KONDISI SAAT INI PENDAHULUAN

8 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 rincian Tahun 2005 sebanyak 960 orang, Tahun 2006 sebanyak 587 orang, Tahun 2007 sebanyak 617 orang, Tahun 2008 sebanyak 587 orang, Tahun 2009 sebanyak 1.215 orang dan Tahun 2010 sebanyak 613 orang. Selanjutnya, untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap usaha ekonomi di bidang kehutanan termasuk aspek permodalannya, pada Tahun 2007 dibentuk BLU untuk memberikan fasilitasi kelembagaan serta permodalan kepada masyarakat dalam pengembangan HTI dan HTR. Fasilitasi dana yang disediakan Tahun 2008 sebesar Rp.1,4 trilyun dan untuk Tahun 2009 ditingkatkan menjadi sebesar Rp.1,7 trilyun. Upaya pengembangan HTIHTR dengan BLU ini diikuti dengan pendampingan yang dimulai dengan penguatan kapasitas pendamping dan pemberian pelatihan pendampingan untuk pembangunan HTRHTI. Sampai dengan Tahun 2009 telah diberikan pelatihan pendampingan di 9 Provinsi dengan jumlah peserta 215 orang bagi penyuluh kehutananpendamping yang berasal dari 47 kabupaten. Terkait dengan pengajuan proposal yang diajukan oleh masyarakat untuk pinjaman dana bergulir pembangunan HTR, hingga Tahun 2009 telah diajukan 3 proposal, terdiri atas : Koperasi Mitra Madina Lestari Kabupaten Mandaling Natal, Sumut seluas 8.794 ha dengan jumlah dana yang diajukan sebesar Rp. 87,94 milyar, Koperasi Bacan Lippu Mandiri Kabupaten Halmahera Selatan, Malut seluas 4.680 ha dengan jumlah dana yang diajukan sebesar Rp. 39,93 Milyar dan KSU Nafa Aroa Indah Kabupaten Nabire, Papua seluas 3.107 ha dengan jumlah pinjaman yang diajukan sebesar Rp. 26,51 milyar. Pada Tahun 2010 diperkirakan penyaluran kredit akan memberikan tambahan hutan tanaman dalam bentuk HTIHTR seluas 64.925 ha. Jumlah ini diperkirakan mencapai 20 dari target capaian Tahun 2014 yaitu sebesar 324.625 ha. Untuk mendorong sinergitas perencanaan pembangunan kehutanan, dan sebagai pelaksanaan Peraturan Menhut Nomor : P. 01Menhut-II2006, telah diupayakan dengan menyelenggarakan rapat koordinasi perencanaan pembangunan kehutanan setiap tahun pada tingkat provinsi dengan Rakorenbanghutda dan pada tingkat regional dengan Rapat Koordinasi Perencanaan Pembangunan Kehutanan Regional Rakorenbanghutreg yang difasilitasi oleh Pusat Pengendalian 9 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Pengembangunan Kehutanan Regional I untuk wilayah Sumatera 10 provinsi, Regional II untuk wilayah Jawa-Bali-Nusra 9 provinsi, Regional III untuk wilayah Kalimantan 4 provinsi dan Regional IV untuk wilayah Sulawesi-Maluku-Papua 10 provinsi. Sedangkan untuk tingkat pusat dengan Rakorenbanghutpus dan tingkat nasional dengan Rakorenbanghutnas yang difasilitasi oleh Biro Perencanaan. Berkaitan dengan rapat tematik yang selama ini difasilitasi oleh Pusat Pengendalian Pengembangunan Kehutanan Regional I-IV antara lain koordinasi tata ruang provinsi Kepulauan Riau, dan penunjukkan kawasan hutan provinsi Sumatera Barat dan Sumatera Utara yang saat ini sedang ditinjau kembali dan disinkronisasikan dengan tata ruang provinsi dan kabupatenkota. Fasilitasi koordinasi pengelolaan hutan dengan tema pembangunan hutan tanaman telah dilakukan di Jambi, hutan rakyat di Lampung, hasil hutan bukan kayu di Sumatera Barat dan Bangka Belitung, perlindungan hutan di Sumatera Utara dan Lampung, dan konflik satwa di Riau. Lebih lanjut, untuk mendorong keselarasan dan pedoman pelaksanaan kegiatan, telah dilakukan penetapan standar nasional dan pengelolaan lingkungan. Dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2009 telah ditetapkan SNI Kehutanan sebanyak 68 judul oleh Badan Standardisasi Nasional BSN yaitu Tahun 2005 sebanyak 9 judul, Tahun 2007 sebanyak 16 judul, Tahun 2008 sebanyak 11 judul dan Tahun 2009 sebanyak 