Analisis Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Jagung (Zea mays L.) Pada Berbagai Tingkat Pemberian Air

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA
VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L. ) PADA BERBAGAI
TINGKAT PEMBERIAN AIR
SKRIPSI
OLEH :

ELSA V. HUTAGALUNG
030301008
BDP AGR

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA
VARIETAS JAGUNG ( Zea mays L. ) PADA BERBAGAI

TINGKAT PEMBERIAN AIR
SKRIPSI
OLEH :

ELSA V. HUTAGALUNG
030301008
BDP -- AGR
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh
Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Universitas Sumatera Utara


Judul Skripsi

: Analisis Pertumbuhan dan Produksi Beberapa
Varietas Jagung (Zea mays L.) Pada Berbagai
Tingkat Pemberian Air
: Elsa V. Hutagalung
: 030301008
: Budidaya Pertanian
: Agronomi

Nama
NIM
Departemen
Program Studi

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

( Ir. Edison Purba, Ph.D)
Ketua Dosen Pembimbing

NIP: 131 570 441

( Ir. Ratna Rosanty Lahay. MP )
Anggota Dosen Pembimbing
NIP: 131 836 670

Mengetahui,

(Ir. Edison Purba, Ph.D)
Ketua Departemen BDP
NIP : 131 570 441

Tanggal Lulus

:

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
The objective of the research was to testing growth and production some

of maize varietas (Zea mays L.) at various level ground water rate. The research
done in Binjai above 25 m sea level rise from March to June 2008.
The research used using Randomized Block Design Factorial with two
factors. The first factor was varietas with three kinds (Pioneer, SHS 11, Bisma)
and the second factor was ground water rate with three levels (40% spacious
capacities, 60% spacious capacities, 80% spacious capacities).
The result of the research showed totalize wide of leaf wet that totalize
wide of leaf, dry wight of growth on, dry wight of coronet, relative growth rate,
age of harvest; wed weight of cob per plot, dry weight maize per plot, and index
harvest treatment varietas is signifcant on but not significant on assimilation
assimilation rate, age of flowering and volume grow on.Treatment of ground
water rate showed significant on dry wight of grow on, dry wight of coronet, net
assimilation rate, age of flowering, volume grow on, wed weight of cob per plot,
dry weight maize per plot, and index harvest; but not significant totalize wide of
leaf, relative growth rate, age of harvest.
The interaction between the two treatment showed significant on dry wight
of coronet, relative growth rate, assimilation assimilation rate but not significant
on totalize wide of leaf, dry wight of groud on, age of flowering, age of harvest,
dry weight maize per plot, volume grow on, and index harvest.
Key words : Varietas, ground water rate, produce of maize.


i
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pertumbuhan dan produksi
beberapa varietas Jagung (Zea mays L.) Pada berbagai tingkat pemberian air.
Penelitian dilaksanakan di Binjai dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl
yang dimulai pada bulan Maret sampai dengan Juni 2008.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan
dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah varietas yang terdiri dari 3 jenis
yaitu:(Pioneer, SHS 11, Bisma); dan faktor kedua adalah tingkat pemberian air
dengan tiga taraf yaitu :( 400 ml, 600 ml, 800 ml).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata
pada total luas daun, bobot kering akar, bobot kering tajuk, laju tumbuh relatif,
umur panen, bobot basah tongkol per plot, bobot kering jagung pipil per plot dan
indeks panen namun berpengaruh tidak nyata pada laju asimilasi bersih, umur
berbunga dan volume akar. Perlakuan tingkat pemberian air berpengaruh nyata
terhadap bobot kering akar, bobot kering tajuk, laju asimilasi bersih, umur
berbunga, volume akar, bobot basah tongkol per plot, bobot kering jagung pipil

per plot dan indeks panen namun berpengaruh tidak nyata pada total luas daun,
laju tumbuh relatif dan umur panen.
Interaksi antara kedua kombinasi perlakuan berpengaruh nyata terhadap
berat kering tajuk, laju tumbuh relatif, laju asimilasi bersih dan bobot basah
tongkol per plot namun berpengaruh tidak nyata pada total luas daun, berat kering
akar, umur berbunga, umur panen, bobot kering jagung pipil per plot,volume akar,
dan indeks panen.
Kata kunci :varietas, kadar air tanah, produksi jagung

ii
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Elsa V. Hutagalung dilahirkan di Pematangsiantar pada tanggal
20 September 1984 dari Ayahanda E. Hutagalung dan Ibunda R. Sinaga. Penulis
merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara.
Pendidikan yang ditempuh adalah SD Negeri 4 lulus tahun 1996, SLTP
Swasta Budi Mulia, Pematangsiantar lulus tahun 1999, SMU Swasta Budi Mulia
Pematangsiantar lulus tahun 2002. Terdaftar sebagai mahasiswa Agronomi
Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Medan pada tahun 2003 melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB).
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. SOCFIN
INDONESIA Kebun Tanah Gambus pada bulan Juni sampai dengan Juli 2007.

iii
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Analisis Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Jagung
(Zea mays L.) Pada Berbagai Tingkat Pemberian Air

yang merupakan salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Pada


kesempatan

ini,

penulis

mengucapkan

terima

kasih

kepada Bapak Ir.Edison Purba, Ph. D sebagai ketua komisi pembimbing dan
Ibu Ir. Ratna Rosanty Lahay, MP sebagai anggota komisi pembimbing yang
telah memberikan bimbingan selama persiapan penelitian sampai penulisan
skripsi ini.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada
Ayahanda E. Hutagalung dan Ibunda R. Sinaga yang telah membesarkan penulis
dengan segenap cinta, juga kepada Abang dan adik tercinta yang telah

memberikan dukungan kepada penulis selama melakukan studi. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua rekan

rekan stambuk 03 dan

stambuk 04 atas doa dan motivasi.
Penulis sadar skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan
penulisan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Medan, Juli 2008
Penulis
iv
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ................................................................................................. .. i


ABSTRAK ................................................................................................... .. ii

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... .. iii
KATA PENGANTAR................................................................................. .. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... .. v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... .. vii

DAFTAR GAMBAR................................................................................... ..viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... .. ix
PENDAHULUAN...........................................................................................
Latar Belakang ....................................................................................
Tujuan Penelitian ................................................................................
Hipotesis Penelitian.............................................................................
Kegunan Penelitian .............................................................................

