PENGANTAR PUTUSAN MAJELIS EKSAMINASI PERKARA MUCDI PR

PUTUSAN MAJELIS EKSAMINASI Terhadap Put usan Perkara Pidana PN Jakart a Selat an No. 1488 Pid. B 2008 PN. Jkt . Sel. Dengan Terdakwa H. Muchdi Purwopranj ono

I. PENGANTAR

Penegakan hukum l aw enf or cement yang seharusnya memperlihat kan t egaknya sendi-sendi hukum dan t erwuj udnya keadil an sebagai t uj uan ut ama dari hukum, t ernyat a t idak selamanya berj alan lurus sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan seringkali penegakan hukum it u mempert ont onkan f akt a yang sebaliknya, yait u t erlanggarnya kaidah-kaidah hukum yang dilakukan oleh penegak hukum it u sendiri. Hal ini seolah-olah semakin menunj ukkan kepada publik bahwa penegakan hukum hanyalah suat u proses f ormal yang hasilnya sangat bergant ung pada subyekt ivit as dan keberpihakan para penegaknya. Bila demikian, maka hal it u t elah mengenyampingkan makna f ilosof is dari penegakan hukum it u sendiri. Begit u banyak kasus-kasus yang diproses dalam peradilan pidana di Indonesia ini, yang proses hukum dan put usannya j ust ru mencerminkan t idak t egaknya hukum. Sepert i put usan bagi pelaku kej ahat an yang berdasar pandangan publik t el ah nyat a-nyat a t erbukt i bersalah yang diput us bebas hanya karena kedangkalan pemahaman hukum dan keberpihakan subyekt if dan sesat dari penegak hukum. Sement ara di lain pihak j uga seringkali t erj adi adanya pemidanaan t erhadap orang-orang yang sebenarnya t idak bersalah. Bukankah ada adagium yang menyat akan bahwa “ lebih baik melepas sepuluh orang yang bersalah dari pada harus menghukum sat u orang yang t idak bersalah ?” . Put usan bebas dalam perkara pidana t idak hanya menimbulkan persoalan baru dalam dunia hukum, t et api j uga dalam penerimaan masyarakat yang acapkali dinilai legalit as hukum t idak berpihak pada rasa keadilan masyarakat . Meskipun put usan bebas dibenarkan dalam hukum f ormil Kit ab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, t et api f enomena t ersebut acapkali menimbulkan kecurigaan masyarakat t erhadap hakim yang menj at uhkan put usan bebas. Memang hukum t idak secara ot omat is menghasilkan keadilan, at au j ust ru sebaliknya mencipt akan ket idakadilan. Kaidah hukum yang t erurai dalam perat uran perundang-undangan, hanya dapat hidup dan bekerj a apabila digerakkan oleh para pelaksananya. Kenyat aan para pelanggar hukum yang dapat memilih dan menyewa advokat unt uk meloloskan diri dari j erat an hukum, merupakan t ant angan bagi aparat penegak hukum polisi, j aksa, dan hakim yang perlu dij awab. Tent u amat melukai rasa keadilan masyarakat , j ika hukum t idak mampu memberikan keadilan akibat manuver para kriminal yang t idak diant isipasi oleh hakim dalam sidang pengadilan. Pada kondisi t ersebut , hukum lebih cenderung digunakan secara keliru at au menyimpang dari f ungsi dan t uj uan asasinya. Mest inya hukum dit ent ukan dan dilaksanakan berdasarkan it ikad yang ot ent ik, dan hal ini banyak dikaj i dalam t eori sosiologi hukum bahwa hukum bukan hanya perat uran, melainkan j uga komit men, perilaku, dan st rukt ur sosial. Semangat ref ormasi unt uk menegakkan supremasi hukum, masih j auh dari harapan karena belum dikelola oleh manusia pilihan yang bernama hakim yang seharusnya memiliki int egrit as dan komit men moral yang t inggi. Dalam perist iwa pembunuhan t erhadap akt ivis HAM Munir, SH t elah membuka mat a set iap orang. Bukan hanya publik Indonesia t et api j uga membelalakkan masyarakat int