32 judul. Namun pada Tahun 2006 telah diusulkan 26 judul SNI Kehutanan ke BSN untuk ditetapkan, tetapi pada Tahun 2006 tidak ada penetapan SNI Kehutanan oleh BSN. Sebagai pelaksanaan Kepres Nomor : 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah yang telah beberapa kali mengalami perubahan dari Tahun 2005 sampai dengan Tahun 2010 dan kemudian digantikan dengan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, telah dilakukan kegiatan pelatihan manajemen pengadaan barang jasa dan ujian sertifikasi sebanyak 16 kali dengan peserta 2066 orang, berhasil lulus sebanyak 698 orang yang terdiri dari sertifikat L2 sebanyak 442 orang dan sertifikat L4 sebanyak 105 orang, dan sertifikat dasar sebanyak 61 orang. Dalam rangka peningkatan tertib pencatatan administrasi BMN, sampai saat ini seluruh satuan kerja lingkup Kementerian Kehutanan telah 100 menggunakan 10 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 SIMAK BMN, dan telah dilaksanakan pelatihan SIMAK BMN bagi seluruh operator SIMAK BMN lingkup Kemenhut. Berkaitan dengan aset tanah Kemenhut, sampai dengan Tahun 2010 telah diselesaikan sertifikat tanah di Cibuluh seluas 1.171 M 2 , Kanci Cirebon seluas 195,418 Ha yang telah bersertifikat seluas 94,983 ha dan sisanya di Manggala Wanabakti, Cimanggis, Kramat Jati, serta Rumpin masih dalam proses. Berkaitan dengan status pencatatan BMN eks Kanwil Dephut di 15 provinsi, telah diselesaikan dapat diselesaikan statusnya dengan Berita Acara Pinjam Pakai di 6 provinsi Riau, Bengkulu, Kalteng, Sulut, Sulteng dan NTT, sedangkan 9 provinsi lainnya masih dalam proses penyelesaian. Kampanye kebijakan terhadap hasil-hasil pembangunan kehutanan yang akan dan telah dicapai, diharapkan dapat mendorong transparansi dan memperkuat pemahaman masyarakat dan pengambil kebijakan dalam mendukung pembangunan kehutanan, karena pembangunan kehutanan terkait erat dengan pengurusan hutan sebagai barang milik publik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan citra kehutanan serta penyebarluasan informasi tentang kebijakan pembangunan kehutanan, Pusat Hubungan Masyarakat telah melaksanakan berbagai kegiatan penyebarluasan informasi pembangunan kehutanan kepada berbagai pihak melalui: 1 Pemanfaatan media massa cetak dan elektronik jumpa pers 20 kali, dialog interaktif 5 kali, kunjungan jurnalistik 3 kali, iklan layanan masyarakat di televisi 1 kali, advetorial di media cetak 6 kali; 2 Pemanfaatan media luar ruang poster 3 judul, spanduk, umbul-umbul, baliho 1 kali selama 1 bulan dan benner 4 judul; 3 Pemanfaatan media tatap muka sosialisasi 13 kali, pertemuan multipihak 3 kali, diskusi 4 kali dan talk show 3 kali; 4 Pemanfaatan media cetakan Majalah Kehutanan 12 edisi, l eaflet 8 judul, booklet 5 judul; 5 Pemanfaatan media pameran 13 kali. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembangunan dan khususnya pembangunan kehutanan tidak dapat dilakukan sendiri oleh Kemenhut, namun memerlukan dukungan dari berbagai pihak antara lain pihak internasional melalui kerjasama bilateral, multilateral, regional dan lembaga swadaya internasional. Meningkatnya sumber pendanaan BLN yang bersifat hibah grant dari berbagai partner internasional dalam kerangka kerjasama bilateral, multilateral, regional dan 11 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 multi pihak melengkapi anggaran pembangunan kehutanan yang telah ada. Bantuan luar negeri untuk Kemenhut telah dilaksanakan dalam berbagai kegiatan. Pada periode 2005-2008, beberapa negara dan lembaga donor telah membantu, antara lain Bank Dunia melalui GEF, ITTO, Jepang melalui JICA, JIFRO, dan swasta antara lain The Mitsui Summitomo Insurance Inc., Korea melalui KOICA, Uni Eropa, Jerman melalui GTZ sekarang GIZ, Amerika melalui