1
1
3
3

3

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 4
Botani Tanaman .................................................................................. 4
Syarat Tumbuh .................................................................................... 6
Iklim ........................................................................................... 6
Tanah.......................................................................................... 7
Varietas Jagung Unggul ...................................................................... 8
Ketersediaan Air Tanah....................................................................... 10
BAHAN DAN METODE............................................................................... 13
Tempat dan Waktu ............................................................................ 13
Bahan dan Alat ................................................................................... 13
Metode Penelitian................................................................................ 13
PELAKSANAAN PENELITIAN..................................................................16
Persiapan Areal Penanaman................................................................ 16
Pembuatan Naungan Pelastik ............................................................. 16
Persiapan Media Tanam...................................................................... 16
Penanaman .......................................................................................... 17
Pemupukan ......................................................................................... 17
Perlakuan Tingkat Pemberian Air....................................................... 17
Pemeliharaan ...................................................................................... 17
Penyiraman.................................................................................. 17
Penjarangan ................................................................................. 18
v
Universitas Sumatera Utara

Penyiangan dan Penggemburan ................................................ 18
Pengendalian Hama dan Penyakit............................................... 18
Panen ............................................................................................... 18
Parameter yang diamati....................................................................... 19
Total Luas Daun ......................................................................... 19
Bobot Kering Akar ..................................................................... 20
Bobot Kering Tajuk..................................................................... 20
Laju Tumbuh Relatif .............................................. ................... 21
Laju Asimilasi Bersih ................................................................. 21
Umur Berbunga ......................................................................... 21
Umur Panen ................................................................................ 22
Volume Akar .............................................................................. 22
Bobot Basah Tongkol per Plot ................................................... 22
Bobot Kering Jagung Pipil per Plot .......................................... 22
Indeks Panen .............................................................................. 22
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 23
Hasil ............................................................................................... 23
Pembahasan.................................................................................... 46
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................... 51
Kesimpulan .................................................................................... 51
Saran............................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................

53

LAMPIRAN................................................................................................. 56

vi
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Harga konstanta ( k ) dan jumlah daun serta posisi daun yang
diukur................................................................................................. .. 20

2. Rataan total luas daun pada umur 3 MST sampai 9 MST pada
beberapa varietas dan tingkat pemberian air serta interaksi kedua
perlakuan ............................................................................................ 25

3. Rataan bobot kering akar 3 MST sampai 9 MST pada beberapa
varietas dan tingkat pemberian air serta interaksi kedua perlakuan........ 27
4. Rataan bobot kering tajuk pada umur 3 MST sampai 9 MST pada
beberapa varietas dan tingkat pemberian air serta interaksi kedua
perlakuan .............................................................................................. 29

5. Rataan bobot kering tajuk pada 9 MST pada beberapa varietas dan
tingkat pemberian air serta interaksi kedua perlakuan ......................... 29
6. Rataan laju tumbuh relatif pada umur 5 MST sampai 9 MST pada
beberapa varietas dan tingkat pemberian air serta interaksi kedua
perlakuan .............................................................................................. 32

7. Rataan laju tumbuh relatif pada umur 9 MST pada beberapa
varietas dan tingkat pemberian air serta interaksi kedua perlakuan..... 32
8. Rataan laju asimilasi bersih umur 5 MST sampai 9 MST pada
beberapa varietas dan tingkat pemberian air serta interaksi kedua
perlakuan .............................................................................................. 35

9. Rataan laju asimilasi bersih pada umur 9 MST pada beberapa
varietas dan tingkat pemberian air serta interaksi kedua perlakuan..... 35
10. Rataan umur berbunga pada beberapa varietas dan tingkat
pemberian air .................................................................................... 37
11. Rataan umur panen pada beberapa varietas dan tingkat pemberian
air ....................................................................................................... 38

12. Rataan volume akar pada beberapa varietas dan berbagai tingkat
pemberian air ........................................................................................ 39
13. Rataan bobot basah tongkol per plot pada beberapa varietas dan
berbagai tingkat pemberian air ............................................................ 41

14. Rataan bobot kering jagung pipil per plot pada beberapa varietas
dan berbagai tingkat pemberian air .................................................... 43
15. Rataan indeks panen pada beberapa varietas dan berbagai tingkat
pemberian air ....................................................................................... 44
vii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. Histogram hubungan total luas daun dengan varietas ......................... 26
2. Hisrogram hubungan bobot kering akar dengan varietas .................... 28
3. Grafik hubungan bobot kering akar dengan tingkat pemberian

air ......................................................................................................... 28

4. Histogram interaksi bobot kering tajuk dengan tingkat
pemberian air ....................................................................................... 30

5. Grafik interaksi bobot kering tajuk dengan tingkat pemberian air ...... 31
6. Histogram interaksi laju tumbuh relatif dengan tingkat
pemberian air........................................................................................ 33
7. Grafik interaksi laju tumbuh relatif dengan tingkat pemberian

air ......................................................................................................... 34

8. Histogram interaksi laju asimilasi bersih dengan tingkat
pemberian air........................................................................................ 36
9. Grafik interaksi laju asimilasi bersih dengan tingkat pemberian
air ......................................................................................................... 36

