PENGARUH MEDIA FILM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN): Penelitian Quasi Exsperiment di SMAN I Karangnunggal.

(1)

i

PENGARUH MEDIA FILM TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN (PKN)

(Penelitian Quasi Exsperiment di SMAN I Karangnunggal) TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Prodi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

ELIS NURJANAH

1103150

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

ii

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar

Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn)

(Penelitian Quasi Exsperiment di SMAN I

Karangnunggal)

Oleh Elis Nurjanah

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister pada Prodi Pendidikan Kewarganegaraan

© Elis Nurjanah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

iv

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)


(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat pada kita semua, atas segala kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul “Pengaruh Film Sebagai Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran (PKn)” (Penelitian Quasi Eksperimen di SMAN I Karangnunggal). Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Penulis menyadari tesis ini dapat tersusun dan selesai karena bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. selaku Dosen Pembimbing I, sekaligus Ketua Prodi Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing dan telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian ini;

2. Ibu Dr. H. Kokom Komalasari, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II, sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang sabar dalam memberikan arahan serta sarannya;

3. Bapak Prof. Dr. H. Endang Danial, A.R. M.Pd, dan Ibu Dr. Elly Malihah, M.Si selaku Dosen Penguji.

4. Kepala SMAN I Karangnunggal dan keluarga besar SMAN I Karangnunggal yang telah memberikan izin, doa dan dukungannya sehingga penulisan tesis ini bisa selesai;

5. Rekan-rekan mahasiswa PKn 2011, terimakasih atas dukungannya, dan pada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas doa dan dukungannya.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terimakasih.

Bandung, Juni 2013 Penulis


(6)

vi

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

UCAPAN TERIMAKASIH

Alhmandulilahhirobil’alamin, terimakasih Ya Allah atas nikmat yang telah Engkau berikan kepada hamba, sehingga laporan ini bisa selesai. Dalam kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. selaku Pembimbing I dan Ibu Dr. H. Kokom Komalasari, M.Pd, Selaku Pembimbing II, atas saran dan arahnnya tesis ini bisa selesai;

2. Suami tercinta Yudi Sukmayadi, S.H, terimakasih atas doa, izin, cinta, kesabaran dan dukungan yang tak terhingga dalam menyelesaikan penulisan tesis ini;

3. Anaku tercinta Rifki Azmy Sukmayadi, terimakasih atas doa, pengertianya dan waktunya sayang, mudah-mudahan engkau menjadi anak yang soleh, yang berguna bagi nusa dan bangsa;

4. Bapak Mertua (H. Jaja Permana), Ibu mertua (Hj. Enok Rasmawati) dan adik-adikku, terimakasih atas doa dan perhatinnya;

5. Kedua Orang Tua (Bapak Asep Saepudin, alm dan Mamah Mumung Mulyani, almh) mudah-mudahan diterima di sisi Allah SWT, terimakasih atas doa yang diberikan semasa hidup almarhum dan almarhumah kepada anakmu tercinta ini;

6. Kakak-kakakku, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas doa dan dukungannya;

7. Kepada semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas doa dan dukungannya.

Bandung, Juni 2013


(7)

Elis Nurjanah (2013), “Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). (Penelitian Quasi Exsperiment di SMAN I Karangnunggal)”. Tesis Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Uninversitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Penelitian ini terbentuk dari masalah kurangnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn, sementara asumsinya menyatakan bahwa pembentukan karakter siswa untuk menjadi masyarakat yang mengerti akan hak dan kewajibannya dapat diwujudkan melalui Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga perlu adanya rangsangan agar siswa termotivasi untuk belajar Pendidikan Kewarganegaraan. Rangsangan untuk membangkitkan motivasi adalah dengan pembelajaran yang menarik, pembelajaran yang menarik dapat diwujudkan dengan menggunakan media pembelajaran, media pembelajaran yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan media film. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media film terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian quasi eksperimen, dengan pretest-posttest control group design, yang dilakukan di SMAN I Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN I Karangnunggal, dan pengambilan sampel penelitian dilakukan secara acak, yang terpilih yaitu kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 1 sebagai kelas kontrol. Data penelitian dikumpulkan melalui tes pengisian angket skala sikap, yang terdiri dari angket media film berita, angket media film dokumenter, angket motivasi intrinsik, dan angket motivasi ekstrinsik. Oleh karena itu, penelitian ini berdasarkan pendapat teori motivasi belajar yaitu teori Behavioristik dari Skinner (2000). Teori media pembelajaran yang diungkapakan olehKemp dan Dauton (1985) yang menyatakan bahwa fungsi media dapat merangsang keinginan untuk belajar atau membangkitkan motivasi belajar. Teori dari Branson (1999) tentang (civic knowledge), (civic skills), (civic disposition). Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa: 1) Ada perbedaan rata-rata motivasi belajar yang menggunakan media film dengan kelas yang tidak menggunakan media film, peningkatan rata-rata kelas eksperimen sebesar 0.5790; 2) Rata-rata motivasi belajar yang menggunakan media film berita sebesar 0.6548, lebih baik dari siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional; 3) Rata-rata motivasi belajar yang menggunakan media film dokumenter sebesar 0.6597, lebih baik dari siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional; 4) Rata-rata motivasi intrinsik yang menggunakan media film berita dan film dokumenter sebesar 0.5726, lebih baik dari siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional; 5) Rata-rata motivasi ekstrinsik yang menggunakan media film berita dan film dokumenter sebesar 0.5877, lebih baik dari siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian ini bisa dijadikan acuan dalam proses pembelajaran PKn, dan peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang pengaruh media film terhadap variabel yang lain, atau menggunakan media film yang beragam, atau faktor “x” yang lain yang mempengaruhi terhadap motivasi belajar siswa.


(8)

vii

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

ABSTRAK

Elis Nurjanah (2013), “Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). (Penelitian Quasi Exsperiment di SMAN I Karangnunggal)”. Tesis Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pascasarjana Uninversitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Background of the research is the lack of student learning motivation on civic education, while student character building for making civil society who understand right and duty can be created on civic education, so need stimulation in order that student have motivation to learn civic education. Stimulation for arousing student motivation can be created by using interesting learning, interesting learning can be done by using media, and the media that can arrouse student learning motivation is using film media. The purpose of research is to know the influence of film media on student learning motivation in PKn learning process. The research used quantitative approach and experimental quasi method by pretest-posttest control group design. It was done at SMAN I Karangnunggal Tasikmalaya regency. The population is XI grade students of SMAN I Karangnunggal and the random sampling are XI IPA3 as experimental class and XI IPA1 as control class. The data was collected by attitude scale filling test that consists of news film media questionnaire, documentary film media questionnaire, intrinsic motivation questionnaire and extrinsic motivation questionnaire. The research used a theory of Behavioristic about Learning motivation Skinner (2010). A theory of media education that explained by Kemp dan Dauton (1985) explain that a media can stimulate students to study or arrouse learning motivation. Theory of Branson (1999) about civic knowledge, civic skills, and civic disposition. The results are 1). Motivation learning different betwen class using film media with class not using media, the increasing of class experimental is 0.5790. 2). The achievement and the increasing of student learning motivation using news film media is better than conventional learning approach, incriesing of class experimental is 0.6548. 3) The achievement and the increasing of student learning motivation using documentary film media is better than conventional learning approach, incriesing of class experimental is 0.6597 . 4). The achievement and the increasing of intrinsic motivation using news and documentary film media is better than conventional learning approach, incriesing of class experimental is 0.57265). The achievement and the increasing of extrinsic motivation using news and documentary film media is better than conventional learning approach, incriesing of class experimental is 0.5877. This research can become a reference in PKn learning process, and the next researchers can research about the influence of film media on another variable or using various film media, or the other “x” factor which influence to learning motivation.


