo, saat pembayaran kembali dilakukan pada par (nominal) yaitu jumlah pembayaran ulang yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Weston dan Brigham (2010 : 26) : “Banyak faktor yang mempengaruhi harga saham yang dapat berdampak pada kenaikan maupun penurunannya, antara lain ; tingkat penjualan, laba bersih, arus kas bersih, laba perlembar saham (EPS), jumlah kas deviden yang diberikan, tingkat profitabilitas, tingkat resiko dan pengembalian”.

Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham menurut Sularso (2013: 25) yaitu :

a. Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date b. Abnormal Return

c. Return Individual

d. Expected Return (Ex Rit)


(37)

g. Informasi

h. Periode Penelitian

Untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan secara satu persatu. a. Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date

Harga saham adalah harga saham yang terjadi di bursa pada saat penutupan (closing price) yang terbentuk pada setiap akhir perdagangan saham. Dengan demikian data yang diambil dalam penelitian ini adalah data closing price untuk masing-masing saham.

b. Abnormal Return

Abnormal Return atau keuntungan di atas normal adalah selisih antara

tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Abnormal return ini bisa bernilai positif ataupun negatif. c. Return Individual

Return individual adalah tingkat keuntungan harian untuk masing-masing

saham. Return individual ini merupakan persentase dari harga saham pada saat ini dibagi harga saham pada saat sebelumnya.

d. Expected Return (Ex Rit)

Expected return adalah tingkat keuntungan yang diharapkan untuk

masing-masing saham. Tingkat keuntungan yang diharapkan dapat dihitung berdasarkan model keseimbangan atau Capital Asset Pricing

Model menyatakan bahwa keuntungan yang diharapkan dari saham adalah


(38)

e. Return Pasar

Return pasar adalah tingkat keuntungan seluruh saham yang terdaftar di

Bursa. Return pasar diwakili oleh IHSG. IHSG menunjukkan indeks harga saham dari seluruh saham yang listed di Bursa.

f. Risk Free (Rf)

Risk free merupakan tingkat keuntungan bebas risiko yang diperoleh

dengan menggunakan rata-rata tingkat bunga deposito 1 bulanan dari bank-bank umum. Untuk mendapatkan Rf harian, dapat dihitung dengan membagi tingkat bunga deposito 1 bulanan dengan 360 hari (1 tahun diasumsikan 360 hari).

g. Informasi

Informasi adalah semua bentuk pemberitaan baik di dalam pasar modal maupun di luar pasar modal (media lain) yang diterima oleh investor dengan harapan dapat digunakan sebagai dasar atau acuan dalam pengambilan keputusannya. Informasi di pasar modal terdiri atas informasi yang dipublikasikan (public information) dan informasi yang tidak dipublikasikan (private information). Informasi yang dipublikasikan, yaitu informasi yang sudah diketahui oleh masyarakat umum dan memang sengaja untuk diberitahukan. Informasi yang tidak dipublikasikan, yaitu informasi yang hanya diketahui oleh kelompok tertentu dan bersifat rahasia. Informasi yang relevan dengan kondisi pasar modal merupakan sesuatu yang selalu dicari oleh pelaku pasar modal untuk keperluan pengambilan keputusan investasi, karena keberadaan informasi yang dipublikasikan ataupun yang tidak sangat berkaitan dengan perubahan


(39)

harga saham. Untuk itu investor harus memperoleh informasi yang merata dan transparan, sehingga dapat mengambil keputusan kapan saat membeli dan menjual sahamnya dengan harga yang wajar.

Agar investor dapat memperoleh return maka investor harus mempergunakan berbagai bentuk analisis berdasarkan informasi yang diperoleh. Dalam menganalisis penelitian ini, informasi yang digunakan sebagai event adalah informasi yang dipublikasikan, khususnya informasi mengenai pengumuman dividen karena adanya pengumuman dividen diperkirakan dapat mempengaruhi perubahan harga saham yang pada akhirnya akan mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan. h. Periode Penelitian

Periode pengamatan dibagi menjadi dua periode, yaitu: periode estimasi dan periode peristiwa. Periode estimasi terdiri dari 90 hari sebelum peristiwa, yaitu t-120 sampai dengan t-16.