10. Grafik umur berbunga dengan tingkat pemberian air .......................... 38
11. Histogram hubungan umur panen dengan varietas ............................. 39

12. Grafik hubungan volume akar dengan tingkat pemberian air ............. 40
13. Histogram interaksi bobot basah tongkol per plot dengan tingkat
pemberian air ....................................................................................... 42

14. Grafik interaksi bobot basah tongkol per plot dengan tingkat
pemberian air........................................................................................ 42

15. Histogram hubungan bobot kering jagung pipil per plot dengan
tingkat pemberian air............................................................................ 43
16. Grafik hubungan bobot kering jagung pipil per plot dengan
tingkat pemberian air .......................................................................... 44
17. Histogram hubungan indeks panen dengan varietas ..................... ...... 45
18. Grafik hubungan indeks panen dengan tingkat pemberian

air ......................................................................................................... 45

viii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1. Data Pengamatan total luas daun umur 3 MST................................... 56
2. Daftar sidik ragam total luas daun umur 3 MST ................................. 56
3. Data Pengamatan total luas daun umur 5 MST.................................. 57
4. Daftar sidik ragam total luas daun umur 5 MST.................................. 57
5. Data pengamatan total luas daun umur 7 MST.................................... 58
6. Daftar sidik ragam total luas daun umur 7 MST................................. 58
7. Data pengamatan total luas daun umur 9 MST.................................... 59
8. Daftar sidik ragam total luas daun umur 9 MST.................................. 59
9. Data pengamatan bobot kering akar umur 3 MST............... ................ 60
10. Daftar sidik ragam bobot kering akar umur 3 MST............................. 60
11. Data pengamatan bobot kering akar umur 5 MST............... ................ 61
12. Daftar sidik ragam bobot kering akar umur 5 MST............................. 61
13. Data pengamatan bobot kering akar umur 7 MST............... ................ 62
14. Daftar sidik ragam bobot kering akar umur 7 MST............................. 62
15. Data pengamatan bobot kering akar umur 9 MST............... ................ 63
16. Daftar sidik ragam bobot kering akar umur 9 MST............................. 63
17. Data pengamatan bobot kering tajuk umur 3 MST ............................ 64
18. Daftar sidik ragam bobot kering tajuk umur 3 MST............................ 64
19. Data pengamatan bobot kering tajuk umur 5 MST ............................. 65
20. Daftar sidik ragam bobot kering tajuk umur 5 MST............................ 65
21. Data pengamatan bobot kering tajuk umur 7 MST ............................. 66
22. Daftar sidik ragam bobot kering tajuk umur 7 MST............................ 66
ix
Universitas Sumatera Utara

23. Data pengamatan bobot kering tajuk umur 9 MST ............................ 67
24. Daftar sidik ragam bobot kering tajuk umur 9 MST............................ 67
25. Data pengamatan laju tumbuh relatif umur 5 MSPT .......................... 68
26. Daftar sidik ragam laju tumbuh relatif umur 5 MSPT............... .......... 68
27. Data pengamatan laju tumbuh relatif umur 7 MST ............................. 69
28. Daftar sidik ragam laju tumbuh relatif umur 7 MST............... ............ 69
29. Data pengamatan laju tumbuh relatif umur 9 MST ............................ 70
30. Daftar sidik ragam laju tumbuh relatif umur 9 MST............... ............ 70
31. Data pengamatan laju asimilasi bersih umur 5 MST .......................... 71
32. Daftar sidik ragam laju asimilasi bersih umur 5 MST............... .......... 71
33. Data pengamatan laju asimilasi bersih umur 7 MST .......................... 72
34. Daftar sidik ragam laju asimilasi bersih umur 7 MST............... .......... 72
35. Data pengamatan laju asimilasi bersih umur 9 MST .......................... 73
36. Daftar sidik ragam laju asimilasi bersih umur 9MST............... ........... 73
37. Data pengamatan umur berbunga ........................................................ 74
38. Daftar sidik ragam umur berbunga............... ....................................... 74
39. Data pengamatan umur panen ............................................................. 75
40. Daftar sidik ragam umur panen............................................................ 75
41. Data pengamatan volume akar ............................................................. 76
42. Daftar sidik ragam volume akar........................................................... 76
43. Data pengamatan bobot basah tongkol per plot ................................... 77
44. Daftar sidik ragam bobot basah tongkol per plot............... .................. 77
45. Data pengamatan bobot kering jagung pipil per plot ........................... 78
46. Daftar sidik ragam bobot kering jagung pipil per plot......................... 78
47. Data pengamatan indeks panen............................................................ 79

x
Universitas Sumatera Utara

48. Daftar sidik ragam indeks panen.......................................................... 79
49. Rangkuman uji beda rataan.................................................................. 80
50. Jadwal kegiatan penelitian ................................................................... 81
51. Bagan lahan penelitian.......................................................................... 82
52. Bagan tanaman per plot ....................................................................... 83
53. Deskripsi jagung varietas Pioneer ....................................................... 84
54. Deskripsi jagung varietas SHS 11 ....................................................... 85
55. Deskripsi jagung varietas Bisma ......................................................... 86

xi
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
The objective of the research was to testing growth and production some
of maize varietas (Zea mays L.) at various level ground water rate. The research
done in Binjai above 25 m sea level rise from March to June 2008.
The research used using Randomized Block Design Factorial with two
factors. The first factor was varietas with three kinds (Pioneer, SHS 11, Bisma)
and the second factor was ground water rate with three levels (40% spacious
capacities, 60% spacious capacities, 80% spacious capacities).
The result of the research showed totalize wide of leaf wet that totalize
wide of leaf, dry wight of growth on, dry wight of coronet, relative growth rate,
age of harvest; wed weight of cob per plot, dry weight maize per plot, and index
harvest treatment varietas is signifcant on but not significant on assimilation
assimilation rate, age of flowering and volume grow on.Treatment of ground
water rate showed significant on dry wight of grow on, dry wight of coronet, net
assimilation rate, age of flowering, volume grow on, wed weight of cob per plot,
dry weight maize per plot, and index harvest; but not significant totalize wide of
leaf, relative growth rate, age of harvest.
The interaction between the two treatment showed significant on dry wight
of coronet, relative growth rate, assimilation assimilation rate but not significant
on totalize wide of leaf, dry wight of groud on, age of flowering, age of harvest,
dry weight maize per plot, volume grow on, and index harvest.
Key words : Varietas, ground water rate, produce of maize.

