UNIT KEGIATAN DAN UNIT INDIKATOR

32 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator KUPA serta PSDH DR sebesar 80. disampaikan untuk melakukan pembayaran pinjaman • Kurangnya koordinasi penyelesaian kredit macet KUK-DAS, KUHR, KUPA antara pihak BPD, KPKNL pusat dan daerah dalam penyelesaian pinjamanpiutang negara dokumen per tahun 2. Tagihan diserahkan kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara minimal 30 PHTI 80 atau 16 per tahun 3. Tersedianya Berita Acara Rekonsiliasi pengembalian pinjaman, 10 dokumen 2 dokumen per tahun 4. Tersedianya Berita Acara rapat koordinasi penyelesaian piutang sebanyak 10 dokumen 2 dokumen per tahun. Opini laporan keuangan Kementerian Kehutanan “ wajar tanpa pengecualian” mulai laporan tahun 2011, sebanyak 5 judul 1 judul setiap tahun, • Pelaporan keuangan belum sesuai dengan peraturan yang berlaku • Administrasi dalam pelaporan keuangan tidak lengkap dan belum didukung bukti- bukti yang akuntabel • Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan yang tertib di lingkungan Kemenhut • Adanya SDM yang capable dalam penyusunan laporan keuangan Pemantapan pengelolaan administrasi dan pelaporan keuangan 1. Tersedianya laporan keuangan Kemenhut yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan SAP sebanyak 105 laporan keuangan 21 laporan keuangan per tahun 2. Tersedianya Berita Acara Rekonsiliasi BAR SAK, SIMAK, SAU, SAI sebanyak 20 33 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator dokumen 4 dokumen per tahun 3. Tersedianya Rencana Aksi Laporan Keuangan atas LHP BPK-RI sebanyak 5 judul 1 judul per tahun 4. Tersedianya laporan konsolidasi keuangan BLU sebanyak 5 laporan 1 laporan per tahun 5. Terlaksananya pendampingan penyusunan laporan keuangan sebanyak 10 paket bimtek, pembinaan, sosialisasi. Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP sebesar Rp. 13,75 Trilyun. • Menurunnya PNBP yang masih bertumpu pada sumber PNBP kayu sejalan dengan berkurangnya hutan produksi dan belum optimalnya hutan tanaman • Identifikasi terhadap daerah penghasil kayu belum optimal • Meningkatkan peluang PNBP non kayu dalam penerimaan sektor kehutanan • Penertiban administrasi pengelolaan PNBP kayu maupun non kayu belum optimal • Koordinasi dan optimalisasi pengelolaan PNBP sektor kehutanan 1. Tersedianya Dokumen target penerimaan PNBP kayu dari 33 provinsi 2. Teridentifikasinya PNBP daerah penghasil kayu di 33 provinsi minimal di 300 kabupatenkota 3. Ditetapkannya kabupatenkota penghasil di 33 provinsi 4. PNBP disetorkan tepat waktu setiap bulan. 34 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator Laporan keuangan dan perbendaharaan sebanyak 33 propinsi, • Ketidakpatuhan pengelola perbendahara • Kurangnya pemahaman tata laksana keuangan • Meningkatnya kerugian negara TP dan TGR • Kurangnya dokumen pendukung tindak lanjut LHPLHA • Tidak tersedianya data pendukung piutang sementara belum dapat ditagih dari KPKNL setempat • Belum tersedianya standar biaya tahunan Kemenhut dalam penyusunan anggaran Pengelolaan perbendaharaan dan keuangan 1. Peraturan perbendaharaan disosialisasikan kepada Bendahara dan pengelola di 33 provinsi 2. Tata laksana keuangan disosialisasikan kepada Pejabat Pengguna Anggaran KPA, Bendahara Pengeluaran, PPK, dan PP- SPM, petugas penguji keuangan, dan Bendahara Penerimaan di 33 provinsi 3. Sertifikasi bendahara pengeluaran dan bendahara penerimaan, 200 orang 4. Tersedianya laporan pemantauan penyelesaian kerugian negara TP dan TGR sebanyak 20 dokumen 5. Tersedianya laporan pemantauan penyelesaian tindak lanjut LHPLHA sebanyak 20 dokumen 6. Tersedianya laporan pemantauan dan proses penghapusan 35 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator piutang sementara belum dapat ditagih yang dinyatakan oleh KPKNL sebanyak 20 dokumen 7. Tersedianya Buku standar biaya tahunan Kemenhut, 5 judul. 3. Penyelenggaraan Ketatausahaan, Kerumahatanggaan dan Pengelolaan Perlengkapan Kemenhut. Rumusan indikator yang dijabarkan adalah : a. SIMAK BMN kemenhut akuntabel dan tepat waktu sebanyak 225 satuan kerja per tahun. Unit kegiatan untuk mencapai indkator ini adalah Peningkatan pengelolaan BMN dengan unit indikatornya : 1 Terselenggaranya sosialisasi SIMAK BMN di 225 Satker Kemenhut per tahun; dan 2 Tersedianya laporan BMN untuk mendukung laporan keuangan di 225 Satker Kemenhut per tahun. b. Sertifikasi ahli pengadaaan barang dan jasa bagi pejabat pembuat komitmen PPK dan panitiapejabat pengadaan di Kemenhut sebanyak 1.000 orang. Unit kegiatan untuk mencapai indkator ini adalah Peningkatan kapasitas manajemen pengadaan barang dan jasa, dengan unit indikatornya adalah : 1 Sertifikasi ahli pengadaan bagi PPK dan panitiapejabat pengadaan di 225 satker; 2 Implementasi layanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik e- Procurement di lingkungan Kemenhut; 3 Terbentuknya unit layanan pengadaan ULP di lingkungan Kemenhut. c. Sertifikasi tanah milik kemenhut di 5 lokasi Manggala Wanabakti, Kanci, Cimanggis, Kramatjati dan Rumpin. Unit kegiatan untuk mencapai indkator ini adalah Peningkatan pengelolaan aset tanah dengan unit indikatornya : 1 Tersedianya data dukungbukti kepemilikan tanah di 5 lokasi; 2 Terselesaikannya permasalahan okupasi oleh masyarakat di 5 lokasi; 3 Terselesaikannya sertifikat tanah milik Kemenhut di 5 lokasi. 36 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 d. Terselesaikannya status pencatatan BMN eks kantor wilayah di 15 provinsi. Unit kegiatan untuk mencapai indkator ini adalah Penyelesaian aset BMN eks Kanwil Dephut di 15 provinsi dengan unit indikatornya : Tersedianya legal formal eks kantor wilayah di 15 provinsi. Kerangka pikir untuk kegiatan Penyelenggaraan Ketatausahaan, Kerumahatanggaan dan Pengelolaan Perlengkapan Kemenhut disajikan sebagai berikut : Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator SIMAK BMN Kemenhut akuntabel dan tepat waktu sebanyak 225 satker per tahun • Pencatatan dan pelaporan BMN belum memadai • Kapasitas SDM operator SIMAK BMN belum memadai • Penempatan akun belanja yang tidak tepat Peningkatan pengelolaan BMN 1. Terselenggaranya sosialisasi SIMAK BMN di 225 Satker Kemenhut per tahun. 