Periode peristiwa terdiri dari 30 hari, yaitu: 15 hari sebelum (t-15) dan 15 hari sesudah (t+15) tanggal pengumuman ex-dividend date. Sedangkan

event date adalah to, yaitu: pada saat (tanggal) ex-dividend date

diumumkan.

2.2. Earning Per Share (EPS)

1. Pengertian Earning Per Share

EPS (Earning per Share) secara umum merupakan perhitungan laba yang diperoleh perusahaan yang mengarah ke masa depan mancoba memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan


(40)

diperoleh di masa datang. EPS (Earning per Share) merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal. Laba per saham telah sejak dulu dihitung dan digunakan oleh para analis keuangan.

Menurut Syamsuddin (2007:66)bahwa : “Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan Earning per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa”. Salah satu alasan investor membeli saham adalah untuk mendapatkan deviden, jika nilai laba per saham kecil maka kecil pula kemungkinan perusahaan untuk membagikan deviden. Dapat dikatakan investor akan lebih meminati saham yang memiliki earnings per share tinggi dibandingkan saham yang memiliki earnings per share rendah.

Earnings per share yang rendah cenderung membuat harga saham turun.

Perhitungan laba per saham yang mengarah ke masa depan mencoba memberikan informasi mengenai laba per saham yang mungkin akan diperoleh di masa datang Rumus EPS menurut Jusuf (2006:247) adalah sebagai berikut:

Laba Bersih Laba Per Lembar Saham (EPS) =

Rata-rata Tertimbang Saham

Disamping kemudahan untuk menghitung dan mengolah data EPS, EPS juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu :


(41)

a. EPS sering dikritik karena tidak mencerminkan ukuran profitabilitas perusahaan karena EPS tidak memperhitungkan asset perusahaan yang digunakan untuk menghasilkan EPS tersebut. Misalnya, ada dua perusahaan yang mempunyai EPS yang sama, tetapi total assetnya berbeda, profitabilitas antara keduanya akan berbeda.

b. Jumlah lembar saham yang dipakai sebagai pembagi laba operasional. Jumlah lembar saham bukan merupakan ukuran penggunaan modal yang representative. Misalnya, ada dua perusahaan yang mempunyai total nilai saham yang sama yaitu sama-sama 10 juta, tetapi harga per lembarnya berbeda, 20 perlembar dan 10 per lembar. Maka jumlah saham yang beredar keduanya juga berbeda yaitu 500.000 dan 1.000.000 lembar. Jika keduanya mempunyai laba yang sama dan nilai total saham yang sama, akan tetapi keduanya akan menghasilkan EPS yang berlainan karena pembagi keduanya berbeda. Dengan demikian EPS tidak bisa dibandingkan antar perusahaan atau antar industri. c. EPS dinilai tidak konsisten untuk pengukuran profitabilitas karena

memakai laba perusahaan pada numerator (yang dibagi) tetapi memakai jumlah saham-saham pada pembagi (denominator) yang merupakan hasil keputusan pendanaan. Perusahaan yang mengalami penurunan laba dapat mempertahankan EPS yang tinggi dengan mengurangi jumlah saham yang beredar.


(42)

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Earning Per Share

EPS atau laba per lembar saham adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar sahamnya yang mampu diraih perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Laba per lembar saham atau EPS di peroleh dari laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah rata–rata saham biasa yang beredar. Adapunfaktor- faktor yang mempengaruhi earning

per share menurut Weston dan Eugene (2013: 174) yaitu :

a. Kenaikan laba per saham dapat disebabkan karena :

1). Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.

2). Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.

3). Laba bersih naik dan jumlah lembar saham biasa yang beredar turun.