i
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pertumbuhan dan produksi
beberapa varietas Jagung (Zea mays L.) Pada berbagai tingkat pemberian air.
Penelitian dilaksanakan di Binjai dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl
yang dimulai pada bulan Maret sampai dengan Juni 2008.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial dengan
dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah varietas yang terdiri dari 3 jenis
yaitu:(Pioneer, SHS 11, Bisma); dan faktor kedua adalah tingkat pemberian air
dengan tiga taraf yaitu :( 400 ml, 600 ml, 800 ml).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan varietas berpengaruh nyata
pada total luas daun, bobot kering akar, bobot kering tajuk, laju tumbuh relatif,
umur panen, bobot basah tongkol per plot, bobot kering jagung pipil per plot dan
indeks panen namun berpengaruh tidak nyata pada laju asimilasi bersih, umur
berbunga dan volume akar. Perlakuan tingkat pemberian air berpengaruh nyata
terhadap bobot kering akar, bobot kering tajuk, laju asimilasi bersih, umur
berbunga, volume akar, bobot basah tongkol per plot, bobot kering jagung pipil
per plot dan indeks panen namun berpengaruh tidak nyata pada total luas daun,
laju tumbuh relatif dan umur panen.
Interaksi antara kedua kombinasi perlakuan berpengaruh nyata terhadap
berat kering tajuk, laju tumbuh relatif, laju asimilasi bersih dan bobot basah
tongkol per plot namun berpengaruh tidak nyata pada total luas daun, berat kering
akar, umur berbunga, umur panen, bobot kering jagung pipil per plot,volume akar,
dan indeks panen.
Kata kunci :varietas, kadar air tanah, produksi jagung

ii
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain Gandum dan Padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah
dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.
Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya : di Madura dan Nusa
Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai bahan pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan atau tongkolnya),
diambil minyaknya (dari biji), dibuat tepung (dari biji, dikenal dengan istilah
tepung jagung atau maizena),bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung
tongkolnya). Tongkol jagung juga kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan
baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika, sekarang juga
ditanam sebagai penghasil bahan farmasi (Wikipedia, 2008).
Jagung termasuk tanaman C4, cukup baik untuk daerah temperaturnya
tinggi dan intensitas matahari juga tinggi. Jagung merupakan tanaman yang cukup
efisien menggunakan air, tetapi memerlukan cukup banyak secara relatif di antara
tanaman musiman yang berumur pendek, khususnya 3

4 minggu dalam periode

pembungaan ( Subandi, 1999 ).
Luas lahan produktif di Indonesia semakin berkurang karena digunakan
untuk penggunaan non pertanian seperti industri, pariwisata, pemukiman, dll.
Lahan tadah hujan atau lahan kering mempunyai peluang yang besar untuk dapat

Universitas Sumatera Utara

2
dimanfaatkan atau dipergunakan menjadi lahan yang produktif. Dalam
pengembangan lahan kering, sistem usaha tani yang terpadu (intregrated farming
system) merupakan cara yang terbaik untuk meningkatkan dan mempertahankan
produktivitas tanah ( Pusat Penelitian Tanah, 2000).
Air sangat penting untuk kebutuhan hidup manusia, pertanian dan industri.
Air tanah yang mengisi bagian pori-pori antara partikel padat tanah disebut air
atau lengas tanah. Secara intensif air tanah dapat berpengaruh terhadap beberapa
fraksi

fisika,

kimia,

biologi

dan

pertumbuhan

tanaman

( Khonke dalam Edi, 2004).
Air tanah adalah air di bawah permukaan tanah dimana rongga

rongga di

dalam tanah pada hakekatnya terisi oleh air. Pergerakan air tanah ke atas oleh
kapilirisasi dari permukaan air tanah ke dalam daerah perakaran dapat merupakan
suatu sumber air yang utama untuk pertumbuhan tanaman. Supaya cukup efektif,
air tanah harus dekat dengan permukaan yaitu tempat dimana sebagian besar
kebutuhan air untuk tanaman diambil ( Vaughn, Israelsen dan Stringham, 1986 ).
Kebutuhan tanaman akan air yang sering disebut dengan evapotranspirasi
adalah diartikan dalam dua istilah yaitu :


transpirasi yaitu air yang memasuki daerah akar tanam
dipergunakan untuk membentuk jaringan tanam
dilepaskan melalui daun



tanaman dan

tanaman dan kemudian

daun tanaman ke atmosfir.

evaporasi yaitu air yang menguap dari tanah yang berdekatan, permukaan
air, atau dari permukaan daun

daun tanaman.