ernasional. Selain karena perist iwa t ersebut t erkait langsung dengan 3 negara yait u Singapura sebagai t empat t ransit Munir dan diduga sebagai l okasi t erminumnya racun arsenik penyebab kemat iannya, Belanda sebagai negara t uj uan dan dit emukannya j asad Munir set elah dit urunkan dari Pesawat Garuda Indonesia, dan Indonesia sendiri sebagai negara kebangsaan munir dan para pelaku, kasus ini j uga menimpa seorang akt ivis HAM yang dikenal dan dimiliki dunia int ernasional. Kasus t erbunuhnya Munir t ersebut sangat kont roversial dari berbagai segi, baik segi perist iwanya, para pelakunya, dan t erut ama proses penegakan hukumnya. Dari segi perist iwanya, kont roversi yang t imbul adalah mengenai penyebab dan kronologis, sert a TKP meninggalnya Munir. Dari segi pelakunya, j elas menimbul kan berbagai spekulasi dan konklusi f akt ual yang mengherankan banyak orang. Per t ama, meninggalnya Munir disebabkan racun arsenik yang akhirnya t erbukt i bahwa pelakunya adalah Pollycarpus Budihari Priyant o yang not abene adalah pil ot Garuda Indonesia. Lant as apa hubungannya dan apa unt ungnya Polly membunuh Munir? Berart i kemungkinan ada orang yang t erlibat dibal ik Pollycarpus. Kedua, dari hasil pengembangan pemeriksaan, dit emukan bukt i bahwa ada hubungan yang int ensif ant ara Pollycarpus dengan Muchdi Pr. dengan berbagai bukt i pendukung lain yang menunj ukkan t erj adi koneksi illegal ant ara keduanya. Sehingga pat ut diduga ada ket erkait an ant ara meninggalnya t erbunuhnya Munir dengan hubungan kedua orang t ersebut . Ket i ga, dalam perkembangan pemeriksaan kasus Muchdi, t erungkap kesaksian Ucok Raden Muhammad Pat wa yang menyat akan at au mengakui pernah disuruh membunuh Munir oleh Sent ot agen muda BIN. Selain it u, berbagai kesaksian lain menunj ukkan adanya beberapa subyek lain yang pat ut diduga t erlibat dalam kasus pembunuhan Munir. Yang lebih kont roversial lagi, adalah dari segi penegakan hukumnya. Di mana, dalam pemeriksaan Muchdi Pr di Pengadilan Negeri Jakart a Selat an t elah mempert ont onkan drama persidangan yang sungguh dan sungguh di luar nalar dan logika yuridis yang seharusnya. Banyak kej anggalan dalam proses penyidikan sampai pada t ingkat pemeriksaan di pengadil an. Berbagai kont roversi t ersebut sangat lah pent ing unt uk di ket engahkan demi mencari t it ik t erang dalam mewuj udkan keadilan bagi semua orang. Terut ama yang paling pent ing unt uk dikaj i dalam kont eks eksaminasi kasus ini adalah segi penegakan hukumnya. Mengingat penegakan hukum at as kasus Munir ini sangat , sangat , dan sangat lah kont roversial dan menimbulkan berbagai t anda t anya publik at as perwuj udan keadilan di Indonesia. Bert ent angan dengan logika hukum yang selama ini diaj arkan di mana-mana, dan mencederai rasa keadilan bagi seluruh masyarakat , sert a mengenyampingkan beberapa asas hukum universal yang sudah menj adi communi s opi ni o doct or um bahwa set iap orang memiliki kedudukan yang sama di depan hukum equal i t y bef or e t he l aw, sehingga t idak membeda- bedakan st at us sosial dan sat us polit ik seseorang. Put usan bebas yang melukai rasa keadilan masyarakat t ersebut , adalah put usan Pengadilan Negeri Jakart a Sel at an Nomor 1488 Pid. B 2008 PN. Jkt . Sel pada t anggal 31 Desember 2008 yang membebaskan t erdakwa Muchdi Pr yang didakwa sebagai “ penggerak” dalam pembunuhan berencana alm. Munir. Meski put usan bebas merupakan hal yang dibenarkan, t et api reaksi dari berbagai kalangan dalam