(9)

viii DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang ... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Struktur Organisasi Tesis ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A Teori Motivasi Belajar ... 13

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 13

2. Pentingnya Motivasi Belajar ... 17

3. Teori-Teori Motivasi ... 19

B Teori Media Pembelajaran ... 29

1. Jenis Media Pembelajaran ... 31

2. Fungsi Media Pembelajaran ... 35

C Media Film Sebagai Media Pembelajaran PKn ... 37

1. Pengertian Film ... 37

2. Pengertian Media Pembelajaran ... 38

3. Pemanfaatan Media Film Sebagai Media Pembelajaran PKn ... 39

D Fungsi, Jenis, dan Karakteristik Film Sebagai Media Pembelajaran ... 43

E Hubungan Media Film dengan Motivasi Belajar PKn ... 47

F Hakekat Pembelajaran PKn ... 51

1. Pengertian Belajar ... 51

2. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ... 56

3. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 59

4. Objek Kajian Pendidikan Kewarganegaraan ... 63

G Penelitian Terdahulu ... 68

H Kerangka Pemikiran dan Asumsi ... 70

I Hipotesis ... 71

BAB III METODE PENELITIAN ... 72

A Lokasi dan Waktu Penelitian ... 72

B Subjek Penelitian ... 72


(10)

ix

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D Metode Penelitian ... 74

E Definisi Operasional ... 75

F Varibel Penelitian ... 78

G Instrumen Penelitian ... 79

H Proses Pengembangan Instrumen ... 80

I Teknik Pengumpulan Data ... 85

J Teknik Analisis Data ... 85

K Tahapan Penelitian ... 91

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 92

A Deskripsi Lokasi Penelitian ... 93

B Hasil Penelitian ... 104

1. Hasil Penelitian Motivasi Belajar ... 107

2. Hasil Penelitian Motivasi Yang menggunakan Film Berita ... 115

3. Hasil Penelitian Motivasi Yang menggunakan Film Dokumenter ... 123

4. Hasil Penelitian Motivasi Intrinsik Yang menggunakan Film Berita dan Film Dokumenter ... 131

5. Hasil Penelitian Motivasi Ekstrinsik Yang menggunakan Film Berita dan Film Dokumenter ... 139

C Pembahasan ... 147

1. Perbedaan Motivasi Belajar ... 147

2. Perbedaan Motivasi Yang menggunakan Film Berita ... 152

3. Perbedaan Motivasi Yang menggunakan Film Dokumenter ... 154

4. Perbedaan Motivasi Intrinsik Yang menggunakan Film Berita dan Film Dokumenter ... 156

5. Perbedaan Motivasi Ekstrinsik Yang menggunakan Film Berita dan Film Dokumenter ... 159

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 164

A Kesimpulan ... 164

B Saran ... 166

DAFTAR PUSTAKA ... 169


(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2. 1 Atribut internal dan esternal ... 25

Tabel 3. 1 Desain Penelitian ... 73

Tabel 3. 2 Variabel Penelitian ... 78

Tabel 3. 3 Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 82

Tabel 3. 4 Klasifikasi Reliabilitas ... 83

Tabel 3. 5 Klasifikasi Gain ... 88

Tabel 4. 1 Prestasi Tahun 2008-2011 di SMAN I Karangnunggal Prestasi ... 97

Tabel 4. 2 Rata-rata Nilai UN IPA Tahun 2009/2010...98

Tabel 4. 3 Rata-rata Nilai Ujian Nasional Kelompok IPS Tahun 2009/2010...98

Tabel 4. 4 Rata-rata Nilai Ujian Nasional Kelompok IPA Tahun 2010/2011...98

Tabel 4. 5 Rata-rata Nilai Ujian Nasional Kelompok IPS Tahun 2010/2011...99

Tabel 4. 6 Sarana Prasarana SMA Negeri 1 Karangnunggal...100

Tabel 4. 7 Staf Pengajar SMAN I Karangnunggal...102

Tabel 4. 8 Staf TU SMAN I Karangnunggal ... 102

Tabel 4. 9 Jumlah Siswa SMAN I Karangnunggal ... 102

Tabel 4.10 Hasil Penelitian... ...105

Tabel 4. 11Rata-Rata Pretest, Posttest, N- gain Kelas Eksperimen ... .107

Tabel 4. 12 Rata-Rata Pretest, Posttest, N- gain Kelas Kontrol...107

Tabel 4. 13 Hasil Uji Normalitas Skor Pre-test...108

Tabel 4. 14 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest ... 109

Tabel 4. 15 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Pre-test...110

Tabel 4. 16 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest...111

Tabel 4. 17 Hasil Uji Homogenitas Skor Posttest ... 111

Tabel 4. 18 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Posttest...112

Tabel 4. 19 Hasil Uji Normalitas Indeks Gain ... 113

Tabel 4. 20 Hasil Uji Homogenitas Indeks Gain ... 114

Tabel 4. 21 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Indeks gain...114

Tabel 4. 22 Rata-Rata Pretest, Posttest, N- gain Kelas Eksperimen ... 115

Tabel 4. 23 Rata-Rata Pretest, Posttest, N- gain Kelas Kontrol ... 115

Tabel 4. 24 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest...116

Tabel 4. 25 Hasil Uji Homogenitas Skor Prettest ... 117

Tabel 4. 26 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Pretest...118

Tabel 4. 27 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest...119

Tabel 4. 28 Hasil Uji Homogenitas Skor Posttest ... 119

Tabel 4. 29 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Posttest...120

Tabel 4. 30 Hasil Uji Normalitas Indeks Gain ... 121

Tabel 4. 31 Hasil Uji Homogenitas Indeks Gain ... 122

Tabel 4. 32 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Indeks gain...122

Tabel 4. 33 Rata-Rata Pretest, Posttest, N- gain Kelas Eksperimen ... 123

Tabel 4. 34 Rata-Rata Pretest, Posttest, N- gain Kelas Kontrol ... 123

Tabel 4. 35 Hasil Uji Normalitas Skor Pre-test ... 124


(12)

xi

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 4. 37 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Post-test ... 126

Tabel 4. 38 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest...127

Tabel 4. 39 Hasil Uji Homogenitas Skor Posttest ... 127

Tabel 4. 40 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Posttest...128

Tabel 4. 41 Hasil Uji Normalitas Indeks Gain ... 129

Tabel 4. 42 Hasil Uji Homogenitas Indeks Gain ... 130

Tabel 4. 43 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Indeks Gain...130

Tabel 4. 44 Rata-Rata Pretest, Posttest, N- gain Kelas Eksperimen ... 131

Tabel 4. 45 Rata-Rata Pretest, Posttest, N- gain Kelas Kontrol ... 131

Tabel 4. 46 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest...132

Tabel 4. 47 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest ... 133

Tabel 4. 48 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Pretest...134

Tabel 4. 49 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest...135

Tabel 4. 50 Hasil Uji Homogenitas Skor Posttest ... 135

Tabel 4. 51 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Posttest...136

Tabel 4. 52 Hasil Uji Normalitas Indeks Gain ... 137

Tabel 4. 53 Hasil Uji Homogenitas Indeks Gain ... 138

Tabel 4. 54 Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Indeks Gain...138

Tabel 4. 55 Rata-Rata Pretest, Posttest, N- gain Kelas Eksperimen ... 139

Tabel 4. 56 Rata-Rata Pretest, Posttest, N- gain Kelas Kontrol ... 140

Tabel 4. 57 Hasil Uji Normalitas Skor Pretest...141

Tabel 4. 58 Hasil Uji Homogenitas Skor Pretest ... 141

Tabel 4. 59 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Posttest...142

Tabel 4. 60 Hasil Uji Normalitas Skor Posttest...143

Tabel 4. 61 Hasil Uji Homogenitas Skor Posttest ... 144

Tabel 4. 62 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-rata Skor Posttest...144

Tabel 4. 63 Hasil Uji Normalitas Indeks Gain ... 146

Tabel 4. 64 Hasil Uji Homogenitas Indeks Gain ... 146


(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1 Gambaran Rumusan Masalah ... 9 Gambar 3.1 Alur Penelitian. ... 91


(14)

xiii

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Perangkat Pembelajaran ... 176

