Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian di SMAN I Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini memilih lokasi
tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut: 1.
SMAN I Karangnunggal merupakan sekolah yang diminati oleh siswa di wilayah selatan Kabupaten Tasikmalaya, hal tersebut dilihat dengan
banyaknya siswa yang mendaftar di sekolah tersebut, sementara yang diterima di kelas X hanya untuk 9 kelas.
2. Walaupun posisinya di wilayah selatan Kabupaten Tasikmalaya, tetapi
lulusan SMAN I Karangnunggal banyak yang masuk ke perguruan tinggi negeri
3. Meningkatnya minat lulusan siswa SMAN I Karangnunggal untuk masuk
perguruan tinggi jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Waktu penelitiannya akan dilakukan semester 2 tahun ajaran 20122013.
B Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN I Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, yang kurang lebih jumlah
populasinya adalah sebanyak 300 siswa. Sampel nya nanti akan diambil dari beberapa kelas yang ada di sekolah SMAN I Karangnunggal. Pengambilan
sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel contoh yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan
keadaan populasi yang sebenarnya, sampel juga harus representatif Suharsimi, 2010: 176. Jumlah sampel yang akan diambil ditentukan dulu
berapa jumlahnya. Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki
Sugiyono, 2011:86.
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Dalam penelitian ini saya akan memasang alpa sebesar 5, jika alpa 5 dan jumlah populsi kelas XI IPA sebanyak 180 siswa, maka sampel yang
diperlukan adalah sebanyak 70 siswa. Dalam penelitian nanti akan diambil 2 kelas untuk program IPA. Dari 2 kelas program IPA, satu kelas akan
dijadikan kelompok eksperimen, dan satu kelas lagi akan dijadikan kelompok kontrol.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini lebih bagus memakai random sampling, akan tetapi berhubung penelitian ini menggunakan quasi
eksperimen, maka yang dirandom bukan sampelnya, tetapi assignmntnya. Setelah ditentukan ada berapa kelompok sampling, nanti dipilih secara
random, mana kelas yang akan berfungsi sebagai kelas kontrol dan mana kelas yang akan berfungsi sebagai kelas eksperimen.
C Desain Penelitian
Penelitian ini akan memakai pretest-posttest control group design. Menurut Sugiyono 2011:76 dalam design ini terdapat dua kelompok yang
dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas esksperimen dan kelas kontrol. Hasil
pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Setelah diberikan perlakuan, maka kelas eksperimen dan kelas
kontrol diberikan posttest. Hasil pretest dan posttest akan menunjukkan apakah ada pengaruh dari perlakuan tersebut, jika ada pengaruh, maka akan
kelihatan perbedaan kelas yang menggunakan media film dengan kelas yang tidak menggunakan media film. Pengaruh perlakuan adalah O2-O1
– O4- O3. Desain penelitiannya ditampilkan dalam bentuk tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
KELAS Pretes
Perlakuan Postes
KE O
X O
KK O
O Gambar : Desain penelitian Pretest-postest Control Group Design
Sumber : Sukmadinata, N. Syaodih 2009: 207
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Keterangan : O = Pretest dan Postest pada Kelas Kontrol dan Eksperimen
X = Perlakuan pada kelas eksperimen KE = Kelas eksperimen
KK = Kelas Kontrol
D Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian quasi eksperimen, dengan pretest-posttest control group design.
Menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam penelitian ini akan mengujikan satu model pembelajaran dengan memakai media, yakni media
film. Dalam penelitian ini akan melihat perbedaan efektifitas satu model pembelajaran yang menggunakan media film dengan yang tidak
menggunakan media film dalam pembelajaran. Karena ini melihat perbedaan, maka akan diuji dengan menggunakan statistik yaitu uji-t. Uji-t dapat
dilakukan dalam pendekatan kuantitatif. Dalam quasi eksperimen yang di randomnya yaitu meliputi
assignmentnya Creswell, 2008: 309. Menurut Sukmadinata 2008:57, bahwa “quasi eksperimen bisa saja digunakan apabila minimal dapat
mengatur hanya satu variabel saja meskipun dalam bentuk memasangkan atau menjodohkan karakteristik, kalau bisa random lebih baik”. Dalam penelitian
ini kenapa mengambil quasi eksperimen, karena penelitian di sekolah sulit untuk memakai metode eksperimen. Jika memakai metode eksperimen, maka
harus dibentuk kelas khusus untuk melakukan penelitian eksperimen, sementara peneliti tidak memiliki kewenangan untuk membentuk kelas,
karena sekolah memiliki aturan tersendiri. Dengan demikian metode yang memungkinkan dipakai dalam penilitian ini adalah quasi eksperimen. Jadi
yang dirandomnya hanya kelas mana yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Subjek penelitian terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan media film sebagai media
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sedangkan kelompok kontrol
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
tidak menggunakan media film. Dengan membandingkan hasil penelitian antara postest dengan pretest akan diketahui seberapa besar perubahan yang
terjadi sebagai indikator keefektifan peserta didik. Tes yang digunakan berupa angket untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik pada
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
E Definisi Operasional
Definisi Operasional: a.
Media Film adalah sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan melalui sebuah film gambar hidup baik yang bisa dilihat maupun
didengar. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Gerlach dan Ely 1971 mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah
manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau
sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Adapun pengertian media secara khusus dalam
proses belajar mengajar sering diartikan sebagai alat-alat grafish, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan
menyusun kembal informasi visual atau verbal. Kata media pendidikan seringkali digantikan sebagai alat bantu atau media komunikasi.
Menurut Hamalik 1989, hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang
disebut media komunikasi. Sementara itu, Gagne‟dan Briggs 1975 Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide gambar
bingkai, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. http:repository.upi.eduoperatoruploads_c0351_046052_chapter21.
pdf
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Karakteristik Media Film Sebagai Media Pembelajaran Menurut Hamalik 1989: 111 mengemukakan bahwa film
dikelompokkan menjadi 10 jenis, yaitu : 1 film informasi, 2 film kecakapan atau drill, 3 film apresiasi, 4 film documenter, 5 film
rekreasi, 6 film episode, 7 film science, 8 film berita, 9 film industry dan 10 film provokasi.
Secara singkat apa yang dapat dilihat pada sebuah film hendaknya dapat memberikan hasil yang nyata bagi audien. Dalam menilai baik tidaknya
sebuah film, Oemar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:
1 Dapat menarik minat siswa anak; 2 Benar dan autentik; 3 Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan; 4 Sesuai dengan kematangan
audien; 5 Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar; 6 Kesatuan dan squence-nya cukup teratur; 7 Teknis yang dipergunakan
cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan http:elly-lutfi
yah.blogspot.com201206media-film-sebagai-media- pembelajaran.html
Secara ringkasnya dapat dikatakan bahwa suatu film dikatakan baik bila memenuhi beberapa syarat, diantaranya adalah sangat menarik minat
siswa dan autentik, up to date, sesuai dengan tingkat kematangan anak, bahasanya baik dan tepat, mendorong keaktifan siswa sejalan dengan isi
pelajaran dan memuaskan dari segi teknik. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menggunakan media film dalam pembelajaran PKn
diantaranya adalah sebagai berikut: Persiapan
1 Mendownload film dari youtube yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar pelajaran PKn. Misalnya tema yang berhubungan dengan Hukum dan Peradilan Internasional
2 Lakukan pengeditan. Pengeditan dimaksudkan untuk menghindari
hal-hal yang tak diinginkan seperti adegan kekerasan dan pornografi yang tak pantas ditonton siswa. Pengeditan juga berfungsi mengatur
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
durasi tayang film. Tandai kapan harus memotong film. Tidak mungkin selama satu pelajaran penuh menonton. Sebaiknya ada
yang akan diperoleh siswa setelah menonton siswa. 3
Persiapkan alat evaluasi. Alat evaluasi misalnya: pertanyaan seputar film, pertanyaan tentang nama-nama tempat, alat, tokoh cerita dan
lain-lain. Pelaksanaan.
1 Berikan pertanyaan singkat untuk memacu motivasi siswa atau
keaktifan siswa. Pertanyaan singkat sebaiknya bisa dijawab dengan mudah oleh siswa. Misalnya: Apakah kamu pernah menonton film?