Universitas Sumatera Utara

3
Keadaan ini dipengaruhi oleh temperatur, pelaksanaan pemberian air, panjangnya
musim tanam, presipitasi dan faktor lainnya. (Vaughn, et al, 1986).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Analisis Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas jagung
pada Berbagai Tingkat Pemberian Air .
Tujuan Penelitian
Untuk menguji pertumbuhan dan produksi beberapa varietas jagung pada
berbagai tingkat pemberian air.
Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan penggunaan berbagai varietas terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman jagung.
2. Ada pengaruh penggunaan berbagai tingkat pemberian air terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.
3. Ada pengaruh interaksi varietas yang berbeda

pada berbagai tingkat

pemberian air terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.
Kegunaan
1. Sebagai bahan ilmiah dalam penyusunan skripsi yang merupakan salah satu
syarat untuk dapat mengikuti ujian sarjana di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Botani tanaman
Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput

rumputan dengan

spesies Zea mays L. Jagung merupakan tanaman semusim, sama seperti jenis
rumput-rumputan yang lain, akar tanaman jagung dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik pada kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pada kondisi tanah yang subur dan gembur karena sistem
pengolahan tanahnya cukup baik, akan didapat jumlah akar yang cukup banyak,
sedang pada tanah yang kurang baik (jelek) akar yang tumbuh jumlahnya terbatas
(Warisno, 1998).
Batang tanaman jagung beruas

ruas dengan jumlah ruas bervariasi antara

10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang kecuali pada jagung
manis sering tumbuh beberapa cabang (anakan) yang muncul pada pangkal
batang. Panjang batang jagung berkisar antara 60 cm-300 cm atau lebih
tergantung tipe dan jenis jagung. Ruas bagian batang atas berbentuk silindris dan
ruas-ruas batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih. Tunas batang yang
telah

berkembang

menghasilkan

tajuk

bunga

betina

( Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Kedudukan daun tanaman ini distik ( dua baris daun tunggal yang keluar
dalam kedudukan berselang ). Daun terdiri atas pelepah daun dan helaian daun.
Helaian daun memanjang dengan ujung meruncing dengan pelepah-pelepah daun
yang berselang-seling yang berasal dari setiap buku. Daun-daunnya lebar serta

Universitas Sumatera Utara

5
relatif panjang. Antara pelepah daun dibatasi oleh spikula yang berguna untuk
menghalangi masuknya air hujan atau embun ke dalam pelepah. Daunnya berkisar
10

20 helai tiap tanaman. Epidermis daun bagian atas biasanya berambut halus.

Kemiringan daun sangat bervariasi antar genotip dan kedudukan daun yang
berkisar dari hampir datar sampai tegak ( Fisher dan Goldsworthy, 1996 ).
Tanaman jagung termasuk monoceous, tetapi bunga jantan dan betina
letaknya terpisah. Bunga jantan dalam bentuk malai terletak di pucuk tanaman,
sedang bunga betina sebagai tongkol yang terletak kira-kira pada pertengahan
tinggi batang. Tepung sari dihasilkan malai 1-3 hari sebelum rambut tongkol
keluar, rambut tongkol ini berfungsi sebagai kepala putik dan tangkai putik.
Tepung sari mudah diterbangkan angin. Dari satu malai dapat menghasilkan 250
juta tepung sari. Tepung sari ini akan menyerbuki rambut tongkol. Apabila dalam
satu tongkol terdapat 500 rambut tongkol maka inilah yang akan diserbuki
sehingga diperoleh 500 biji dalam satu tongkol dari hasil penyerbukan. Karena
letak bunga terpisah dan tepung sari mudah diterbangkan angin maka
penyerbukan berasal dari tanaman tetangga. Hal ini dikenal dengan penyerbukan
silang.

Pada

tanaman

jagung

penyerbukan

silang

sebesar

95

%

(Poehlman, 1987 ).
Buah biji jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji
jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi,
tergantung pada jenisnya. Pada umumnya biji jagung tersusun dalam barisan yang
melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji
jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji (seed coat), endosperm dan
embrio (Rukmana, 1997).

Universitas Sumatera Utara

6
Syarat Tumbuh
Iklim
Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah
daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub tropis atau tropis yang
basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 0LU hingga
0-40 0LS. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari.
Tanaman jagung yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat atau merana,
dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
Panen jagung yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim
hujan karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil
(Warintek, 2005).
Jagung sebagai tanaman daerah tropis dapat tumbuh subur dan
memberikan hasil yang tinggi apabila tanaman dan pemeliharaannya dilakukan
dengan baik .Agar tumbuh dengan baik, tanaman jagung memerlukan temperatur
rata-rata antara 14-300C, pada daerah yang ketinggian sekitar 1200 m di atas
permukaan laut (dpl), dengan curah hujan sekitar 600 mm-1200 mm per tahun
yang terdistribusi rata selama musim tanam (Subandi, 1999).
Perkembangan tanaman dan pembungaan dipengaruhi oleh panjang hari
dan suhu, pada hari pendek tanaman lebih cepat berbunga. Banyak kultivar
tropika tidak berbunga di wilayah iklim sedang sampai panjang hari berkurang
hingga kurang dari 13 atau 12 jam. Pada hari panjang, tipe tropika ini tetap
vegetatif dan kadang-kadang dapat mencapai tinggi 5-6 m sebelum tumbuh bunga
jantan. Namun pada hari yang sangat pendek (8 jam) dan suhu kurang dari 200C