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 177

2. Silabus PKn Kelas XI SMA ... 171

Lampiran B Instrumen Penelitian ... 185

1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian. ... 186

2. Angket Skala Sikap Tentang Media Film Berita ... 193

3. Angket Skala Sikap Tentang Media Film Dokumenter ... 194

4. Angket Skala Sikap Tentang Motivasi Intrinsik ... 195

5. Angket Skala Sikap Tentang Motivasi Ekstrinsik ... 197

Lampiran C Hasil Uji Coba Instrumen. ... 199

1. Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Media Film Berita ... 200

2. Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Media Film Dokumenter... 206

3. Data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Intrinsik ... 212

4. Data Hasil Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Ekstrinsik ... 221

Lampiran D Hasil Pengolahan Data ... 227

1. Skor Pretest, Posttest dan N- Gain Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Yang Menggunakan Media Film ... 228

2. Skor Pretest, Posttest dan N- Gain Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Yang Menggunakan Media Film Berita ... 233

3. Skor Pretest, Posttest dan N- Gain Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Yang Menggunakan Media Film Dokumenter ... 239

4. Skor Pretest, Posttest dan N- Gain Motivasi Intrinsik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Yang Menggunakan Media Film Berita dan Dokumenter ... 243

5. Skor Pretest, Posttest dan N- Gain Motivasi Ekstrinsik Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Yang Menggunakan Media Film Berita dan Dokumenter ... 247

Lampiran E Dokumen Pendukung ... 251

1. Dokumentasi Suasana Uji Coba Instrumen Penelitian ... 252

2. Dokumentasi Lokasi Penelitian Di SMAN I Karangnunggal ... 253

3. Dokumentasi Proses Belajar Mengajar Di Kelas Eksperimen ... 256

4. Dokumentasi Proses Belajar Mengajar Di Kelas Kontrol ... 260

5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 262


(15)

BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan negara yang terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dapat dilakukan melalui proses pendidikan. Di Indonesia, pendidikan merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap orang, seperti yang diamanatkan dalam Pasal 31 ayat (1) UUD NRI 1945 yang berbunyi bahwa “setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan”. Di dalam Pasal 3 ayat (2) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas) yang berisi fungsi dan tujuan negara disebutkan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pemerintah harus mencantumkan mata pelajaran tertentu dalam kurikulum dalam rangka mewujudkan fungsi dan tujuan negara seperti yang sudah disebutkan di atas. Salah satu mata pelajaran yang dapat menggiring peserta didik agar menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab adalah mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Adanya ketentuan tentang pendidkan kewarganegaraan dalam Undang-undang Sisdiknas sebagai mata pelajaran wajib di jenjang pendidikan dasar, menengah dan tinggi menunjukkan bahwa mata pelajaran ini menempati kedudukan yang strategis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional di negara ini. Menurut Branson, dkk (1999: 3) memaparkan, civic education seharusnya menjadi perhatian utama. Tidak ada tugas yang lebih penting dari pengembangan warga negara yang bertanggung jawab.


(16)

2

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pendidikan kewarganegaraan diharapkan bisa membentuk siswa menjadi warga negara yang baik, yang mengerti hak dan kewajibannya sebagai warga negara atau dengan perkataan lain siswa bisa menjadi masyarakat madani (civil society). Menurut Al Muchtar (2004:ii) mencerdaskan kehidupan bangsa prasyarat dari konsep “civil society” masyarakat madani, yang muncul dan menguat seiring dengan semangat reformasi total. Menurut Branson (1999:41), menyiapkan siswa agar kelak menjadi warga negara yang bertanggung jawab adalah tujuan yang penting.

Pendidikan merupakan unsur penting dalam upaya memberdayakan kehidupan masyarakat melalui konsep masyarakat madani (civil society). Disamping menjadi masyarakat madani, siswa diharapakan bisa memiliki karakter yang dapat membentuk kepribadian bangsa sehingga sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam tujuan nasional. Didalam bukunya “ Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and Responsibility “ Thomas Lickona yang dikutip oleh Winarno (2008: 13) mengatakan bahwa karakter mengandung tiga bagian yang saling berhubungan yaitu : Moral Knowing, Moral Feeling, dan Moral Action.

Perkembangan moral di negara Indonesia sedang mengalami kemerosotan, jika dilihat dari realita saat ini. Moral bangsa Indonesia sudah tidak sesuai lagi dengan apa yang dimanatkan dalam Pancasila dan UUD NRI 1945. Di era repormasi saat ini, bahkan masyarakat sudah mulai luntur terhadap nilai-nilai yang terdapat dalam Pancasila. Sebelum terjadi kehancuran dalam moralitas bangsa Indonesia, maka tugas kita semua untuk bisa menyelamatkan ke arah perkembangan moral yang lebih bagus seperti yang diamanatkan dalam tujuan nasional pendidikan di Indonesia. Kebijakan pendidikan untuk membentuk karakter warga negara yang baik dalam sistem politik pun akan mempersoalkan bagaimana kebijakan pendidikan mengakomodasikan kepentingan pemeliharaan nilai-nilai politik melalui proses pendidikan dengan kemampuan warga negara mengartikulasikan kepentingannya ke dalam kebijakan itu sendiri (Samsuri, 2011:5).


(17)

Siswa merupakan generasi penerus bangsa yang akan memimpin bangsa ini kedepannya. Oleh karena itu perlu usaha untuk membentuk siswa agar memiliki moral yang bagus. Menurut Latif (materi seminar semangat kebangsaan) usaha untuk memulihkan krisis nasional memerlukan usaha menghadirkan kepemimpinan nasional yang berkarakter Pancasila. Bahwa segala sikap, perilaku dan pilihan-pilihan kebijakan para pemimpin dan penyelenggara negara harus senantiasa mencerminkan Pancasila dalam keadaan bergerak. Pembentukan moral siswa bisa ditempuh melalui pendidikan yang diberikan di sekolah, salah satu pelajaran yang bisa mengajarkan pendidikan moral dan pembentukan masyarakat madani adalah pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang strategis dalam rangka mencapai tujuan nasional, namun kenyataannya di lapangan, pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa dan dianggap sebagai pelajaran yang sangat membosankan. Selain pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dianggap sebagai pelajaraan yang membosankan ada alasan lain yang terlontar dari siswa untuk tidak menyenangi Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah karena Pendidikan Kewarganegaraan tidak dimasukan ke dalam pelajaran yang di Ujian Nasionalkan, sehingga hal tersebut memperkuat alasan bagi siswa untuk tidak menyenangi pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan belajar Pendidikan Kewarganegaraan itu sesuatu hal yang tidak penting. Pada realitanya di lapangan ternyata sampai saat ini, masih terdapat kesan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai mata pelajaran yang tidak menarik, membosankan dan rendahnya motivasi belajar siswa terhadap pelajaran tersebut.

Kendala tersebut akan mempersulit kita dalam rangka mencapai tujuan nasional itu melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagai pendidik yang ingin memiliki siswa yang cerdas secara emosional dan secara intelektual, maka kita harus mencari beberapa cara untuk mengatasi kendala tersebut. Ada beberapa cara yang bisa ditempuh oleh guru Pendidikan Kewarganegaraan


(18)

4

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(PKn) dalam menyikapi kendala tersebut yaitu dengan cara meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa dalam pelajaran PKn. Berdasarkan pendapat B. Uno (2011:23) mengatakan bahwa motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsiknya berupa hasrat dan keinginan untuk berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan lingkungan yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Dari kegiatan belajar yang menarik inilah salah satu langkah yang harus diciptakan oleh guru dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa, dapat diciptakan oleh guru dengan menggunakan media yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Peranan media pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh Rohani (1997:7) adalah membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi kegiatan belajar peserta didik. Menurut pendapat Rowntree dan Mc Known (Rohani, 1997:7-8), mengatakan bahwa fungsi media pembelajaran adalah membangkitkan motivasi belajar siswa. Salah satu media pembalajaran adalah media film. Salah satu peranan media film adalah mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik serta memberikan motivasi dan minat pada siswa dalam pembelajaran.