4). Persentase kenaikan laba bersih lebih besar dari pada persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

5). Persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar dari pada persentase penurunan laba bersih.

b. Penurunan laba per saham dapat disebabkan karena :

1). Laba bersih tetap dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.

2). Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar tetap.

3). Laba bersih turun dan jumlah lembar saham biasa yang beredar naik.

4). Persentase penurunan laba bersih lebih besar dari pada persentase penurunan jumlah lembar saham biasa yang beredar.

5). Persentase kenaikan jumlah lembar saham biasa yang beredar lebih besar dari pada persentase kenaikan laba bersih.

Jadi bagi suatu badan usaha nilai laba per saham akan meningkat apabila persentase kenaikan laba bersihnya lebih besar daripada persentase


(43)

2.3. Arus Kas

1. Pengertian Arus Kas

Pengertian dari arus kas menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009, par 05, seksi 2.2) yang menyatakan bahwa : “Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar atau setara kas”.Defenisi tersebut diatas menunjukkan bahwa perubahan atas uang kas disebabkan oleh adanya arus penerimaan dan arus pengeluaran uang kas dalam suatu periode tertentu dan laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tersebut, hal ini perlu dilakukan analisis terhadap laporan arus kas.

Adanya kelebihan dari kas masuk terhadap aliran kas keluar merupakan saldo kas yang tertanam dalam perusahaan dan besarnya aldo kas sebagai persediaan kas perusahaan berubah-ubah sesuai dengan aliran kasnya.

Bambang Riyanto (2010: 93) dalam penjelasannya, membagi kas keluar (cash outflow) dan kas masuk (cash inflow) tersebut menurut sifat kontiniu atau tidaknya aliran kas, adalah :

Pengeluaran kas suatu perusahaan dapat bersifat terus-menerus atau kontiniu, bank misalnya pengeluaran kas untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan gaji, dan lain sebagainya. Tetapi disamping itu juga ada aliran kas keluar (cash outflow) yang bersifat tidak kontiniu atau bersifat intermitten, misalnya pengeluaran untuk pembayaran bunga, deviden, pajak penghasilan atau laba, pembayaran angsuran hutang, pembelian kembali saham perusahaan, pembelian aktiva tetap dan sebagainya. Di samping aliran kas keluar juga terdapat aliran kas masuk (cash inflow) didalam perusahaan. Seperti halnya pada cash outflow, di dalam cash inflow pun terdapat aliran yang bersifat kontiniu dan yang bersifat intermitten. Aliran kas masuk yang bersifat kontiniu misalnya aliran kas yang berasal dari hasil penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang dan lain sebagainya. Sedangkan aliran kas masuk yang berasal dari penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan


(44)

kredit dari penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai, dan lain sebagainya.

Salah satu tanggung jawab penting finansial manager perusahaan adalah mengatur sumber-sumber kas. Tugasnya tidak saja memastikan tersedianya kas untuk kebutuhan jangka pendeknya akan tetapi juga merencanakan kebutuhan kas jangka panjang, untuk memperlancar kebutuhan dan perkembangan perusahaan melalui ekspansi dan akuisisi.

2. Peranan dan Fungsi Laporan Arus Kas

Dunia usaha menggunakan arus informasi juga sebagai tolak ukur untuk mengambil keputusan yang dianggap penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya. Arus informasi yang digunakan perusahaan itu adalah laporan keuangan.

Informasi keuangan yang disajikan dapat membantu pihak manajemen untuk memberikan pertanggung jawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Informasi keuangan menurut standar akuntansi keuangan terdiri Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian yang integral dari laporan keuangan. Pengukuran atas laporan keuangan sangat penting agar dapat diketahui sampai dimana realisasi dari perencanaan sebelumnya dan kebijakan yang akan datang harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan.

Giri (2014: 247) mengemukakan pendapatnya tentang arus kas bahwa :


(45)

Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas, pembayaran kas dan perubahan berish pada kas yang berasal dariaktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari suatu perusahaan selama satu periode dalam suatu format merekomendasikan saldo kasawal dan akhir.

