PUTUSAN MAJELIS EKSAMINASI PERKARA MUCDI PR

(1)

PUTUSAN MAJELIS EKSAMINASI Terhadap Put usan Perkara Pidana

PN Jakart a Selat an No. 1488/ Pid. B/ 2008/ PN. Jkt . Sel. Dengan Terdakwa H. Muchdi Purwopranj ono

I. PENGANTAR

Penegakan hukum (

l aw enf or cement

) yang seharusnya memperlihat kan t egaknya sendi-sendi hukum dan t erwuj udnya keadil an sebagai t uj uan ut ama dari hukum, t ernyat a t idak selamanya berj alan lurus sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan seringkali penegakan hukum it u mempert ont onkan f akt a yang sebaliknya, yait u t erlanggarnya kaidah-kaidah hukum yang dilakukan oleh penegak hukum it u sendiri. Hal ini seolah-olah semakin menunj ukkan kepada publik bahwa penegakan hukum hanyalah suat u proses f ormal yang hasilnya sangat bergant ung pada subyekt ivit as dan keberpihakan para penegaknya. Bila demikian, maka hal it u t elah mengenyampingkan makna f ilosof is dari penegakan hukum it u sendiri.

Begit u banyak kasus-kasus yang diproses dalam peradilan pidana di Indonesia ini, yang proses hukum dan put usannya j ust ru mencerminkan t idak t egaknya hukum. Sepert i put usan bagi pelaku kej ahat an (yang berdasar pandangan publik t el ah nyat a-nyat a t erbukt i bersalah) yang diput us bebas hanya karena kedangkalan pemahaman hukum dan keberpihakan subyekt if dan sesat dari penegak hukum. Sement ara di lain pihak j uga seringkali t erj adi adanya pemidanaan t erhadap orang-orang yang sebenarnya t idak bersalah. Bukankah ada adagium yang menyat akan bahwa “ lebih baik melepas sepuluh orang yang bersalah dari pada harus menghukum sat u orang yang t idak bersalah ?” .

Put usan bebas dalam perkara pidana t idak hanya menimbulkan persoalan baru dalam dunia hukum, t et api j uga dalam penerimaan masyarakat yang acapkali dinilai legalit as hukum t idak berpihak pada rasa keadilan masyarakat . Meskipun put usan bebas dibenarkan dalam hukum f ormil (Kit ab Undang-Undang Hukum Acara Pidana), t et api f enomena t ersebut acapkali menimbulkan kecurigaan masyarakat t erhadap hakim yang menj at uhkan put usan bebas.


(2)

Memang hukum t idak secara ot omat is menghasilkan keadilan, at au j ust ru sebaliknya mencipt akan ket idakadilan. Kaidah hukum yang t erurai dalam perat uran perundang-undangan, hanya dapat hidup dan bekerj a apabila digerakkan oleh para pelaksananya. Kenyat aan para pelanggar hukum yang dapat memilih dan menyewa advokat unt uk meloloskan diri dari j erat an hukum, merupakan t ant angan bagi aparat penegak hukum (polisi, j aksa, dan hakim) yang perlu dij awab. Tent u amat melukai rasa keadilan masyarakat , j ika hukum t idak mampu memberikan keadilan akibat manuver para kriminal yang t idak diant isipasi oleh hakim dalam sidang pengadilan.

Pada kondisi t ersebut , hukum lebih cenderung digunakan secara keliru at au menyimpang dari f ungsi dan t uj uan asasinya. Mest inya hukum dit ent ukan dan dilaksanakan berdasarkan it ikad yang ot ent ik, dan hal ini banyak dikaj i dalam t eori sosiologi hukum bahwa hukum bukan hanya perat uran, melainkan j uga komit men, perilaku, dan st rukt ur sosial. Semangat ref ormasi unt uk menegakkan supremasi hukum, masih j auh dari harapan karena belum dikelola oleh manusia pilihan yang bernama hakim yang seharusnya memiliki int egrit as dan komit men moral yang t inggi.

Dalam perist iwa pembunuhan t erhadap akt ivis HAM Munir, SH t elah membuka mat a set iap orang. Bukan hanya publik Indonesia t et api j uga membelalakkan masyarakat int ernasional. Selain karena perist iwa t ersebut t erkait langsung dengan 3 negara (yait u Singapura sebagai t empat t ransit Munir dan diduga sebagai l okasi t erminumnya racun arsenik penyebab kemat iannya, Belanda sebagai negara t uj uan dan dit emukannya j asad Munir set elah dit urunkan dari Pesawat Garuda Indonesia, dan Indonesia sendiri sebagai negara kebangsaan munir dan para pelaku), kasus ini j uga menimpa seorang akt ivis HAM yang dikenal dan dimiliki dunia int ernasional.

Kasus t erbunuhnya Munir t ersebut sangat kont roversial dari berbagai segi, baik segi perist iwanya, para pelakunya, dan t erut ama proses penegakan hukumnya. Dari segi perist iwanya, kont roversi yang t imbul adalah mengenai penyebab dan kronologis, sert a TKP meninggalnya Munir. Dari segi pelakunya, j elas menimbul kan berbagai spekulasi dan konklusi f akt ual yang mengherankan banyak orang.

Per t ama,

meninggalnya Munir disebabkan racun arsenik yang akhirnya t erbukt i bahwa pelakunya adalah


(3)

Pollycarpus Budihari Priyant o yang not abene adalah pil ot Garuda Indonesia. Lant as apa hubungannya dan apa unt ungnya Polly membunuh Munir? Berart i kemungkinan ada orang yang t erlibat dibal ik Pollycarpus.

Kedua,

dari hasil pengembangan pemeriksaan, dit emukan bukt i bahwa ada hubungan yang int ensif ant ara Pollycarpus dengan Muchdi Pr. dengan berbagai bukt i pendukung lain yang menunj ukkan t erj adi koneksi illegal ant ara keduanya. Sehingga pat ut diduga ada ket erkait an ant ara meninggalnya (t erbunuhnya) Munir dengan hubungan kedua orang t ersebut .

Ket i ga,

dalam perkembangan pemeriksaan kasus Muchdi, t erungkap kesaksian Ucok (Raden Muhammad Pat wa) yang menyat akan at au mengakui pernah disuruh membunuh Munir oleh Sent ot (agen muda BIN). Selain it u, berbagai kesaksian lain menunj ukkan adanya beberapa subyek lain yang pat ut diduga t erlibat dalam kasus pembunuhan Munir.

Yang lebih kont roversial lagi, adalah dari segi penegakan hukumnya. Di mana, dalam pemeriksaan Muchdi Pr di Pengadilan Negeri Jakart a Selat an t elah mempert ont onkan drama persidangan yang sungguh dan sungguh di luar nalar dan logika yuridis yang seharusnya. Banyak kej anggalan dalam proses penyidikan sampai pada t ingkat pemeriksaan di pengadil an.

Berbagai kont roversi t ersebut sangat lah pent ing unt uk di ket engahkan demi mencari t it ik t erang dalam mewuj udkan keadilan bagi semua orang. Terut ama yang paling pent ing unt uk dikaj i (dalam kont eks eksaminasi kasus ini) adalah segi penegakan hukumnya. Mengingat penegakan hukum at as kasus Munir ini sangat , sangat , dan sangat lah kont roversial dan menimbulkan berbagai t anda t anya publik at as perwuj udan keadilan di Indonesia. Bert ent angan dengan logika hukum yang selama ini diaj arkan di mana-mana, dan mencederai rasa keadilan bagi seluruh masyarakat , sert a mengenyampingkan beberapa asas hukum universal yang sudah menj adi

communi s opi ni o doct or um

bahwa set iap orang memiliki kedudukan yang sama di depan hukum (

equal i t y bef or e t he l aw

), sehingga t idak membeda-bedakan st at us sosial dan sat us polit ik seseorang.