Film apa yang disukai oleh kamu?, dan sebagainya 2
Berikan siswa lembar tugas berisi pertanyaan seputar film. Mintalah mereka membuat prediksi jawaban atas tiap pertanyaan.
3 Putar film.
4 Mintalah siswa menjawab pertanyaan secara lisan atau tertulis, bisa
secara pribadi atau dalam diskusi kelompok. b.
Sardiman 2005:75 mengemukakan bahwa motivasi belajar diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan
tidak suka itu http:belajarpsikologi.compengertian-motivasi-belajar
Motivasi ada 2, yaitu: 1
Motivasi intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai
atau sejalan dengan kebutuhannya. Indikator dari motivasi intrinsik adalah sebagai berikut: a Senang menjalankan tugas belajar; b
Menunjukan minat mendalami materi yang di pelajari lebih jauh; c Bersemangat dan bergairah untuk berprestasi; d Merasakan
pentingnya belajar; e Ulet dan tekun dalam menghadapi masalah belajar ; f Mempunyai keinginan untuk meraih cita-cita dengan cara
belajar
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
http:pinterdw.blogspot.com201202motivasi-intrinsik-dan- ekstrinsik.html
2 Motivasi ekstrinsik timbul karena ada rangsangan dari luar individu,
misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat
manfaatnya Uno, 2011:4. Indikator dari motivasi ekstrinsik adalah sebagai berikut: a Ganjaran award atau Hadiah reward; b
Hukuman punishment; c Persaingan dengan teman lingkungan Competition; d Adanya kegiatan yang menarik
http:pinterdw.blogspot.com201202motivasi-intrinsik-dan- ekstrinsik.html
F Varibel Penelitian
Variabel penelitiannya ada 2 yaitu variabel yang mempengaruhi X dan variabel yang dipengaruhi Y. Variabel yang mempengaruhinya adalah
film sebagai media pembelajaran PKn yaitu film berita X1, film dokumenter X2, dan variabel yang dipengaruhinya adalah motivasi intrinsik
Y1 dan ekstrinsik Y2 siswa dalam pembelajaran PKn. Film yang dimaksudkan di sini adalah film sebagai media pembelajaran yang ada
kaitannya dengan materi pembelajaran PKn di kelas XI. Penulis akan memilih film berita dan film dokumenter yang akan disajikan sebagai media
pembelajaran. Dapat dilihat pada bagan sbb:
Tabel 3.2 Variabel Penelitian
Media Film Motivasi
Film Berita X1 Motivasi Intrinsik Y1
Film Dokumenter X2 Motivasi Ekstrinsik Y2
Film yang akan dipakai untuk penelitian ini akan mendowload dari youtube yang relevan dengan materi pembelajaran PKn yang ada hubungannya
dengan pembelajaran di kelas XI yaitu tentang Hukum dan Peradilan Internasional.
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
G Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini terdiri dari satu instrumen data motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan angket motivasi dan menggunakan skala
liket dari skor terendah sampai skor tertinggi dari skor 1 sampai 5. Instrumen merupakan alat yang digunakan peneliti dalam rangka
mengumpulkan data. Sebagaimana yang diungkapkan Hidayat 2008:100 instrumen penelitian adalah alat ukur penelitian, yang merupakan fasilitas
yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini instrumen digunakan untuk mengukur motivasi belajar peserta didik sebelum dan
setelah melaksanakan pembelajaran PKn dengan media pembelajaran, serta angket tanggapan guru dan siswa akan diberikan setelah berakhirnya
pembelajaran PKn dengan menggunakan media pembelajaran film. Pilihan jawaban dari pertanyaan angket motivasi belajar ini dengan
menggunakan skala likert, dimana setiap siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diminta untuk menjawab pertanyaan dengan pilihan jawaban
sangat tidak setuju STS nilainya 5, tidak setuju TS nilainya 4, netral N nilainya 3, setuju S nilainya 2 dan sangat setuju SS nilainya 1 pada
pernyataan negatif dan sebaliknya untuk pertanyaan positif Hidayat:102. Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan
positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Instrumen yang akan dipakai dalam penelitian adalah angket media film
berita, angket media film dokumenter, angket motivasi intrinsik, angket motivasi
ekstrinsik. Instrumen
pengukur motivasi
siswa dengan
menggunakan angket skala sikap dengan jumlah pernyataan sebanyak 80 item, setiap pernyataan terdapat empat opsi dengan skala Likert, yakni
dengan pilihan jawaban sangat tidak setuju STS nilainya 5, tidak setuju TS nilainya 4, Netral N nilainya 3, setuju S nilainya 2 dan sangat setuju SS
nilainya 1 pada pernyataan negatif dan untuk pernyataan positif sebaliknya. Angket media film berita ada 16 pernyataan, angket media film dokumenter
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
ada 14 pernyataan, angket motivasi intrinsik ada 30 pernyataan, dan angket motivasi ekstrinsik ada 20 pernyataan. Angket ini diberikan kepada siswa
sebelum dan sesudah pembelajaran sebagai pretest dan posttest, baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Instrumen motivasi belajar
tersebut diuji cobakan dengan melibatkan 50 siswa kelas XI di SMAN I Karangnunggal. Instrumen yang diuji cobakan tersebut dihitung validitas dan
reliabilitasnya.