USAID, Australia melalui AUSAID dan LSM internasional antara lain WWF, TNC dan CI. Berikut di bawah ini adalah bantuan luar negeri dalam pengelolaan hutan selama Tahun 2005-2009, diantaranya adalah : No. DonorNama Proyek Anggaran 1 Forest Law Enforcement and Government on Trade FLEGT di Provinsi Kalimantan Barat dan Jambi di 3 taman nasional. Uni Eropa Euro 14.981.000 2 The Gunung Halimun Salak National Park Management Project di TN. Gunung Halimun Salak . Jepang JICA Rp. 282.351.000 3 Forest Fire Prevention Project by Initiative of People in Buffer Zone in Indonesia di Provinsi Riau, Jambi dan Kalimantan Barat. Jepang JICA Yen 100.000.000 4 The Project for Support on Forest Management trhough Leveraging Satelite Image Information . Jepang JICA US 720.000 5 Sub Sectoral Programme on Mangrove . Jepang JICA US 2.788.000 6 Kayan Mentarang National Park Management Project KMNP-MP. Jerman GTZ Euro 1.800.000 7 Cooperation to Support Forest Governance and Multistakeholders Forestry Programme . Inggris DFID Pound 5.000.000 8 Regional Programme for Participatory and Integrated Agriculture, Forestry and Fisheries Development for Long Term Rehabilitation and Development in Tsunami-affected Areas di Nanggore Aceh Darussalam NAD. Jepang-FAO US 4.687.338 9 Forest Tree Seed Sources Management and Development Project di Provinsi Jawa Barat Rumpin, Cirangsad, Purwakarta dan Kalimantan Timur Sotek. Korea KOICA US 2.400.000 KOICA 12 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 No. DonorNama Proyek Anggaran 10 Capacity Building for School of Environment Conservation and Ecotourism Management in the Republic of Indonesia di Jawa Barat. Korea KOICA Korea US 1.000.000 11 The Korea-Indonesia Joint Project for Adaptation and Mitigation of Climate Change in Forestry through Afforestation and Reforestation Clean Development mechanism and Reducing Emission from Deforestation and Forest Degradation in Indonesia Korea KOICA KRW 4.750.000.000 equal 12 Coral Reef Rehabilitation and Management Programme COREMAP di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Papua. COREMAP with contribution from GEF, IDA, WB. USD: 75.400.000 13 The Project of Rehabilitation in Paliyan Wildlife Sanctuary di DI. Yogyakarta. The Mitsui Sumitomo Co. Ltd Yen 63.000.000 14 Strengthening Community Based Forest and Watershed Management SCBFWM di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Lampung, DI.Yogyakarta, Sulawesi Tengah dan Sumatera Utara. GEF-PBB US 7.800.000 15 Bali Eco-Friendship Forest Project di Bali. JIFPRO-Jepang Yen 9.991.250 16 ASEAN Social Forestry Network ASFN SDC Swiss Agency for Development and Cooperation untuk ASEAN. US 110.000 17 The Prevention of Further Loss and The Promotion of Rehabilitation Plantation of Gonystylus spp Ramin in Sumatera and Kalimantan . ITTO- International Tropical Timber Organization . US 507.903 18 Restoring the Ecosystem of Lake Toba Catchment Area Trough Community Development and Local Capacity Building for Forest and Land Rehabilitation. US 549.974

E. ORGANISASI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 40Menhut-II2010, tugas Sekretariat Jenderal Kementerian Kehutanan adalah melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Kementerian Kehutanan. Sedangkan fungsi yang diselenggarakan untuk melaksanakan tugas pokok Setjen tersebut adalah : a koordinasi kegiatan Kemenhut; b koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kemenhut; 13 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 c pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip dan dokumentasi Kemenhut; d pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama dan hubungan masyarakat; e koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum; f penyelenggaraan pengelolaan