masyarakat pat ut diapresiasi, t erut ama karena t erdakwa Muchdi PR sebagai mant an pej abat milit er dan Badan Int elij en Negara BIN, sehingga waj ar j ika ada yang menilai hakim t idak menyamakan posisi set iap orang di depan hukum. Apalagi t erdakwa bersama penasihat hukum dan koleganya membent uk opini bahwa seolah-ol ah put usan bebas it u memang pat ut dij at uhkan t erhadap t erdakwa. Bahkan beberapa produk hukum t erkait pemeriksaan Muchdi Pr dalam proses peradilan t ersebut memperlihat kan kej anggalan-kej anggalan yang layak diperdebat kan. Fakt a di at as menunj ukkan bahwa kasus ini t idak hanya sekedar menarik perhat ian masyarakat t et api sangat kompl eks compl i cat ed. Dan put usan ini sangat menent ukan bagi langkah hukum selanj ut nya. Bukan hanya bagi penyelesaian kasus it u sendiri, lebih dari it u bagi peradaban hukum dan HAM di negeri ini. Unt uk it u, perlu dil akukan analisis eksaminasi t erhadap put usan hakim t ersebut , baik dari aspek dakwaan penunt ut umum, proses pemeriksaan di sidang pengadilan, pembukt ian, sampai pada pert imbangan maj elis hakim sehingga berkesimpulan t erdakwa t idak t erbukt i sebagai penggerak pembunuhan. Ket idakmampuan peradilan unt uk memberikan rasa keadilan bagi masyarakat t erhadap perkara t ersebut , t idak boleh dibiarkan begit u saj a, karena hukum harus dipandang sebagai sarana yang memberikan perlindungan bagi korban, keluarganya, dan masyarakat secara luas. Eksaminasi at as kasus ini sangat pent ing sebagai bent uk kepedulian publik at as t erwuj udnya penegakan hukum yang adil dan bermart abat . Eksaminasi publik at as put usan Terdakwa Muchdi PR ini j uga didasarkan pada pert imbangan: 1. kasus ini adalah kasus publik, sehingga masyarakat perlu diberi ruang unt uk menilai produk peradilan t ersebut , mengingat proses peradilan dengan sist em acara pidana yang berlaku t idak memungkinkan masyarakat berperan lebih j auh. 2. eksaminasi ini diharapkan dapat menj adi alat kont rol t erhadap proses hukum selanj ut nya, baik proses beracaranya maupun subst ansi hukumnya. 3. eksaminasi ini diharapkan j uga dapat mendorong upaya hukum dapat berj alan f ai r , t ransparan dan cerdas, sehingga dapat mengungkap kasus ini secara t unt as, adil dan bermart abat . Eksaminasi publik at as put usan Muchdi PR ini dilakukan melalu beberapa rangkaian akt ivit as yang dimulai dari penent uan maj elis eksaminasi, selanj ut nya anggot a maj elis eksaminasi t ersebut menyiapkan dan menyusun Legal Annot at i on LA yang secara subst ansi saling melengkapi ant ara LA dari eksaminat or yang sat u dengan yang lain. sehinga dapat dirangkum menj adi sat u laporan put usan yang ut uh. Selain it u, langkah selanj ut nya, adalah melakukan uj i publik at as put usan maj elis eksaminasi sebagai upaya mensosialisasikan isi put usan sert a menggalang dukungan publik. Di mana, hasil uj i publik akan menj adi pert imbangan dalam membuat put usan akhir. Put usan akhir t ersebut akan diserahkan kepada pengambil kebij akan dan diharapkan dapat dij adikan pert imbangan oleh Mahkamah Agung sebagai t he l ast cor ner st one muara t erakhir suat u proses peradilan, Kej aksaan selaku Penunt ut Umum dan Kepolisian RI selaku Penyidik. Oleh karena it u, maka hasil eksaminasi ini bukanlah hasil akhir dari segalanya yang mampu menunt askan persoalan pelik dalam pemeriksaan kasus yang dieksaminasi. Masih t erbuka ruang krit ik dan sumbangsih pemikiran unt uk penyempurnaan hasil eksaminasi ini.

II. TIM EKSAMINASI