H Proses Pengembangan Instrumen
Sebelum angket digunakan maka terlebih dahulu diuji cobakan dahulu untuk mengetahui tingkat validitas atau reliabilitas pernyataan angket
tersebut. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi. Instrumen yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu valid dan reliabel. Menurut Sukmadinata 2009 bahwa
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah dalam penelitian ini, untuk mengetahui validitas instrumen dengan menggunakan
korelasi product moment person program SPSS 17.0. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat Arikunto, 2010: 211. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.
Untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunannya, sehingga dapat diperoleh instrumen dengan
validitas logis dan validitas empiris. Dikatakan validitas logis karena validitas ini diperoleh dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar
sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki Arikunto, 2010: 212. Selain memperoleh validitas logis,
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
peneliti juga menguji validitas instrumen yang sudah disusun melalui pengalaman, sehingga akan diketahui tingkat validitas empiris atau validitas
berdasarkan pengalaman. Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, peneliti mencobakan instrumen tersebut pada sasaran dalam penelitian.
Langkah ini bisa disebut dengan kegiatan uji coba try-out instrumen. Apabila data yang didapat dari uji coba ini sudah sesuai dengan yang
seharusnya, maka berarti bahwa instrumennya sudah baik, sudah valid Arikunto, 2010: 212.
Sementara menurut Husen 2002: 178 bahwa realibilitas adalah istilah untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten
apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Pengukuran realiabilitas bertujuan untuk mengetahui ketetapan instrumen atau data yang diteliti.
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.
Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan
kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat
dipercaya, jadi dapat diandalkan Arikunto, 2010: 221. Hasil uji coba instrumen tersebut dianalisis dengan menggunakan
Korelasi Pearson untuk uji Validitas Item dengan menggunakan SPSS 17. Validitas item adalah kecermatan suatu item atau instrumen data dalam
mengukur apa yang akan diukur. Item dikatakan valid jika terjadi korelasi yang kuat dengan skor totalnya. Hal ini menunjukan adanya dukungan item
tersebut dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap. Item berupa pernyataan yang ditunjukan kepada responden dengan menggunakan bentuk
angket dengan tujuan untuk mengungkap sikap dalam motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media film. Pengujian
validitas item dalam SPSS menggunakan dua alat analisis, yaitu Korelasi
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Produk Moment Pearson dan Corected Item Total Correlation Priyatno, 2009. Rumus Korelasi Pearson sebagai berikut:
r
xy
=
2 2
2 2
y y
N x
x N
y x
xy N
keterangan: r
xy
= Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y x = Skor siswa pada tiap butir soal
y = Skor total tiap responden siswa n = Jumlah peserta tes
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat validitas digunakan kriteria
menurut Guilford Suherman dan Sukjaya, 1990.