Put usan bebas yang melukai rasa keadilan masyarakat t ersebut , adalah put usan Pengadilan Negeri Jakart a Sel at an Nomor 1488/ Pid. B/ 2008/ PN. Jkt . Sel pada t anggal 31 Desember 2008 yang


(4)

membebaskan t erdakwa Muchdi Pr yang didakwa sebagai “ penggerak” dalam pembunuhan berencana alm. Munir.

Meski put usan bebas merupakan hal yang dibenarkan, t et api reaksi dari berbagai kalangan dalam masyarakat pat ut diapresiasi, t erut ama karena t erdakwa Muchdi PR sebagai mant an pej abat milit er dan Badan Int elij en Negara (BIN), sehingga waj ar j ika ada yang menilai hakim t idak menyamakan posisi set iap orang di depan hukum. Apalagi t erdakwa bersama penasihat hukum dan koleganya membent uk opini bahwa seolah-ol ah put usan bebas it u memang pat ut dij at uhkan t erhadap t erdakwa. Bahkan beberapa produk hukum t erkait pemeriksaan Muchdi Pr dalam proses peradilan t ersebut memperlihat kan kej anggalan-kej anggalan yang layak diperdebat kan.

Fakt a di at as menunj ukkan bahwa kasus ini t idak hanya sekedar menarik perhat ian masyarakat t et api sangat kompl eks (

compl i cat ed

). Dan put usan ini sangat menent ukan bagi langkah hukum selanj ut nya. Bukan hanya bagi penyelesaian kasus it u sendiri, lebih dari it u bagi peradaban hukum dan HAM di negeri ini.

Unt uk it u, perlu dil akukan analisis (eksaminasi) t erhadap put usan hakim t ersebut , baik dari aspek dakwaan penunt ut umum, proses pemeriksaan di sidang pengadilan, pembukt ian, sampai pada pert imbangan maj elis hakim sehingga berkesimpulan t erdakwa t idak t erbukt i sebagai penggerak pembunuhan. Ket idakmampuan peradilan unt uk memberikan rasa keadilan bagi masyarakat t erhadap perkara t ersebut , t idak boleh dibiarkan begit u saj a, karena hukum harus dipandang sebagai sarana yang memberikan perlindungan bagi korban, keluarganya, dan masyarakat secara luas. Eksaminasi at as kasus ini sangat pent ing sebagai bent uk kepedulian publik at as t erwuj udnya penegakan hukum yang adil dan bermart abat .

Eksaminasi publik at as put usan Terdakwa Muchdi PR ini j uga didasarkan pada pert imbangan:

1. kasus ini adalah kasus publik, sehingga masyarakat perlu diberi ruang unt uk menilai produk peradilan t ersebut , mengingat proses peradilan dengan sist em acara pidana yang berlaku t idak memungkinkan masyarakat berperan lebih j auh.


(5)

2. eksaminasi ini diharapkan dapat menj adi alat kont rol t erhadap proses hukum selanj ut nya, baik proses beracaranya maupun subst ansi hukumnya.

3. eksaminasi ini diharapkan j uga dapat mendorong upaya hukum dapat berj alan

f ai r

, t ransparan dan cerdas, sehingga dapat mengungkap kasus ini secara t unt as, adil dan bermart abat .

Eksaminasi publik at as put usan Muchdi PR ini dilakukan melalu beberapa rangkaian akt ivit as yang dimulai dari penent uan maj elis eksaminasi, selanj ut nya anggot a maj elis eksaminasi t ersebut menyiapkan dan menyusun

Legal Annot at i on

(LA) yang secara subst ansi saling melengkapi ant ara LA dari eksaminat or yang sat u dengan yang lain. sehinga dapat dirangkum menj adi sat u laporan/ put usan yang ut uh. Selain it u, langkah selanj ut nya, adalah melakukan uj i publik at as put usan maj elis eksaminasi sebagai upaya mensosialisasikan isi put usan sert a menggalang dukungan publik. Di mana, hasil uj i publik akan menj adi pert imbangan dalam membuat put usan akhir. Put usan akhir t ersebut akan diserahkan kepada pengambil kebij akan dan diharapkan dapat dij adikan pert imbangan oleh Mahkamah Agung sebagai

t he l ast cor ner st one

(muara t erakhir suat u proses peradilan), Kej aksaan selaku Penunt ut Umum dan Kepolisian RI selaku Penyidik.

Oleh karena it u, maka hasil eksaminasi ini bukanlah hasil akhir dari segalanya yang mampu menunt askan persoalan pelik dalam pemeriksaan kasus yang dieksaminasi. Masih t erbuka ruang krit ik dan sumbangsih pemikiran unt uk penyempurnaan hasil eksaminasi ini.

II. TIM EKSAMINASI

Pelaksanaan eksaminasi dan pembent ukan Maj elis Eksaminasi ini dif asilit asi oleh Komisi Aksi Solidarit as Unt uk Munir (KASUM). Maj elis Eksaminasi dalam kasus ini t erdiri dari 4 (empat ) orang yang dipandang memiliki kompet ensi dan net ralit as pemikiran yang dapat dipert anggungj awabkan. Keempat anggot a Maj elis Eksaminasi t ersebut


(6)

memiliki lat ar belakang keilmuan hukum yang cukup beragam, sehingga ulasannya saling melengkapi sat u sama lain.

1. Adnan Pasliadj a, SH.

Mant an Jaksa, Wi dyai swar a pada Pusdi kl at Kej aksaan Agung dan dosen

Fakul t as Hukum UMJ.

2. Andre Ata Uj an, MA, Ph. D

Dosen Fi l saf at Hukum pada Uni ver si t as

17 Agust us

1945 Jakar t a.

3. Dr. Marwan Mas, SH. MH.

Dosen Fakul t as Hukum Uni ver si t as 45 Makassar .

4. Zulkarnain, SH. MH.

Ket ua Bagi an Pi dana pada Fakul t as Hukum Uni ver si t as

Wi dyagama

Mal ang.

III. POSISI KASUS :

Berdasarkan put usan PK MA No. 109/ PK/ Pid/ 2007 Tanggal 25 Januari 2008 at as nama Terdakwa Pollycarpus Budihari Priyant o dan Put usan No. 1849/ PID. B/ 2007/ PN. JKT. PST at as nama Terdakwa Indra Set iawan menunj ukkan bahwa kemat ian Munir adalah akibat dari sebuah t indak pidana pembunuhan berencana yang penuh konspirasi. Berdasarkan f akt a-f akt a selama proses persidangan Pollycarpus dan Indra Set iawan dapat t erlihat adanya keberadaan

act or i nt el ect ual

dari pel aksanaan t indak pidana t ersebut .

Sebagai langkah awal penanganan kasus kemat ian Munir, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membent uk Tim Pencari Fakt a (TPF) Kasus Munir dengan Keppres Nomor 111 Tahun 2004. Berdasarkan hasil invest igasi TPF Kasus Munir, dit emukan adanya indikasi keberadaan

act or i nt el ect ual

yang menggerakkan Pollycarpus melalui hubungan t elepon sebanyak 41 kali ant ara Pollycarpus dan Muchdi PR (Deput i V BIN). Hal ini dipert egas dengan rekomendasi TPF agar dilakukan pemeriksaan lebih lanj ut t erhadap beberapa Pej abat BIN yait u Hendropriyono, Muchdi PR dan Bambang Irawan.

