Konsep Perilaku Evaluasi Promosi Kesehatan

1. Pemeliharaan Kesehatan, mencakup 2 aspek yaitu aspek kuratif pengobatan penyakit dan aspek rehabilitatif pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacat. 2. Peningkatan Kesehatan, mencakup 2 aspek yaitu aspek preventif pencegahan penyakit dan aspek promotif peningkatan kesehatan itu sendiri. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang pada umumnya dibedakan menjadi tiga. 1. Sarana pemeliharaan kesehatan primer primary care, misalnya puskesmas, poliklinik, dokter praktik swasta, dan sebagainya. 2. Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat dua secondary care, misalnya puskesmas dengan rawat inap puskesmas pusat, rumah sakit kabupaten, rumah sakit tipe D dan C, dan rumah bersalin. 3. Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat tiga tertiary care, misalnya rumah sakit provinsi, rumah sakit tipe B dan A. Sarana pelayanan kesehatan primer disamping melakukan pelayanan kuratif, juga melakukan pelayanan rehabilitatif, preventif, dan promotif. Pengelompokan Kesehatan Secara umum kesehatan dikelompokkan menjadi dua, yaitu kesehatan individu dan kesehatan agregat kumpulan individu atau kesehatan masyarakat. Ilmu yang mempelajari masalah kesehatan individu adalah ilmu kedokteran medicine, sedangkan ilmu yang mempelajari masalah kesehatan agregat adalah ilmu kesehatan masyarakat public health.

b. Konsep Perilaku

Soekidjo Notoatmodjo menyebutkan dari segi biologis, perilaku adalah kegiatan atau aktivitas organisme makhluk hidup yang bersangkutan. Yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Skiner 1938 seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Skiner membedakan adanya dua respons. 1. Respondent respons atau reflexive Yaitu respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan stimulasi tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation, karena menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. Misalnya cahaya terang menyebabkan mata tertutup, mendengar berita musibah menjadi sedih. 2. Operant respons atau instrumental respons Yaitu respons yag timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinfocer, karena memperkuat respons. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya stimulus baru, maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya. Dilihat dari bentuj respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua. 1. Perilaku tertutup covert behaviour Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup covert. Misalnya seorang ibu hamil tahu pentignya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa HIVAIDS dapat menular melalui hubugan seks, dan sebagainya. 2. Perilaku terbuka overt behaviour Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi. Sebagian besar perilaku manusia adalah operant response. Oleh karena itu, untuk membentuk jenis respons atau perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tang disebut operant conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini menurut Skiner adalah sebagai berikut. a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk. b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendak. Kemudin komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud. c. Menggunakan secara urut komponen-komponen sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hasdiah untuk masing-masing komponen tersebut. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah disusun. Apabila komponen pertama telah dilakukan maka hadiahnya diberikan.

2. Konsep Perilaku Kesehatan