Sedangkan Harahap (2012: 243) menyatakan bahwa : “Laporan arus kas adalah suatu laporan yang bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.” Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa laporan arus kas dapat membantu menunjukkan bagaimana melaporkan suatu rugi bersih dan tetap mengadakan pengeluaran yang besar atau membayar deviden atau menarik hutang selama periode tersebut.

Pelaporan penaikan atau penurunan bersih dalam kas dipandang berguna karena investor, kreditur dan pihak-pihak lain yang berkepentingan ingin mengetahui dan secara umum dapat memahami apa yang terjadi pada sumber daya perusahaan yang paling lancar yaitu kas. Dengan adanya informasi yang diperoleh dari laporan arus kas, maka pimpinan dapat mengetahui sampai dimana kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas. Penganalisaan juga dapat dilakukan pimpinan dengan membandingkan perubahan kas pada laporan keuangan dalam dua periode atau lebih.

Peranan Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggantikan laporan perubahan posisi keuangan, berperan untuk memberikan informasi yang lengkap mengenai perubahan


(46)

kas dan setara kas. Ikatan Akuntan Indonesia (2009, seksi 2.1) mengemukakan sebagai berikut :

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.

Tujuan pernyataan ini dalam memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifkasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan (financing) selama satu periode akuntansi.

Smith dan Skousen (2012: 493) mengemukakan sebagai berikut : “Tujuan laporan arus kas adalah untuk menjelaskan perubahan saldo kas.”

Sedangkan Hendriksen (2014: 226) menjelaskan sebagai berikut : Tujuan utama penyajian data mengenai arus kas ialah menyediakan informasi yang diasumsikan akan (1) membantu para investor atau kreditur meramalkan jumlah kas yang mungkin ddidistribusikan pada waktu yang akan datang dalam bentuk bunga dan dalam bentuk distribusi likuidasi atau pembayaran kembali pokok dan (2) membantu dalam mengevaluasikan resiko.

Sehingga dari pendapat-pendapat diatas, maka dapat ditarik kesimpulan informasi laporan arus kas adalah sebagai berikut :

a. Sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas.

b. Memberikan informasi perubahan kas dan setara kas dalam suatu periode akuntansi tertentu yang sangat berguna dalam mengevaluasi


(47)

likuiditas, fleksibilitas keuangan, resiko dan kemampuan operasional perusahaan.

Fungsi Laporan Arus Kas

Penyusunan laporan arus kas akan sangat bermanfaat bagi pihak intern maupun pihak ekstern yang mana dikemukakan Ikatan Akuntan Indonesia (2009, Paragraf 03, Seksi 2.1) sebagai berikut :

Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keaungan lain, laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan parapemakai untuk mengevaluasi perubahan dari aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus ke masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan berbagai pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah waktu dan kepastian arus kas masa depan. Disamping itu informasi arus kas berguna untuk meneliti kecermatan dan taksiran yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.

Laporan arus kas (cash flow) sering disebut dengan laporan sumber dan penggunaan kas atau laporan perubahan kas. Laporan ini disusun dalam satu periode akuntansi, dimana dengan adanya laporan arus kas perusahaan dapat melakukan penganalisaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi. Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat


(48)

digunakan sebagai dasar perencanaan dengan peramalan kebutuhan kas dimasa yang akan datang.

Dari keterangan diatas maka dapat dikelompokkan secara terinci, yang mana hal itu telah dijelaskan Ikatan Akuntan Indonesia (2009, paragraf 9, seksi 2.3) sebagai berikut : “laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.”

Perusahaan menyajikan laporan arus kas dari aktivitas opersi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh dari aktiovitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan diantara ketiga aktivitas terdebut.

Yang menjadi sumber-sumber penerimaan kas antara lain : a. penerimaan dari hasil penjualan tunai.

b. Penerimaan/penagihan piutang. c. Penerimaan bunga investasi. d. Penjualan ativa tetap.

e. Penerimaan lainnya.

