2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Indikasi keberadaan panas bumi di daerah Songa- Wayaua dimanifestasikan dengan adanya
pemunculan mata air panas, fumarola, tanah panas, kolam lumpur dan batuan ubahan seperti
Pelepele, Padopado, Babalelansa dan Wayaua dengan suhu antara 45.0 – 98°C dan pH netral
antara 6.80 s.d. 8.20. Fluida bawah permukaan bertipe klorida dijumpai
di sekitar mata air panas Pelepele Besar, Pelepele Pesisir, Babalelangsa, Padopado dan Wayaua.
Perkiraan suhu bawah permukaan daerah Songa dengan geotermometri SiO
2
berkisar antara 160 – 228°C conductive cooling yang termasuk ke
dalam entalpi sedang, sedangkan dengan metoda Na-K Giggenbach, 1988 berkisar antara 184 –
260°C yang termasuk ke dalam kelompok entalpi sedang s.d. tinggi. Suhu bawah permukaan di
daerah Wayaua berkisar antara 112°C SiO
2
s.d. 175°C NaK yang termasuk ke dalam entalpi
rendah sampai sedang. 3. PENYELIDIKAN GEOLISTRIK
3.1 Metode Penyelidikan
Dalam tulisan ini akan disajikan data dari dua metode geofisika yaitu geolistrik dengan
konfigurasi Schlumberger dan head on. Berdasarkan jenis sebaran tahanan jenis yaitu
lateral dan vertikal maka geolistrik Schlumberger dibagi menjadi dua metode yaitu pemetaan
mapping dan pendugaan sounding. Kegiatan pemetaan tahanan jenis dilakukan
dengan interval jarak antar titik ukur sepanjang 500 m, pada bentangan elektroda arus AB2 =
250, 500, 800, dan 1000 m serta bentangan elektroda potensial MN = 100 m. Pengukuran
pendugaan tahanan jenis dilakukan pada titik-titik terpilih dengan variasi bentangan AB2 = 1.6, 2.5,
4, 6.2, 10, 16, 25, 40, 62, 100, 150, 200, 250, 300, 400, 500, 600, 800, 1000, 1250, 1500, 1750, dan
2000, serta bentangan MN = 0.5, 2, 8, 32, 100, dan 300 m. Penyelidikan head-on dilakukan
dengan interval jarak antar titik ukur 100 m, pada variasi bentangan AB2 = 200, 400, 500, 600, dan
800 m, serta bentangan MN = 100 m.
Gambar 1. Peta Indeks Lokasi Songa - Wayaua
Lokasi Panas Bumi Songa - Wayaua
Dalam penyelidikan ini diambil asumsi bahwa kedalaman lapisan dianggap setara dengan
bentangan arus AB4. Asumsi diambil dengan argumentasi bahwa pada permukaan datar dan
homogen arus berbentuk setengah bola, bila bola ini berdiameter AB maka kedalaman penetrasi
arus adalah sama dengan setengah diameter AB2, tetapi di bawah permukaan bumi sifatnya
tidak homogen dan anisotropik sehingga di dalamnya terdapat hambatan resistivitas batuan
yang beragam. Oleh karena itu pengaruh tahanan jenis batuan diekpresikan dengan suatu asumsi
bahwa penetrasi arus hanya mencapai seperempat diameter bola atau bentangan arus AB. Jadi,
kedalaman lapisan batuan disini dianggap setara dengan jarak bentangan AB4, untuk hal tersebut
maka penampang tahanan jenis semu dibuat dengan mengeplot tahanan jenis semu hasil
pengukuran terhadap bentangan AB4. 3.2 Geolistrik Schlumberger
3.2.1 Pemetaan Tahanan Jenis
Secara umum nilai tahanan jenis hasil pengukuran mapping dapat dibagi menjadi lima kelompok
Gambar 2 yaitu : 1
kelompok tahanan jenis rendah terdiri dari 15 Ohm-m
2 kelompok tahanan jenis sedang terdiri dari