Universitas Sumatera Utara

7
juga menunda pembungaan. Ketika ditanam pada kondisi hari pendek pada daerah
iklim

sedang

kultivar

tropika

cenderung

berbunga

lebih

awal

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Tanah
Jagung di Indonesia kebanyakan ditanam di dataran rendah, baik di
tegalan, sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Tanah yang dikehendaki adalah
tanah yang gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan
drainase yang baik. Jagung dapat tumbuh dengan baik pada berbagai macam
tanah. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya.
Tanah-tanah berat masih dapat ditanami jagung dengan pengerjaan tanah lebih
sering selama pertumbuhannya sehingga aerasi dalam tanah berlangsung dengan
baik. Tanah dengan kemiringan tidak lebih dari 8 % masih bisa ditanami jagung
dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah dengan maksud untuk
mencegah erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar (Ipteknet, 2005).
Jagung tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih disukai
dibanding pasir karena mampu menahan lengas atau air yang tinggi. Tanaman ini
peka terhadap tanah masam dan tumbuh baik pada kisaran pH antara 6.0 dan 6.8
dan toleran terhadap kondisi basa (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Jagung dipengaruhi oleh kondisi keadaan air pada tanah. Benih jagung
sebaiknya ditanam menjelang musim penghujan. Jika penanaman terlambat, tanah
menjadi terlalu basah bagi pertumbuhannya, tetapi saat masa pembentukan biji
yang memasuki masa curah hujan rendah butir jagung tidak penuh karena tanah
tempat tumbuh terlalu kering. Jadi sebaiknya waktu penanaman diperhatikan agar
pada saat-saat pembuahan masih termasuk saat musim hujan yang menjelang

Universitas Sumatera Utara

8
datangnya musim kemarau, sehingga pada saat

pembuahan telah sempurna

berada pada musim kemarau maka diharapkan pengolahan hasil panen
(pengeringan) dapat dilakukan dengan baik ( Kartasapoetra, 1988).
Varietas Jagung Unggul
Istilah varietas memiliki dua arti. Arti pertama adalah arti secara botani
dan arti kedua adalah secara agronomi. Secara botani, varietas adalah suatu
populasi tanaman dalam satu spesies yang menunjukkan ciri berbeda yang jelas.
Dalam pertanian (agronomi) varietas adalah sinonim bagi kultivar yaitu
sekelompok tanaman yang memiliki satu atau lebih ciri yang dapat dibedakan
secara jelas dan tetap mempertahankan ciri khas ini jika direproduksi. Sedangkan
varietas hibrida adalah tipe kultivar yang berupa turunan langsung dari
persilangan antara dua atau lebih populasi pemuliaan. Jagung hibrida memiliki
daya tumbuh yang lebih tinggi, relatif lebih tahan penyakit, dan potensi hasilnya
lebih tinggi ( Stearn, 1986).
Kebanyakan

petani

dalam

membudidayakan

tanaman

jagung

menggunakan benih yang telah dipersiapkan atau diperoleh dari sumber lokal.
Varietas lokal biasanya merupakan penghasil buah yang rendah (kurang
memuaskan), tetapi memberikan beberapa keuntungan tertentu. Varietas yang
ditingkatkan mutunya (improved varieties) dapat memberi hasil yang lebih baik
dan lebih banyak dibanding varietas lokal. Terdapat dua macam varietas yang
diperbaiki yaitu :


Varietas komposit
Adalah varietas yang untuk perbanyakan benihnya dilakukan persarian
bebas atau kawin acak antara tanaman dalam varietas tersebut.

Universitas Sumatera Utara

9


Varietas hibrida
Adalah turunan F1 dari persilangan antara galur dengan varietas bersari
bebas atau antara dua varietas bersari bebas.

Hasil yang diberikan varietas F1 Hibrida ini jauh lebih memuaskan dibanding
dengan hasil yang telah diberikan varietas komposit, sepanjang curah hujan dan
pupuk yang diperlukannya memadai ( Kartasapoetra, 1988 ).
Varietas jagung hibrida telah terbukti memberikan hasil yang lebih baik
dari varietas jagung bersari bebas. Secara umum varietas hibrida lebih seragam
dan mampu berproduksi lebih tinggi 15-20 % dari varietas bersari bebas. Selain
itu, varietas hibrida menghasilkan biji yang lebih besar dibandingkan varietas
bersari bebas. Jagung hibrida merupakan generasi F1 hasil persilangan dua atau
lebih galur murni dan memiliki perbedaan keragaman antar varietas tergantung
dari

tipe

hibridisasi

dan

stabilitas

galur

murni

(Perakitan Varietas Jagung Hibrida, 2008).
Kehadiran varietas jagung unggul introduksi, baik bersari bebas ataupun
hibrida telah berkontribusi secara nyata terhadap peningkatan produktivitas
ataupun produksi jagung nasional. Tipe hibrida mempunyai potensi tinggi
daripada tipe bersari bebas, karena hibrida memiliki gen-gen yang dominan yang
mampu untuk memberi hasil tinggi. Tipe hibrida selain meningkatkan hasil,
jagung hibrida juga memberikan beberapa keuntungan lain yaitu lebih toleran
terhadap hama penyakit, lebih tanggap terhadap pemupukan pertanaman dan
tongkol lebih seragam, disamping itu jumlah biji lebih banyak dan berat
( Awaludin dan Erawati, 1985).

Universitas Sumatera Utara

10
Ketersediaan Air Tanah
Air adalah komponen utama tanaman hijau, yang merupakan 70-90% dari
berat segar kebanyakan spesies tanaman tak berkayu. Sebagian besar air
dikandung dalam isi sel (85-90%), yang merupakan media yang baik untuk
banyak reaksi biokimia, tetapi air juga mempunyai peranan lain dalam fisiologi
tanaman ( Irwan, 1992).
Tingginya kelembaban tanah dipengaruhi kandungan air setempat. Air di
dalam tanah tergantung pada keadaan tekstur dan struktur, semakin halus liat
tanah semakin besar air yang dapat diikat oleh tanah liat. Pasir lebih besar
permukaannya dibandingkan dengan liat sehingga semakin besar ukurannya
semakin sedikit air yang diikat pada satu