Tabel 3.3 Klasifikasi Koefisien Korelasi
Besarnya r
xy
Interprestasi
0,80 r
xy
≤ 1,00
Sangat Tinggi
0,60 r
xy
≤ 0,80
Tinggi 0,40 r
xy
≤ 0,60
Cukup 0,20 r
xy
≤ 0,40
Rendah 0,00 r
xy
≤ 0,20
Sangat rendah
Teknik uji validitas item dengan Korelasi Produk Moment Pearson, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor total item,
kemudian pengujian signifikansi dilakukan dengan kriteria menggunakan r tabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan uji dua sisi. Jika nilai positif
dan r hitung r tabel, maka item dapat dinyatakan valid, jika r hitung r
tabel, maka item dinyatakan tidak valid Priyanto, 2009. Penghitungan
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
nilai r dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for windows dengan banyaknya responden 50 orang, banyaknya item r = 50, maka nilai
r tabelnya adalah 0,297. Item yang valid adalah yang memiliki nilai r hitung lebih dari 0,297.
Instrumen akan memiliki reliabilitas yang baik apabila alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal pada tingkatan yang sama, walaupun
dikerjakan oleh siapapun, di manapun dan kapanpun berada. Suatu alat ukur memiliki daya keajegan mengukur atau reliabilitas yang baik, bila
alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal. Reliabilitas instrumen skala sikap diuji dengan menggunakan Alpha Cronbach dengan menggunakan
program SPPSS 17 for windows. Rumus Alpha yang digunakan sebagai berikut:
2 2
1 1
t i
n n
r
Sugiyono, 2002
Dimana: n : Banyak soal
2 i
: Variansi item
2 t
: Variansi total Hasil perhitungan koefisien reliabilitas, kemudian ditafsirkan dan
diinterpretasikan mengikuti interpretasi menurut J.P. Guilford Suherman dan Sukjaya, 1990, yaitu:
Tabel 3.4 Klasifikasi Reliabilitas
Besarnya r
11
Interprestasi
0,90 r
11
≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,70 r
11
≤ 0,90 Tinggi
0,40 r
11
≤ 0,70 Sedang
0,20 r
11
≤ 0,40 Rendah
r
11
≤ 0,20 Sangat rendah
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil uji validitas data, dari 80 pernyataan yaitu sebagai berikut:
1. Hasil uji reliabilitas dan validitas angket media film berita X1.
Berdasarkan hasil ujicoba angket media film berita x1 memiliki reliabilitas sedang, dengan nilai 0,694. Validitas media film berita jika
n = 50, untuk alpha 5, maka nilai r tabelnya adalah 0,297. Validitas item, jika nilai r hitungnya lebih besar daripada nilai r tabel, maka
item tersebut dinyatakan valid. Item yang memiliki nilai r lebih kecil daripada r tabel adalah item 1, 3, 5, 6, 7, 9, dan 10. Item yang
memiliki nilai r lebih kecil dari r tabel, kalau nilainya mendekati nilai r tabel akan diperbaiki, tetapi jika nilainya jauh dari nilai r tabel maka
akan dibuang, karena item-item yang ada sudah mewakili indikator penelitian. Item yang akan diperbaiki adalah iltem no 9. Data hasil uji
coba bisa dilihat pada lampiran 2.
Hasil uji reliabilitas dan validitas angket media film dokumenter X2. Angket media film dokomenter x2 memiliki reliabilitas tinggi
dengan nilai 0,766. Validitas angket media film dokumenter jika n = 50, untuk alpha 5, maka nilai r tabelnya adalah 0,297. Validitas
item, jika nilai r hitungnya lebih besar daripada nilai r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid. Item yang memiliki nilai r lebih kecil
daripada r tabel adalah item 3, dan 4. Item 3 akan di buang dan item 4 akan diperbaiki. Data hasil uji coba bisa dilihat pada lampiran
3. Hasil uji reliabilitas dan validitas angket motivasi intrinsik Y1.
Angket motivasi Intrinsik memiliki reliabilitas sedang dengan nilai 0,634. Validitas jika n = 50, untuk alpha 5, maka nilai r tabelnya
adalah 0,297. Validitas item, jika nilai r hitungnya lebih besar daripada nilai r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid. Item yang
memiliki nilai r lebih kecil daripada r tabel adalah item 3, 8, 9, 10, 12, 18, 19, dan 22. Item 3, 8 dan 22 akan diperbaiki, dan item yang
lainnya akan dibuang. Data hasil uji coba bisa dilihat pada lampiran 4.