Levie & Levie (1975) dalam Arsyad (2011:9) yang membaca kembali hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Di lain pihak, stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang berturut-turut (sekuensial). Hal ini merupakan salah satu bukti dukungan atas konsep dual coding hypothesis (hipotesis koding ganda) dari Paivio (Arsyad, 2011:9). Konsep ini mengatakan bahwa ada dua sistem ingatan manusia, satu untuk mengolah simbol-simbol verbal kemudian


(19)

menyimpannya dalam bentuk proposisi image, dan lainnya untuk mengolah image non verbal yang kemudian disimpan dalam bentuk proposisi verbal.

Belajar dengan menggunakan indera ganda, yaitu pandang dan dengar berdasarkan konsep di atas akan memberikan keuntungan bagi siswa. Menurut Arsyad (2011: 9) mengungkapkan bahwa siswa akan belajar lebih banyak daripada materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Para ahli memiliki pandangan yang searah mengenai hal itu. Perbandingan perolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannnya. Menurut Baugh, kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan indera lainnya (Arsyad, 2011:10). Sementara itu, Dale (1969) memperkirakan bahwa perolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12% (Arsyad, 2011:10).

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis melalui penulisan tesis ini, mencoba memilih media film sebagai media pembalajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Film adalah salah satu jenis media audio visual. Dibandingkan dengan media yang lain, film mempunyai kelebihan sebagai berikut:

1. Pesan akan memperoleh tanggapan yang lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, karena antara melihat dan mendengar dapat dikombinasikan menjadi satu.

2. Dapat menikmati kejadian dalam waktu yang lama pada suatu proses atau peristiwa tertentu.

3. Dengan teknik slow-motion dapat mengikuti suatu gerakan atau aktivitas yang berlangsung cepat.

4. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

5. Dapat membangun sikap, perbuatan dan membangkitkan emosi dan mengembangkan problema.

Dari kelebihan-kelebihan di atas, maka peneliti merasa pemilihan media film sebagai media pembelajaran dalam rangka membangkitkan motivasi pada


(20)

6

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peserta didik dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, adalah hal yang tepat. Media film sebagai media pembelajaran diciptakan untuk membantu dalam proses pembelajaran sehingga siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Media film merupakan media yang menarik bagi siswa, sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh guru akan cepat bisa diterima oleh siswa. Pembangkitan motivasi siswa dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan melalui media film sangat penting sekali untuk dilakukan penelitian, karena jika menurunnya motivasi siswa dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dibiarkan begitu saja, maka pembentukan karakter siswa untuk bisa menjadi masyarakat madani yang sesuai dengan apa yang tertulis dalam tujuan nasional kita, akan manjadi angan-angan yang tidak akan tercapai. Meningkatnya motivasi siswa dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan akan mempermudah bagi kita untuk bisa memajukan negara kita ke arah yang lebih baik.

Dengan melihat teori di atas, mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media yang bisa dilihat dan didengar akan memberikan hasil yang lebih baik dan dapat meningkatkan minat belajar anak, maka dengan demikian media film memberikan pengaruh terhadap motivasi siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Media film dapat meningkatkan motivasi ekstrinsik maupun motivasi intrinsik siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membatasi tempat di Tasikmalaya yang dikhususkan di SMAN I Karangnunggal. SMAN ini merupakan sekolah yang berada di bagian selatan kabupaten Tasikmalaya. Di sekolah tersebut, hampir semua siswa kurang memiliki motivasi dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, tetapi setelah guru menyampaikan materi dibantu dengan media pembelajaran, yaitu dengan media film, maka siswa memiliki motivasi yang cukup besar dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Mengingat pentingnya media film terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, sehingga hal tersebut menjadi pendorong bagi penulis untuk mengetahui “Pengaruh media film terhadap


(21)

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA N I Karangnunggal”.

B Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Banyaknya siswa yang kurang menyenangi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), sehingga akan menimbulkan kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran PKn. Jika siswa kurang atau sama sekali tidak memiliki motivasi dalam pembelajaran, maka segala sesuatu yang akan disampaikan sulit untuk bisa diterima oleh siswa. Dengan demikian tujuan pendidikan nasional seperti yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa akan sulit untuk dicapai

2. Banyaknya guru yang masih memakai metode pembelajaran yang tidak menarik selama menyampaikan materi, dan kebanyakan cenderung jarang memakai media atau alat untuk membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran. Menurut pendapat Rowntree, mengatakan bahwa fungsi media pembelajaran adalah membangkitkan motivasi belajar siswa. Sementara pendapat Mc Known juga mengatakan bahwa salah satu peranan media adalah membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Dalam penelitian ini media yang akan di pakai adalah media film, karena salah satu peranan media film adalah mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik serta memberikan motivasi dan minat pada siswa dalam pembelajaran.


(22)

8

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

Rumusan masalah secara umum adalah sebagai berikut: Apakah ada pengaruh media film terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMAN I Karangnunggal?

Adapun rumusan masalah secara khusus adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan motivasi belajar siswa antara kelas yang menggunakan media film dengan kelas yang tidak menggunakan media film dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ?

2. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan motivasi belajar siswa antara kelas yang menggunakan media film berita dengan kelas yang tidak menggunakan media film berita dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)?

3. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan motivasi belajar siswa antara kelas yang menggunakan media film dokumenter dengan kelas yang tidak menggunakan media film dokumenter dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)?

4. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan motivasi intrinsik antara kelas yang menggunakan media film berita dan film dokumenter dengan kelas yang tidak menggunakan media film berita dan film dokumenter dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)?

5. Apakah terdapat perbedaan secara signifikan motivasi ekstrinsik antara kelas yang menggunakan media film berita dan film dokumenter dengan kelas yang tidak menggunakan media film berita dan film dokumenter dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)?


(23)

Bisa digambarkan sebagai berikut:

X

Gambar 1.1 Gambaran Rumusan Masalah Keterangan gambar:

X : Media Film X1: Film Berita X2: Film Dokumenter Y : Motivasi Belajar Y1: Motivasi Intrinsik Y2: Motivasi Ekstrinsik

C Tujuan

Tujuan umum penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui pengaruh media film terhadap motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMAN I Karangnunggal.

Tujuan khusus penulisan ilmiah ini adalah untuk mendeskripsikan atau mengetahui:

1. Perbedaan motivasi belajar siswa antara kelas yang menggunakan media film dengan kelas yang tidak menggunakan media film dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

2. Perbedaan motivasi belajar siswa antara kelas yang menggunakan media film berita dengan kelas yang tidak menggunakan media film berita dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

3. Perbedaan motivasi belajar siswa antara kelas yang menggunakan media film dokumenter dengan kelas yang tidak menggunakan media film dokumenter dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

X1

X2

Y1

Y2

Y1

Y2

Y X


(24)

10

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Perbedaan motivasi intrinsik antara kelas yang menggunakan media film berita dan film dokumenter dengan kelas yang tidak menggunakan media film berita dan filmdokumenter dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

5. Perbedaan motivasi ekstrinsik antara kelas yang menggunakan media film berita dan film dokumenter dengan kelas yang tidak menggunakan media film berita dan film dokumenter dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

D Manfaat Penelitian

Manfaat penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis:

Untuk mendukung terhadap teori media pembelajaran PKn yang efektif salah satunya yang diungkapkan oleh Arsyad (2011: 9) mengungkapkan bahwa siswa akan belajar lebih banyak daripada materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang atau hanya dengan stimulus dengar. Serta mendukung teori yang diungkapkan oleh Baugh dan Dale yang memiliki pandangan yang searah mengenai hal itu. Perbandingan perolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannnya. Menggunakan indera pandang sangat efektif dan sangat besar terhadap hasil belajar siswa.

2. Manfaat Praktis: a. Bagi siswa:

Diharapkan dapat memberikan motivasi mengenai pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan media pembelajaran film

b. Bagi guru:

1) Untuk menambah pengetahuan bagi guru dalam menggunakan media pembelajaran

2) Temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan memberi masukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan


(25)

profresionalisme guru dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

3) Untuk mengetahui motivasi siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

c. Bagi sekolah:

1) Penelitian ini dapat memberi masukan untuk memperbaiki mutu pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan sesuai tuntutan kurikulum.