Hubungan ant ara Muchdi Pr dengan t erpidana Pollycarpus sebagai pelaku pembunuhan t erhadap Munir ini t erbukt i dalam persidangan Peninj auan Kembali (PK) Pollycarpus pada t anggal 22 Agust us 2007 yang


(7)

memperdengarkan rekaman pembicaraan ant ara Pollycarpus dan Indra Set iawan yang menyebut kan nama-nama sandi sepert i Asmini unt uk menyebut As’ ad Said Ali, Bu Avi unt uk menyebut Muchdi PR, Pet ruk unt uk menyebut Abdurrahman Saleh dan lain sebagainya.

Ket erkait an Muchdi Pr sebagai akt or int elekt ual dalam pembunuhan Munir dapat dibukt ikan melalui salah sat u alat bukt i ket erangan saksi yait u Saksi Budi Sant oso dalam BAP Tanggal 8 Okt ober 2007, Budi Sant oso menyat akan bahwa st at us Poll ycarpus adalah pegawai PT Garuda yang menj adi j aringan

non or gani k

BIN di mana Muchdi PR pada saat it u menj abat sebagai Deput i V BIN adalah

handl er

dari Pollycarpus. Kerj asama ant ara Pollycarpus dan Muchdi PR dibukt ikan dengan adanya pemberian uang dari Muchdi PR kepada Pol lycarpus melalui Budi Sant oso, yang rinciannya adalah sebagai berikut :

Pemberian uang sej umlah Rp. 10. 000. 000, - (sepuluh j ut a rupiah) pada t anggal 14 Juni 2004 di ruang kerj a t erdakwa di Kant or BIN;

Pemberian uang sej umlah Rp. 2. 000. 000, - (dua j ut a rupiah) sebanyak 2 (dua) kali sebelum perist iwa dibunuhnya Munir, bahkan Pollycarpus menerima pemberian uang sej umlah Rp. 3. 000. 000, - (t iga j ut a rupiah) pada saat Pollycarpus diperiksa oleh Penyidik Bareskrim Mabes Polri sehubungan dengan perist iwa kemat ian Munir di halaman parkir Caref our Pasar Jum’ at , Jakart a Selat an.

Dalam proses persidangan at as nama t erdakwa Indra Set iawan, t erdakwa Indra mengaku bahwa sekit ar bulan Okt ober - November 2004 memint a kepada Pollycarpus unt uk dapat bert emu dengan M. As’ ad Said Ali, Wakil Kepala Badan Int el ij en Negara (WakaBIN). Beberapa hari kemudian, Pollycarpus memberit ahukan mengenai kapan wakt u t erdakwa Indra Set iawan dapat bert emu dengan As’ ad di kant or BIN. Terdakwa Indra Set iawan baru menget ahui dan semakin yakin bahwa Pollycarpus adalah orang yang dipercaya BIN set elah Pollycarpus dapat mempert emukan t erdakwa dengan As’ ad, di mana pada saat it u j uga ada Muchdi PR.


(8)

Berdasarkan t emuan-t emuan f akt a di at as dan set elah melalui proses penyelidikan dan pemberkasan perkara di t ingkat kepolisian dan kej aksaan, t epat pada t anggal 21 Agust us 2008, berkas perkara Muchdi Pr akhirnya disidangkan di PN Jakart a Selat an. PU mendakwa Muchdi Pr dengan dakwaan yang disusun secara alt ernat if , di mana dakwaan pert ama adalah melanggar Pasal 340 KUHP j o. Pasal 55 ayat (1) ke-2 KUHP (Muchdi diposisikan sebagai membuj uk/ menggerakkan) dan dakwaan alt ernat if kedua adalah melanggar Pasal 340 KUHP j o. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP (Muchdi diposisikan sebagai t urut sert a melakukan at au menyuruh melakukan).

Berkait an dengan pembukt ian, PU menghadirkan 14 (empat belas) saksi, 4 (empat ) saksi verbal lisan, 3 (t iga) ahli, dan 2 (dua) saksi dibacakan BAP-nya di depan persidangan, sedangkan Penasehat Hukum menghadirkan 2 (dua) orang saksi dan 1 (sat u) ahli. Selain it u, PU j uga mengaj ukan 17 (t uj uh belas) alat bukt i surat , sedangkan Penasehat Hukum hanya mengaj ukan 2 (dua) alat bukt i surat . Di dalam proses pembukt ian yang di depan persidangan, t erj adi pencabut an BAP oleh 5 (lima) orang saksi, yait u Arif in Rahman dan Zondhi Anwar (2 orang pegawai TU BIN), Imam Must af a dan Suradi (Sopir pribadi Muchdi Pr), dan Kawan.

Set elah menj alani proses persidangan yang cukup lama, yait u sebanyak 21 kali persidangan, pada t anggal 31 Desember 2008, Maj elis Hakim membacakan Put usan No. 1488/ Pid. B/ 2008/ PN. Jkt . Sel. Di dalam pert imbangan put usan t ersebut , Maj elis Hakim menyat akan bahwa Muchdi PR t idak t erbukt i secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan t indak pidana sebagaimana yang didakwakan kepadanya, baik dakwaan alt ernat if pert ama maupun kedua. Sehingga di dalam amarnya, Hakim menyat akan bahwa Muchdi PR bebas dari segala dakwaan yang didakwakan t erhadap dirinya. At as put usan bebas t ersebut , Penunt ut Umum mengaj ukan kasasi dan memori kasasi t elah diserahkan kepada MA melalui kepanit eraan PN Jakart a Selat an pada t anggal 12 Februari 2009.


(9)

IV. HASIL SIDANG MAJELIS EKSAMINASI

A. Analisis Yuridis Terhadap Surat Dakwaan Penuntut umum

1. Penunt ut umum mencant umkan mot if di dalam Surat dakwaan, padahal mot if bukan unsur del ik sehingga t idak harus dibukt ikan. Kalaupun mau dibukt ikan pembukt iannya sangat sulit .

2. Dakwaan seharusnya hanya berisi f akt a bukan kesimpulan. Dalam dakwaan, salah sat u kesimpul an adalah penj abaran mot if sepert i kalimat

“ . . . ket i daksukaan Ter dakwa t er hadap Muni r set el ah di copot

dar i Danj en Kopassus” .

Hal it u merupakan kesimpulan subyekt if penunt ut umum yang seharusnya t idak perlu.

3. Khusus dakwaan alt ernat if kedua, t idak j elas menguraikan t ent ang “ peran” at au perbuat an mat eril masing-masing Terdakwa. Terdakwa diduga

“ mel akukan, menyur uh mel akukan dan t ur ut ser t a

mel akukan”

akan t et api t idak diuraikan apa yang dilakukan Terdakwa dan bagaimana t erdakwa melakukannya. Bukankah dalam lembaga

deel nemi ng

dalam hal bersama-sama melakukan, t urut sert a melakukan, disyarat kan adanya kerj asama secara f isik dan kesadaran mereka bekerj asama? Lain hal kalau yang dimaksud adalah menyuruh melakukan, di mana t idak ada kesadaran unt uk bekerj a sama. Akan t et api kalau hal ini didakwakan maka dakwaan t idak cermat karena t ernyat a

manus mi nust r a

(Pollycarpus) sudah dipert anggung j awabkan dan t elah dipidana.

4. Pengadilan Negeri yang berwenang mengadili dakwaan alt ernat if kedua, seharusnya adalah Pengadil an Negeri Jakart a Pusat . Karena menurut hukum, apabila

l ocus del i ct i e

-nya ada di luar negeri, maka pengadilan yang berwenang mengadil i adalah PN Jakart a Pusat . Dan kompet ensi mengadil i ini t idak dapat dipindahkan ke Pengadilan Negeri Jakart a Selat an dengan alasan Pasal 84 Ayat (2) KUHAP.