2. Tersedianya laporan BMN untuk mendukung laporan keuangan di 225 satker Kemenhut per tahun. Sertifikasi ahli pengadaan barang dan jasa bagi pejabat pembuat komitmen PPK dan panitiapejabat pengadaan di Kemenhut sebanyak 1.000 orang • Penguasaan materi peraturan dan pedoman tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah belum memadai • Pengalaman dalam pelaksanaan pengadaan barangjasa masih kurang Peningkatan kapasitas manajemen pengadaan barang dan jasa 1. Sertifikasi ahli pengadaan bagi PPK dan panitiapejabat pengadaan di 225 satker 2. Implementasi layanan pengadaan barang dan jasa secara elektronik e- Procurement di lingkungan Kemenhut 3. Terbentuknya unit layanan pengadaan ULP di lingkungan Kemenhut. Sertifikasi tanah milik Kemenhut di 5 lokasi Manggala, Kanci, Cimanggis, Kramatjati dan Rumpin • Kurangnya data dukungbukti kepemilikan awal • Adanya okupasi dari masyarakat sekitar dan perubahan RTRW atas tanah di 5 lokasi • Proses sertifikasi yang tidak dapat Peningkatan pengelolaan aset tanah 1. Tersedianya data dukungbukti kepemilikan tanah di 5 lokasi 2. Terselesaikannya permasalahan okupasi oleh masyarakat di 5 lokasi 3. Terselesaikannya 37 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator ditentukan sertifikat tanah milik Kemenhut di 5 lokasi Terselesaikannya status pencatatan BMN eks Kanwil Dephut di 15 provinsi • Penguasaan sepihak oleh perangkat daerah tanpa ada dokumen pendukung • Kurangnya koordinasi di tingkat pimpinan, baik di pusat maupun daerah • Terbatasnya SDM yang bertugas menangani penyelesaian status pencatatan BMN ek Kanwil Penyelesaian aset BMN ek Kanwil Dephut di 15 provinsi Tersedianya legal formal eks kantor wilayah di 15 provinsi. 4. Penyelenggaraan Administrasi dan Penataan Kepegawaian. Rumusan indikator yang dijabarkan adalah : a. Pelayanan administrasi kepegawaian minimal 95 akurat dan tepat waktu. Unit kegiatan untuk mencapai indkator ini adalah Peningkatan pelayanan kepegawaian dengan unit indikatornya : 1 Kenaikan pangkat pegawai minimal 95 tepat waktu; 2 Kenaikan gaji berkala minimal 95 tepat waktu; 3 KARISKARSU tersedia minimal 95 bagi pegawai; 4 Penetapan angka kredit PAK minimal 95 tepat waktu; 5 SK pensiun pegawai minimal 95 tepat waktu. b. Prasarat pengembangan kapasitas dan karir pegawai minimal terpenuhi 95. Unit kegiatan untuk mencapai indkator ini adalah Pengembangan pegawai dengan unit indikatornya : 1 Tersedianya dokumen pola pengembangan pegawai untuk seluruh jabatan fungsional binaan Kemenhut, sebanyak 3 dokumen PEH, Polhut, Penyuluh Kehutanan; 2 Kompetensi pegawai dapat dipetakan minimal sebesar 95; 3 Kebutuhan pegawai sesuai kebutuhan organisasi dapat dipenuhi minimal 95 dari formasi yang ditetapkan; 4 Dokumen evaluasi jabatan dan peringkat jabatan Job Grading selesai 100. 38 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 c. Data kepegawaian dalam SIMPEG minimal 98 sesuai data yang dimiliki individu pegawai. Unit kegiatan untuk mencapai indkator ini adalah Pengelolaan dan pemanfaatan data pegawai dengan unit indikatornya : 1 Tersedianya Data pegawai dalam SIMPEG sebesar 98; 2 Data SIMPEG di up date setiap triwulan; 3 Data SIMPEG dimanfaatkan dalam analisa pegawai minimal 98. Kerangka pikir Penyelenggaraan Administrasi dan Penataan Kepegawaian disajikan sebagai berikut : Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator Pelayanan administrasi kepegawaian minimal 95 akurat dan tepat waktu • Pelayanan administrasi kepegawaian belum optimal Peningkatan pelayanan kepegawaian 1. Kenaikan pangkat pegawai minimal 95 tepat waktu 2. Kenaikan gaji berkala minimal 95 tepat waktu 3. KARISKARSU tersedia minimal 95 bagi pegawai 4. Penetapan angka kredit PAK minimal 95 tepat waktu 5. SK pensiun pegawai minimal 95 tepat waktu Prasarat pengembangan kapasitas dan karir pegawai minimal terpenuhi 95. • Pengembangan jabatan fungsional belum optimal • Kualitas dan distribusi SDM aparatur kehutanan belum proprosional • Pembinaan karier dan pola karier belum berjalan sebagaimana diharapkan dalam menopang kinerja organisasi dan pengembangan kompetensi sumberdaya aparatur Pengembangan pegawai 1. Tersedianya dokumen pola pengembangan pegawai untuk seluruh jabatan fungsional binaan Kemenhut, sebanyak 3 dokumen PEH, Polhut, Penyuluh Kehutanan 2. Kompetensi pegawai dapat dipetakan minimal sebesar 95 dari formasi yang ditetapkan 3. Kebutuhan pegawai sesuai kebutuhan organisasi dapat dipenuhi minimal 95 dari formasi yang ditetapkan. 39 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator 4. Dokumen evaluasi jabatan dan peringkat jabatan Job Grading selesai 100. Data kepegawaian dalam SIMPEG minimal 98 sesuai data yang dimiliki individu pegawai • Pengelolaan dan pemanfaatan data dan informasi belum optimal Pengelolaan dan pemanfaatan data pegawai 1. Tersedianya Data pegawai dalam SIMPEG sebesar 98. 2. Data SIMPEG di up date setiap triwulan. 3. Data SIMPEG dimanfaatkan dalam analisa pegawai minimal 98 5. Penyelenggaraan dan Pembinaan Tata Hukum dan Organisasi Kementerian Kehutanan. Rumusan indikator yang dijabarkan dalam unit kegiatan dan unit indikatornya adalah : a. Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan lingkup Kemenhut minimal sebesar 75 di akhir Tahun 2014. Unit kegiatan dari indikator ini adalah penguatan legislasi bidang kehutanan, dengan unit indikatornya adalah : 1 Tersedianya Naskah akademis 22 RUURPP; 2 Tersedianya Daftar inventarisasi masalah DIM, 1 paket; 3 Tersedianya legal drafter sebanyak 15 orang. b. Pencapaian penelaahan hukum peraturan perundang-undangan lingkup Kemenhut minimal sebesar 80 di akhir Tahun 2014, dengan unit kegiatan harmonisasi peraturan bidang kehutanan. Unit indikator dari unit kegiatan ini adalah : 1 Tersedianya laporan evaluasitelaahankajian hukum bidang pemanfaatan, penggunaan dan konservasi kawasan hutan, 3 paket; 2 Tersedianya laporan hasil telaahankajianevaluasi efektifitas penerapan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang kehutanan, 1 paket; 3 Tersedianya Daftar inventarisasi masalah penerapan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang kehutanan, 1 paket; dan 4 Tersedianya daftar perijinan bidang kehutanan, 3 paket. c. Penanganan perkara, pemulihan hak-hak negara bidang kehutanan minimal menang sebesar 80 di akhir Tahun 2014. Unit kegiatan dari indikator ini adalah pemantapan penanganan perkara dan pemulihan hak bidang kehutanan, dengan 40 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 unit indikatornya adalah : 1 80 putusan menang penanganan perkara perdata, pidana dan TUN; 2 80 penyelesaian penanganan perkara non litigasi; 3 Tersedianya 80 datadokumen pendukung penanganan perkara; dan 4 Tersedianya sumberdaya manusia bidang advokat dan menajemen konflik, 15 orang. d. Pencapaian pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan lingkup Kemenhut minimal sebesar 70 di akhir Tahun 2014. Unit kegiatannya adalah pemantapan dan harmonisasi hubungan kelembagaan, dengan unit indikator : 1 Tersedianya Dokumen usulan reformasi birokrasi Kemenhut, 1 paket; 2 Tersedianya Naskah akademis penataan organisasi kementerian dan UPT, 1 paket; 3 Tersedianya Daftar inventarisasi masalah sebagai sub bidang urusan pemerintahan bidang kehutanan, 1 paket; dan 4 Tersedianya SK Penetapan urusan pemerintahan bidang kehutanan yang di dekonsentrasikan dan di tugas pembantuankan, 2 paket per tahun. Kerangka pikir untuk kegiatan Penyelenggaraan dan Pembinaan Tata Hukum dan Organisasi Kementerian Kehutanan disajikan sebagai berikut : Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator Penyusunan rancangan peraturan perundang- undangan lingkup Kemenhut minimal sebesar 75 di akhir Tahun 2014 • Materi dari peraturan perundang- undangan kehutanan belum sesuai dengan UU Nomor 10 Tahun 2004 • Belum adanya persamaan persepsi yang berkaitan dengan kebutuhan peraturan perundang- undangan kehutanan, konservasi sumberdaya alam dan ketentuan terkait Penguatan legislasi bidang kehutanan 1. Tersedianya Naskah akademis 22 RUURPP 2. Tersedianya Daftar inventarisasi masalah DIM, 1 paket; 3. Tersedianya legal drafter sebanyak 15 orang. 41 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator Pencapaian penelaahan hukum peraturan perundang- undangan lingkup Kemenhut minimal sebesar 80 di akhir Tahun 2014 • Belum harmonisnya peraturan bidang kehutanan dengan peraturan daerah • Belum dipahaminya peraturan perundang- undangan bidang kehutanan secara konsisten. harmonisasi peraturan bidang kehutanan. 1. Tersedianya laporan evaluasitelaahanka jian hukum bidang pemanfaatan, penggunaan dan konservasi kawasan hutan, 3 paket 2. Tersedianya laporan hasil telaahankajianeval uasi efektifitas penerapan dan pelaksanaan peraturan perundang- undangan bidang kehutanan, 1 paket 3. Tersedianya Daftar inventarisasi masalah penerapan dan pelaksanaan peraturan perundang- undangan bidang kehutanan, 1 paket 4. Tersedianya daftar perijinan bidang kehutanan, 3 paket. Penanganan perkara, pemulihan hak- hak negara bidang kehutanan minimal menang sebesar 80 di akhir Tahun 2014 • Lemahnya kapasitas personil kuasa hukum Menhut. • Belum terdokumentasikann ya putusan perkara • Jangka waktu dan proses penyelesaian perkara tidak dapat ditentukan dan tergantung para pihak. Pemantapan penanganan perkara dan pemulihan hak bidang kehutanan 1. 80 putusan menang, penanganan perkara perdata, pidana dan TUN 2. 80 penyelesaian penanganan perkara non litigasi 3. Tersedianya 80 datadokumen pendukung penanganan perkara 4. Tersedianya sumberdaya manusia bidang advokat dan menajemen konflik, 15 orang. 42 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator Pencapaian pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan lingkup Kemenhut minimal sebesar 70 di akhir Tahun 2014. • Birokrasi kementerian yang meliputi kelembagaan dan ketatalaksanaan belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip good governance . • Belum tersedianya NSPK sebagai dasar pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang kehutanan oleh daerah. Pemantapan dan harmonisasi hubungan kelembagaan 1. Tersedianya Dokumen usulan reformasi birokrasi Kemenhut, 1 paket 2. Tersedianya Naskah akademis penataan organisasi kementerian dan UPT, 1 paket 3. Tersedianya Daftar inventarisasi masalah sebagai sub bidang urusan pemerintahan bidang kehutanan, 1 paket 4. Tersedianya SK Penetapan urusan pemerintahan bidang kehutanan yang di dekonsentrasikan dan di tugas pembantuankan, 2 paket per tahun . 6. Pembinaan dan Koordinasi Kerjasama Luar Negeri. Rumusan indikator yang dijabarkan adalah : a. Partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama internasional bilateral, multilateral dan regional di bidang kehutanan sebanyak 3 paket per tahun. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini : 1 Penyediaan dokumen hasil partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama internasional bilateral, multilateral dan regional di bidang kehutanan dengan unit indikatornya tersedianya dokumen hasil partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama internasional bilateral, multilateral dan regional di bidang kehutanan sebanyak 3 dokumen tiap tahun; 2 Fasilitasi perjalanan delegasi Indonesia dalam forum kerjasama internasional, dengan unit indikatornya adalah 95 forum kerjasama internasional dihadiri oleh delegasi Indonesia 43 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 b. Komitmen kerjasama internasional di bidang kehutanan bilateral, multilateral, regional dan multipihak sebanyak 5 paket. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini adalah : 1 Penyediaan dokumen posisi Indonesia dalam forum kerjasama internasional dengan unit indikator tersedianya dokumen posisi Indonesia dalam forum kerjasama internasional sebanyak 1 dokumen tiap tahun; 2 Fasilitasi komitmen kerjasama di bidang kehutanan bilateral, multilateral, regional dan multipihak dengan unit indikator komitmen kerjasama di bidang kehutanan bilateral, multilateral, regional dan multipihak meningkat sebanyak 95 dari Tahun 2009. c. Kerjasama baru bilateral sebanyak 5 negara dan multinasional sebanyak 3 lembaga. