III.1-2
program dan kegiatan prioritas yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah melalui kementerianlembaga dan satuan kerja perangkat daerah di setiap wilayah.
Pengembangan wilayah didasarkan pada pembagian 7 tujuh wilayah, yaitu: Sumatera, Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, yang merujuk pada
pembagian wilayah dalam Rencana Tata Ruang Pulau.
1.2 Kondisi Umum
1.2.1 Kesenjangan Antarwilayah
Sebagian besar penduduk terpusat di wilayah Jawa Bali, yaitu sekitar 60 persen dengan luas wilayah hanya sekitar 7 persen dari total wilayah nasional. Sementara
jumlah penduduk di Papua hanya sekitar 2 persen dengan luas wilayah sekitar 22 persen dari total nasional. Sebaran penduduk menunjukkan tingkat kepadatan
penduduk terpusat di kota-kota besar dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Jumlah penduduk di perkotaan diperkirakan mencapai sekitar 56 persen pada tahun
2015 dan sekitar 65 persen pada tahun 2025. Tantangan dalam lima tahun mendatang adalah mendorong persebaran penduduk secara seimbang dan merata ke seluruh
wilayah.
TABEL 1.1 PERSEBARAN PENDUDUK ANTARWILAYAH TAHUN 2009
Wilayah Jumlah
Ribu Jiwa Persentase
Kepadatan jiwakm2
Sumatera 49.615,4
21,4 103,2
Jawa-Bali 137.711,1
59,5 1.018,4
Kalimantan 13.065,8
5,6 24,0
Sulawesi 16.767,7
7,2 88,9
Nusa Tenggara 9.053,7
3,9 134,5
Maluku 2.314,5
1,0 29,3
Papua 2.841,4
1,2 6,8
Nasional 231.369,6
100,0 121,1
Sumber : Proyeksi Penduduk Indonesia per Provinsi 2005-2015, BPS
Dengan memusatnya penduduk di wilayah Jawa Bali dan Sumatera, jumlah angkatan kerja tertinggi berada di wilayah Sumatera dan Jawa-Bali, sedangkan jumlah
III.I-3 angkatan kerja terrendah di wilayah Maluku dan Papua. Sementara, tingkat
pengangguran tertinggi terdapat di wilayah Maluku dan Jawa Bali sebesar 8,8 persen. Di luar wilayah Maluku dan Jawa Bali, tingkat pengangguran tertinggi terdapat di Sumatera
sebesar 7,7 persen, Sulawesi sebesar 7,5 persen dan Kalimantan sebesar 7,0 persen Tabel 1.2. Tantangan dalam lima tahun mendatang adalah menciptakan kesempatan
kerja dengan mengembangkan kegiatan-kegiatan baru di wilayah Jawa-Bali dan membangun pusat-pusat pertumbuhan baru di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
TABEL 1.2 PERSENTASE PENGANGGURAN TERBUKA TAHUN 2004-2009
Wilayah Tahun
2004 Tahun
2005 Tahun
2006 Tahun
2007 Tahun
2008 Tahun
2009
Sumatera 10,0
10,1 11,9
9,6 9,1
7,7 Jawa-Bali
10,0 10,6
10,4 10,2
8,8 8,8
Kalimantan 12,7
12,0 10,7
9,9 9,1
7,5 Sulawesi
6,0 7,1
6,9 5,8
4,4 4,3
Nusa Tenggara 7,5
7,4 8,3
7,9 7,3
7,0 Maluku
9,9 10,8
12,5 11,8
9,3 8,8
Papua 8,0
7,1 6,0
6,6 5,9
5,0
Nasional 9,9
10,3 10,4
9,8 8,6
8,1
Sumber: Sakernas, Februari, BPS
Jumlah penduduk miskin di Indonesia tahun 2008 adalah 34,96 juta jiwa atau 15,4 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut, 22,19 juta jiwa
penduduk miskin tinggal di daerah perdesaan dan sisanya 12,77 juta jiwa di daerah perkotaan.Wilayah Jawa Bali memiliki jumlah penduduk miskin tertinggi baik di daerah
perkotaan maupun perdesaan. Berdasarkan persentase penduduk miskin, Papua merupakan wilayah dengan angka kemiskinan tertinggi, yaitu sebesar 36,1 persen.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa, secara absolut, jumlah penduduk miskin sebagian besar tinggal di wilayah Jawa Bali, yaitu hampir 50 persen penduduk miskin,
namun persentase kemiskinan di luar wilayah Jawa-Bali jauh lebih tinggi sebagai akibat sulitnya akses masyarakat terhadap pelayanan dasar kesehatan dan pendidikan, air
bersih, dan terbatasnya peluang pengembangan kegiatan.