5. Penyebut an kat a “ saksi” yang dilekat kan pada nama “ Pollycarpus” t idaklah benar. Karena penyebut an kalimat sepert i

“ . . . Ter dakwa

ber sama-sama dengan

saksi Pollycarpus. . .

dalam surat dakwaan, menunj ukkan f ormulasi yang kabur (

obscuur l i bel

). Sebab subyek yang bersama-sama dengan t erdakwa unt uk melakukan t indak pidana


(10)

adalah j uga pelaku (sesama t erdakwa), sehingga t idak dibenarkan disebut saksi. Hal ini didasarkan pada Yurisprudensi MA Nomor 1109/ K/ Pid/ 1987 Tanggal 2 Juli 1989, yang pada pokoknya menyat akan: apabila t erdapat kat a-kat a “ t erdakwa bersama-sama

saksi , Ter dakwa menganj ur kan saksi , adal ah obscuur l i bel l um, t i dak

memenuhi ket ent uan Pasal 143 Ayat (2) hur uf b KUHAP dan ber aki bat

bat al demi hukum. ”

B. Analisis Yuridis Terhadap Surat Tuntutan Penuntut umum

1. Tidak semua surat yang disebut kan pada halaman 227 at au 228 surat t unt ut an merupakan alat bukt i surat , kecuali yang dibuat at as sumpah j abat an at au dikuat kan dengan sumpah. Surat lainnya merupakan alat bukt i pet unj uk apabila dibenarkan oleh ahli at au bersesuaian dengan alat bukt i sah lainnya.

2. Bahwa pet unj uk yang dimaksud pada Pasal 188 Ayat (1) KUHAP dan t anda pada Pasal 310 H. I. R adalah alat bukt i menurut Pasal 184 Ayat (1) huruf d KUHAP, yait u alat bukt i pet unj uk yang dapat dij adikan sebagai al at bukt i pet unj uk apabila diperolah dari alat bukt i ket erangan saksi, ket erangan ahli, ket erangan Terdakwa dan alat bukt i surat .

3. Dalam membukt ikan unsur

“ bar ang si apa” ,

seharusnya bukan membukt ikan apakah Terdakwa dapat dipert anggung j awabkan dengan membukt ikan bahwa Terdakwa sehat ket ika ia memberikan ket erangan di sidang pengadilan. Akan t et api yang harus dibukt ikan apakah benar Terdakwa-lah yang t elah menganj urkan Pollycarpus unt uk membunuh Munir. Selain it u, set iap Terdakwa yang didakwa di sidang Pengadilan, dianggap dapat dipert angungj awabkan kecuali Penasehat hukum membukt ikan sebaliknya. Kalau Penunt ut Umum t et ap ingin membukt ikan kesehat an j iwa Terdakwa bukan pada saat Terdakwa dihadapkan di sidang Pengadil an akan t et api pada wakt u Terdakwa melakukan perbuat an (penganj uran).

4. Unsur

“ sengaj a”

dan unsur

“ dengan di r encanakan t er l ebi h dahul u”

adalah unsur yang t erpisah dan karenanya harus dibukt ikan


(11)

sendiri-sendiri pul a. Dan lagi pula yang harus dibukt ikan dalam unsur sengaj a adalah apakah Terdakwa sengaj a membuj uk Pollycarpus.

5. Penunt ut Umum t idak secara t egas membukt ikan apakah yang t erbukt i unsur memberi, menj anj ikan, menyalahgunakan kekuasaan, at au memberi kesempat an, sarana at au ket erangan yang merupakan sarana penganj uran. Mest inya langsung t egas menyebut perbuat an at au unsur apa yang t elah t erbukt i dalam pemeriksaan di persidangan dengan disert ai argument asi hukum yang kuat .

6. Penunt ut Umum keliru menyebut klasif ikasi delik yang t erbukt i. Mest inya berbunyi: melakukan t indak pidana

“ penganj ur an

mel akukan pembunuhan ber encana” ,

dan bukan sepert i dalam t unt ut an yang menunj ukkan kemungkinan-kemungkinan. Dengan rumusan sepert i dalam surat t unt ut an t ersebut , menunj ukkan bahwa belum ada t indak pidana yang t erbukt i.

C. Analisis Yuridis Terhadap Putusan Pengadilan 1. Tentang Substansi

Pada put usan halaman 62 hakim mempert anyakan

apakah benar

t erdakwa t elah menyalahgunakan kekuasaannya selaku kepala

Deput y V

dengan member i kan sar ana dan kesempat an membuat

konsep sur at Rekomendasi kepada Di r ut PT Gar uda Indonesi a Ai r ways

agar Pol l ycar pus di t empat kan di Cor por at e Secur i t y sehi ngga dapat

t er bang sat u pesawat dengan kor ban Muni r j i ka kor ban Muni r akan

beper gi an suat u wakt u dengan menumpang Pesawat Gar uda

Indonesi a Ai r ways yang akan di manf aat kan unt uk membunuh Muni r

?

Terhadap pert anyaan t ersebut , maj elis hakim berkesimpulan bahwa PU t idak dapat membukt ikan dalil-dalil dakwaannya yang menyat akan bahwa t erdakwa t elah menyalahgunakan kekuasaannya selaku kepala Deput y V BIN dengan memberikan sarana dan kesempat an membuat konsep surat Rekomendasi kepada Dirut PT Garuda Indonesia Airways agar Pollycarpus dit empat kan di

Cor por at e

Secur i t y

sehingga dapat t erbang sat u pesawat dengan korban Munir j ika korban Munir akan bepergian suat u wakt u dengan menumpang


(12)

Pesawat Garuda Indonesia Airways yang akan dimanf aat kan unt uk menghabisi j iwa Munir; (put usan hal. 68)

Terhadap kesimpulan hakim t ersebut kami berpendapat bahwa: Hakim telah salah menerapkan hukum pembuktian, yang bisa dibukt ikan dari beberapa hal :

a. Ada f akt a yang j elas t api j ust ru dilemahkan oleh hakim, misalnya ket erangan saksi Budi Sant oso dan As’ ad (yang menurut ket ent uan Pasal 162 Ayat (2) KUHAP, dinyat akan sah sebagai alat bukt i) masih perl u dipert imbangkan t ent ang bagaimana nilai kekuat an pembukt iannya j ika ket erangan yang dibacakan t ersebut disangkal Terdakwa.

b. Tent ang keabsahan alat bukt i elekt ronik, hakim mengakui bahwa alat bukt i elekt ronik merupakan alat bukt i yang sah, namun hakim melemahkan kekuat an pembukt iannya dengan al asan bahwa menurut hukum alat bukt i elekt ronik t ersebut belum dapat membukt ikan t ent ang peranan Terdakwa dan harus didukung dengan alat bukt i sah lainnya.

c. Tent ang surat rekomendasi, hakim mengakui bahwa surat perint ah yang dikloning merupakan alat bukt i yang sah, namun hakim melemahkan kekuat an pembukt iannya dengan al asan bahwa menurut hukum surat t ersebut belum dapat membukt ikan t ent ang peranan t erdakwa sebagai yang membuj uk at au penganj ur pembunuhan t erhadap Munir, karena surat hasil kloning t ersebut t idak sat upun memuat kalimat at au kat a-kat a yang mengarah pada t erdakwa. (put usan hal. 65).

Seharusnya hakim mempertimbangkan:

a. Bahwa ket erangan Budi Sant oso yang diberikan di bawah sumpah di penyidikan dan dibacakan di depan persidangan yang menerangkan ant ara l ain: bahwa yang menget ik konsep surat No. R-451/ VII/ 2004 t idak bert anggal Juli 2004 adalah Pollycarpus. Kemudian draf t surat diberikan kepada saksi Budi Sant oso unt uk dikoreksi. Dan set elah dikoreksi diserahkan kembali kepada


(13)

Pollycarpus unt uk diserahkan kepada Terdakwa. Pada kesempat an t ersebut , Pollycarpus mengat akan

“ pak, saya mendapat t ugas dar i

pak Muchdi unt uk menghabi si Muni r ” .