satuan yang sama. Struktur semakin

bundar atau granular makin banyak air yang dapat diikat. Tanah dalam keadaan
lembab baik untuk pertanaman, supaya jangan sampai kering maka evaporasi
harus diperhatikan ( Kartasapoetra, Kartasapoetra dan Sutedjo, 1987 ).
Kandungan air tanah di area pertanian sangat bervariasi tergantung pada
kondisi iklim atau musim. Pada musim kemarau kandungan air tanah sangat
rendah untuk kebutuhan pertumbuhan tanaman. Namun sebaliknya pada musim
penghujan air tanah cukup tersedia bahkan berlebihan. Dengan kata lain, air atanh
terdapat dalam ekstrim sangat tinggi sampai sangat rendah yang berkaitan dengan
ketersediaan air tanah (Lahuddin dalam Lahuddin, 2004).
Peranan akar dalam pertumbuhan tanaman sama pentingnya dengan tajuk.
Jumlah unsur hara dan air yang dapat diserap tanaman tergantung pada
kesempatan untuk mendapatkan air dan unsur hara tersebut dalam tanah. Ini

Universitas Sumatera Utara

11
sering didekati melalui luas permukaan akar dan jumlah unsur hara dan air yang
tersedia dalam tanah. Tanaman yang tumbuh dalam keadaan kurang air
membentuk akar lebih banyak namun produksi yang dihasilkan lebih rendah dari
tanaman yang tumbuh dalam keadaan cukup air ( Sitompul dan Guritno, 1995 ).
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permiabel), dimana air bebas
mengalir melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang terdapat di antara
butiran-butiran tanah. Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan
lapisan permukaan tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer.
Tingkat kejenuhan tanah biasanya 100 %, tinggi muka air tanah berubah-ubah
sesuai dengan keadaan iklim, tetapi dapat juga berubah karena pengaruh dari
adanya kegiatan pembangunan baik pembangunan jalan maupun perumahan, dan
lain-lain. Semakin kecil ukuran pori, makin besar kemampuan air untuk naik
melebihi muka air tanah ( Craig, 1994 ).
Kekurangan air pada tanaman disebabkan oleh kekurangan persediaan air
di daerah perakaran dan berlebihnya kebutuhan air oleh daun, karena laju
evapotranspirasi melebihi laju absorbsi air oleh akar tanaman, walaupun keadaan
air cukup (jenuh) ( Irwan, 1992).
Banyak penelitian mengenai pengaruh kekurangan air terhadap tanaman
telah dilakukan pada jaringan yang dipotong atau pada tanaman yang ditanam
dalam pot-pot dengan volume tanah terbatas. Makin bertambah bukti bahwa
tanaman yang ditanam dalam pot mempunyai respons yang berbeda terhadap
kekurangan air daripada tanaman dalam kondisi lapang. Kerapatan perakaran
tampaknya tinggi diseluruh volume tanah, pengambilan air dari seluruh profil

Universitas Sumatera Utara

12
tanah

seragam

dan

daur

kekeringan

relatif

cepat

( Gardner, dkk dalam Charlog dan Setiado, 2005).
Defisit air menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan fotosintesis, dan
rangkaian fisiologis yang disebabkannya. Proses yang paling dipengaruhi oleh
defisit air adalah pertumbuhan sel. Kondisi stres air yang berat menyebabkan
terhambatnya fotosintesis. Potensial air merupakan suatu ukuran basah atau
keringnya suatu tanaman dan suatu indeks relatif dari kondisi stres air yang
sedang dialami ( Taiz and Zieger, 1991).

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu
Penelitian dilaksanakan di Binjai, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2008.
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih jagung
Varietas Pioneer, SHS 11, dan Bisma, plastik, bambu, paku,

tanah Andosol

Binjai, polibek ukuran 20 kg tanah, amplop, pupuk Urea, SP-36 dan KCl, air,
pestisida, dan bahan bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan adalah meteran, cangkul, ayakan, gelas ukur,
timbangan, dan alat

alat lain yang mendukung penelitian ini.
Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial
dengan 2 faktor, yaitu :
Faktor 1 :Varietas Jagung terdiri dari 3 varietas , yaitu :
V1 = Pioneer
V2 = SHS 11
V3 = Bisma

Universitas Sumatera Utara

14
Faktor 2 : Pemberian Air dengan 3 taraf , yaitu :
K1 = 400 ml air / 2 hari
K2 = 600 ml air / 2 hari
K3 = 800 ml air / 2 hari
Dengan demikian diperoleh 9 kombinasi perlakuan sebagai berikut :
V1K1

V2K1

V3K1

V1K2

V2K2

V3K2

V1K3

V2K3

V3K3

Jumlah ulangan

=3

Jumlah plot

= 27

Jumlah tanaman per plot

= 12

Jumlah tanaman sampel per plot

= 12

Jumlah tanaman seluruhnya

= 324

Jumlah tanaman sampel seluruhnya = 324
Jarak Antar Plot

= 30 cm

Jarak Antar Blok

= 50 cm

Ukuran Plot

= 150 cm x 150 cm

Luas lahan seluruhnya

= 18,5 m x 7,5 m

Universitas Sumatera Utara

15
Hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model linier, yaitu :
Yijk

=µ+ i+ j+ k+(

)jk + ijk

dimana :
Yijk

= Hasil pengamatan pada blok ke i dengan varietas pada taraf ke-j dan
tingkat pemberian air taraf ke-k

µ

(

= Nilai tengah

i

= Efek blok ke-i

j

= Efek varietas pada taraf ke-j

k

= Efek tingkat pemberian air pada taraf ke-k
)jk = Efek interaksi antara varietas taraf ke-j dan tingkat pemberian air taraf
ke-k.

ijk

= Efek galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan varietas pada taraf
ke-j dan perlakuan tingkat pemberian air tanah pada taraf ke-k.