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini adalah : 1 Pengkajian kerjasama luar negeri kehutanan dengan unit indikator tersedianya dokumen hasil kajian kerjasama baru 1 dokumen tiap negara tiap tahun; 2 Aktif dalam forum internasional dalam mendukung sektor kehutanan dengan unit indikator 95 forum internasional dihadiri untuk mendapatkan kerjasama baru bilateral dan multinasional. d. Laporan monitoring dan evaluasi kerjasama internasional bilateral, multilateral dan regional sebanyak 3 paket per tahun. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini adalah : 1 Peningkatan monitoring kerjasama internasional dengan unit indikator tersedianya dokumen monitoring kerjasama internasional 3 dokumen tiap tahun; 2 Peningkatan evaluasi kerjasama internasional dengan unit indikator adalah tersedianya dokumen evaluasi kerjasama internasional 3 dokumen tiap tahun. Kerangka pikir untuk kegiatan Pembinaan dan Koordinasi Kerjasama Luar Negeri disajikan sebagai berikut : Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator Partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama internasional bilateral, multilateral dan • Agenda pertemuan yang direncanakan dapat dilaksanakan sesuai jadwal • Adanya komitmen negaramitra kerjasama Penyediaan dokumen hasil partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama internasional Tersedianya dokumen hasil partisipasi Indonesia dalam forum kerjasama internasional bilateral, multilateral dan regional di bidang kehutanan sebanyak 3 44 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator regional di bidang kehutanan sebanyak 3 paket per tahun bilateral, multilateral dan regional di bidang kehutanan dokumen tiap tahun Fasilitasi perjalanan delegasi Indonesia dalam forum kerjasama internasional 95 forum kerjasama internasional dihadiri oleh delegasi Indonesia Komitmen kerjasama internasional di bidang kehutanan bilateral, multilateral, regional dan multipihak, sebanyak 5 paket. • Adanya persamaan kepentingan dari negaramitra • Adanya komitmen dari negaramitra kerjasama Penyediaan dokumen posisi Indonesia dalam forum kerjasama internasional Tersedianya dokumen posisi Indonesia dalam forum kerjasama internasional sebanyak 1 dokumen tiap tahun Fasilitasi komitmen kerjasama di bidang kehutanan bilateral, multilateral, regional dan multipihak Komitmen kerjasama di bidang kehutanan bilateral, multilateral, regional dan multipihak meningkat sebanyak 95 dari Tahun 2009 Kerjasama baru bilateral sebanyak 5 negara dan multinasional sebanyak 3 lembaga. • Situasi politik dan ekonomi global kondusif • Partisipasi aktif dalam forum internasional Pengkajian kerjasama luar negeri kehutanan Tersedianya dokumen hasil kajian kerjasama baru 1 dokumen tiap negara tiap tahun Aktif dalam forum internasional dalam mendukung sektor kehutanan 95 forum internasional dihadiri untuk mendapatkan kerjasama baru bilateral dan multinasional. Laporan monitoring dan evaluasi kerjasama internasional bilateral, multilateral dan regional sebanyak 3 pakettahun. • Adanya transparansi dalam pengelolaan kerjasama internasional • Kapasitas SDM pengelola proyek kerjasama internasional Peningkatan monitoring kerjasama internasional Tersedianya dokumen monitoring kerjasama internasional 3 dokumen tiap tahun. Peningkatan evaluasi kerjasama internasional Tersedianya dokumen evaluasi kerjasama internasional 3 dokumen tiap tahun. 45 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 7. Penyiaran dan Penyebarluasan Informasi Pembangunan Kehutanan. Rumusan indikator yang dijabarkan dalam unit kegiatan dan unit indikatornya adalah : a. Peningkatan citra positif Kemenhut sebesar 10 per tahun dari Tahun 2010, sebesar 55 di Tahun 2010, menjadi 61 berita positif setiap tahunnya. Unit kegiatan dari indikator ini adalah peningkatan pemberitaan dan publikasi, dengan unit indikator : Publikasi progres pembangunan kehutanan naik 10 baik di media massa, maupun web Kemenhut. b. Meningkatnya berita kegiatan pimpinan Kemenhut sebesar 10 per tahun, dengan unit kegiatan peningkatan jaringan informasi. Unit indikatornya adalah : 1 Tersedianya jaringan informasi agenda pimpinan Kemenhut dengan 8 unit kerja Eselon I; 2 Intensitas pemberitaan kegiatan pimpinan Kemenhut meningkat sebesar 10. c. Meningkatnya publikasi kebijakan program pembangunan kehutanan sebesar 10 per tahun. Unit kegiatannya adalah koordinasi pengelolaan isu-isu strategis, dengan unit indikator : 1 Tersedianya informasi strategis pembangunan kehutanan dengan 8 unit kerja Eselon I; 2 Jumlah dan sebaran publikasi buku, poster, booklet, leaflet dsb meningkat 10. d. Hubungan dengan lembaga negara, pemerintah dan lembaga non pemerintah meningkat sebesar 10 per tahun dari tahun. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini adalah peningkatan kerjasama lembaga, dengan unit indikator : 1 Tersedianya profil para pihak dalam pembangunan kehutanan, 1 dokumen; 2 Jumlah hubungan antar lembaga terkait substansi meningkat 10. Kerangka pikir untuk kegiatan Penyiaran dan Penyebarluasan Informasi Pembangunan Kehutanan disajikan sebagai berikut : Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator Peningkatan citra positif Kemenhut sebesar 10 per tahun dari tahun 2010 sebesar 55 di tahun 2010, • Berbagai progres kegiatan kurang diberitakan secara optimal Peningkatan pemberitaan dan publikasi 1. Publikasi progres pembangunan kehutanan naik 10 baik di media massa, maupun web Kemenhut 46 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator menjadi 61 berita positif setiap tahunnya. Meningkatnya berita kegiatan pimpinan Kemenhut sebesar 10 per tahun • Informasi agenda strategis unit kerja Eselon I di pusat dan daerah secara rutin kurang Peningkatan jaringan informasi 1. Tersedianya jaringan informasi pimpinan Kemenhut dengan 8 unit kerja Eselon I Kemenhut 2. Intensitas pemberitaan kegiatan pimpinan Kemenhut meningkat sebesar10 Meningkatnya publikasi kebijakan program pembangunan kehutanan sebesar 10 per tahun. • Bahan publikasi tidak tersusun dan terdistribusi merata. Koordinasi pengelolaan isu-isu strategis 1. Tersedianya informasi strategis pembangunan kehutanan dengan 8 unit kerja Eselon I 2. Jumlah dan sebaran distribusi publikasi buku, poster, booklet, leaflet, dsb meningkat 10. Hubungan dengan lembaga negara, pemerintah dan lembaga non pemerintah meningkat sebesar 10 per tahun dari tahun. • Pemetaan para pihak dalam pembangunan kehutanan Peningkatan kerjasama lembaga 1. Tersedianya profil para pihak dalam pembangunan kehutanan, 1 dokumen 2. Jumlah hubungan antar lembaga terkait substansi meningkat 10. 