barang milikkekayaan negara; dan g pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menhut. Pegawai di lingkungan Setjen saat ini berjumlah 875 orang, yang gambaran umumnya adalah : golongan IV sebanyak 117 orang, golongan III sebanyak 554 orang dan golongan II sebanyak 204 orang. Unit kerja dengan jumlah pegawai terbanyak adalah Biro Umum dengan jumlah pegawai sebanyak 260 orang, berikutnya adalah Biro Kepegawaian 145 orang, Biro Keuangan 93 orang. Pegawai dengan jumlah golongan IV terbanyak adalah Biro Hukum dan Organisasi 19 orang, pegawai dengan jumlah golongan III terbanyak adalah Biro Umum 141 orang dan pegawai dengan jumlah golongan II terbanyak adalah Biro Umum 108 orang. No. Unit Kerja Golongan IV Golongan III Golongan II JUMLAH 1 Biro Perencanaan 10 41 6 57 2 Biro Kepegawaian 18 91 36 145 3 Biro Hukum dan Organisasi 19 46 5 70 4 Biro Keuangan 10 70 13 93 5 Biro Umum 11 141 108 260 6 Pusat Standarisasi dan Lingkungan 4 30 4 38 7 Pusat Hubungan Masyarakat 7 29 8 44 8 Pusat Kerjasama Luar Negeri 9 34 2 45 9 Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan 7 11 7 25 10 Pusdalreg I 6 18 2 26 11 Pusdalreg II 4 18 2 24 12 Pusdalreg III 5 14 3 22 13 Pusdalreg IV 7 11 8 26 JUMLAH 117 554 204 875 14 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Biro dan pusat di bawah koordinasi Setjen adalah : 1. Biro Perencanaan; mempunyai tugas melaksanakan koordinasi kerja sama dalam negeri, penyusunan rencana makro, program, anggaran, evaluasi, pelaporan, dan pengelolaan data dan informasi di lingkungan Kementerian. Biro Perencanaan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan koordinasi kerja sama dalam negeri di lingkungan Kementerian; b. penyiapan koordinasi penyusunan rencana umum kehutanan, dan program, serta anggaran, termasuk anggaran bantuan luar negeri di lingkungan Kementerian; c. penyiapan koordinasi evaluasi dan pelaporan pelaksanaan rencana, program dan anggaran di lingkungan Kementerian; d. pengelolaan data dan informasi Kementerian; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. 2. Biro Kepegawaian; mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pembinaan, perencanaan, pengembangan, tata usaha, dan pengelolaan sistem informasi kepegawaian di lingkungan Kementerian. Biro Kepegawaian menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan pelaporan, pembinaan dan pengembangan pegawai; b. penyiapan bahan koordinasi dan pengembangan sistem penilaian kompetensi pengembangan karier analisis kebutuhan pendidikan dan pelatihan pegawai, serta penyusunan formasi, pengadaan pegawai di lingkungan Kementerian; c. pelaksanaan administrasi kepangkatan, pemberhentian dan pemensiunan pegawai di lingkungan Kementerian; d. pengelolaan sistem informasi kepegawaian di lingkungan Kementerian; e. penyiapan bahan koordinasi, pembinaan dan pelaksanaan administrasi jabatan fungsional di lingkungan Kementerian; dan f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. 3. Biro Hukum dan Organisasi; mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan, penelaahan pelaksanaan peraturan perundang-undangan, pengelolaan dokumentasi hukum dan pemberian bantuan hukum serta pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan di lingkungan Kementerian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, 15 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Biro Hukum dan Organisasi menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan koordinasi penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan; b. evaluasi, penelaahan, dan penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan; c. pelaksanaan penanganan perkara dan bantuan hukum; d. pembinaan dan pengembangan kelembagaan dan ketatalaksanaan di lingkungan Kementerian, serta pelaksanaan pengelolaan dokumentasi dan informasi peraturan perundang-undangan; dan e. