PENYIDIKAN Persandingan Satu NaskahUndang-Undang KUP

Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 61983 STDD 162009 219 Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 61983 STDD 162000 218 BAB IX PENYIDIKAN Pasal 44 1 Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan indak pidana di bidang perpajakan, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. Penjelasan Ayat 1 Penyidik di bidang perpajakan adalah pejabat pegawai negeri tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyidikan indak pidana di bidang perpajakan dilaksanakan menurut ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. 2 Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan menelii keterangan atau laporan berkenaan dengan indak pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. menelii, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan indak pidana di bidang perpajakan; c. meminta keterangan dan bahan buki dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan indak pidana di bidang perpajakan; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan indak pidana di bidang perpajakan; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan buki pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan buki tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan indak pidana di bidang perpajakan; g. menyuruh berheni dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa idenitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan indak pidana di bidang perpajakan; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghenikan penyidikan;

BAB IX PENYIDIKAN

Pasal 44 1 Penyidikan indak pidana di bidang perpajakan hanya dapat dilakukan oleh Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik indak pidana di bidang perpajakan. Penjelasan Ayat 1 Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diangkat sebagai penyidik indak pidana di bidang perpajakan oleh pejabat yang berwenang adalah penyidik indak pidana di bidang perpajakan. Penyidikan indak pidana di bidang perpajakan dilaksanakan menurut ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. 2 Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah: a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan menelii keterangan atau laporan berkenaan dengan indak pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. menelii, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan indak pidana di bidang perpajakan; c. meminta keterangan dan bahan buki dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan indak pidana di bidang perpajakan; d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan indak pidana di bidang perpajakan; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan buki pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan buki tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan indak pidana di bidang perpajakan; g. menyuruh berheni danatau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa idenitas orang, benda, danatau dokumen yang dibawa; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan indak pidana di bidang perpajakan; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghenikan penyidikan; danatau Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 61983 STDD 162009 221 Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 61983 STDD 162000 220 k. melakukan indakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan indak pidana di bidang perpajakan menurut hukum yang bertanggungjawab. Penjelasan Ayat 2 Cukup jelas. 3 Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. Penjelasan Ayat 3 Cukup jelas. Pasal 44A Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat 1 menghenikan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat 2 huruf j dalam hal idak terdapat cukup buki, atau perisiwa tersebut bukan merupakan indak pidana di bidang perpajakan, atau penyidikan dihenikan karena perisiwanya telah daluwarsa, atau tersangka meninggal dunia. Penjelasan Dalam hal penyidikan indak pidana di bidang perpajakan dihenikan kecuali karena perisiwanya telah daluwarsa, maka surat ketetapan pajak tetap dapat diterbitkan. Pasal 44B 1 Untuk kepeningan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghenikan penyidikan indak pidana di bidang perpajakan. k. melakukan indakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan indak pidana di bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. Penjelasan Ayat 2 Pada ayat ini diatur wewenang Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak sebagai penyidik indak pidana di bidang perpajakan, termasuk melakukan penyitaan. Penyitaan tersebut dapat dilakukan, baik terhadap barang bergerak maupun idak bergerak, termasuk rekening bank, piutang, dan surat berharga milik Wajib Pajak, Penanggung Pajak, danatau pihak lain yang telah ditetapkan sebagai tersangka. 3 Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Penjelasan Ayat 3 Cukup jelas. 4 Dalam rangka pelaksanaan kewenangan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, penyidik dapat meminta bantuan aparat penegak hukum lain. Penjelasan Ayat 4 Cukup jelas. Pasal 44A Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat 1 menghenikan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat 2 huruf j dalam hal idak terdapat cukup buki, atau perisiwa tersebut bukan merupakan indak pidana di bidang perpajakan, atau penyidikan dihenikan karena perisiwanya telah daluwarsa, atau tersangka meninggal dunia. Penjelasan Dalam hal penyidikan indak pidana di bidang perpajakan dihenikan kecuali karena perisiwanya telah daluwarsa, maka surat ketetapan pajak tetap dapat diterbitkan. Pasal 44B 1 Untuk kepeningan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghenikan penyidikan indak pidana di bidang perpajakan paling lama dalam jangka waktu 6 enam bulan sejak tanggal surat permintaan. Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 61983 STDD 162009 223 Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 61983 STDD 162000 222 Penjelasan Ayat 1 Cukup jelas. 2 Penghenian penyidikan indak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya dilakukan setelah Wajib Pajak melunasi pajak yang idak atau kurang dibayar atau yang idak seharusnya dikembalikan, ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar empat kali jumlah pajak yang idak atau kurang dibayar, atau yang idak seharusnya dikembalikan. Penjelasan Ayat 2 Cukup jelas. Penjelasan Ayat 1 Untuk kepeningan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat menghenikan penyidikan indak pidana perpajakan sepanjang perkara pidana tersebut belum dilimpahkan ke pengadilan. 2 Penghenian penyidikan indak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya dilakukan setelah Wajib Pajak melunasi utang pajak yang idak atau kurang dibayar atau yang idak seharusnya dikembalikan dan ditambah dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar 4 empat kali jumlah pajak yang idak atau kurang dibayar, atau yang idak seharusnya dikembalikan. Penjelasan Ayat 2 Cukup jelas. Pasal II 1 Terhadap semua hak dan kewajiban perpajakan Tahun Pajak 2001 sampai dengan Tahun Pajak 2007 yang belum diselesaikan, diberlakukan ketentuan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000. 2 Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1, daluwarsa penetapan untuk Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak 2007 dan sebelumnya, selain penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 5 atau Pasal 15 ayat 4, berakhir paling lama pada akhir Tahun Pajak 2013. 3 Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2008. Penjelasan Cukup jelas. Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 61983 STDD 162009 225 Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 61983 STDD 162000 224 BAB X KETENTUAN PERALIHAN