8. Pembinaan Standarisasi, Pengelolaan Lingkungan dan Penanganan Perubahan Iklim Kehutanan. Kegiatan ini memiliki indikator yang rumusan unit kegiatan dan unit indikatornya adalah : 1. Standar produk dan jasa kehutanan, serta pedoman pengelolaan lingkungan dan perubahan iklim 35 judul, dengan unit kegiatan adalah : 1 Perumusan RSNI, pedoman pengelolaan lingkungan dan penanganan perubahan iklim bidang kehutanan, dengan unit indikatornya terbentuknya panitia teknis terkait RSNI yang 47 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 ingin dirumuskan, SNI produk jasa kehutanan ditetapkan BSN sebanyak 30 judul, Tersedianya pedoman pengelolaan lingkungan dan penanganan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sebanyak 5 judul; 2 Penyelerasan SNI bidang kehutanan dengan standar internasional, dengan unit indikator tersedianya SNI yang harmonis dengan standar internasional sebanyak 20 judul, dan diterapkannya SMM sesuai standar internasional sebanyak 20 unit; 3 Uji kompetensi tenaga teknis di bidang kehutanan, dengan unit indikator terlaksananya uji kompetensi pada tenaga teknis di bidang kehutanan sebanyak 400 orang. 2. Sertifikasi pengelolaan hutan rakyat 15 unit, dengan unit kegiatan adalah Pendampingan proses sertifikasi pada hutan rakyat. Unit indikatornya adalah : 1 Tersedianya panduan standar pengelolaan hutan rakyat 1 paket; 2 Terdampinginya unit manajemen hutan rakyat berbasis PHL sejumlah 15 unit; 3. Rekomendasi kebijakan penanganan perubahan iklim kehutanan sebanyak 5 paket, dengan unit kegiatan Perumusan kebijakan perubahan iklim kehutanan, dan unit indikatornya adalah : 1 Tersedianya rekomendasi kebijakan penanganan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sebanyak 15 paket; 2 Tersedianya NSPK penanganan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim bidang kehutanan. Kerangka pikir untuk kegiatan Pembinaan Standarisasi, Pengelolaan Lingkungan dan Penanganan Perubahan Iklim Kehutanan disajikan sebagai berikut : Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator Standar produk dan jasa kehutanan, serta pedoman pengelolaan lingkungan dan perubahan iklim 35 judul, • Panitia teknis RSNI belum terbentuk • Standar produk dan jasa kehutanan, serta pedoman pengelolaan lingkungan dan perubahan iklim belum disusun dengan baik sesuai kebutuhan unit kerja terkait • Belum selarasnya SNI bidang kehutanan dengan Perumusan RSNI, pedoman pengelolaan lingkungan dan penanganan perubahan iklim bidang kehutanan 1. Terbentuknya panitia teknis terkait RSNI yang ingin dirumuskan 2. SNI produk dan jasa kehutanan ditetapkan BSN sebanyak 30 judul 3. Tersedianya pedoman pengelolaan lingkungan dan penanganan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim 48 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator standar internasional • Rendahnya kompetensi kerja di bidang kehutanan sebanyak 5 judul. Penyelarasan SNI bidang kehutanan dengan standar internasional 1. Tersedianya SNI yang harmonis dengan standar internasional sebanyak 20 judul. 2. Diterapkannya SMM sesuai standar internasional sebanyak 20 unit Uji kompetensi tenaga teknis di bidang kehutanan Terlaksananya uji kompetensi pada tenaga teknis di bidang kehutanan sebanyak 400 orang. Sertifikasi pengelolaan hutan rakyat 15 unit, • Belum adanya panduan standar pengelolaan hutan rakyat lestari • Belum berkembangnya pengelolaan hutan berbasis masyarakat lestari PHBML Pendampingan proses sertifikasi pada hutan rakyat 1. Tersedianya panduan standar pengelolaan hutan rakyat 1 paket. 2. Terdampinginya unit manajemen hutan rakyat berbasis PHL sebanyak 15 unit. Rekomendasi kebijakan penanganan perubahan iklim kehutanan sebanyak 5 paket • Lemahnya pemahaman terkait kebijakan perubahan iklim • Belum tersedianya NSPK terkait penanganan mitigasi, dan adaptasi perubahan iklim Perumusan kebijakan perubahan iklim kehutanan, 1. Tersedianya rekomendasi kebijakan penanganan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sebanyak 15 paket. 2. Tersedianya NSPK penanganan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim bidang kehutanan 9. Pengelolaan Keuangan, Penyaluran dan Pengembalian Dana Bergulir Pembiayaan Pembangunan Kehutanan. Rumusan indikator yang dijabarkan adalah : a. Kredit pembangunan hutan tanaman hutan tanaman industri, hutan tanaman rakyat dan hutan rakyat seluas 400.000 ha. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini adalah Penyaluran kredit HTI, HTR dan HR dengan unit indikatornya : 1 Tersedianya aporan analisis kredit dana bergulir 943 dokumen; 49 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 2 Tersedianya laporan identifikasi dan evaluasi 943 dokumen; 3 Tersusunnya perencanaan dan strategi dalam mendukung kegiatan penyaluran kredit pembiayaan pembangunan hutan tanaman, 30 dokumen; 4 Tersusunnya pelaporan BLU-Pusat P2H yang akurat dan akuntabel, 115 laporan. b. Pemahaman terhadap skim pinjaman pembangunan hutan tanaman di 60 kabupaten Tahun 2014. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini adalah Sosialisasi skim pinjaman dana bergulir dengan unit indikatornya : 1 Tersedianya sistem pinjaman pembangunan hutan tanaman tersusun, 5 paket; 2 Tersedianya pedoman dan peraturan penyaluran dana bergulir pembangunan hutan disempurnakan, 30 judul; 3 Terselenggaranya sosialisasi skim pinjaman dan bergulir hutan tanaman kepada pemerintah kabupaten di 60 kabupaten; 4 Terselenggaranya sosialisasi skim pinjaman dana bergulir kepada masyarakat di 60 kabupaten; 5 Terselenggaranya sosialisasi mekanisme pengajuan proposal pinjaman dana bergulir kepada masyarakat di 60 kabupaten. c. Peningkatan penguatan kelembagaan debitur di 15 kabupaten Tahun 2014. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini adalah Penguatan kelembagaan debitur dengan unit indikatornya : 1 Terlaksananya kegiatan pembentukan dan penguatan kelembagaan debitur, 30 laporan; 2 Tersedianya laporan pembinaan debitur, 15 laporan; 3 Tersedianya tata hubungan penyaluran dan pendampingan kredit hutan tanaman, 1 dokumen; 4 Tersedianya kajian dan analisa pasar HTR, 1 dokumen. Kerangka pikir untuk kegiatan Pengelolaan Keuangan, Penyaluran dan Pengembalian Dana Bergulir Pembiayaan Pembangunan Kehutanan disajikan sebagai berikut : Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator Kredit pembangunan hutan tanaman hutan tanaman industri, hutan tanaman rakyat dan hutan rakyat seluas 400.000 ha • Status kawasan hutan produksi diakui sebagai milik masyarakat sekitardalam hutan • Beberapa Perda yang kurang mendukung percepatan pembangunan hutan tanaman • Masih rendahnya Penyaluran kredit HTI, HTR dan HR 1. Tersedianya laporan analisis kredit dana bergulir 943 dokumen 2. Tersedianya laporan identifikasi dan evaluasi 943 dokumen 3. Tersusunnya perencanaan dan strategi dalam mendukung kegiatan 50 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator budaya menanam masyarakat di sekitardalam hutan • Penyusunan perencanaan dan pelaporan masih belum cermat penyaluran kredit pembiayaan pembangunan hutan tanaman 30 dokumen 4. Tersusunnya pelaporan BLU-Pusat P2H yang akurat dan akuntabel 115 laporan Pemahaman terhadap skim pinjaman pembangunan hutan tanaman di 60 kabupaten Tahun 2014. • Kurangnya pengetahuan SDM di bidang penyaluran pinjaman • KTH belum memahami peraturan tentang penyaluran dana bergulir • Peraturan dan pedomanpetunjuk yang menunjang administrasi maupun teknis di lapangan belum memadai • Tidak semua kabupatenkota tersedia notaris • Lokasi yang dimohonkan tidak sesuai dengan peta yang dicadangkan • Topografi areal yang diusulkan tidak sesuai untuk pembangunan hutan tanaman • Areal yang diusulkan sulit dijangkau dengan kendaraan infrastuktur tidak mendukung Sosialisasi skim pinjaman dana bergulir 1. Tersedianya sistem pinjaman pembangunan hutan tanaman tersusun, 5 paket. 2. Tersedianya Pedoman dan peraturan penyaluran dana bergulir pembangunan hutan disempurnakan, 30 judul. 3. Terselenggaranya Sosialisasi skim pinjaman bergulir hutan tanaman kepada pemkab di 60 kabupaten 4. Terselenggaranya Sosialisasi skim pinjaman dana bergulir kepada masyarakat di 60 kabupaten 5. Terselenggaranya Sosialisasi mekanisme pengajuan proposal pinjaman dana bergulir kepada masyarakat di 60 kabupaten Peningkatan penguatan kelembagaan debitur di 15 • Belum adanya perwakilan di daerah • Belum jelasnya tata Penguatan kelembagaan debitur 1. Terlaksananya kegiatan pembentukan dan penguatan 51 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator kabupaten Tahun 2014 hubungan kerja antara Pusat P2H dengan instansi terkait di Kemenhut • Belum adanya jaminan pasar hasil kayu HTR • Legalitas kependudukan KTH tidak sesuai kelembagaan, 30 laporan 2. Tersedianya laporan pembinaan debitur, 15 laporan; 3. Tersedianya tata hubungan penyaluran dan pendampingan kredit hutan tanaman, 1 dokumen 4. Tersedianya kajian dan analisa pasar HTR, 1 dokumen. 10. Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional I. Rumusan indikator yang dijabarkan adalah : a. Pelaksanaan pembangunan kehutanan di regional I berjalan minimal 90. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini adalah : 1 Rencana kerja pembangunan kehutanan di regional I, dengan unit indikator tersusunnya rencana kerja pembangunan kehutanan di Regional I, 5 dokumen 1 dokumen per tahun; 2 Penyelesaian permasalahan tematik kehutanan dengan unit indikatornya rekomendasi penyelesaian permasalahan tematik kehutanan, 15 rekomendasi 3 rekomendasi per tahun; 3 Pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, dengan unit indikatornya adalah laporan hasil pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, 5 laporan 1 laporan per tahun. b. Tersusunnya perencanaan kehutanan di regional I, 2 dokumen. Unit kegiatan untuk mencapai indakator ini adalah Penyusunan rencana kehutanan regional I dengan unit indikatornya : Rencana Pembangunan Kehutanan di Regional I Tahun 2010-2014 sebanyak 1 dokumen, dan Rencana Kawasan di Regional I sebanyak 1 dokumen. Kerangka pikir untuk kegiatan Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional I disajikan sebagai berikut : 52 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator Pelaksanaan pembangunan kehutanan di regional I berjalan minimal 90. • Hasil Rakorenbanghutda belum digunakan sebagai bahan penyusunan rencana kerja Eselon I dan II • Hasil pelaksanaan koordinasi tematik ditindaklanjuti oleh Eselon I dan II terkait • Diperlukan sinergitas pembangunan kehutanan antara pemerintah pusat, provinsi, kabupatenkota dan pelaku usaha kehutanan Penyusunan rencana kerja pembangunan kehutanan di Regional I Rencana kerja pembangunan kehutanan di Regional I, 5 dokumen 1 dokumen per tahun Penyelesaian permasalahan tematik kehutanan Rekomendasi penyelesaian permasalahan tematik kehutanan, 15 rekomendasi Pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan Laporan hasil pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, 5 laporan 1 laporan per tahun Tersusunnya perencanaan kehutanan di regional I, 2 dokumen • Untuk efektifitas tata kelola kehutanan diperlukan Rencana Kehutanan Regional Penyusunan rencana kehutanan regional I 1. Rencana Pembangunan Kehutanan di Regional I Tahun 2010-2014, 1 dokumen. 2. Rencana Kawasan di regional I, 1 dokumen. 11. Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional II. Rumusan indikator yang dijabarkan adalah : a. Pelaksanaan pembangunan kehutanan di regional II berjalan minimal 90. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini adalah : 1 Rencana kerja pembangunan kehutanan di regional II dengan unit indikator Tersusunnya rencana kerja pembangunan kehutanan di regional II, 5 dokumen 1 dokumen per tahun; 2 Penyelesaian permasalahan tematik kehutanan dengan unit indikatornya rekomendasi penyelesaian permasalahan tematik kehutanan, 31 rekomendasi; 3 Pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, dengan unit indikatornya 53 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 adalah laporan hasil pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, 5 laporan 1 laporan per tahun. b. Tersusunnya perencanaan kehutanan di regional II, 2 dokumen. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini adalah penyusunan rencana kehutanan regional II dengan unit indikatornya : Rencana Pembangunan Kehutanan di Regional II Tahun 2010-2014 sebanyak 1 dokumen, dan Rencana Kawasan di regional II, 1 dokumen. Kerangka pikir untuk kegiatan Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional II disajikan sebagai berikut : Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator Pelaksanaan pembangunan kehutanan di regional II berjalan minimal 90. • Belum optimalnya tingkat koordinasi dan sinkronisasi antar institusilembaga dalam pelaksanaan pembangunan kehutanan • Belum optimalnya insnetif dari pemerintah bagi masyarakat dalam pembangunan hutan rakyat untuk kepentingan konservasi dan perlindungan • Belum tersedianya data base kehutanan Rencana kerja pembangunan kehutanan di Regional II Tersusunnya rencana kerja pembangunan kehutanan di Regional II, 5 dokumen 1 dokumen per tahun Penyelesaian permasalahan tematik kehutanan Rekomendasi penyelesaian permasalahan tematik kehutanan, 31 rekomendasi Pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan Laporan hasil pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, 5 laporan 1 laporan per tahun Tersusunnya perencanaan kehutanan di regional II, 2 dokumen. • Tidak ada dasar hukum untuk menyusun rencana kehutanan regional Penyusunan rencana kehutanan regional II 1. Rencana Pembangunan Kehutanan di Regional II Tahun 2010-2014, 1 dokumen 2. Rencana Kawasan di regional II, 1 dokumen 54 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 12. Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional III. Rumusan indikator yang dijabarkan adalah : a. Pelaksanaan pembangunan kehutanan di regional III berjalan minimal 90. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini adalah : 1 Penyusunan rencana kerja pembangunan kehutanan di regional III, dengan unit indikatornya adalah rencana kerja pembangunan kehutanan di Regional III, 5 dokumen 1 dokumen per tahun; 2 Penyelesaian permasalahan tematik kehutanan dengan unit indikatornya rekomendasi penyelesaian permasalahan tematik kehutanan, 30 rekomendasi; dan 3 Pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, dengan unit indikatornya adalah laporan hasil pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, 5 laporan 1 laporan per tahun. b. Tersusunnya perencanaan kehutanan di regional III, 2 dokumen. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini adalah Penyusunan rencana kehutanan regional III dengan unit indikator : Rencana Pembangunan Kehutanan di regional III Tahun 2010-2014, 1 dokumen, dan Rencana Kawasan di regional III Tahun 2010-2014, 1 dokumen. Kerangka pikir untuk kegiatan Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional III disajikan sebagai berikut : Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator Pelaksanaan pembangunan kehutanan di regional III berjalan minimal 90. • Hasil Rakorenbanghutda belum digunakan sebagai bahan penyusunan rencana kerja Eselon I dan II • Hasil pelaksanaan koordinasi tematik ditindaklanjuti oleh Eselon I dan II terkait • Diperlukan sinergitas pembangunan kehutanan antara pemerintah pusat, provinsi, Penyusunan rencana kerja pembangunan kehutanan di Regional III Rencana kerja pembangunan kehutanan di Regional III, 5 dokumen 1 dokumen per tahun Penyelesaian permasalahan tematik kehutanan Rekomendasi penyelesaian permasalahan tematik kehutanan, 30 rekomendasi Pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan Laporan hasil pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, 5 laporan 1 laporan per tahun 55 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator kabupatenkota dan pelaku usaha kehutanan Tersusunnya perencanaan kehutanan di regional III, 2 dokumen • Untuk efektifitas tata kelola kehutanan diperlukan Rencana Kehutanan Regional Penyusunan rencana kehutanan regional III 1. Rencana Pembangunan Kehutanan di Regional III Tahun 2010-2014, 1 dokumen 2. Rencana Kawasan di Regional III Tahun 2010-2014, 1 dokumen 13. Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional IV. Rumusan indikator yang dijabarkan di adalah : a. Pelaksanaan pembangunan kehutanan di regional IV berjalan minimal 90. Unit kegiatan untuk mencapai indikator ini adalah : 1 Penyusunan rencana kerja pembangunan kehutanan di regional IV, dengan unit indikatornya Rencana Kerja Pembangunan di regional IV, 5 dokumen 1 dokumen per tahun; 2 Penyelesaian permasalahan tematik kehutanan dengan unit indikatornya Rekomendasi penyelesaian permasalahan tematik kehutanan, 30 rekomendasi; 3 Pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, dengan unit indikatornya adalah Laporan hasil pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, 5 laporan 1 judul per tahun. b. Tersusunnya perencanaan kehutanan di regional IV, 2 dokumen. Unit kegiatan untuk mencapai indkator ini adalah Penyusunan rencana kehutanan regional IV, dengan unit indikatornya Rencana Kawasan di regional IV Tahun 2010-2014, 1 dokumen, dan , Rencana Kawasan di regional IV, 1 dokumen. Kerangka pikir untuk kegiatan Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional IV disajikan sebagai berikut : 56 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Kinerja Kemenhut 2010-2014 Masalah yang di hadapi atau prasaratkondisi pemungkin Unit Kegiatan Unit Indikator Pelaksanaan pembangunan kehutanan di regional IV