Pengaruh Pemupukan Kalium pada Berbagai Tingkat Ketersediaan Kalium Tanah terhadap Produksi Biji Kering Jagung (Zea mays, L.) pada Oxic Dystropept Gunung Sindur
Rosi Zainuar. Pengaruh Pemupukan Kalium pada Berbagai Tingkat Ketersediaan Kalium Tanah terhadap Produksi Biji Kering Jagung (Zea mays L.) pada
Oxic Dystropept Gunung Sindur. (Dibawah bimbingan lr F.M. Leiwakabessy
dan lr. Untung Sudadi, MSc).
Meningkatnya jumlah penduduk serta perkembangan usaha ternak dan industri,
yang memerlukan jagung sebagai pakan dan bahan baku, menyebabkan
kebutuhanjagung terus meningkat. Usaha jangka pendek untuk meningkatkan
produksi pertanian dapat dicapai dengan cara intensifikasi, salah satunya
melalui pemupukan. Di lndonesia penggunaan pupuk kalium (K) masih kurang
mendapat perhatian bila dibandingkan dengan pupuk nitrogen(N) dan fosfor
(P), khususnya di lahan kering. Sebagai negara yang beriklim tropika basah,
tanah-tanah di lndonesia memiliki kadar K yang rendah, padahal K merupakan
unsur yang paling banyak dibutuhkan tanaman setelah N dan P. Selain itu,
rekomendasi pemupukan K untuk tanaman pangan di lndonesia belum bersifat
soilcrop based.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok untuk
masing-masing tingkat ketersediaan K tanah, yaitu sangat rendah, rendah,
sedang dan tinggi, dengan 3 (tiga) ulangan sebagai kelompok dan 4 (empat)
taraf pemupukan K, yaitu 0, 25, 50 dan 75 kg KzOIha, sebagai pelakuan.
Tingkat ketersediaan K diperoleh dengan menginkubasi tanah percobaan
dengan 0, 300,600 dan 900 kg KClha, masing-masing untuk keempat kategori
tersebut selama 2 bulan. Pupuk dasar yang diberikan meliputi 75 kg P20s/ha,
150 kg Nlha dan 2750 kg kapurha. Sebagai tanaman uji digunakan Jagung
Hibrida varietas Pioner-5 yang dipanen pada umur i O O hari. Untuk perlakuan
yang memberikan pengaruh nyata atau sangat nyata kemudian dilakukan uji
lanjut menurut Duncan dan dibuat persamaan-persamaan regresi hubungan
antara dosis.pupuk K dengan produksi biji kering.
Berdasarkan hasil analisis ragam dan uji Duncan, pemupukan K berpenga~h
nyata secara linier terhadap produksi biji kering jagung pada tanah dengan
kadar NH40Ac-K sangat rendah (0.097 meIlOOg), rendah (0.260 me1100g) dan
sedang (0.490 meI100g). Untuk tanah dengan kadar NH40Ac-K tinggi (0.650
me/100g), pemupukan K tidak berpengaruh nyata tetapi cenderung bersifat
kuadratik terhadap produksi biji kering jagung.
Oxic Dystropept Gunung Sindur. (Dibawah bimbingan lr F.M. Leiwakabessy
dan lr. Untung Sudadi, MSc).
Meningkatnya jumlah penduduk serta perkembangan usaha ternak dan industri,
yang memerlukan jagung sebagai pakan dan bahan baku, menyebabkan
kebutuhanjagung terus meningkat. Usaha jangka pendek untuk meningkatkan
produksi pertanian dapat dicapai dengan cara intensifikasi, salah satunya
melalui pemupukan. Di lndonesia penggunaan pupuk kalium (K) masih kurang
mendapat perhatian bila dibandingkan dengan pupuk nitrogen(N) dan fosfor
(P), khususnya di lahan kering. Sebagai negara yang beriklim tropika basah,
tanah-tanah di lndonesia memiliki kadar K yang rendah, padahal K merupakan
unsur yang paling banyak dibutuhkan tanaman setelah N dan P. Selain itu,
rekomendasi pemupukan K untuk tanaman pangan di lndonesia belum bersifat
soilcrop based.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak kelompok untuk
masing-masing tingkat ketersediaan K tanah, yaitu sangat rendah, rendah,
sedang dan tinggi, dengan 3 (tiga) ulangan sebagai kelompok dan 4 (empat)
taraf pemupukan K, yaitu 0, 25, 50 dan 75 kg KzOIha, sebagai pelakuan.
Tingkat ketersediaan K diperoleh dengan menginkubasi tanah percobaan
dengan 0, 300,600 dan 900 kg KClha, masing-masing untuk keempat kategori
tersebut selama 2 bulan. Pupuk dasar yang diberikan meliputi 75 kg P20s/ha,
150 kg Nlha dan 2750 kg kapurha. Sebagai tanaman uji digunakan Jagung
Hibrida varietas Pioner-5 yang dipanen pada umur i O O hari. Untuk perlakuan
yang memberikan pengaruh nyata atau sangat nyata kemudian dilakukan uji
lanjut menurut Duncan dan dibuat persamaan-persamaan regresi hubungan
antara dosis.pupuk K dengan produksi biji kering.
Berdasarkan hasil analisis ragam dan uji Duncan, pemupukan K berpenga~h
nyata secara linier terhadap produksi biji kering jagung pada tanah dengan
kadar NH40Ac-K sangat rendah (0.097 meIlOOg), rendah (0.260 me1100g) dan
sedang (0.490 meI100g). Untuk tanah dengan kadar NH40Ac-K tinggi (0.650
me/100g), pemupukan K tidak berpengaruh nyata tetapi cenderung bersifat
kuadratik terhadap produksi biji kering jagung.