2) Sebagai bahan masukan untuk sekolah dalam penyediaan media film untuk pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

d. Bagi praktisi pendidikan:

Penelitian ini dapat memberi sumbangan pemikiran dalam upaya peningktan civic knowlegde dan civic skill siswa melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

E Struktur Organsisai Tesis

Untuk memahami alur pikir dalam penulisan tesis ini, maka perlu adanya struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Bab I berisi Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. Latar belakang penelitian dimaksudkan untuk menjelaskan alasan peneliti melaksanakan penelitian, pentingnya masalah itu untuk diteliti, dan pendekatan untuk mengatasi masalah. Identifikasi dan perumusan masalah menjelaskan tentang analisis dan rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya. Tujuan penelitian menyajikan tentang hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk kalimat kerja operasional. Manfaat penelitian diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi siswa, guru, peneliti sendiri dan bagi


(26)

12

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peneliti lain. Definisi operasional menyajikan penjelasan mengenai istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini.

Bab II berisi kajian pustaka. Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritik dalam menyusun rumusan masalah dan tujuan.

Bab III berisi penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian. Komponen dari metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian berikut dengan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian berikut dengan justifikasi penggunaan metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisis data penelitian.

Bab IV berisi hasil penelitian dari analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan tentang masalah penelitian, serta pembahasan yang dikaitkan dengan kajian pustaka.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian. Penulisan kesimpulan untuk tesis berupa butir demi butir hasil penelitian. Saran dapat ditujukan kepada para praktisi pendidikan, ataupun kepada peneliti berikutnya.

Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan tesis. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian.


(27)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian di SMAN I Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini memilih lokasi tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. SMAN I Karangnunggal merupakan sekolah yang diminati oleh siswa di wilayah selatan Kabupaten Tasikmalaya, hal tersebut dilihat dengan banyaknya siswa yang mendaftar di sekolah tersebut, sementara yang diterima di kelas X hanya untuk 9 kelas.

2. Walaupun posisinya di wilayah selatan Kabupaten Tasikmalaya, tetapi lulusan SMAN I Karangnunggal banyak yang masuk ke perguruan tinggi negeri

3. Meningkatnya minat lulusan siswa SMAN I Karangnunggal untuk masuk perguruan tinggi jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Waktu penelitiannya akan dilakukan semester 2 tahun ajaran 2012/2013.

B Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN I Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, yang kurang lebih jumlah populasinya adalah sebanyak 300 siswa. Sampel nya nanti akan diambil dari beberapa kelas yang ada di sekolah SMAN I Karangnunggal. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, sampel juga harus representatif (Suharsimi, 2010: 176). Jumlah sampel yang akan diambil ditentukan dulu berapa jumlahnya. Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki (Sugiyono, 2011:86).


(28)

73

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam penelitian ini saya akan memasang alpa sebesar 5%, jika alpa 5% dan jumlah populsi kelas XI IPA sebanyak 180 siswa, maka sampel yang diperlukan adalah sebanyak 70 siswa. Dalam penelitian nanti akan diambil 2 kelas untuk program IPA. Dari 2 kelas program IPA, satu kelas akan dijadikan kelompok eksperimen, dan satu kelas lagi akan dijadikan kelompok kontrol.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini lebih bagus memakai random sampling, akan tetapi berhubung penelitian ini menggunakan quasi eksperimen, maka yang dirandom bukan sampelnya, tetapi assignmntnya. Setelah ditentukan ada berapa kelompok sampling, nanti dipilih secara random, mana kelas yang akan berfungsi sebagai kelas kontrol dan mana kelas yang akan berfungsi sebagai kelas eksperimen.

C Desain Penelitian

Penelitian ini akan memakai pretest-posttest control group design. Menurut Sugiyono (2011:76) dalam design ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas esksperimen dan kelas kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Setelah diberikan perlakuan, maka kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan posttest. Hasil pretest dan posttest akan menunjukkan apakah ada pengaruh dari perlakuan tersebut, jika ada pengaruh, maka akan kelihatan perbedaan kelas yang menggunakan media film dengan kelas yang tidak menggunakan media film. Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1) – (O4-O3). Desain penelitiannya ditampilkan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

KELAS Pretes Perlakuan Postes

KE O X O

KK O O

Gambar : Desain penelitian Pretest-postest Control Group Design Sumber : Sukmadinata, N. Syaodih (2009: 207)


(29)

Keterangan :

O = Pretest dan Postest pada Kelas Kontrol dan Eksperimen X = Perlakuan pada kelas eksperimen

KE = Kelas eksperimen KK = Kelas Kontrol D Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian quasi eksperimen, dengan pretest-posttest control group design. Menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam penelitian ini akan mengujikan satu model pembelajaran dengan memakai media, yakni media film. Dalam penelitian ini akan melihat perbedaan efektifitas satu model pembelajaran yang menggunakan media film dengan yang tidak menggunakan media film dalam pembelajaran. Karena ini melihat perbedaan, maka akan diuji dengan menggunakan statistik yaitu uji-t. Uji-t dapat dilakukan dalam pendekatan kuantitatif.

Dalam quasi eksperimen yang di randomnya yaitu meliputi assignmentnya (Creswell, 2008: 309). Menurut Sukmadinata (2008:57),

bahwa “quasi eksperimen bisa saja digunakan apabila minimal dapat

mengatur hanya satu variabel saja meskipun dalam bentuk memasangkan atau

menjodohkan karakteristik, kalau bisa random lebih baik”. Dalam penelitian ini kenapa mengambil quasi eksperimen, karena penelitian di sekolah sulit untuk memakai metode eksperimen. Jika memakai metode eksperimen, maka harus dibentuk kelas khusus untuk melakukan penelitian eksperimen, sementara peneliti tidak memiliki kewenangan untuk membentuk kelas, karena sekolah memiliki aturan tersendiri. Dengan demikian metode yang memungkinkan dipakai dalam penilitian ini adalah quasi eksperimen. Jadi yang dirandomnya hanya kelas mana yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Subjek penelitian terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan media film sebagai media pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, sedangkan kelompok kontrol


(30)

75

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tidak menggunakan media film. Dengan membandingkan hasil penelitian antara postest dengan pretest akan diketahui seberapa besar perubahan yang terjadi sebagai indikator keefektifan peserta didik. Tes yang digunakan berupa angket untuk mengetahui motivasi belajar peserta didik pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

E Definisi Operasional Definisi Operasional:

a. Media Film adalah sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan melalui sebuah film (gambar hidup baik yang bisa dilihat maupun didengar).

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pengantar‟. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Adapun pengertian media secara khusus dalam proses belajar mengajar sering diartikan sebagai alat-alat grafish, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembal informasi visual atau verbal. Kata media pendidikan seringkali digantikan sebagai alat bantu atau media komunikasi. Menurut Hamalik (1989), hubungan komunikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang

disebut media komunikasi. Sementara itu, Gagne‟dan Briggs (1975)

Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.

(http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0351_046052_chapter2(1).


(31)

Karakteristik Media Film Sebagai Media Pembelajaran

Menurut Hamalik (1989: 111) mengemukakan bahwa film dikelompokkan menjadi 10 jenis, yaitu : 1) film informasi, 2) film kecakapan atau drill, 3) film apresiasi, 4) film documenter, 5) film rekreasi, 6) film episode, 7) film science, 8) film berita, 9) film industry dan 10) film provokasi.