Pada t anggal 7 Sept ember 2004, set elah kembali dari Singapura, Pollycarpus mengat akan bahwa

“ di a t el ah kembal i dan mendapat kan i kan besar ”

, yang art inya

“ Muni r t el ah saya habi si dengan r acun”

. Sel ain it u, saksi Budi Sant oso j uga menerangkan bahwa Pollycarpus adalah j ej aring non organik dibawah

handl er

Terdakwa.

b. Bahwa surat No. R-451/ VII/ 2004 t idak bert anggal Juli 2004 t ersebut menyat akan bahwa agar Pollycarpus dapat dimasukkan sebagai

i nt er nal secur i t y

(pengaman int ernal) PT Garuda.

c. Bahwa Surat t ersebut dit indaklanj ut i dengan surat t ugas dari Dirut PT Garuda No. Garuda/ GZ-2270/ 04 t anggal 11 Agust us 2004 perihal penugasan Pollycarpus sebagai st af pembant uan di unit

cor por at e secur i t y

.

d. Bahwa saksi Rohainil Aini menyat akan bahwa pada t anggal 6 Sept ember j adwal t erbang Polycarpus adal ah ke Peking.

e. Bahwa saksi Suciwat i mengat akan bahwa pada t anggal 4 sept ember 2004 Pollycarpus menelpon nomor Handphone Munir dan menanyakan j adual keberangkat an Munir ke Belanda. Ket erangan saksi t ersebut diperkuat oleh ket erangan ahli Rubi Z. Alamsyah melalui bukt i

Cal l Dat a Recor d (CDR)

.

f . Bahwa saksi Rohainil Aini mengat akan bahwa Pollycarpus berangkat dari Jakart a menuj u Singapura pada t anggal 6 Sept ember 2004 at as dasar surat dari Direkt ur Garuda Indra Set iawan No. GH/ DZ-227/ 04 t anggal 11 Agust us 2004. At as dasar surat t ersebut , saksi Rohainil Aini membuat not a perubahan Nomor 219/ 04 t anggal 6 Sept ember 2004 yang dit andat angani dengan mengat asnamakan

Chi ef pi l ot

330 kapt en Carmel Sembiring.

Dengan demikian, bahwa berdasarkan bukt i surat , ket erangan saksi Budi Sant oso, saksi Indra Set iawan, saksi Rohainil Aini, saksi Suciwat i


(14)

dan ahli Ruby Z. Alamsyah yang saling bersesuaian ant ara sat u dengan yang lain, menunj ukkan bahwa surat Rekomendasi dari BIN kepada Indra Set iawan (Dirut PT Garuda) Nomor R-451/ VII/ 2004 Juli 2004, merupakan sarana penganj uran kepada Pollycarpus untuk membunuh Munir.

Bahwa dari f akt a t ersebut di at as j uga t erbukt i bahwa t erdakwa t elah menyalahgunakan kekuasaannya sebagai Deputy V BIN, dengan menganj urkan Pollycarpus (sebagai j ej aring non organik BIN) unt uk membunuh Munir, yang t idak ada kait annya dengan t ugas dan kewenangan BIN.

2. Tentang penyalahgunaan kekuasaan melalui uang

Pada put usan halaman 68, hakim mempert anyakan

apakah

benar T erdakwa t elah menyalahgunakan kekuasaannya selaku

Kepala Deput y V BIN dengan memberikan sesuat u berupa uang

kepada Pol l ycar pus unt uk membunuh Muni r ?

Terhadap pert anyaan t ersebut maj elis hakim berkesimpulan bahwa dal il dakwaan PU t ernyat a t idak didukung oleh bukt i yang cukup dan sempurna karena selain dari ket erangan saksi Budi Sant oso dan bukt i kas kuart o t idak ada bukt i l ain dan saksi yang dapat membukt ikan dalil dakwaan t ersebut .

Terhadap kesimpulan hakim t ersebut , kami menilai bahwa hakim t elah keliru menilai alat bukt i. Menurut Pasal 162 Ayat (2) KUHAP, seharusnya ket erangan saksi Budi Sant oso yang diberikan dibawah sumpah di penyidikan dan dibacakan di depan sidang merupakan alat bukt i yang nilainya sama dengan ket erangan saksi yang diberikan di depan sidang pengadilan. Buku kas kuart o yang isinya dibenarkan oleh alat bukt i lain, dalam hal ini ket erangan saksi Budi Sant oso merupakan alat bukt i pet unj uk bahwa benar Poll ycarpus t elah menerima uang sebesar 10 j ut a rupiah dan pada kesempat an lain berj umlah Rp. 3. 000. 000, - (Tiga j ut a rupiah) dan Rp. 2. 000. 000, - (Dua j ut a rupiah) dari Terdakwa melalui saksi Budi Sant oso.


(15)

Bahwa berdasarkan ket erangan saksi Budi Sant oso dan alat bukt i pet unj uk yang saling berkesusaian ant ara sat u dengan yang lain, t elah t erbukt i bahwa Terdakwa telah menyerahkan uang sebagai sarana pemberian menganj urkan Pollycarpus membunuh Munir.

3. Tentang motif pembunuhan

Pada put usan halaman 59 hakim menanyakan

apakah benar

T erdakwa memiliki dendam t erhadap Munir karena Munir t elah

mengkrit isi kasus Penculikan Akt ivis oleh anggot a Kopassus yang

t ergabung dalam T im Mawar dan kebij akan pemerint ah/ Negara

yang lainnya sehingga T erdakwa dimut asikan dari j abat an

Komandan Jenderal Kopassus yang baru dij abat nya selama 52

hari yang akhirnya membuj uk at au menganj urkan Pollycarpus

unt uk membunuh korban Munir?

Terhadap pert anyaan t ersebut , hakim berkesimpulan bahwa mot if t idak t erbukt i dengan menyat akan bahwa:

a. Terhadap ket erangan saksi Suciwat i, hakim berpendapat bahwa t ernyat a Munir t idak mengat akan bahwa ada ancaman dari Terdakwa

b. Terhadap ket erangan saksi Ucok, hakim berpendapat bahwa perbuat an saksi meneror Munir bukan at as perint ah Terdakwa melainkan perint ah Pak Sent ot .

Terhadap pendapat hakim t ersebut , kami berpendapat bahwa mot if at au lat ar bel akang yang mendahului t indak pidana bukan “ bagian int i delik” , sehingga kalau mot if t idak dibukt ikan t idak sert a mert a delik yang didakwakan t idak t erbukt i. Mot if hanya sekadar memberi t ekanan pada unsur “ dengan direncanakan t erlebih dahulu” dan unsur inilah yang harus dibukt ikan t erlebih dahulu, yang dalam perkara ini t elah t erbukt i melal ui alat bukt i surat berupa “ Put usan” MA Nomor 109/ PK/ Pid/ 2007, t anggal 25 Januari 2008, dalam perkara Terpidana Pollycarpus.


(16)

a. Saksi Suciwati, yang menerangkan:

Semasa hidupnya Munir, ia sering diancam karena almarhum semasa hidupnya melakukan kegiat an advokasi kasus-kasus pelanggaran HAM.

Alm. Munir mengat akan ia paling dibenci oleh Muchdi PR karena dibebast ugaskan dari j abat annya sebagai Danj en Kopassus dalam bahasa Jawa.

Saksi dikirim paket berisi kepala ayam disert ai t ulisan :

“ awas,

j angan l i bat kan TNI dal am kasus Muni r ” .