Manajer keuangan juga harus bertanggung jawab penggunaan kas dan mengantisipasi penggunaan kas serta dapat mendistribusikan kas tersebut pada hal-hal yang terbaik untuk perusahaan.


(49)

Penggunaan kas biasanya dilakukan untuk:

a. pembelian barang dagangan/bahan baku/bahan pembantu secara tunai. b. Pembayaran hutang.

c. Pembayaran upah langsung. d. Pembayaran biaya overhead. e. Pembayaran biaya pemasaran.

f. Pembayaran biaya dan administrasi umum. g. Pembelian aktiva tetap.

h. Pembayaran biaya lain-lain.

2.4. Penjualan

1. Pengertian Penjualan

Penjualan secara umum suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba. Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasilkan. Menurut Romney dan Steinbart(2006: 69) yang menyebutkan bahwa“penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda”. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja dibidang penjualan seperti pelaksnaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.


(50)

Stewart (2005: 97) menjelaskan bahwa “Penjualan merupakan aktivitas operasional yang sangat penting bagi perusahaan dalam upaya memasarkan produk atau jasa agar operasional perusahaan dapat berlanjut”. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun secara kredit. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah terpenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggan. Kegiatan penjualan secara kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit.

Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Kegiatan penjualan secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan tunai. Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai dicatat oleh perusahaan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan

Kegiatan penjualan dalam suatu perusahaan sangat penting, dimana dengan kelancaran penjualan maka akan berdampak pada kelancaran operasional perusahaan. Untuk meningkatkan kelancaran penjualan maka perusahaan berpedoman pada peningkatan faktor-faktor yang dapat


(51)

mempengaruhi penjualan. Menurut Romney dan Steinbart (2006: 69) bahwa kegiatan penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1) Kondisi dan Kemampuan Penjual 2) Kondisi Pasar

3) Modal

4) Kondisi Organisasi Perusahaan 5) Faktor lain

Berikut akan dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan penjualan secara satu persatu.

1. Kondisi dan Kemampuan Penjual.

Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni:

a. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan. b. Harga produk.

c. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi dan sebagainya.

2. Kondisi Pasar.

Pasar sebagai kelompok pembeli atau berbagai pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu di perhatikan adalah:


(52)

a. Jenis pasarnya

b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya c. Daya belinya

d. Frekuensi pembelian e. Keinginan dan kebutuhan 3. Modal.

Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti: alat transport, tempat peragaan baik didalam perusahaan maupun di luar perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.

4. Kondisi Organisasi Perusahaan.

Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ahli di bidang penjualan.

5. Faktor lain.

Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat


(53)

dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan.

Penjualan adalah sebuah usaha atau langkah konkrit yang dilakukan untuk memindahkan suatu produk, baik itu berupa barang ataupun jasa, dari produsen kepada konsumen sebagai sasarannya. Tujuan utama penjualan yaitu mendatangkan keuntungan atau laba dari produk ataupun barang yang dihasilkan produsennya dengan pengelolaan yang baik. Menurut Stewart (2005: 97) : “Dalam pelaksanaannya, penjualan sendiri tak akan dapat dilakukan tanpa adanya pelaku yang bekerja didalamnya sebagai faktor penting yang mempengaruhinya seperti agen, pedagang dan tenaga pemasaran”.

Ada pengusaha yang berpegangan pada suatu prinsip bahwa "paling penting membuat barang yang baik". Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. Namun, sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli harus dirangsang daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus yang menarik atau dengan cara promosi lainnya.

3. Klasifikasi Transaksi Penjualan

Transaksi penjualan menentukan bagian penjualan yang mana yang mengalami peningkatan dan mana yang tidak sehingga perusahaan dapat memprioritaskan penjualan mana yang akan dikembangkan. Transaksi penjualan sangat penting karena merupakan sumber utama pemasukan kas


(54)

pada perusahaan. Menurut Stewart (2005:97) penjualan terdiri atas : “penjualan tunai dan penjualan kredit”.

Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut Romney dan Steinbart (2006: 69) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1). Penjualan Tunai 2). Penjualan Kredit 3). Penjualan Tender 4). Penjualan Ekspor 5). Penjualan Konsinyasi 6). Penjualan Grosir

Berikut akan dijelaskan klasifikasi penjualantersebut secara satu persatu.

1) Penjualan Tunai, adalah penjualan yang bersifat cash dan carrypada umumnya terjadi secara kontan dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap kontan.

2) Penjualan Kredit adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.

3) Penjualan Tender adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur.

4) Penjualan Ekspor adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang tersebut.

5) Penjualan Konsinyasi adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual.

6) Penjualan Grosir adalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang grosir atau eceran.


(55)

Dari uraian diatas penjualan memiliki bermacam-macam transaksi penjualan yang terdiri dari: penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan tender, penjualan konsinyasi, penjualan ekspor, serta penjualan grosir. 2.5. Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu sehubungan dengan pengaruh laba bersihterhadap harga saham akan disajikan pada tabel berikut :

Tabel II-1 Penelitian Terdahulu Nama Judul Penelitian Variabel

Penelitian Uraian

Andi Syahputra (2007)

Pengaruh EPS, Arus Kas dan Laba Bersih Terhadap Harga Saham pada Perusahaan

Otomotif yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

EPS, arus kas dan laba bersih dan harga saham

Ada pengaruh EPS, arus kas dan laba bersih terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Budiono (2008)

Pengaruh EPS dan Arus Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

EPS, Arus Kas, dan harga saham

Ada pengaruh EPS dan arus kas terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Liestyana

(2009)

Pengaruh EPS dan ROA Terhadap Harga

Saham pada

Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

EPS, ROA dan Harga Saham

Ada pengaruh EPS dan ROA Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Kiagus

Andi (2007)

Analisis Pengaruh Laba dengan Laporan Arus Kas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ)

Laba, Laporan Arus Kas dan Return Saham

Ada pengaruh laba dengan laporan arus kas terhadap return saham (studi pada perusahaan manufaktur di BEJ)

Meythi (2006)

Pengaruh Penjualan Terhadap Harga Saham Dengan Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening

Penjualan dan Harga Saham

Ada pengaruh penjualan terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening


(56)

2.6. Kerangka Konseptual

Untuk lebih jelasnya, pengaruh EPS, arus kas dan penjualan terhadap harga saham dapat dilihat pada gambar kerangka berfikir berikut ini:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

EPS (Earning per Share) merupakan laba yang diperoleh perusahaan per lembar saham. Laba per saham merupakan alat ukur yang berguna untuk membandingkan laba dari berbagai entitas usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba suatu entitas dari waktu ke waktu jika terjadi perubahan dalam struktur modal. Kenaikan atau penurunan pada laba per lembar saham (EPS) perusahaan akibat meningkatkan atau menurunnya aktivitas penjualan sehingga juga meningkatkan atau menurunkan perolehan laba yang akan dibagikan lepada investor.

Keterkaitan antara penjualan dan laba terhadap EPS dijelaskan oleh Brigham dan Houston (2006: 33) yang menyebutkan bahwa : “Umumnya, terdapat korelasi yang tinggi antara EPS, arus kas, dan penjualan, dan ketiganya umumnya juga akan meningkat jika harga saham perusahaan meningkat.

2.7. Hipotesis

Erlina dan Sri Mulyani (2007: 41) menjelaskan bahwa “Hipotesis Arus Kas (X2)

Penjualan (X3)

Harga Saham (Y)


(1)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Hidayah-Nya, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh EPS, Arus Kas dan Penjualan terhadap Harga Saham pada Perusahaan Otomotif yang terdpat di Bursa Efek Indonesia –tugas serta memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi

–Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa isi yang terkandung dalam skripsi ini belum sempurna, hal ini disebabkan oleh terbatasnya waktu, kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki dalam penyajiannya. Oleh karena itu dengan hati yang tulus dan ikhlas penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, yang nantinya dapat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ayahanda Zulfan Ismail dan Ibunda tercinta Hj.Rohani yang telah mengasuh dan membesarkan penulis dengan rasa cinta dan kasih sayang, yang memberikandoronganselamapenulismenjalanipendidikandanhanyadoa yang dapat penulis panjatkan keHadirat Allah SWT, semoga kelak penulis menjadi manusia yang berguna bagi agama, keluarga, dan seluruh masyarakat.

