1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sepakbola adalah olahraga yang sangat digemari oleh sebagian besar masyarakat dunia tidak kalah tentunya di Indonesia. Cabang olahraga yang cara
memainkannya menggunakan bola dan memakan waktu 2 x 45 menit ini selalu dimainkan oleh semua kalangan. Penggemar olahraga yang satu ini sama sekali
tidak mengenal usia, jenis kelamin, agama maupun suku bangsa. Dalam olahraga permainan sepakbola setiap individu bebas mengekspresikan kecintaan mereka
akan sepakbola dan tim-tim yang mereka dukung dan pemain sepakbola yang mereka puja. Sepakbola sangat digandrungi karena mudah cara memainkannya
dan sangat menarik. Olahraga sepakbola juga merupakan salah satu cabang olahraga yang tergolong dalam cabang olahraga permainan. Sepakbola itu sendiri
merupakan cabang olahraga permainan yang dimainkan oleh sebuah tim dengan tujuan untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan, sebaliknya
berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga gawang sendiri agar tidak kemasukan bola oleh lawan.
Sucipto dkk 2000, hlm. 7 ”Sepakbola merupakan permainan beregu, masing masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah
satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan mengunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan menggunakan
lenganya di daerah tendangan ”.
Sepakbola merupakan salah satu jenis olahraga yang digemari oleh peserta didik termasuk siswa pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Sepakbola adalah salah
satu permainan bola besar yang beranggotakan sebelas pemain yang bertujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan dalam permainan ini, teknik atau
kemampuan dasar bermain sepakbola sangat berpengaruh terhadap kualitas permainan seseorang, dikarenakan hal tersebut merupakan salah satu modal utama
dalam bermain sepakbola. Dalam perkembaganya permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan out door dan di dalam ruangan tertutup in door.
Materi pembelajaran
sepakbola memiliki
kedudukan penting
dalam kurikulum KTSP pendidikan jasmani di sekolah. Hal ini tercermin karena
Wildan Qohhar, 2015 PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pembelajaran sepakbola menjadi materi wajib yang harus diajarkan kepada siswa disetiap jenjang pendidikan. Dalam kurikulum KTSP pendidikan jasmani di
sekolah, pembelajaran sepakbola termasuk ke dalam materi olahraga permainan bola besar yang diajarkan dalam dua atau tiga kali pertemuan dalam satu semester
dengan alokasi waktu 2 x 40 menit di SMP dan 2 x 45 menit di SMA. Selain diajarkan dalam kurikulum inrakurikuler di sekolah, sepakbola juga merupakan
salah satu materi yang diajarkan dalam kegiatan ektrakurikuler sebagai salah satu program kurikulum di sekolah, dengan tujuan untuk mengembangkan minat dan
bakat yang dimiliki siswa dalam bidang olahraga. Pembelajaran sepakbola dalam program ekstrakurikuler diajarkan kepada siswa dalam satu atau dua kali
pertemuan dalam satu minggu. Pembelajaran sepakbola yang dikembangkan dalam kurikulum pendidikan jasmani, baik melalui program intrakurikuler
maupun ekstrakurikuler, tidak hanya mengajarkan siswa untuk belajar mengenai berbagai teknik dasar atau cara bermain sepakbola, akan tetapi lebih dari itu siswa
dapat menumbuh kembangkan berbagai sikap sosial dalam dirinya. Oleh karena, sepakbola memiliki kedudukan yang penting dalam kurikulum KTSP pendidikan
jasmani di sekolah. Tujuan utama dari sepakbola adalah memasukan bola ke gawang lawan
sebanyak banyaknya dengan sportif yang sesuai dengan peraturan yang disepakati dan berusaha mencegah lawan memasukan bola ke gawang yang di jaga. Untuk
mampu mencapai tujuan dalam bermain sepakbola tersebut diperlukan teknik dan keterampilan tertentu dalam memainkan bola. Yang termasuk teknik dasar
sepakbola adalah mengumpan bola passing, menggiring bola dribbling, menyundul bola heading dan menendang bola shooting. Agar permainan bola
menjadi lebih dinamis dan menarik maka teknik dasar itu dimainkan dalam bentuk bentuk bermain baik melalui taktik dan strategi menyerang maupun bertahan.