berjalan minimal 90. • Hasil Rakorenbanghutda belum digunakan sebagai bahan penyusunan rencana kerja Eselon I dan II • Hasil pelaksanaan koordinasi tematik ditindaklanjuti oleh Eselon I dan II terkait • Diperlukan sinergitas pembangunan kehutanan antara pemerintah pusat, provinsi, kabupatenkota dan pelaku usaha kehutanan Penyusunan rencana kerja pembangunan kehutanan di Regional IV Rencana kerja pembangunan kehutanan di regional IV, 5 dokumen 1 dokumen per tahun Penyelesaian permasalahan tematik kehutanan Rekomendasi penyelesaian permasalahan tematik kehutanan, 30 rekomendasi Pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan Laporan hasil pemantauan dan evaluasi pembangunan kehutanan, 5 laporan 1 laporan per tahun Tersusunnya perencanaan kehutanan di regional IV, 2 dokumen. • Untuk efektifitas tata kelola kehutanan diperlukan Rencana Kehutanan Regional Penyusunan rencana kehutanan regional IV 1. Rencana Pembangunan Kehutanan di Regional IV Tahun 2010-2014, 1 dokumen 2. Rencana Kawasan di regional IV, 1 dokumen

C. PENDANAAN

Alokasi pendanaan untuk Renstra Setjen Tahun 2010-2014 sesuai resources envelope Renstra Kemenhut Tahun 2010-2014 per kegiatan adalah sebagai berikut : No. Kegiatan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1 Koordinasi Perencanaan dan Evaluasi Kementerian Kehutanan 24,32 84,39 85,95 87,59 88,79 2 Penyelenggaraan Administrasi Keuangan Kementerian Kehutanan 51,94 59,35 60,45 61,60 62,44 57 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 No. Kegiatan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 3 Penyelenggaraan dan Pembinaan Tata Hukum dan Organisasi Kementerian Kehutanan 9,80 11,80 12,02 12,25 12,41 4 Pembinaan Standarisasi, Pengelolaan Lingkungan dan Penanganan Perubahan Iklim Kehutanan 7,54 11,69 11,91 12,13 12,30 5 Penyelenggaraan Administrasi dan Penataan Kepegawaian 16,15 18,90 19,25 19,62 19,88 6 Penyelenggaraan Ketatausahaan, Kerumahatanggaan dan Pengelolaan Perlengkapan Kemenhut. 157,98 164,66 167,70 170,91 173,20 7 Pembinaan dan Koordinasi Kerjasama Luar Negeri 16,43 22,26 22,67 23,10 23,42 8 Pengelolaan Keuangan, Penyaluran dan Pengembalian Dana Bergulir Pembiyaan Pembangunan Kehutanan 9,85 10,80 11,00 11,21 11,36 9 Penyiaran dan Penyebarluasan Informasi Pembangunan Kehutanan 12,04 23,28 23,71 24,16 24,49 10 Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional I 4,41 4,50 4,58 4,67 4,73 11 Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional II 4,51 4,60 4,69 4,77 4,84 12 Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional III 4,34 4,43 4,51 4,60 4,66 13 Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional IV 6,90 4,87 4,96 5,05 5,12 JUMLAH 546,56 425,53 433,39 441,68 447,70 58 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4

IV. PENUTUP

Renstra Setjen ini merupakan instrumen dalam mencapai sasaran pembangunan kehutanan Tahun 2010-2014 yang diamanatkan di dalam lingkungan Setjen. Dengan demikian, Renstra ini merupakan panduan dalam pelaksanaan tugas fungsi dan pengalokasian anggaran selama Tahun 2010-2014. Capaian akhir yang hendak dicapai adalah dukungan terhadap peningkatan tata kelola pemerintah dalam reformasi birokrasi dalam upaya pengurusan hutan. Secara operasional, Renstra ini akan dijabarkan kedalam Rencana Kerja Renja untuk memastikan capaian pembangunan kehutanan dengan menyertakan input berupa intervensi anggaran, kerangka kebijakan perbaikan regulasi dan sumberdaya manusia yang tersebar di seluruh biropusat di bawah koordinasi Setjen. Dengan demikian, seluruh biropusat diharapkan dapat mengambil peran dengan melaksanakan seluruh unit kegiatan untuk mencapai unit indikator yang telah digariskan di dalam Renstra Setjen ini. Untuk selanjutnya, setiap biropusat di lingkungan Setjen dapat menyusun Renstra serta Rencana Kerja biropusat, atau disebut dengan rencana kegiatan sebagai upaya untuk menyambungkan antara kinerja yang diharapkan dengan input yang tertuang di dalam Rencana Kerja dan Anggaran RKA di setiap biropusat. 59 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 L A M P I R A N 60 | R E N S T R A S e k r e t a r i a t J e n d e r a l T a h u n 2 0 1 0 - 2 0 1 4 Lampiran 1. Capaian Tahunan Indikator Kinerja Setjen Nama KegiatanUnit Kegiatan IndikatorUnit Indikator Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Koordinasi Perencanaan dan Evaluasi Kementerian Kehutanan Penyerapan anggaran meningkat minimal menjadi 90 di akhir Tahun 2014 . Penyediaan standar biaya khusus Indeks Harga Satuan Khusus sebanyak 5 dokumen. 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen peningkatan kapasitas SDM pengelola kegiatan Jumlah SDM yang mengikuti pelatihan perencanaan sebanyak 800 orang. 160 orang 160 orang 160 orang 160 orang 160 orang Penyediaan sistem pelaporan Terselenggaranya 1 sistem pelaporan. - - 1 sistem - - Pencapaian sasaran strategis minimal 95 di akhir Tahun 2014 . penyediaan RENSTRA dan RENJA unit Eselon I, II, dan UPT Tersedianya RENSTRA dan RENJA, 240 dokumen; 240 dokumen 240 dokumen 480 dokumen 240 dokumen 240 dokumen Tersedianya 401 dokumen DIPA per tahun. 401 dokumen DIPA 401 dokumen DIPA 401 dokumen DIPA 401 dokumen DIPA 401 dokumen DIPA Pemantauan data dasar sasaran strategis Kemenhut Tersedianya 18 data dasar sasaran strategis; - - 18 data - - Hasil Pemantauan 18 sasaran strategis Kemenhut setiap tahun; 18 sasaran strategis Kemenhut 18 sasaran strategis Kemenhut 18 sasaran strategis Kemenhut 18 sasaran strategis Kemenhut 18 sasaran strategis Kemenhut Tersedianya 14 laporan hasil evaluasi triwulan, LAKIP, INPRES. 14 laporan hasil evaluasi 14 laporan hasil evaluasi 14 laporan hasil evaluasi 14 laporan hasil evaluasi 14 laporan Hasil evaluasi Model implementasi kebijakan kehutanan di 3 kabupaten . pengembangan kebijakan REDD+. Area demonstration activities REDD+ di 3 kabupaten; - - 3 kabupaten - - Sistem monitoring REDD+ sebanyak 1 sistem; - - - 1 sistem - Model pembagiandistribusi manfaat REDD+ di 3 kabupaten; - - - - 3 kabupaten Model investasi REDD+ berkelanjutan di 3 Kabupaten. - - - - 3 kabupaten