Pernah ibu Munir mendapat kiriman bom . b. Saksi Usman Hamid, yang menerangkan:

Munir almarhum menunt ut pembent ukan TPF baik oleh Komnas HAM maupun puspom ABRI.

TPF mendapat kan t emuan ket erlibat an oknum Kopassus dalam hal ini TIM MAWAR.

Berdasarkan t emuan TPF dibent uk Dewan Kehormat an Perwira karena diduga melibat kan perwira t inggi dalam penghilangan akt ivis oleh TIM MAWAR.

Tim Pencari Fakt a kemat ian Munir menerima inf omasi t ert ulis adanya rencana melakukan pembunuhan t erhdap Munir dalam rapat BIN, yang berasal dari orang dalam BIN sendiri.

c. Saksi Hendardi, menerangkan:

Hasil invest igasi Munir t erhadap penculikan 13 akt ivis maka dibent uk DKP;

Akibat pernyat aannya Munir banyak mendpat t error dan percobaan pembunuhan dengan cara disant et dan diracun;

Terdakwa dicopot dari j abat an danj en Kopassus set elah pembent ukan DKP;

d. Saksi Raden Muhammad Patma alias Ucok, yang menerangkan:

Saksi pernah melakukan t error ke Imparsial via t elepon umum dan melaporkan kepada Sent ot , Agen Muda BIN;

Saksi pernah disuruh Agen Sent ot membunuh Munir dengan pengamat an, monit or, t error, sant et dan racun;


(17)

Bahwa dari ket erangan empat orang saksi t ersebut merupakan

ket t i ng bewi j s

at au pet unj uk adanya dendam, sakit hat i di kalangan perwira t inggi Kopassus dan BIN.

Bahwa perwira t inggi yang pernah menj abat di kedua lembaga t ersebut adalah t erdakwa yang kemudian menganj urkan Pollycarpus, j ej aring non organik BIN binaan Terdakwa.

Dengan demikian motif dendam, sakit hati Terdakwa terhadap Munir j uga dapat dibuktikan.

D. Tanggapan Umum terhadap Putusan dan Proses Persidangan

1. Adanya ket erangan 2 orang saksi yait u Budi Sant oso dan Asád yang ket erangannya dibawah sumpah dibacakan di depan persidangan, t et api t idak dimasukkan sebagai f akt a persidangan oleh hakim. Akan t et api dal am hal. 66 put usan, maj elis Hakim mempert imbangkan ket erangan kedua orang saksi t ersebut t et api unt uk menj adi alat bukt i sah harus didukung dan dikuat kan alat bukt i sah yang lain. Padahal, menurut Pasal 162 Ayat (2) KUHAP, ket erangan kedua saksi t ersebut masing-masing merupakan alat bukt i ket erangan saksi yang sah t anpa harus dibukt ikan dengan alat bukt i sah yang lain.

2. Lima orang saksi yait u (Zhondy Anwar, Aripin Rahman, Kawan, Suradi, dan Imam Must of a) menarik ket erangannya di BAP saat penyidikan, t anpa alasan yang sah. Seyogyanya maj elis Hakim menurut Pasal 163 KUHAP, memperingat kan keras saksi-saksi t ersebut unt uk memberikan ket erangan yang sebenarnya. Karena j ika t idak dapat dit unt ut ket erangan palsu berdasarkan Pasal 174 KUHAP.

3. Saksi-saksi t ersebut adalah bawahan Terdakwa, maka berdasarkan Pasal 173 KUHAP, di mana hakim dapat memeriksa saksi yang mengingkari ket erangannya dalam Berit a Acara pemeriksaan t anpa kehadiran Terdakwa dengan cara mengeluarkan Terdakwa dari ruang sidang. Jika pemeriksaan saksi t elah selesai, t erdakwa kembali dihadirkan di ruang sidang dan ket ua Maj elis hakim menj elaskan isi ket erangan saksi, dan t erdakwa t et ap diberikan kesempat an unt uk menanggapi ket erangan saksi.


(18)

Bahkan menurut Pasal 9 Ayat (1) Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2006 t ent ang Perlindungan Saksi dan Korban, saksi yang merasa drinya berada dalam ancaman yang sangat besar, at as perset uj uan hakim dapat memberikan kesaksian t anpa hadir langsung di pengadilan t empat perkara sedang diperiksa. Kemudian Pasal 9 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tent ang Perlindungan Saksi dan Korban menyat akan, saksi dapat memberikan kesaksiannya secara t ert ulis yang disampaikan di hadapan pej abat yang berwenang dan membubuhkan t anda t angannya pada Berit a Acara yang memuat kesaksiannya t ersebut .

4. Put usan PK at as nama Pollycarpus No. 109/ PK/ Pid/ 2007 t ert anggal 25 Januari 2008 dij adikan alat bukt i surat t et api disebut kan secara keseluruhan, t idak diambil yang t erkait dengan unsur dan t idak dibacakan di persidangan sehingga t idak menj adi f akt a persidangan. 5. Hakim dalam put usannya cenderung mengabaikan alat bukt i lain

apabila al at bukt i l ain t ersebut dibant ah oleh t erdakwa. Bahkan, hakim j uga meragukan ket erangan dari Indra Set iawan dan Budi Sant oso yang memiliki hubungan dan kedekat an dengan Terdakwa. Termasuk pengakuan Terdakwa dan Pollycarpus, yang membenarkan nomor handphone mereka masing-masing, yang diaj ukan PU sebagai nomor handphone mereka, pun diabaikan sebagai f akt a hukum.

6. Hakim dalam put usannya melakukan kekeliruan dalam menerapkan hukum pembukt ian t erhadap bant ahan Terdakwa t ent ang paspor yang menunj ukkan keberadaannya di Malaysia pada t anggal 6 – 12 Sept ember 2004:

a. Alat bukt i surat t idak memiliki kekuat an pembukt ian yang lebih dari alat bukt i sah lainnya dalam Pasal 184 KUHAP, berbeda dengan rezim pembukt ian hukum acara perdat a yang menilai alat bukt i surat adalah yang paling kuat . Sehingga paspor sebagai alat bukt i surat t idak dapat dit erima sert a mert a t anpa dibukt ikan kebenaran mat erilnya.

b. Oleh karena it u, karena dalam f akt a ini t erdapat 2 alat bukt i yang saling bert ent angan yait u

Cal l Dat a Recor d

yang diperoleh dari


(19)

ket erangan ahli VS ket erangan t erdakwa dan bukt i paspor, maka hakim seharusnya membukt ikan alat bukt i yang bert ent angan t ersebut . Karena it u hakim melakukan kekeliruan dengan mengabaikan adanya bukt i surat Kloning sert a ket erangan ahli Jhoni Torino.

c. Membukt ikan 2 al at yang bert ent angan harus dibukt ikan kebenarannya dengan menggunakan alat bukt i yang lain.

d. Paspor Terdakwa yang menunj ukkan keberadaannya di Malaysia pada t anggal 6 – 12 Sept ember 2004, hanya relevan unt uk membukt ikan komunikasi yang t erj adi pada t anggal 6 – 12 Sept ember 2004. Sedangkan masih t erdapat komunikasi yang int ens ant ara handphone Terdakwa dengan Pollycarpus pada t anggal dan bulan yang lain.

7. Hakim t erpengaruh oleh logika sesat dari penasehat hukum dalam menerapkan hubungan sebab akibat . Memang benar bahwa segala sesuat u yang t erj adi lebih dahulu belum dapat menj adi alasan yang cukup unt uk mengat akan bahwa korban dibunuh ol eh Pollycarpus

(post hoc).

