3 6.
Anggota Komisi Kode Etik berasal dari : a.
1 satu orang pegawai yang bertugas membidangi kepegawaian; b.
1 satu orang pegawai berasal dari unit kerja yang sama dengan pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik;
c. 1 satu orang pegawai yang bertugas membidangi kepatuhan internal apabila terdapat
pemisahan tugas dan fungsi kepegawaian dan kepatuhan internal; dan d.
Pegawai lainnya. 7.
Keputusan pembentukan Komisi Kode Etik disampaikan kepada : a.
masing-masing anggota Komisi Kode Etik disertai dengan : 1
laporan hasil penelitian dan atau penyelidikan, dan atau 2
bukti-bukti; b.
Sekretaris Direktorat Jenderal.
III. PELANGGARAN KODE ETIK
1. Pelanggaran Kode Etik dapat disampaikan secara lisan dan atau tulisan dari pegawai atau
unit kerja yang melakukan pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja atau orang lain masyarakat, disertai bukti-bukti dan atau identitas pelapor, kepada atasan pegawai
yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik atau pegawai yang bertugas pada unit kerja yang berdasarkan tugas dan fungsinya membidangimenangani pengaduanlaporan tentang
dugaan adanya pelanggaran Kode Etik.
2. Pelanggaran Kode Etik yang disampaikan secara lisan dituangkan dalam bentuk tulisan dan
ditandatangani oleh pelaporpengadu dan atau penerima laporanaduan dan laporanpengaduan tersebut diinformasikan kepada atasan pegawai yang diduga melakukan
pelanggaran Kode Etik.
3. Atas laporanpengaduan tersebut, atasan pegawai, berkoordinasi dengan unit kerja yang
berdasarkan tugas dan fungsinya membidangimenangani pengaduanlaporan tentang dugaan adanya pelanggaran Kode Etik, wajib melakukan penelitian dan atau penyelidikan.
4. Atasan pegawai yang mengetahui adanya dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik,
berkoordinasi dengan unit kerja yang berdasarkan tugas dan fungsinya membidangimenangani pengaduanlaporan tentang dugaan adanya pelanggaran Kode Etik,
wajib melakukan penelitian dan atau penyelidikan atas dugaan pelanggaran tersebut.
5. Penelitian dan atau penyelidikan atas dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik bertujuan
untuk memperoleh informasiketerangan dan atau bukti-bukti atas dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik. Penelitian dan atau Penyelidikan dapat dilakukan terhadap dokumen,
data, pegawai, orang lain dan lainnya. Hasil penelitian dan atau penyelidikan dituangkan dalam laporan tertulis dan ditandatangani oleh atasan pegawai dan pegawai lainnya yang
bertugas pada unit kerja yang berdasarkan tugas dan fungsinya membidangimenangani pengaduanlaporan tentang dugaan adanya pelanggaran Kode Etik yang melakukan
penelitian dan atau penyelidikan.
6. Penelitian dan atau penyelidikan atas dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik dilakukan
selambat-lambatnya dalam waktu 10 sepuluh hari sejak diterimanya laporanpengaduan dan atau diketahuinya adanya dugaan pelanggaran Kode Etik.
7. Hasil penelitian dan atau penyelidikan atas dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik
disampaikan secara hirarki kepada pejabat yang berwenang membentuk komisi Kode Etik disertai dengan usulan tentang pembentukan Komisi Kode Etik.
8. Apabila hasil penelitian dan atau penyelidikan atas dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik
atasan pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik mengusulkanmenilaimenyimpulkan tidak terjaditerbukti adanya pelanggaran Kode Etik
sehingga tidak perlu dibentuk Komisi Kode Etik, maka pejabat yang berwenang membentuk Komisi Kode Etik dapat menilai secara sendiri untuk membentuk Komisi Kode Etik atas
dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik.
IV. TATA KERJA KOMISI KODE ETIK