- 22 Menelaah rencana pola ruang RENCANA POLA RUANG WILAYAH KOTA TEBING TINGGI 2012-2032

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2012 a. Pembuatan tata batas kawasan dan pembuatan papan peringatan dan larangan b. Melakukan rehabilitasi lahan pada kawasan yang telah rusak c. Melakukan pembebasan lahan pada kawasan yang termasuk lahan milik Negara d. Pengembangan jalur inspeksi dan pembangun tembok penahan dari daya rusak air 1.2.Kawasan Ruang Terbuka Hijau Kota Ruang Terbuka Hijau RTH adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik bentuk areakawasan maupun dalam bentuk area memanjangjalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Kawasan ruang terbuka hijau selain berfungsi sebagai paru-paru kota, juga berfungsi sebagai salah satu unsur pembentuk struktur tata ruang kota. Ditinjau dari fungsinya, maka RTH memiliki fungsi sebagai: a. Fungsi orologi, yakni sebagai pencegah erosi, debu dan longsor b. Fungsi hidrologi, dapat menjgga kestabilan dari tanah dimana dalam hal ini permukaan tanah bebas dari perkerasan c. Fungsi estetika, dapat membentuk nilai pandang yang indah d. Fungsi klimatologi dapat menciptakan iklim mikro yang sejuk dan nyaman oleh adanya faktor air dan vegetasi alam. e. Fungsi ekologi dapat menciptakan keserasian hubungan antara manusia dan sekitarnya f. Fungsi kesehatan yakni dapat mengurangi pencemaran g. Fungsi sosial dapat menciptakan suasana lingkungan sehat dan nyaman serta dapat mengurangi ketegangan. Pengembangan ruang terbuka dan jalur hijau dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Kota Tebing Tinggi. Pada kenyataannya, ruang terbuka dan konservasi dapat berfungsi sebagai kawasan rekreasi, olah raga, jalur hijau, taman, kawasan resapan air, perkuburan, dan sebagainya. Peranan ruang terbuka hijau dalam konteks pemanfaatan ruang kota adalah sebagai pelestari keseimbangan ekologis wilayah perkotaan dalam bentuk paru-paru kota. Peningkatan kualitas lingkungan dapat dilakukan dengan mempertahankan dan menambah kawasan ruang terbuka hijau. Kawasan RTH Kota terdiri atas: a. RTH Publik; dan b. RTH Privat. RTH publik yang telah ada di Kota meliputi kawasan seluas kurang lebih 72,49 hektar atau 1,89 persen dari luas wilayah kota yang terdiri atas: a. Taman kota tersebar di Kecamatan Rambutan, Kecamatan Tebing Tinggi Kota, Kecamatan Padang Hilir dengan luas kurang lebih 21,13 hektar; b. Pemakaman umum di KecamatanPadang Hilir, Kecamatan Padang Hulu, Kecamatan Padang Hilir, Kecamatan Tebing Tinggi Kota dan Kecamatan Bajenis dengan luas kurang 51,36 ha; RTH privat meliputi kawasan seluas kurang lebih 653,5 hektar atau 17 persen dari luas kota yang terdiri atas: a. RTH pekarangan rumah tinggal seluas kurang lebih 579,4 hektar;

Bab I - 22

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2012 b. RTH kawasan peruntukan perdagangan dan jasa seluas kurang lebih 43,5 hektar; c. RTH kawasan peruntukan industri seluas kurang lebih 5,7 hektar; dan d. RTH kawasan peruntukan perkantoran seluas kurang lebih 6,9 hektar. Rencana pengembangan RTH Kota terdiri atas: a. RTH publik seluas kurang lebih 696,3. hektar atau 18,11 persen dari luas kota meliputi: 1. Taman kota di Kecamatan Tebing Tinggi , Kecamatan Rambutan, Kecamatan Bajenis, Kecamatan Padang Hilir seluas kurang lebih 123,5 hektar ; 2. Hutan Kota di Kecamatan Padang Hilir seluas kurang lebih 297 hektar; 3. RTH Jalur Hijau di Kecamatan Bajenis, Kecamatan Padang Hulu, Kecamatan Padang Hilir, Kecamatan Tebing Tinggi Kota, Kecamatan Rambutan, seluas kurang lebih 270,8 hektar; 4. RTH Area Penyangga TPA di Kecamatan Padang Hilir seluas 5 hektar. RTH Area Penyangga TPA di Kecamatan Padang Hilir seluas 5 hektar. b. RTH privat seluas kurang lebih 17,9 hektar atau 0,4 persen dari luas kota meliputi: 1. Mengembangkan RTH Pekarangan di Kecamatan Bajenis seluas kurang lebih 17,9 hektar.

1.3. Kawasan Cagar Budaya

Kawasan cagar budaya adalah kawasan yang didalamnya terdapat hasil budaya manusia bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Tujuan ditetapkan kawasan cagar budaya di Wilayah Kota Tebing tinggi adalah untuk melestarikan bangunan-bangunan bersejarah yang memberikan nilai sejarah perkembangan sosial-ekonomi dan budaya Kota Tebing-tinggi. Sejarah Kota Tebing-tinggi diawali dengan berdirinya perkampungan oleh Datuk Bandar Kajum sekitar tahun 1864 sekitar di Tanjung Marulak yang sekarang menjadi Perkebunan Rambutan. Perkembangan berikutnya adalah muncul perkampungan baru yang disebut Kampung Tebing Tinggi Lama. Agar dapat dilestarikan nilai-nilai sejarah sosial-ekonomi dan budaya maka Lokasi Kawasan Cagar Budaya yang dipertahankan bentuk bangunannya adalah di Kawasan Kelurahan Tebing Tinggi Lama. Kawasan cagar budaya meliputi: a. kawasan Tebing Tinggi Lama di Kelurahan Tebing Tinggi Lama Kecamatan Tebing Tinggi; b. Makam Datuk Bandar Kajum di Kelurahan Tebing Tinggi Lama Kecamatan Tebing Tinggi; c. Koridor Bangunan Bersejarah Jalan T. Imam Bonjol-Dr Sutomo-Lapangan Merdeka-Letjen Suprapto-Kapten Tandean di Kelurahan Tebing Tinggi Lama dan Pasar Gambir Kecamatan Tebing Tinggi; dan d. kompleks bangunan bersejarah di Kelurahan Sri Padang Kecamatan Rambutan. Rencana perwujudan kawasan cagar budaya melalui : a. Pelestarian bangunan dan lingkungan

Bab I - 23