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Areal Penanaman
Areal penanaman yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma
dan tumbuh-tumbuhan lain. Kemudian dilakukan pengukuran untuk membuat
petak-petak dari perlakuan dan ulangan tanaman. Luas areal penanaman ini 18,5
m x 7,5 m. Lahan ini dibagi menjadi 27 petak, dimana satu petak berukuran
150 cm x 150 cm. Dengan jarak antar ulangan 100 cm dan jarak antar plot 50 cm.
Pembuatan Naungan Plastik
Naungan plastik dibuat dengan menggunakan bambu dengan tinggi 3,5 m.
Adapun kegunaan dari naungan pelastik ini adalah untuk mencegah jatuhnya air
hujan pada tanaman agar perlakuan kadar air tanah yang diberikan dapat lebih
teruji dengan baik.
Persiapan Media Tanam
Tanah yang akan digunakan terlebih dahulu dipecah lalu diayak agar
diperoleh tanah yang baik, tidak mengandung sisa

sisa tanaman, batu atau benda

lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman, kemudian tanah dimasukkan
ke dalam polibek yang telah dipersiapkan dan ditempatkan pada petak-petak yang
telah ditetapkan.

Universitas Sumatera Utara

17
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan menggunakan tugal, dengan cara menugal
tanah yang berada dalam polibek, kemudian memasukkan benih jagung yaitu 2-3
benih per polibek.
Pemupukan
Pemupukan dasar dilakukan bersamaan pada saat penanaman dengan
perbandingan Urea 266,67 kg/ha, TSP 125 kg/ha dan KCl 83,3 kg/ha. Dengan
ukuran dengan dosis urea 2,66 g/polibek (diberikan masing-masing 0,88 g/polibek
dengan tiga kali pemberian yaitu pada saat tanam, 30 HST, dan 40 HST), SP-36
1,25 g/polibek diberikan pada saat tanam dan KCl 0,833 g/polibek diberikan pada
saat tanam.
Perlakuan Pemberian Air
Untuk perlakuan tingkat pemberian air sebanyak 800 ml, 600 ml dan 400
ml dilakukan sejak waktu tanam sampai masa vegetatif berakhir yaitu pada waktu
malai keluar. Cara

pelaksanaan pemberian air pada setiap perlakuan tingkat

pemberian air dilakukan dengan menyiram tanaman sekali dalam dua hari dengan
volume 400 ml, 600 ml, dan 800 ml air setiap tanaman pada setiap perlakuan.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan sekali dalam dua hari sesuai dengan perlakuan
masing-masing tanaman.

Universitas Sumatera Utara

18
Penjarangan
Penjarangan tanaman dilakukan dua minggu setelah tanam dengan cara
memotong tanaman dengan menggunakan pisau dan meninggalkan satu tanaman
yang sehat.
Penyiangan dan Penggemburan
Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma
yang ada pada pertanaman sesuai dengan pertumbuhan gulma agar tidak ada
persaingan dengan tanaman jagung.
Penggemburan dilaksanakan setelah pencabutan gulma, hal ini dilakukan
agar media tetap porous sehingga air yang diberikan dapat diterima dengan baik.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara intensif dua kali dalam
seminggu. Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis
2,5 EC dengan konsentrasi 2 cc/liter air. Sedangkan untuk penyakit digunakan
fungisida Dithane M 45 dengan dosis 2 g/liter air.
Panen
Panen dilakukan ketika tongkol jagung mencapai stadium tua atau matang.
Hal ini ditandai dengan kelobot tongkol sudah berwarna kuning atau putih
kekuningan, bila biji ditekan dengan tangan tidak meninggalkan bekas melekuk
artinya biji sudah padat atau kompak atau umur tanaman sudah mencapai 90-100
hari setelah tanam.

Universitas Sumatera Utara

19
Parameter yang Diamati
Satu tanaman sampel dari setiap perlakuan dalam setiap ulangan dicabut
satu kali dalam dua minggu saat tanaman berumur 3MST, 5MST, 7MST, dan
9MST untuk digunakan dalam pengukuran parameter luas daun, bobot kering
akar, bobot kering tajuk, laju tumbuh relatif dan laju asimilasi bersih. Sedangkan
8 tanaman sampel yang sisa digunakan untuk pengukuran parameter umur
berbunga, umur panen, volume akar, berat basah tongkol per sampel, bobot kering
jagung pipil per plot dan indeks panen.
Total Luas Daun
Parameter luas daun ini digunakan untuk mengukur laju asimilasi bersih.
Menurut Sitompul dan Guritno (1995), total luas daun dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

Yt = k x ( p x l )i
Dimana :
Yt = Luas total daun tanaman
k = Konstanta
p = Panjang daun ke-i
l = lebar daun ke-i
Besar harga k berubah-ubah bergantung kepada jumlah daun dan posisi
daun yang diukur. Pengukuran dilakukan untuk satu daun saja sesuai dengan
ketentuan sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

20
Tabel 1. Harga konstanta ( k ) dan jumlah daun serta posisi daun yang diukur
Jumlah daun/posisi ke-i
8/5
9/5
10/6
11/7
12/7
13/8
14/9

Harga k
4.1844
5.0390
5.4416
6.3911
6.7134
6.7892
7.1199

Bobot Kering Akar
Perhitungan bobot kering akar dilakukan dengan cara merobek polibek
lalu seluruh tanah dan tanaman dimasukkan ke dalam ember yang berisi air,
kemudian dibiarkan beberapa jam agar tanah menjadi gembur atau pecah.
Kemudian tanah digoyang-goyang agar seluruh akar tanaman terpisah dari tanah.
Apabila pada akar masih terdapat tanah harus dibersihkan dengan