Hasil uji reliabilitas dan validitas angket motivasi ekstrinsik Y2.
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Angket motivasi ekstrinsik memiliki reliabilitas tinggi dengan nilai 0,862. Validitas jika n = 50, untuk alpha 5, maka nilai r tabelnya
adalah 0,297. Validitas item, jika nilai r hitungnya lebih besar daripada nilai r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid. Item yang
memiliki nilai r lebih kecil daripada r tabel adalah item 1 dan 2. Item 1 dan 2 akan diperbaiki. Data hasil uji coba bisa dilihat pada lampiran.
Hasil analisis reliabilitas instrumen media film X diperoleh koefisien rata-rata reliabilitas sebesar 0,73. Koefisien reliabilitas dinyatakan
tinggi, dan sudah layak digunakan dalam penelitian. Hasil analisis reliabilitas instrumen motivasi belajar siswa diperoleh koefisien rata-rata reliabilitas
sebesar 0,748. Koefisien reliabilitas dinyatakan tinggi, dan sudah layak digunakan dalam penelitian.
I Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dengan cara mengedarkan angket, guna menjaring data motivasi belajar peserta didik
dengan menggunakan media film sebagai media pembelajaran. Pengukuran motivasi belajar menggunakan kuesionerangket. Menurut Hidayat 2008:98
angket adalah alat ukur dengan menggunakan pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam bentuk laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang di ketahui. Kuesioner dalam penelitian ini berupa angket motivasi belajar peserta didik yang dirancang dalam bentuk
pilihan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan erat dengan perhatian, relevansi, percaya diri serta kepuasan peserta didik setelah mengikuti
pembelajaran.
J Teknik Analisis Data
Data-data yang diperoleh dari hasil instrumen penelitian diolah dan dianalisis. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan statistik,
sedangkan data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Data sikap siswa dalam motivasi belajar dianalisis secara kuantitatif untuk menguji hipotesis
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
penelitian, sedangkan data dari instrumen lainnya dilakukan analisis secara deskriptif. Data yang dihasilkan dari sikap siswa berupa skor pretest dan
posttest. Analisis ini dilakukan apakah ada peningkatan skor di kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan. Tahapan analisis data yang
dilakukan yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua rata-rata, dan perhitungan gain ternormalisasi. Statistik yang digunakan dalam menguji
rata-ratanya dilakukan uji normalitas dan homogenitas dengan bantuan program SPSS 17 for windows pada taraf signifikansi 5.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data pretest dan posttest sikap siswa berdistribusi normal atau tidak.
Hipotesis yang digunakan adalah : H
: Sampel berdistribusi normal
H
1
: Sampel tidak berdistribusi normal
Dalam penelitian ini, untuk analisis statistik peneliti menggunakan program SPSS versi 17 for windows. Uji normalitas digunakan uji
Shapiro-Wilk. Kriteria pengujian jika nilai probabilitas sig lebih besar dari α = 0,05, maka sebaran data berdistribusi normal. Dari hasil
perhitungan jika hasilnya berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, namun jika hasilnya tidak
berdistribusi normal maka tidak dilakukan uji homogenitas melainkan dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas variansi dengan maksud untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki variansi yang
homogen. Adapun hipotesis yang diajukan adalah : H
:
k e
Populasi data skor pretest atau posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen
H
1
:
k e
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Populasi data skor pretest atau posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang tidak homogen
Untuk menguji homogenitas digunakan uji Levene dengan taraf signifikansi 5. Dengan kriteria pengujian adalah tolak H
jika nilai Sig. α. Dengan menggunakan data skor pretest atau posttest kelas kontrol
dan kelas eksperimen memiliki varians yang homogen. 3.
Uji Perbedaan dua rata-rata Menguji perbedaan dua rata-rata pada data skor pretest dan posttest
kedua kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media film berita dan dokumenter dan siswa yang
memperoleh pendekatan konvensional. Uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji-t dengan syarat data berdistibusi normal dan
homogen. Hipotesis untuk data skor pretest dan posttest yang diajukan adalah:
H :
k e
x x
Tidak terdapat perbedaan rata-rata skor pretest atau posttest
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol H
1
:
k e
x x
Terdapat perbedaan rata-rata skor pretest atau posttest antara
kelas eksperimen dengan kelas kontrol Kriteria pengujian adalah tolak H
jika nilai Sig. α.