Secara singkat apa yang dapat dilihat pada sebuah film hendaknya dapat memberikan hasil yang nyata bagi audien. Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Oemar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki karakteristik atau ciri-ciri sebagai berikut:

1) Dapat menarik minat siswa/ anak; 2) Benar dan autentik; 3) Up to date dalam setting, pakaian, dan lingkungan; 4) Sesuai dengan kematangan audien; 5) Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar; 6) Kesatuan dan squence-nya cukup teratur; 7) Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan

(http://elly-lutfi yah.blogspot.com/2012/06/media-film-sebagai-media-pembelajaran.html )

Secara ringkasnya dapat dikatakan bahwa suatu film dikatakan baik bila memenuhi beberapa syarat, diantaranya adalah sangat menarik minat siswa dan autentik, up to date, sesuai dengan tingkat kematangan anak, bahasanya baik dan tepat, mendorong keaktifan siswa sejalan dengan isi pelajaran dan memuaskan dari segi teknik. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menggunakan media film dalam pembelajaran PKn diantaranya adalah sebagai berikut:

Persiapan

1) Mendownload film dari youtube yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar pelajaran PKn. Misalnya tema yang berhubungan dengan Hukum dan Peradilan Internasional 2) Lakukan pengeditan. Pengeditan dimaksudkan untuk menghindari

hal-hal yang tak diinginkan seperti adegan kekerasan dan pornografi yang tak pantas ditonton siswa. Pengeditan juga berfungsi mengatur


(32)

77

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

durasi tayang film. Tandai kapan harus memotong film. Tidak mungkin selama satu pelajaran penuh menonton. Sebaiknya ada yang akan diperoleh siswa setelah menonton siswa.

3) Persiapkan alat evaluasi. Alat evaluasi misalnya: pertanyaan seputar film, pertanyaan tentang nama-nama tempat, alat, tokoh cerita dan lain-lain.

Pelaksanaan.

1) Berikan pertanyaan singkat untuk memacu motivasi siswa atau keaktifan siswa. Pertanyaan singkat sebaiknya bisa dijawab dengan mudah oleh siswa. Misalnya: Apakah kamu pernah menonton film? Film apa yang disukai oleh kamu?, dan sebagainya

2) Berikan siswa lembar tugas berisi pertanyaan seputar film. Mintalah mereka membuat prediksi jawaban atas tiap pertanyaan.

3) Putar film.

4) Mintalah siswa menjawab pertanyaan secara lisan atau tertulis, bisa secara pribadi atau dalam diskusi kelompok.

b. Sardiman (2005:75) mengemukakan bahwa motivasi belajar diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu (http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/) Motivasi ada 2, yaitu:

1) Motivasi intrinsik timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Indikator dari motivasi intrinsik adalah sebagai berikut: a) Senang menjalankan tugas belajar; b) Menunjukan minat mendalami materi yang di pelajari lebih jauh; c) Bersemangat dan bergairah untuk berprestasi; d) Merasakan pentingnya belajar; e) Ulet dan tekun dalam menghadapi masalah belajar ; f) Mempunyai keinginan untuk meraih cita-cita dengan cara belajar


(33)

( http://pinterdw.blogspot.com/2012/02/motivasi-intrinsik-dan-ekstrinsik.html)

2) Motivasi ekstrinsik timbul karena ada rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat manfaatnya (Uno, 2011:4). Indikator dari motivasi ekstrinsik adalah sebagai berikut: a) Ganjaran (award) atau Hadiah (reward); b) Hukuman (punishment); c) Persaingan dengan teman /lingkungan ( Competition); d) Adanya kegiatan yang menarik

(

http://pinterdw.blogspot.com/2012/02/motivasi-intrinsik-dan-ekstrinsik.html)

F Varibel Penelitian

Variabel penelitiannya ada 2 yaitu variabel yang mempengaruhi (X) dan variabel yang dipengaruhi (Y). Variabel yang mempengaruhinya adalah film sebagai media pembelajaran PKn yaitu film berita (X1), film dokumenter (X2), dan variabel yang dipengaruhinya adalah motivasi intrinsik (Y1) dan ekstrinsik (Y2) siswa dalam pembelajaran PKn. Film yang dimaksudkan di sini adalah film sebagai media pembelajaran yang ada kaitannya dengan materi pembelajaran PKn di kelas XI. Penulis akan memilih film berita dan film dokumenter yang akan disajikan sebagai media pembelajaran. Dapat dilihat pada bagan sbb:

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

Media Film Motivasi

Film Berita (X1) Motivasi Intrinsik (Y1) Film Dokumenter (X2) Motivasi Ekstrinsik (Y2)

Film yang akan dipakai untuk penelitian ini akan mendowload dari youtube yang relevan dengan materi pembelajaran PKn yang ada hubungannya dengan pembelajaran di kelas XI yaitu tentang Hukum dan Peradilan Internasional.


(34)

79

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu G Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini terdiri dari satu instrumen data motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan angket motivasi dan menggunakan skala liket dari skor terendah sampai skor tertinggi dari skor 1 sampai 5.

Instrumen merupakan alat yang digunakan peneliti dalam rangka mengumpulkan data. Sebagaimana yang diungkapkan Hidayat (2008:100) instrumen penelitian adalah alat ukur penelitian, yang merupakan fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini instrumen digunakan untuk mengukur motivasi belajar peserta didik sebelum dan setelah melaksanakan pembelajaran PKn dengan media pembelajaran, serta angket tanggapan guru dan siswa akan diberikan setelah berakhirnya pembelajaran PKn dengan menggunakan media pembelajaran film.

Pilihan jawaban dari pertanyaan angket motivasi belajar ini dengan menggunakan skala likert, dimana setiap siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diminta untuk menjawab pertanyaan dengan pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS) nilainya 5, tidak setuju (TS) nilainya 4, netral (N) nilainya 3, setuju (S) nilainya 2 dan sangat setuju (SS) nilainya 1 pada pernyataan negatif dan sebaliknya untuk pertanyaan positif (Hidayat:102). Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan.

Instrumen yang akan dipakai dalam penelitian adalah angket media film berita, angket media film dokumenter, angket motivasi intrinsik, angket motivasi ekstrinsik. Instrumen pengukur motivasi siswa dengan menggunakan angket skala sikap dengan jumlah pernyataan sebanyak 80 item, setiap pernyataan terdapat empat opsi dengan skala Likert, yakni dengan pilihan jawaban sangat tidak setuju (STS) nilainya 5, tidak setuju (TS) nilainya 4, Netral (N) nilainya 3, setuju (S) nilainya 2 dan sangat setuju (SS) nilainya 1 pada pernyataan negatif dan untuk pernyataan positif sebaliknya. Angket media film berita ada 16 pernyataan, angket media film dokumenter


(35)

ada 14 pernyataan, angket motivasi intrinsik ada 30 pernyataan, dan angket motivasi ekstrinsik ada 20 pernyataan. Angket ini diberikan kepada siswa sebelum dan sesudah pembelajaran sebagai pretest dan posttest, baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Instrumen motivasi belajar tersebut diuji cobakan dengan melibatkan 50 siswa kelas XI di SMAN I Karangnunggal. Instrumen yang diuji cobakan tersebut dihitung validitas dan reliabilitasnya.

H Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum angket digunakan maka terlebih dahulu diuji cobakan dahulu untuk mengetahui tingkat validitas atau reliabilitas pernyataan angket tersebut. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Instrumen yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu valid dan reliabel. Menurut Sukmadinata (2009) bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah dalam penelitian ini, untuk mengetahui validitas instrumen dengan menggunakan korelasi product moment person program SPSS 17.0.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010: 211). Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti harus bertindak hati-hati sejak awal penyusunannya, sehingga dapat diperoleh instrumen dengan validitas logis dan validitas empiris. Dikatakan validitas logis karena validitas ini diperoleh dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang dikehendaki (Arikunto, 2010: 212). Selain memperoleh validitas logis,


(36)

81

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

peneliti juga menguji validitas instrumen yang sudah disusun melalui pengalaman, sehingga akan diketahui tingkat validitas empiris atau validitas berdasarkan pengalaman. Untuk menguji tingkat validitas empiris instrumen, peneliti mencobakan instrumen tersebut pada sasaran dalam penelitian. Langkah ini bisa disebut dengan kegiatan uji coba (try-out) instrumen. Apabila data yang didapat dari uji coba ini sudah sesuai dengan yang seharusnya, maka berarti bahwa instrumennya sudah baik, sudah valid (Arikunto, 2010: 212).

Sementara menurut Husen (2002: 178) bahwa realibilitas adalah istilah untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Pengukuran realiabilitas bertujuan untuk mengetahui ketetapan instrumen atau data yang diteliti. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2010: 221).