15 – 50 Ohm-m dan 50 – 100 Ohm-m, dan
3 kelompok tahanan jenis tinggi 100
Ohm-m. Pada bentangan AB2=250 m memperlihatkan
pola kontur tahanan jenis rendah 15 Ohm-m, berada di bagian utara daerah penyelidikan yaitu
pada lintasan A-3500 sampai dengan A-6000, kemudian tahanan jenis rendah juga berada di
lembah yang menghubungkan antara desa Songa
2006, PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI dan Wayaua memotong titik F-6000 s.d F-7000,
E-6000, D-7000, C-4500, B-5000, dan B-5500. Hal yang khusus dalam kelompok ini adalah
terpisahnya kelompok ini menjadi tiga zona yaitu 1 zona utara yang terdapat di sekitar bukit
Pelepele, 2 zona tengah yang terkonsentrasi di sekitar kampung Songa, dan 3 zona selatan yang
terdapat di sekitar desa Wayaua. Kelompok tahanan jenis sedang 15 – 25 Ohm-m berada di
sekitar lintasan A bagian utara, kemudian tahanan jenis tersebut terdapat di sekitar F-3000 dan F-
3500 berupa spot, kemudian muncul pula di bagian selatan yang sebarannya meliputi sebagian
besar lintasan E, D, C sampai lintasan B di dekat desa Wayaua. Kelompok tahanan jenis sedang 25
– 50 Ohm-m, menyebar di bagian tengah daerah penyelidikan mulai dari utara sampai selatan dan
di bagian tenggara. Kelompok tahanan jenis 50 – 100 Ohm-m menyebar di bagian barat dan timur,
sedangkan kelompok tahanan jenis 100 Ohm-m hanya muncul di bagian barat daerah penyelidikan
di sekitar medan perbukitan.
Pada bentangan AB2=500 m kelompok tahanan jenis rendah 15 Ohm-m menyebar semakin luas
terutama di lintasan A, G dan F serta memanjang sampai lintasan B di bagian tengah daerah
penyelidikan. Hal yang menarik disini adalah ketiga zona tahanan jenis rendah pada bentangan
AB2=2500m, disini ketiga kelompok utara, tengah dan selatan tersebut kelihatan menyatu
yang menyebar di sepanjang pantai timur Tawa – Songa kemudian ke arah Wayaua. Kelompok
tahanan jenis sedang 15 – 100 Ohm-m melapis di kiri kanan kelompok tahanan jenis rendah 15
Ohm-m ini. Kelompok tahanan jenis tinggi 100 Ohm-m berada di bagian barat yaitu di sekitar
titik ukur E-2500, F-2500 dan F-3000.
Pada bentangan AB2=800m kelompok tahanan jenis rendah 15 Ohm-m yang menyatu menjadi
satu zona pada bentangan AB5=500 m kini terpisah lagi menjadi dua lokasi zona yaitu zona
utara-tengah di sepanjang pantai timur Tawa – Songa dan zona selatan di sekitar Wayaua.
Sebaran kelompok tahanan jenis tersebut diikuti oleh kelompok tahanan jenis sedang yang
penyebarannya menempati bagian barat dan tenggara daerah penyelidikan dan membuka ke
arah barat dan tenggara. Kelompok tahanan jenis tinggi pada bentangan ini tidak ditemukan
Gambar 3.2.
Pada bentangan AB2=1000 m, hanya dijumpai kelompok tahanan jenis rendah dan sedang..Pola
sebaran mirip dengan pola pada bentangan AB2=800 m. Disini kedua zona dari kelompok
tahanan jenis rendah 15 Ohm-m terpisah saling menjauh, dan zona selatan menjadi makin luas ke
arah pantai selatan Wayaua. Sebaran kelompok sedang dan tinggi tidak jauh beda denga pada
bentangan AB2=800 m yaitu terpisah di bagian barat dan timur kelompok tahanan jenis rendah.
3.2.2 Penampang Tahanan Jenis Semu