perlu dicari dosis tawas optimum yang harus ditambahkan. Pemakaian tawas paling efektif antara pH 5,8-7,4. Apabila alkalinitas alami dari air tidak seimbang
dengan dosis tawas perlu ditambah alkalinitas dengan menggunakan larutan kapur Ca OH
2
atau soda abu Na
2
CO
3
2.7 Flokulasi Jar Test
. Depkes RI, 1993 Untuk koagulasi yang baik, konsentrasi yang lebih normal dari koagulan
harus dimasukkan kedalam air dan dicampur secara sempurna. Konsentrasi yang optimal juga tergantung pada keadaan air baku. Percobaan laboratorium yang
disebut dengan “Jar Test” biasanya dipakai untuk menentukan konsentrasi dari koagulan. Viessman, 1985
Sebagaian besar air baku untuk penyediaan air bersih diambil dari air permukaan seperti sungai, danau dan sebagainya. Salah satu langkah penting
pengolahan untuk mendapatkan air bersih adalah menghilangkan kekeruhan dari air baku tersebut. Kekeruhan disebabkan adanya partikel-partikel kecil dan koloid
yang berukuran 10 nm. Partikel-partikel kecil dan koloid tersebut tidak lain adalah kwarts, tanah liat, sisa tanaman, gangguan dan sebagainya.
Kekeruhan dihilangkan melalui pembubuhan sejenis bahan kimia dengan sifat-sifat tertentu yang disebut flokulasi. Yang biasa digunakan adalah tawas,
selain pembubuhan flokulasi diperlukan pengadukan sampai flok-flok terbentuk. Flok-flok ini mengumpulkan partikel-partikel kecil dari koloid tersebut dan
akhirnya bersama-sama mengendap. Suatu larutan koloidal yang mengandung partikel-partikel kecil dari koloid
dapat dianggap stabil apabila :
Universitas Sumatera Utara
1. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang
pendek beberapa jam. 2.
Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu, bergabung dan menjadi partikel yang lebih besar dan berat, karena muatan elektris pada permukaan partikel-
partikel adalah sama. Proses flokulasi terdiri dari tiga langkah, yaitu :
1. Pelarutan reagen melalui pengadukan cepat 1 menit, 100 rpm, bila perlu
pembubuhan bahan kimia untuk koreksi pH. 2.
Pengadukan lambat untuk pembentukan flok-flok 15 menit, 20 rpm. Pengadukan yang terlalu cepat dapat merusak flok yang telah terbentuk.
3. Penghapusan flok-flok dengan koloid yang berkurang dari larutan melalui
sedimentasi 15 menit atau 30 menit, 0 rpm. Proses flokulasi sebenarnya tidak bisa terganggu. Namun, efisiensi
proses tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kadar dan jenis zat tersuspensi. pH larutan, kadar dan jenis flokulan, waktu dan kecepatan
pengadukan dan adanya beberapa macam ion terlarut yang tertentu seperti fosfat, sulfat dan sebagainya. Alaerts Santika, 1984
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI
Prinsip Jar Test
Sesuatu larutan koloidal yang mengandung partikel-partikel kecil dan koloid dapat dianggap stabil bila :
1. Partikel-partikel kecil ini terlalu ringan untuk mengendap dalam waktu yang
pendek beberapa jam. 2.
Partikel-partikel tersebut tidak dapat menyatu, bergabung dan menjadi partikel yang lebih besar dan berat, karena muatan elektris pada permukaan partikel-
partikel adalah sama biasanya negatif, sehingga ada repulse elektrostatis antara partikel satu sama dengan lainnya.
Alat-alat
Alat-alat yang digunakan adalah alat Jar Test, beaker gelas 50 ml; 100 ml; 200 ml; 250 ml; dan 1 l, pipet volum 5 ml; dan 50 ml, pipet tetes, buret, peralatan
untuk analisa hasil flokulasi dan analisa air bak, pH meter dan stop watch.
Bahan-bahan
- Larutan tawas tergantung kadar yang di butuhkan :
Bila dibutuhkan konsentrasi tawaas 1 yaitu timbang 10 gram aluin atau Al
2
SO
4 3
. 14 H
2
- NaOH 0,1 N dan HCI 0.1 N :
O dalam 1 liter Aquadest.
Kedua larutan ini dibutuhkan untuk penyesuaian nilai pH yang diinginkan agar prose flokulasi berlangsung dengan baik.
Universitas Sumatera Utara