Akan t et api, kat a-kat a yang digunakan oleh penasehat hukum adalah “ t idak t erbukt i” yang mana seharusnya digunakan redaksional “ belum t erbukt i” karena logika

“ post hoc”

hanya menghasilkan kesimpulan yang bersif at “ kemungkinan” bukan “ kepast ian”

.

Di sinilah kit a dapat melihat kesesat an dari logika penasehat hukum yang dibangun sedemikian rupa unt uk mempengaruhi j alannya persidangan.

V. KESIMPULAN

Dari beberapa analisis yuridis at as surat dakwaan, surat t unt ut an, put usan hakim dan f akt a-f akt a persidangan, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa:

1. Penunt ut Umum t idak maksimal dalam menyusun surat dakwaan maupun dalam membukt ikan dakwaannya dalam surat t unt ut an pidana.

2. Maj elis hakim t idak memposisikan dirinya sebagai hakim yang akt if baik unt uk mencari kebenaran mat eril dengan t idak memerint ahkan yang


(20)

berwenang unt uk memproses 5 (lima) orang saksi yang mengingkari ket erangannya dalam BAP dengan dakwaan sumpah pal su, maupun dalam menerapkan hukum pembukt ian saksi berangkai

(ket t i ng bewi j s).

3. Sekiranya maj elis hakim menerapkan hukum pembukt ian secara benar maka t indak pidana penganj uran melakukan pembunuhan berencana sepert i apa yang didakwakan pada dakwaan alt ernat if pert ama t elah t erbukt i secara sah dan menyakinkan.

VI. REKOMENDASI

1. Terhadap put usan bebas PN Jakart a Selat an at as nama Terdakwa Muchdi PR t ersebut , dapat dilakukan upaya hukum kasasi oleh Penunt ut Umum dengan membukt ikan bahwa put usan t ersebut bukan put usan bebas murni t et api bebas t idak murni.

2. Kepada pimpinan Kej aksaan Agung agar dalam penunj ukan Penunt ut Umum sungguh-sungguh memperhat ikan int egrit as dan t ingkat kompet ensi, t erut ama perkara-perkara pent ing yang mendapat perhat ian publik.

3. Komisi Yudisial perl u menelaah put usan hakim dan proses-proses pemeriksaan oleh maj elis hakim yang mengadili perkara Muchdi PR unt uk mengevaluasi int egrit as hakim t ersebut .

Jakart a, 17 April 2009

Tim Eksaminasi: 1. Adnan Pasl iadj a, SH. 2. Andre At a Uj an, MA. Ph. D. 3. Dr. Marwan Mas, SH. MH. 4. Zulkarnain, SH. MH.


(1)

Bahwa berdasarkan ket erangan saksi Budi Sant oso dan alat bukt i pet unj uk yang saling berkesusaian ant ara sat u dengan yang lain, t elah t erbukt i bahwa Terdakwa telah menyerahkan uang sebagai sarana pemberian menganj urkan Pollycarpus membunuh Munir.

3. Tentang motif pembunuhan

Pada put usan halaman 59 hakim menanyakan

apakah benar

T erdakwa memiliki dendam t erhadap Munir karena Munir t elah

mengkrit isi kasus Penculikan Akt ivis oleh anggot a Kopassus yang

t ergabung dalam T im Mawar dan kebij akan pemerint ah/ Negara

yang lainnya sehingga T erdakwa dimut asikan dari j abat an

Komandan Jenderal Kopassus yang baru dij abat nya selama 52

hari yang akhirnya membuj uk at au menganj urkan Pollycarpus

unt uk membunuh korban Munir?

Terhadap pert anyaan t ersebut , hakim berkesimpulan bahwa mot if t idak t erbukt i dengan menyat akan bahwa:

a. Terhadap ket erangan saksi Suciwat i, hakim berpendapat bahwa t ernyat a Munir t idak mengat akan bahwa ada ancaman dari Terdakwa

b. Terhadap ket erangan saksi Ucok, hakim berpendapat bahwa perbuat an saksi meneror Munir bukan at as perint ah Terdakwa melainkan perint ah Pak Sent ot .

Terhadap pendapat hakim t ersebut , kami berpendapat bahwa mot if at au lat ar bel akang yang mendahului t indak pidana bukan “ bagian int i delik” , sehingga kalau mot if t idak dibukt ikan t idak sert a mert a delik yang didakwakan t idak t erbukt i. Mot if hanya sekadar memberi t ekanan pada unsur “ dengan direncanakan t erlebih dahulu” dan unsur inilah yang harus dibukt ikan t erlebih dahulu, yang dalam perkara ini t elah t erbukt i melal ui alat bukt i surat berupa “ Put usan” MA Nomor 109/ PK/ Pid/ 2007, t anggal 25 Januari 2008, dalam perkara Terpidana Pollycarpus.


(2)

a. Saksi Suciwati, yang menerangkan:

Semasa hidupnya Munir, ia sering diancam karena almarhum semasa hidupnya melakukan kegiat an advokasi kasus-kasus pelanggaran HAM.

Alm. Munir mengat akan ia paling dibenci oleh Muchdi PR karena dibebast ugaskan dari j abat annya sebagai Danj en Kopassus dalam bahasa Jawa.

Saksi dikirim paket berisi kepala ayam disert ai t ulisan :

“ awas,

j angan l i bat kan TNI dal am kasus Muni r ” .

Pernah ibu Munir mendapat kiriman bom . b. Saksi Usman Hamid, yang menerangkan:

Munir almarhum menunt ut pembent ukan TPF baik oleh Komnas HAM maupun puspom ABRI.

TPF mendapat kan t emuan ket erlibat an oknum Kopassus dalam hal ini TIM MAWAR.

Berdasarkan t emuan TPF dibent uk Dewan Kehormat an Perwira karena diduga melibat kan perwira t inggi dalam penghilangan akt ivis oleh TIM MAWAR.

Tim Pencari Fakt a kemat ian Munir menerima inf omasi t ert ulis adanya rencana melakukan pembunuhan t erhdap Munir dalam rapat BIN, yang berasal dari orang dalam BIN sendiri.

c. Saksi Hendardi, menerangkan:

Hasil invest igasi Munir t erhadap penculikan 13 akt ivis maka dibent uk DKP;

Akibat pernyat aannya Munir banyak mendpat t error dan percobaan pembunuhan dengan cara disant et dan diracun;

Terdakwa dicopot dari j abat an danj en Kopassus set elah pembent ukan DKP;

d. Saksi Raden Muhammad Patma alias Ucok, yang menerangkan:

Saksi pernah melakukan t error ke Imparsial via t elepon umum dan melaporkan kepada Sent ot , Agen Muda BIN;

Saksi pernah disuruh Agen Sent ot membunuh Munir dengan pengamat an, monit or, t error, sant et dan racun;


(3)

Bahwa dari ket erangan empat orang saksi t ersebut merupakan

ket t i ng bewi j s

at au pet unj uk adanya dendam, sakit hat i di kalangan

perwira t inggi Kopassus dan BIN.

Bahwa perwira t inggi yang pernah menj abat di kedua lembaga t ersebut adalah t erdakwa yang kemudian menganj urkan Pollycarpus, j ej aring non organik BIN binaan Terdakwa.

Dengan demikian motif dendam, sakit hati Terdakwa terhadap Munir j uga dapat dibuktikan.

D. Tanggapan Umum terhadap Putusan dan Proses Persidangan

1. Adanya ket erangan 2 orang saksi yait u Budi Sant oso dan Asád yang ket erangannya dibawah sumpah dibacakan di depan persidangan, t et api t idak dimasukkan sebagai f akt a persidangan oleh hakim. Akan t et api dal am hal. 66 put usan, maj elis Hakim mempert imbangkan ket erangan kedua orang saksi t ersebut t et api unt uk menj adi alat bukt i sah harus didukung dan dikuat kan alat bukt i sah yang lain. Padahal, menurut Pasal 162 Ayat (2) KUHAP, ket erangan kedua saksi t ersebut masing-masing merupakan alat bukt i ket erangan saksi yang sah t anpa harus dibukt ikan dengan alat bukt i sah yang lain.