Kemampuan siswa menguasai teknik dasar dalam sepakbola dapat mendukung penampilannya dalam bermain sepakbola baik secara individu maupun secara
kolektif. Pembelajaran sepakbola merupakan salah satu materi wajib yang harus
diterima oleh siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Pembelajaran
Wildan Qohhar, 2015 PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
sepakbola banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat mendukung pembelajaran tersebut menjadi lebih efektif. Faktor-faktor tersebut yang perlu
diperhatikan salah satunya yaitu sarana prasarana, dan Sumber Daya Manusia SDM yang diantaranya meliputi siswa dan guru di sekolah. Sarana dan
prasarana yang dimiliki di sekolah merupakan salah satu faktor pendukung kesuksesan pembelajaran sepakbola. Semakin lengkap sarana dan prasarana yang
dimiliki sekolah akan memudahkan guru untuk melakukan berbagai variasi pembelajaran kepada siswa. Apabila sekolah tidak memiliki sarana dan prasarana
yang baik maka keberhasilan dalam pembelajaran sepakbola tidak akan maksimal. Guru harus dapat mensiasati hal tersebut agar pembelajaran sepakbola dapat
berjalan dengan baik. Karena sarana dan prasarana yang baik merupakan faktor penunjang dalam keberhasilan pembelajaran sepakbola.
Siswa sebagai individu yang di didik oleh guru melalui pembelajaran permainan sepakbola juga ikut mempengaruhi keefektifan pembelajaran yang
dilakukan. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah keadaan yang terjadi, pendidikan jasmani dikesampingkan oleh para siswa.
Mereka lebih aktif berpartisipasi dalam hal akademik lainnya. Keadaan ini disebabkan oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu terbatasnya kreativitas
pendidikan dan kurangnya pengetahuan akan pentingnya pembelajaran sepakbola, sehingga siswa terlihat malas karena mereka lebih banyak duduk dalam proses
pembelajaran. Jika siswa dapat bekerjasama dengan baik, mentaati peraturan dan melakukan tugas belajar sesuai apa yang disampaikan oleh guru dengan tertib
maka kemungkinan tercapainya pembelajaran yang efektif dapat terjadi. Upaya dalam meningkatkan keterampilan teknik dasar sepakbola para siswa harus
menguasai berbagai macam gerakan dasar permainan sepakbola. Kemampuan siswa menguasai gerakan dasar permainan sepakbola dapat mendukung
penampilannya dalam permainan sepakbola baik secara individu maupun secara kolektif. Hasil observasi peneliti di lapangan, bahwa siswa SMA masih banyak
yang tidak dapat menguasai teknik-teknik dasar dalam sepakbola. Tetapi teknik dasar saja tidak cukup menunjang dalam permainan sepakbola, siswa pun harus
memahami cara-cara bermain atau taktik bermain dalam sepakbola. Permainan
Wildan Qohhar, 2015 PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
sepakbola lebih menekankan pada kesadaran taktik mendorong peserta didik dalam memecahkan segala permasalahan yang ada di dalam permainan atau
pertandingan. Permasalahan
tersebut pada
dasarnya adalah
bagaimana keterampilan
teknik dalam
suatu permainan
atau pertandingan
yang sesungguhnya. Dalam permainan sepakbola juga siswa harus dapat memiliki
mental yang baik, karena ini juga sangat menunjang dalam keberhasilan bermain sepakbola. Banyak siswa yang dapat melakukan teknik, dan taktik bermain
sepakbola dengan baik, tetapi apabila siswa tersebut tidak memiliki mental yang baik maka tujuan bermain sepakbola tidak akan dapat dicapai dengan sempurna.