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. 4. Biro Keuangan; mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan koordinasi teknis urusan keuangan, pembinaan teknis Badan Usaha Milik Negara dan pengelolaan investasi pemerintah di lingkungan Kementerian. Biro Keuangan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan koordinasi dan pembinaan rencana anggaran pendapatan dan belanja, serta investasi pemerintah di lingkungan Kementerian; b. penyiapan koordinasi dan pembinaan badan usaha milik negara dan badan layanan umum di lingkungan Kementerian; c. penyiapan koordinasi dan pelaksanaan pemungutan, pencatatan, penyetoran dan pelaporan penerimaan negara bukan pajak dan dana bagi hasil sumberdaya alam kehutanan; d. penyiapan koordinasi dan pembinaan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi, serta pelaksanaan tata laksana keuangan di lingkungan Kementerian; e. penyiapan koordinasi dan pembinaan pelaksanaan akuntansi dan pelaporan keuangan di lingkungan Kementerian; dan f. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro. 5. Biro Umum; mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi, kerumahtanggaan, dan perlengkapan di lingkungan Kementerian, serta pelayanan administrasi pimpinan. Biro Umum menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan urusan tata persuratan, kearsipan, dan dokumentasi Kementerian; b. pelaksanaan pelayanan administrasi pimpinan dan urusan keprotokolan; c. pelaksanaan urusan rumah tangga Kementerian; d. pelaksanaan urusan perlengkapan di lingkungan Kementerian. 16 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 6. Pusat Standardisasi dan Lingkungan; mempunyai tugas melaksanakan perumusan bahan standardisasi, sertifikasi, pengelolaan dan evaluasi dampak lingkungan, serta penanganan perubahan iklim di bidang kehutanan. Pusat Standardisasi dan Lingkungan menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan kebijakan teknis di bidang standardisasi produk, jasa kehutanan, serta pengelolaan, evaluasi dampak lingkungan, dan penanganan perubahan iklim kehutanan; b. pelaksanaan tugas di bidang standardisasi produk, jasa kehutanan, serta pengelolaan, evaluasi dampak lingkungan, dan penanganan perubahan iklim kehutanan; c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang standardisasi produk, jasa kehutanan, serta pengelolaan, evaluasi dampak lingkungan, dan penanganan perubahan iklim kehutanan; dan d. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat. 7. Pusat Hubungan Masyarakat; mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan publikasi kehutanan serta hubungan masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pusat Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang publikasi serta hubungan masyarakat; b. pelaksanaan tugas di bidang publikasi serta hubungan masyarakat; c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang publikasi serta hubungan masyarakat; dan d. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Pusat. 8. Pusat Kerja Sama Luar Negeri; mempunyai tugas melaksanakan hubungan dan kerja sama luar negeri. Pusat Kerja Sama Luar Negeri menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program di bidang hubungan dan kerja sama luar negeri bilateral dan multilateral serta kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat NGO internasional; b. pelaksanaan tugas di bidang hubungan dan kerja sama luar negeri bilateral dan multilateral serta kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat NGO internasional; c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang hubungan dan kerja sama luar negeri bilateral dan multilateral serta kerja sama dengan lembaga swadaya