2. Bapak Dr. Runtung Sitepu SH, M.Hum pada Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

5. Ibu Mutia Ismail SE,MM,Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Drs. Sucipto, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing penulisan skripsi ini.

7. Seluruh Staf Pengajar pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 8. Buat kakak dan abangku tersayang Ririn Ariani, Afrizal, dan Juni

Ramadhani yang selalu menjadi pemberi semangat selama penulis menjalani

perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Buat sahabatku Artasya Imanda Fitri, Dilla, Yuni juga semua teman yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu, semoga sukses selalu dan terimakasih atas kebersamaan selama ini yang menjadi bagian dari proses kehidupan yang tidak akan terlupakan.

Dengan bantuan yang penulis dapatkan akhirnya dengan menyerahkan diri dan senantiasa memohon petunjuk serta perlindungan dari Allah SWT semoga amalan dan perbuatan baik tersebut mendapat imbalan yang baik pula.

Medan, 19 September 2016 Penulis

SUCI HANDAYANI NIM :100503095


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………... i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI ……….. iv

DAFTAR TABEL ……….. vi

DAFTAR GAMBAR ………. vii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Identifikasi Masalah... ... 7

1.3. Rumusan Masalah ………...……. ... 7

1.4. Tujuan Penelitian ... 8

1.5. Manfaat Penelitian ………..…....…………. ... 8

BAB II : LANDASAN TEORI 2.1. Harga Saham…….... …….………....……….... 9

1. Pengertian Harga Saham... 9

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Harga Saham... 12

2.2. Earning Per Share (EPS)………..………...……... 17

1. Pengertian Earning Per Share... 17

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Earning Per Share... 20

2.3. Arus Kas... 21

1. Pengertian Arus Kas ... 21

2. Peranan dan Fungsi Laporan Arus Kas……….…...…………. 22

2.4. Penjualan ... 27

1. Pengertian Penjualan ... 27

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan ... 28

3. Klasifikasi Transaksi Penjualan ... 31

2.5. Penelitian Terdahulu ... 33

2.6. Kerangka Konseptual... .. 34

2.7. Hipotesis ………...……….. 34

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian ………...…... 36


(4)

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian ………..……...….……….. 46

4.1.1. Analisis Data ………..…………. 48

4.1.2. Analisis RegresiSederhana ………...……… 50

4.1.3. Uji Analisis Regresi Berganda … ………..….………. 53

4.1.4. Uji Hipotesis ……….... 54

4.1.5. Uji Koefisien Determinasi ………...………. 58

4.2. Pembahasan………. 58

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ………..……...….………..….. 62

5.2.Saran ……… 62

DAFTAR PUSTAKA ... 53


(5)

DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

II-1 Penelitian Terdahulu... 33

III-1 Jadwal Penelitian ... 37

III-2 Populasi Penelitian... 39

III-3 Sampel Penelitian... 39

IV-1 Data EPS Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2014 ………..…….. 46

IV-2 Data Arus Kas Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2014 ... 47

IV-3 Data Penjualan Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2014………. 47

IV-4 Data Harga Saham Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 Sampai Dengan Tahun 2014………. 48

IV-5 Descriptive Statistics... 49

IV-6 Coefficients(a) ... 50

IV-7 Coefficients(a) ... 51

IV-8 Coefficients(a) ... 52


(6)

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Judul Halaman

II-1 Kerangka Konseptual ... 34 III-1 Kriteria Pengujian Hipotesis (Uji t)... 43 III-2 Kriteria Pengujian Hipotesis (Uji F)... 44