Hal ini sejalan dengan pendapat Bucher dalam Suherman 2009, hlm. 7 tentang tujuan bermain yaitu:
1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang physical fitnes.
2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, dan sempurna skill full.
3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan
berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang
pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga menumbuh kembangkan pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab siswa.
4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa
dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat. Apabila keempat tujuan bermain tersebut dapat dilakukan oleh siswa maka
siswa dapat bermain sepakbola dengan lebih efektif. Guru merupakan ujung tombak
dalam proses
pembelajaran harus
mengusahakan agar
terjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru berhadapan langsung dengan
peserta didik di kelas melalui proses pembelajaran. Peran utama guru dalam pembelajaran sebagai suatu pendekatan substansi adalah merancang, mengelola,
mengevaluasi dan memberikan tindak lanjut terhadap kegiatan pembelajaran. Guru sebagai penyelenggara pendidikan yang terdepan dan terlibat langsung
dalam kegiatan
pembelajaran dituntut
untuk mengupayakan
terjadinya peningkatan proses pembelajaran yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan
Wildan Qohhar, 2015 PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
hasil belajar peserta didik. Pembelajaran akan dapat berjalan baik dan efektif apabila guru memiliki wawasan yang luas, kreatifitas dan penggunaan model
pembelajaran yang tepat untuk mensiasati keadaan sarana dan prasarana yang kurang memadai disekolah. Peningkatan proses pembelajaran tersebut bisa
dilakukan dengan menggunakan pendekatan, strategi, model, atau metode pembelajaran
inovatif serta
mengurangi bahkan
meninggalkan model
pembelajaran konvensional. Akan tetapi pada kenyataan di lapangan tidak semua guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dikarenakan minimnya sarana dan
prsarana yang dimiliki sekolah dan juga karena jumlah siswa yang terlalu banyak, siswa yang hiper aktif dan ada juga siswa yang kurang aktif, jadi pada waktu guru
menyampaikan materi, siswa tidak dapat mengamati dan mengikuti pembelajaran yang diberikan, sehingga guru tidak dapat mengkontrol aktivitas siswa yang pada
akhirnya dapat mengganggu pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut maka, guru harus mencari solusi yang tepat. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh
guru penjas yaitu dengan cara menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan materi permainan sepakbola.
Selama ini model yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran sepakbola adalah model pembelajaran konvensional. Dengan model pembelajaran seperti ini
biasanya siswa mengalami kejenuhan dan mengeluh karena mereka akan banyak mengalami kesulitan, sehingga dapat menyita waktu proses pembelajaran penjas,
hal ini perlu dicarikan jalan keluar dengan memanfaatkan model pembelajaran yang dapat membantu proses belajar mengajar dan membuat siswa lebih
termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, seperti model pembelajaran kooperatif antara lain tipe Jigsaw, tipe Think Pair Share TPS, tipe Numbered
Head Together NHT, Teams Games Tournament TGT, dll. Dalam upaya untuk mencapai tujuan penjas melalui pembelajaran sepakbola, model pembelajaran
kooperatif disarankan untuk diterapkan kepada siswa, karena menurut Slavin 2005
dalam Iyan
2014 memandang
model pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerjasama dalam belajar dan
bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat mereka belajar sama baiknya. Penelitian Snider 1986 dalam Solihatin dan Raharjo, 2011, hlm.
Wildan Qohhar, 2015 PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
13 menemukan bahwa, “penggunaan model cooperative learning sangat
mendorong peningkatan prestasi belajar siswa hingga perbedaan hampir 25 dengan kemajuan yang dicapai oleh siswa yang diajar dengan menggunakan
sistem kompetisi ”. Selain itu, Slavin 2005, hlm. 11 menyatakan bahwa,
“Cooperative learning model by using the concept of team awards and individual responsibility, can improve the performance of basic capabilities
”. Model pembelajaran kooperatif dengan memakai konsep penghargaan tim dan tanggung
jawab individu, dapat meningkatkan prestasi kemampuan dasar. Berkaitan dengan hasil belajar keterampilan teknik dasar sepakbola, model pembelajaran kooperatif
tipe TGT bertujuan agar siswa memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan memberi kesempatan kepada mereka untuk membangun pengetahuannya secara
aktif serta menerapkan ide dan strategi mereka sendiri dalam belajar. Pembelajaran
kooperatif tipe
TGT memberi
kesempatan kepada siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan ide.
Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif dalam kelompoknya. Ketika siswa melakukan
kegiatan pembelajaran untuk memecahkan permasalahan yang diberikan pada kelompoknya dengan sendirinya akan mendorong potensi mereka untuk
melakukan kegiatan pembelajaran pada tingkat berpikir yang lebih tinggi sehingga pada akhirnya membentuk intelegensi siswa. Terbentuknya intelegensi siswa akan
berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa yang meningkat dalam bermain sepakbola.
Hal di atas senada dengan pernyataan Ibrahim 2000, hlm. 7 “Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting, yakni: prestasi akademik, penerimaan terhadap keragaman atau
perbedaan yang ada, dan pengembangan keterampilan sosial”. Dalam pembelajaran biasa siswa terkadang kurang termotivasi dan cenderung jenuh
dalam belajar. Melalui pendekatan TGT ini diharapkan siswa dapat termotivasi dan terangsang secara aktif untuk berkompetisi dalam menyelesaikan tugas belajar
yang ditugaskan secara kelompok. Peneliti memilih model pembelajaran
kooperatif tipe TGT ini karena mempunyai ciri khas games dan tournament untuk
Wildan Qohhar, 2015 PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menciptakan warna yang positif di dalam kelas karena kesenangan para siswa terhadap permainan tersebut Steve Parson dalam Slavin, 2008, hlm. 167.
Selain model pembelajaran kooperatif tipe TGT pembelajaran sepakbola juga dapat menggunakan model Teaching Games For Understanding TGFU
untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan membantu siswa dalam menguasai keterampilan teknik dasar sepakbola. TGFU adalah suatu pola
pembelajaran dengan lebih menekankan pada pemahaman tentang permainan. Bunker dan Thrope 1986 dalam Metzler 2000, hlm. 342 menjelaskan bahwa:
“Teaching Games For Understanding models was based on six component, using the selected game as the organizing center in the instructional unit 1 Game, 2
Game appreciation, 3 Tactical awareness, 4 Making appropriate decisions, 5 Skill execution, 6Performance
”. Pendekatan Teaching Games for Understanding TGFU dikembangkan oleh Rod Thorpe dan David Bunker di Universitas
Loughborough, Inggris sekitar tahun 1970-an dan awal tahun 1980-an. Beberapa ahli pendidikan jasmani melakukan pengembangan TGFU seperti pada The
Tactical Games Model dan Game Sense. Thorpe dan Bunker melihat banyaknya pengajaran permainan lebih banyak pada pengembangan teknik. Mereka
mengamati bahwa di sekolah pendidikan jasmani, pengembangan teknik mendapatkan porsi lebih banyak dalam seluruh kegiatan dan hanya sedikit dalam
mengaktualisasikan bermain dalam permainan. Permainan sebagai pusat dalam unit instruksional pada materi pembelajaran permainan yang sedang dilaksanakan.
Pelaksanaannya dengan memberikan penjelasan mengenai permainan yang akan diberikan dengan mengklasifikasi cara permainannya terlebih dahulu. Setelah itu,
meningkatkan ketertarikan siswa terhadap permainan. Selain pola permainan, dalam model pembelajaran TGFU juga menggunakan pola drill, yaitu proses
perbaikan teknik dasar melalui latihan, baik kelompok maupun individu, sehingga dengan pola drill tersebut, siswa yang banyak melakukan kesalahan teknik dasar
dalam permainan, dapat memperbaiki teknik dasar yang dia miliki melalui proses drill, sehingga setelah melakukan proses drill tersebut dapat mengeliminir
kesalahan siswa pada saat melakukan game.