Adapun hipotesis untuk data skor postes yang diajukan adalah: H
:
k e
x x
Pembelajaran PKn yang menggunakan media film tidak
berbeda dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
H
1
:
k e
x x
Pembelajaran PKn yang menggunakan media film berbeda
dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
4. Perhitungan Gain Ternormalisasi
Untuk mengetahui besarnya peningkatan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan analisis terhadap
hasil pretest, posttest dan gain. Selanjutnya, rumus gain ternormalisasi rata-rata average normalized gain oleh Hake 1999 sebagai berikut:
pre maks
pre post
x x
x x
g
Hasil perhitungan indeks gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kategori menurut Hake 1999 yaitu:
Tabel 3.5
Klasifikasi Gain g Besarnya
Gain g Interpretasi
7 ,
g
Tinggi
7 ,
3 ,
g
Sedang g 0,3
Rendah Data yang diperoleh dari gain ternormalisasi, dihitung perbedaan rata-
ratanya dengan tujuan untuk mengetahui gain kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol apakah sama atau berbeda. Untuk mengetahui uji apa
yang digunakan dalam menguji rata-ratanya, dilakukan uji normalitas dan homogenitas dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows pada taraf
signifikansi 5. 1
Uji Normalitas Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah
gain ternormalisasi motivasi belajar dan media film berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah :
H :
Sampel berdistribusi normal H
1
: Sampel tidak berdistribusi normal
Dalam penelitian ini, untuk analisis statistik peneliti menggunakan program SPSS versi 17 for windows. Uji normalitas
digunakan uji Shapiro-Wilk. Kriteria pengujian jika nilai probabilitas
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
sig lebih besar dari α = 0,05, maka sebaran data berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan jika hasilnya berdistribusi normal
maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, namun jika hasilnya tidak berdistribusi normal maka tidak dilakukan uji
homogenitas melainkan dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.
2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas variansi dengan maksud untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki variansi gain
yang homogen. Adapun hipotesis yang diajukan adalah : H
:
k e
Populasi data skor gain ternormalisasi kemampuan motivasi belajar memiliki varians yang homogen
H
1
:
k e
Populasi data skor gain ternormalisasi kemampuan motivasi belajar memiliki varians yang tidak homogen
Untuk menguji homogenitas digunakan uji Levene dengan taraf signifikansi 5. Dengan kriteria pengujian adalah tolak H
jika nilai Sig.
α. Dengan menggunakan data skor pretest atau posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki varians yang homogen.
3 Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Menguji kesamaan dua rata-rata pada data skor gain ternormalisasi yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media film
dan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Hipotesis yang diajukan adalah:
H :
k e
x x
Peningkatan
kemampuan motivasi
belajar dengan
menggunakan media film tidak berbeda dengan siswa yang belajar dengan pendekatan konvensional.
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
H
1
:
k e
x x
Peningkatan kemampuan kemampuan motivasi belajar
dengan menggunakan media film lebih baik daripada siswa yang belajar dengan pendekatan konvensional.
Selanjutnya analisis data gain ternormalisasi dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Untuk menguji hipotesis digunakan
uji-t dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 for windows pada taraf signifikansi
α = 0,05. Kriteria pengujiannya adalah tolak H
jika sig1- tailed α.
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
K Tahapan Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Studi Pendahuluan
Persiapan Penelitian
Menentukan subyek penelitian
Penyusunan materi, instrumen, uji coba, dan
revisi
Kelas Eksprimen Kelas Kontrol
Melatih Guru Menggunakan Media Film
Post-test Pengolahan dan
analisa data Pembelajaran dengan
Menggunakan Media Film
Observasi Guru dan Peserta Didik
Pre-test
Pembelajaran Tanpa Media Film
Pengolahan dan analisa data
Pengolahan dan analisa data
Elis Nurjanah, 2013 Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan PKN Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN