Penentuan Obyek Penelitian t ips 0909614 chapter3

72

B. Penentuan Obyek Penelitian

Dalam memilih pesertamenentukan obyek dilakukan dengan secara sengaja purposeful tidak secara acak untuk mengumpulkan data yang kita inginkan. Menurut Creswell 2008: 214, dalam penelitian kualitatif, obyekpeserta yang akan diteliti ditentukan oleh peneliti purposeful sampling yaitu melakukan pemilihanseleksi terhadap orang atau tempat yang terbaik yang dapat membantu kita dalam memahami sebuah fenomena. Noeng Muhajir 1991: 48 juga menyatakan bahwa penelitian kualitatif umumnya mengambil sampel lebih kecil dan pengambilannya cenderung memilih yang purposive daripada acak. Cara ini bertujuan untuk membangun sebuah pemahaman yang detail guna membangun pemahaman yang berguna, membantu peneliti memahami fenomena, dan mengungkap rahasia yang terpendam. Dalam penelitian ini obyek yang akan penulis teliti adalah masyarakat Tuban yang terlibat dalam konflik kerusuhan pasca pilkada langsung 2006 di Kabupaten Tuban Jawa Timur. Untuk membantu penulis dalam pengambilan data, perlu dilakukan langkah pengambilan sampel. Dalam mengambil sampel dari sebuah obyek yang penulis teliti, ada dua tahapan yang dapat lakukan yaitu sebelum melakukan pengumpulan data dan setelah pengumpulan data dimulai. Pengambilan sampel data menurut Creswell 2008: 216-217 ada sembilan cara beserta tujuan yang dapat kita lakukan dalam menentukan yaitu: 1. Typical sampling dengan tujuan untuk menggambarkan sesuatu yang khas dan tidak biasa terhadap sebuah kasus. 2. Extreme case sampling dengan tujuan untuk menjelaskan sebuah keadaan yang merugikan atau bermanfaat. 3. Maximal variation sampling dengan tujuan untuk mengembangkan berbagai sudut pandang perspektif 73 4. Critical sampling dengan tujuan untuk menjelaskan sebuah kasus yang menggambarkan situasi yang dramatis. 5. Homogeneous sampling dengan tujuan untuk menggambarkan beberapa sub kelompok secara mendalam 6. Theory or Concept Sampling dengan tujuan untuk menghasilkan teori atau mengeksplorasi konsep. 7. Opportunistic sampling yaitu sampel yang diambil untuk mengambil manfaat dari kasus yang terungkap 8. Snowball sampling yaitu sampel yang diambil dengan tujuan untuk menentukan orang atau tempat yang akan dipelajari 9. Confirming disconfirming sampling yaitu sampel yang diambil untuk mengungkap kasus yang jelas maupun tidak jelas. Dalam meneliti masyarakat Tuban yang terlibat konflik kerusuhan pasca pilkada langsung 2006, penulis akan memfokuskan pada masyarakat Tuban yang saat itu terlibat dalam aksi demonstrasi yang berakhir rusuh khususnya yang tertangkap dan dihukum. Terdapat 120 orang yang dijadikan tersangka dan dihukum saat itu. Tentunya tidak semua eks-tapol tersebut yang akan penulis jadikan obyek sumber penelitian. Oleh karena itu penulis akan mengambil beberapa orang tersebut sebagai sampel dalam penelitian ini. Langkah penentuan sample yang akan penulis lakukan sebagaimana telah dipaparkan diatas yaitu dengan menggunakan critical sampling. Critical sampling dengan tujuan untuk menjelaskan sebuah kasus yang menggambarkan situasi yang dramatis. Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kerusuhan tersebut, penulis akan mengambil beberapa eks-tapol tersebut yang akan kami jadikan sampel yaitu koordinator aksi, koordinator kendaraan, pengurus cabang partai, pengurus anak cabang partai, orator, dan masyarakat nelayan. Beberapa orang ini kami pilih dengan asumsi agar dapat memberikan informasi yang akurat tentang kronologis kerusuhan, latar belakang peristiwa baik dari kacamata elit partai maupun 74 simpatisan dan dari warga masyarakat biasa. Beberapa orang yang akan kami jadikan sampel antara lain: 1. M : Mantan ketua DPRD Kab Tuban fraksi PKB periode 2004-2009 , saat kerusuhan dan sekarang menjadi sekretaris DPC PKB Tuban yang sempat menjalani hukuman selama 9 bulan. 2. R S : Koordinator lapangan yang pada waktu itu aktif di LSM Tuban Peduli, SIROS, dan menjalani hukuman paling lama yaitu 2 tahun 1 bulan. 3. Er : Ketua Anak Cabang PKB Kecamatan Merakurak saat terjadi kerusuhan dan menjalani hukuman paling ringan 2 bulan kurang 1 hari. 4. SH : Anggota PKB yang saat itu menjadi koordinator kendaraan dan sempat menjalani hukuman 4 bulan 12 hari. 5. SL : Warga kecamatan Jenu yang berprofesi sebagai nelayan dan petani dan sempat menjalani hukuman selama 4 bulan 21 hari. 6. D : Pedagang pasar baru Tuban dan ikut demonstrasi tetapi tidak sampai tertangkap. Darmuji oleh penulis dijadikan key person yang menunjukkan siapa saja yang terlibat saat itu. 7. AK : Pemuda asal kelurahan King-king kecamatan Tuban yang saat itu mengikuti demo dan tidak tertangkap 8. RN : Aktivis GMNI dan pengurus PDIP Tuban yang saat kerusuhan tahun 2006 menjadi orator dan berhasil melarikan diri. 9. SI : Kepala Tata Usaha Yayasan mabarot Sunan Bonang saat kerusuhan sampai sekarang. 10. IS : Anggota Koalisi Perempuan Indonesia Cabang Tuban 75 11. R : Pengasuh Pondok Pesantren Ash-Shomadiyah Tuban 12. SK : Ketua KPUD Tuban Saat itu dan saat ini 13. AC : Warga Kecamatan Senori Tuban 14. K : Warga Kecamatan Semanding pengurus PNPM dan pendukung He-li

C. Teknik Pengumpulan Data