Wildan Qohhar, 2015 PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Mengembangkan kesadaran taktis siswa dengan memperlihatkan masalah taktis utama dalam sebuah permainan. Selanjutnya, menggunakan aktivitas yang
menyerupai permainan
agar siswa
mengetahui kapan
dan bagaimana
mengaplikasikan pengetahuan taktis dalam permainan tersebut. Dilanjutkan dengan menggabungkan taktis dengan melihat kemampuannya dalam aktivitas
permainan dan setelah mengetahui kemampuannya, maka dilakukan langkah selanjutnya mengembangkan kemampuan penampilan siswa yang diperlukan
berdasarkan pada kombinasi pengetahuan taktis dan skillnya. TGFU yang dilakukan dalam penerapan pola pemahaman permainan pada pembelajaran
pendidikan jasmanai cenderung lebih menekankan pada model pendekatan taktis. Ma’mun dan Subroto 2001, hlm. 18 menjelaskan bahwa “Melalui pendekatan
latihan yang mirip dengan yang sesungguhnya, minat dan kegembiraan siswa akan meningkat”. Peningkatan pengetahuan taktik, penting bagi siswa agar ia mampu
menjaga keseimbangan keberhasilan pelaksanaan keterampilan gerak teknik yang sudah
dimilikinya. Memperdalam
pemahaman bermain
dan meningkatkan
kemampuan mengalihkan pemahaman secara lebih efektif dari penampilan dalam suatu permainan ke dalam permainan lainnya. Pendekatan TGFU merupakan
taktik pemainan untuk dapat dimengerti sebagai pengenalan pertama, siswa harus mengetahui kenapa dan kapan keterampilan itu diperlukan dalam konteks
permainan, pelaksanaan teknis dalam keterampilan ditampilkan. Menyimak pendapat para ahli dan hasil penelitian terdahulu, maka penulis
ingin menguji model pembelajaran TGT dan model pembelajaran TGFU yang diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMA untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dalam permainan sepakbola. Pemilihan model pembelajaran TGT dan model pembelajaran TGFU tersebut berlandaskan kepada karakteristik
kedua model pembelajaran yang mengutamakan aspek bermain game dalam implementasi pembelajaran di lapangan.
Dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif yang lain, model pembelajaran TGT dan juga model pembelajaran TGFU memberikan pengalaman
bermain sepakbola secara langsung. Siswa diajak untuk mengembangkan keterampilan bermain sepakbola dengan pola pembelajaran yang aktif, kreatif dan
Wildan Qohhar, 2015 PERBAND INGAN PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN TGT D AN TGFU TERHAD AP HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN TEKNIK D ASAR SEPAKBOLA
Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dinamis, selain itu melalui pembelajaran permainan game, siswa juga dapat belajar teknik dasar sepakbola, karena di dalam keterampilan bermain siswa harus
melakukan berbagai
teknik dasar
dalam sepakbola.
Sehingga melalui
pembelajaran permainan game yang diterapkan dalam model pembelajaran TGT dan TGFU, maka siswa tidak hanya belajar bagaimana bermain sepakbola, akan
tetapi siswa juga belajar teknik dasar sepakbola melalui permainan. Pola permainan game yang menjadi ciri utama dalam model pembelajaran
TGT dan TGFU akan membuat siswa mendapatkan pengalaman baru dalam proses pembelajaran sepakbola, dengan adanya berbagai variasi permainan yang
dimodifikasi, siswa akan merasa senang dan dapat memperoleh pengalaman sukses melalui pembelajaran sepakbola. Dengan pengalaman sukses yang siswa
peroleh, maka siswa dapat meningkatkan teknik dasar sepakbola yang mereka miliki, karena dalam diri siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar
dengan pola yang menyenangkan. Berdasarkan pemaparan fenomena di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang perbandingan antara model cooperative learning tipe team games turnament TGT dengan model Teaching Games For Understanding
TGFU terhadap hasil belajar keterampilan teknik dasar sepakbola.
B. Identifikasi Masalah Penelitian