2. Lima orang saksi yait u (Zhondy Anwar, Aripin Rahman, Kawan, Suradi, dan Imam Must of a) menarik ket erangannya di BAP saat penyidikan, t anpa alasan yang sah. Seyogyanya maj elis Hakim menurut Pasal 163 KUHAP, memperingat kan keras saksi-saksi t ersebut unt uk memberikan ket erangan yang sebenarnya. Karena j ika t idak dapat dit unt ut ket erangan palsu berdasarkan Pasal 174 KUHAP.

3. Saksi-saksi t ersebut adalah bawahan Terdakwa, maka berdasarkan Pasal 173 KUHAP, di mana hakim dapat memeriksa saksi yang mengingkari ket erangannya dalam Berit a Acara pemeriksaan t anpa kehadiran Terdakwa dengan cara mengeluarkan Terdakwa dari ruang sidang. Jika pemeriksaan saksi t elah selesai, t erdakwa kembali dihadirkan di ruang sidang dan ket ua Maj elis hakim menj elaskan isi ket erangan saksi, dan t erdakwa t et ap diberikan kesempat an unt uk menanggapi ket erangan saksi.


(4)

Bahkan menurut Pasal 9 Ayat (1) Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2006 t ent ang Perlindungan Saksi dan Korban, saksi yang merasa drinya berada dalam ancaman yang sangat besar, at as perset uj uan hakim dapat memberikan kesaksian t anpa hadir langsung di pengadilan t empat perkara sedang diperiksa. Kemudian Pasal 9 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 Tent ang Perlindungan Saksi dan Korban menyat akan, saksi dapat memberikan kesaksiannya secara t ert ulis yang disampaikan di hadapan pej abat yang berwenang dan membubuhkan t anda t angannya pada Berit a Acara yang memuat kesaksiannya t ersebut .

4. Put usan PK at as nama Pollycarpus No. 109/ PK/ Pid/ 2007 t ert anggal 25 Januari 2008 dij adikan alat bukt i surat t et api disebut kan secara keseluruhan, t idak diambil yang t erkait dengan unsur dan t idak dibacakan di persidangan sehingga t idak menj adi f akt a persidangan. 5. Hakim dalam put usannya cenderung mengabaikan alat bukt i lain

apabila al at bukt i l ain t ersebut dibant ah oleh t erdakwa. Bahkan, hakim j uga meragukan ket erangan dari Indra Set iawan dan Budi Sant oso yang memiliki hubungan dan kedekat an dengan Terdakwa. Termasuk pengakuan Terdakwa dan Pollycarpus, yang membenarkan nomor handphone mereka masing-masing, yang diaj ukan PU sebagai nomor handphone mereka, pun diabaikan sebagai f akt a hukum.

6. Hakim dalam put usannya melakukan kekeliruan dalam menerapkan hukum pembukt ian t erhadap bant ahan Terdakwa t ent ang paspor yang menunj ukkan keberadaannya di Malaysia pada t anggal 6 – 12 Sept ember 2004:

a. Alat bukt i surat t idak memiliki kekuat an pembukt ian yang lebih dari alat bukt i sah lainnya dalam Pasal 184 KUHAP, berbeda dengan rezim pembukt ian hukum acara perdat a yang menilai alat bukt i surat adalah yang paling kuat . Sehingga paspor sebagai alat bukt i surat t idak dapat dit erima sert a mert a t anpa dibukt ikan kebenaran mat erilnya.

b. Oleh karena it u, karena dalam f akt a ini t erdapat 2 alat bukt i yang saling bert ent angan yait u

Cal l Dat a Recor d

yang diperoleh dari


(5)

ket erangan ahli VS ket erangan t erdakwa dan bukt i paspor, maka hakim seharusnya membukt ikan alat bukt i yang bert ent angan t ersebut . Karena it u hakim melakukan kekeliruan dengan mengabaikan adanya bukt i surat Kloning sert a ket erangan ahli Jhoni Torino.

c. Membukt ikan 2 al at yang bert ent angan harus dibukt ikan kebenarannya dengan menggunakan alat bukt i yang lain.

d. Paspor Terdakwa yang menunj ukkan keberadaannya di Malaysia pada t anggal 6 – 12 Sept ember 2004, hanya relevan unt uk membukt ikan komunikasi yang t erj adi pada t anggal 6 – 12 Sept ember 2004. Sedangkan masih t erdapat komunikasi yang int ens ant ara handphone Terdakwa dengan Pollycarpus pada t anggal dan bulan yang lain.

7. Hakim t erpengaruh oleh logika sesat dari penasehat hukum dalam menerapkan hubungan sebab akibat . Memang benar bahwa segala sesuat u yang t erj adi lebih dahulu belum dapat menj adi alasan yang cukup unt uk mengat akan bahwa korban dibunuh ol eh Pollycarpus

(post hoc).

Akan t et api, kat a-kat a yang digunakan oleh penasehat

hukum adalah “ t idak t erbukt i” yang mana seharusnya digunakan redaksional “ belum t erbukt i” karena logika

“ post hoc”

hanya menghasilkan kesimpulan yang bersif at “ kemungkinan” bukan “ kepast ian”

.

Di sinilah kit a dapat melihat kesesat an dari logika penasehat hukum yang dibangun sedemikian rupa unt uk mempengaruhi j alannya persidangan.

V. KESIMPULAN

Dari beberapa analisis yuridis at as surat dakwaan, surat t unt ut an, put usan hakim dan f akt a-f akt a persidangan, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa:

1. Penunt ut Umum t idak maksimal dalam menyusun surat dakwaan maupun dalam membukt ikan dakwaannya dalam surat t unt ut an pidana.

2. Maj elis hakim t idak memposisikan dirinya sebagai hakim yang akt if baik unt uk mencari kebenaran mat eril dengan t idak memerint ahkan yang


(6)

berwenang unt uk memproses 5 (lima) orang saksi yang mengingkari ket erangannya dalam BAP dengan dakwaan sumpah pal su, maupun dalam menerapkan hukum pembukt ian saksi berangkai

(ket t i ng bewi j s).

3. Sekiranya maj elis hakim menerapkan hukum pembukt ian secara benar maka t indak pidana penganj uran melakukan pembunuhan berencana sepert i apa yang didakwakan pada dakwaan alt ernat if pert ama t elah t erbukt i secara sah dan menyakinkan.

VI. REKOMENDASI

1. Terhadap put usan bebas PN Jakart a Selat an at as nama Terdakwa Muchdi PR t ersebut , dapat dilakukan upaya hukum kasasi oleh Penunt ut Umum dengan membukt ikan bahwa put usan t ersebut bukan put usan bebas murni t et api bebas t idak murni.

2. Kepada pimpinan Kej aksaan Agung agar dalam penunj ukan Penunt ut Umum sungguh-sungguh memperhat ikan int egrit as dan t ingkat kompet ensi, t erut ama perkara-perkara pent ing yang mendapat perhat ian publik.

3. Komisi Yudisial perl u menelaah put usan hakim dan proses-proses pemeriksaan oleh maj elis hakim yang mengadili perkara Muchdi PR unt uk mengevaluasi int egrit as hakim t ersebut .

Jakart a, 17 April 2009

Tim Eksaminasi: 1. Adnan Pasl iadj a, SH. 2. Andre At a Uj an, MA. Ph. D. 3. Dr. Marwan Mas, SH. MH. 4. Zulkarnain, SH. MH.