Hasil uji coba instrumen tersebut dianalisis dengan menggunakan Korelasi Pearson untuk uji Validitas Item dengan menggunakan SPSS 17. Validitas item adalah kecermatan suatu item atau instrumen data dalam mengukur apa yang akan diukur. Item dikatakan valid jika terjadi korelasi yang kuat dengan skor totalnya. Hal ini menunjukan adanya dukungan item tersebut dalam mengungkap suatu yang ingin diungkap. Item berupa pernyataan yang ditunjukan kepada responden dengan menggunakan bentuk angket dengan tujuan untuk mengungkap sikap dalam motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan media film. Pengujian validitas item dalam SPSS menggunakan dua alat analisis, yaitu Korelasi


(37)

Produk Moment Pearson dan Corected Item Total Correlation (Priyatno, 2009). Rumus Korelasi Pearson sebagai berikut:

rxy =

  

 

 

 2 2 2 2 y y N x x N y x xy N keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

x = Skor siswa pada tiap butir soal y = Skor total tiap responden / siswa n = Jumlah peserta tes

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat validitas digunakan kriteria menurut Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990).

Tabel 3.3

Klasifikasi Koefisien Korelasi Besarnya rxy Interprestasi

0,80 < rxy

1,00

Sangat Tinggi 0,60 < rxy

0,80

Tinggi 0,40 < rxy

0,60

Cukup 0,20 < rxy

0,40

Rendah 0,00 < rxy

0,20

Sangat rendah

Teknik uji validitas item dengan Korelasi Produk Moment Pearson, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor total item, kemudian pengujian signifikansi dilakukan dengan kriteria menggunakan r tabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan uji dua sisi. Jika nilai positif dan r hitung  r tabel, maka item dapat dinyatakan valid, jika r hitung < r tabel, maka item dinyatakan tidak valid (Priyanto, 2009). Penghitungan


(38)

83

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

nilai r dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for windows dengan banyaknya responden 50 orang, banyaknya item r = 50, maka nilai r tabelnya adalah 0,297. Item yang valid adalah yang memiliki nilai r hitung lebih dari 0,297.

Instrumen akan memiliki reliabilitas yang baik apabila alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal pada tingkatan yang sama, walaupun dikerjakan oleh siapapun, di manapun dan kapanpun berada. Suatu alat ukur memiliki daya keajegan mengukur atau reliabilitas yang baik, bila alat ukur itu memiliki konsistensi yang handal. Reliabilitas instrumen skala sikap diuji dengan menggunakan Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPPSS 17 for windows. Rumus Alpha yang digunakan sebagai berikut:                

2

2 1 1 t i n n r

 (Sugiyono, 2002)

Dimana:

n : Banyak soal 2

i

 : Variansi item 2

t

 : Variansi total

Hasil perhitungan koefisien reliabilitas, kemudian ditafsirkan dan diinterpretasikan mengikuti interpretasi menurut J.P. Guilford (Suherman dan Sukjaya, 1990), yaitu:

Tabel 3.4 Klasifikasi Reliabilitas

Besarnya r11 Interprestasi

0,90 < r11≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,70 < r11≤ 0,90 Tinggi

0,40 < r11≤ 0,70 Sedang

0,20 < r11≤ 0,40 Rendah


(39)

Hasil uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil uji validitas data, dari 80 pernyataan yaitu sebagai berikut:

1. Hasil uji reliabilitas dan validitas angket media film berita (X1). Berdasarkan hasil ujicoba angket media film berita (x1) memiliki reliabilitas sedang, dengan nilai 0,694. Validitas media film berita jika n = 50, untuk alpha 5%, maka nilai r tabelnya adalah 0,297. Validitas item, jika nilai r hitungnya lebih besar daripada nilai r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid. Item yang memiliki nilai r lebih kecil daripada r tabel adalah item 1, 3, 5, 6, 7, 9, dan 10. Item yang memiliki nilai r lebih kecil dari r tabel, kalau nilainya mendekati nilai r tabel akan diperbaiki, tetapi jika nilainya jauh dari nilai r tabel maka akan dibuang, karena item-item yang ada sudah mewakili indikator penelitian. Item yang akan diperbaiki adalah iltem no 9. Data hasil uji coba bisa dilihat pada lampiran

2. Hasil uji reliabilitas dan validitas angket media film dokumenter (X2). Angket media film dokomenter (x2) memiliki reliabilitas tinggi dengan nilai 0,766. Validitas angket media film dokumenter jika n = 50, untuk alpha 5%, maka nilai r tabelnya adalah 0,297. Validitas item, jika nilai r hitungnya lebih besar daripada nilai r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid. Item yang memiliki nilai r lebih kecil daripada r tabel adalah item 3, dan 4. Item 3 akan di buang dan item 4 akan diperbaiki. Data hasil uji coba bisa dilihat pada lampiran

3. Hasil uji reliabilitas dan validitas angket motivasi intrinsik (Y1). Angket motivasi Intrinsik memiliki reliabilitas sedang dengan nilai 0,634. Validitas jika n = 50, untuk alpha 5%, maka nilai r tabelnya adalah 0,297. Validitas item, jika nilai r hitungnya lebih besar daripada nilai r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid. Item yang memiliki nilai r lebih kecil daripada r tabel adalah item 3, 8, 9, 10, 12, 18, 19, dan 22. Item 3, 8 dan 22 akan diperbaiki, dan item yang lainnya akan dibuang. Data hasil uji coba bisa dilihat pada lampiran 4. Hasil uji reliabilitas dan validitas angket motivasi ekstrinsik (Y2).


(40)

85

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Angket motivasi ekstrinsik memiliki reliabilitas tinggi dengan nilai 0,862. Validitas jika n = 50, untuk alpha 5%, maka nilai r tabelnya adalah 0,297. Validitas item, jika nilai r hitungnya lebih besar daripada nilai r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid. Item yang memiliki nilai r lebih kecil daripada r tabel adalah item 1 dan 2. Item 1 dan 2 akan diperbaiki. Data hasil uji coba bisa dilihat pada lampiran. Hasil analisis reliabilitas instrumen media film (X) diperoleh koefisien rata-rata reliabilitas sebesar 0,73. Koefisien reliabilitas dinyatakan tinggi, dan sudah layak digunakan dalam penelitian. Hasil analisis reliabilitas instrumen motivasi belajar siswa diperoleh koefisien rata-rata reliabilitas sebesar 0,748. Koefisien reliabilitas dinyatakan tinggi, dan sudah layak digunakan dalam penelitian.

I Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah dengan cara mengedarkan angket, guna menjaring data motivasi belajar peserta didik dengan menggunakan media film sebagai media pembelajaran. Pengukuran motivasi belajar menggunakan kuesioner/angket. Menurut Hidayat (2008:98) angket adalah alat ukur dengan menggunakan pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam bentuk laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang di ketahui. Kuesioner dalam penelitian ini berupa angket motivasi belajar peserta didik yang dirancang dalam bentuk pilihan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan erat dengan perhatian, relevansi, percaya diri serta kepuasan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran.

J Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari hasil instrumen penelitian diolah dan dianalisis. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan statistik, sedangkan data kualitatif dianalisis secara deskriptif. Data sikap siswa dalam motivasi belajar dianalisis secara kuantitatif untuk menguji hipotesis


(41)

penelitian, sedangkan data dari instrumen lainnya dilakukan analisis secara deskriptif. Data yang dihasilkan dari sikap siswa berupa skor pretest dan posttest. Analisis ini dilakukan apakah ada peningkatan skor di kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan. Tahapan analisis data yang dilakukan yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan dua rata-rata, dan perhitungan gain ternormalisasi. Statistik yang digunakan dalam menguji rata-ratanya dilakukan uji normalitas dan homogenitas dengan bantuan program SPSS 17 for windows pada taraf signifikansi 5%.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data pretest dan posttest sikap siswa berdistribusi normal atau tidak.

Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : Sampel berdistribusi normal

H1: Sampel tidak berdistribusi normal

Dalam penelitian ini, untuk analisis statistik peneliti menggunakan program SPSS versi 17 for windows. Uji normalitas digunakan uji Shapiro-Wilk. Kriteria pengujian jika nilai probabilitas (sig) lebih besar

dari α = 0,05, maka sebaran data berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan jika hasilnya berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik, namun jika hasilnya tidak berdistribusi normal maka tidak dilakukan uji homogenitas melainkan dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney. 2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas variansi dengan maksud untuk mengetahui apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki variansi yang homogen. Adapun hipotesis yang diajukan adalah :

H0 : e k

(Populasi data skor pretest atau posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen)


(42)

87

Elis Nurjanah, 2013

Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Populasi data skor pretest atau posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang tidak homogen)

Untuk menguji homogenitas digunakan uji Levene dengan taraf signifikansi 5%. Dengan kriteria pengujian adalah tolak H0 jika nilai Sig.

< α. Dengan menggunakan data skor pretest atau posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki varians yang homogen.

3. Uji Perbedaan dua rata-rata

Menguji perbedaan dua rata-rata pada data skor pretest dan posttest kedua kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan media film berita dan dokumenter dan siswa yang memperoleh pendekatan konvensional. Uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan uji-t dengan syarat data berdistibusi normal dan homogen. Hipotesis untuk data skor pretest dan posttest yang diajukan adalah:

H0 : xexk

(Tidak terdapat perbedaan rata-rata skor pretest atau posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol)

H1 : xexk

(Terdapat perbedaan rata-rata skor pretest atau posttest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol)

Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika nilai Sig.< α.

Adapun hipotesis untuk data skor postes yang diajukan adalah: H0 : xexk

(Pembelajaran PKn yang menggunakan media film tidak berbeda dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional).

H1 : xexk

(Pembelajaran PKn yang menggunakan media film berbeda dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional).


(43)

4. Perhitungan Gain Ternormalisasi

Untuk mengetahui besarnya peningkatan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan analisis terhadap hasil pretest, posttest dan gain. Selanjutnya, rumus gain ternormalisasi rata-rata (average normalized gain) oleh Hake (1999) sebagai berikut:

pre maks pre post x x x x g   

Hasil perhitungan indeks gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kategori menurut Hake (1999) yaitu:

Tabel 3.5 Klasifikasi Gain (g) Besarnya Gain (g) Interpretasi 7 , 0  g Tinggi 7 , 0 3 ,

0 g  Sedang

g < 0,3 Rendah

Data yang diperoleh dari gain ternormalisasi, dihitung perbedaan rata-ratanya dengan tujuan untuk mengetahui gain kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol apakah sama atau berbeda. Untuk mengetahui uji apa yang digunakan dalam menguji rata-ratanya, dilakukan uji normalitas dan homogenitas dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows pada taraf signifikansi 5%.

1) Uji Normalitas

Tujuan dilakukan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah gain ternormalisasi motivasi belajar dan media film berdistribusi normal atau tidak. Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : Sampel berdistribusi normal

H1: Sampel tidak berdistribusi normal

Dalam penelitian ini, untuk analisis statistik peneliti menggunakan program SPSS versi 17 for windows. Uji normalitas digunakan uji Shapiro-Wilk. Kriteria pengujian jika nilai probabilitas


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Alimun Hidayat, A.A (2008). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Salemba Medika

Al Muchtar, Suwarma. (2004). Pendidikan dan Masalah Sosial Budaya. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri

Anitah, Sri. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Asnawir dan Basyirudin Usman (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat

Press

Azis Wahab, Abdul dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Alfabeta

Bahri Djamarah, Syaiful. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Branson, M.S.,dkk. (1999). Belajar Civic Education Dari Amerika. Yogyakarta: LKIS

Budimansah, D. dan Suryadi, K. (2008). PKN Dan Masyarakat Multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

B. Uno. (2011). Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara Creswell, John W. (2008). Educational Research. Boston: Pearson Education Daryanto.(2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono, (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Gerlach, V. G. dan Ely, D.P. (1971). Teaching and Media. A Systematic

Approach. Englewood Cliffs: Prentice-Hall, Inc

Hamackek, D.E. (1968). Motivation in Teaching and Learning. Washington, D.C.: National Education Association


(2)

Hamalik, Oemar. (1989). Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti Joyce, Bruce. (2011). Models Of Teaching. Boston: Pearson Education

Kalidjernih, Freddy K. (2011). Penulisan Akademik. Bandung: Widya Aksara Press

Kemp, J.E. dan Dauton, D.K. (1985). Planning and Producing Instructional Media (Fifth Edition). New York: Harper dan Row, Publishers

Komalasari, Kokom. (2011). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Aditama

Lavach, J.F. (1973). The Effect of Arousal an Short and Long Term Memory. Journal of Education Research

Maslow. A.H (1954). Motivation and Personality. New York : Harper & Row McClelland, et al. (1976). The Achievement Motive. New York: Irvington

Nasution, Zulkarimein. (1984). Media Dalam Pembelajaran. Jakarta: CV. Rajawali

Nasution. (2011). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Prayitno, Elida. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: P2LPTK

Rohani, Ahmad. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta Rumampuk. (1988). Media Instruksional IPS. Jakarta: P2LPTK

Rumini, Sri, dkk. (1995). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Unit Percetakan dan Penerbitan Universitas Negeri Yogyakarta

Rowntree, Derek. (1986). Educational Technology in Curriculum Development. London: Harper & Row

Sadiman, (1986). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatanya). Jakarta: Raja Grafindo Persada

Samsuri. (2011). Pendidikan Karakter Warga Negara. Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia

Slavin, R.E. (2000). Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon


(3)

Sudjana, Nana. (1995). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, NS. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sapriya, dkk. (2011). Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan

Suprijanto. (2009). Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT Bumi Aksara Suriasrisumantri, Jujun S. (1990). Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Syah, D., Supardi, dan Hasibuan, Abd Azis. (2007) Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Usman, Basyiruddin. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Winarno. (2009). Kewarganegaraan Indonesia Dari Sosiologis Menuju Yuridis. Bandung: Alfabeta

Internet:

Atkinson, Rita., Atkinson, Richard, C., dan Hilgard, Ernest, R. (1983). Introduction to Psychology, 8th Ed. Harcourt Brace Jovanovich: Inc. [Online]. Avalible at

http://iwanps.wordpress.com/2008/04/17/teori-motivasi/ [Juni 4, 2013]

Berliner, David, C. dan Calfee, Robert.C.(Editor). (1996). Handbook of Educational Psychology. New York: Simon & Schuster Macmillan. [Online]. Avalible at

http://iwanps.wordpress.com/2008/04/17/teori-motivasi/ [Juni 4, 2013]


(4)

Blosser, Patricia E. dan Helgenson, Stanley L. (1990). Selecting Procedures for Improving the Science Curriculum. Columbus, OH: ERIC Clearinghouse for Science, Mathematics, and Environment Education. [Online]. Avalible at

http://iwanps.wordpress.com/2008/04/17/teori-motivasi/ [Juni 4, 2013]

Budiningsih, Asri, C. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Penerbit Rineka Cipta. [Online]. Avalible at

http://iwanps.wordpress.com/2008/04/17/teori-motivasi/ [Juni 4, 2013]

Gage, N.L. dan Berliner, David, C. (1984). Educational Psychology 3rd Ed. Boston: Houghton Mifflin Company. [Online]. Avalible at

http://iwanps.wordpress.com/2008/04/17/teori-motivasi/ [Juni 4, 2013]

Gagne, Ellen, D. (1985). The Cognitive Psychology of School Learning. Boston: Little, Brown and Company. [Online]. Avalible at

http://iwanps.wordpress.com/2008/04/17/teori-motivasi/ [Juni 4, 2013]

Garton, Janetta. (2005). Inquiry-Based Learning. Willard R-II School District: Technology Integration Academy. [Online]. Avalible at

http://iwanps.wordpress.com/2008/04/17/teori-motivasi/ [Juni 4, 2013]

Haury, L. David. (1993). Teaching Science Through Inquiry. Columbus, OH: ERIC Clearinghouse for Science, Mathematics, and Environment Education. [Online]. Avalible at

http://iwanps.wordpress.com/2008/04/17/teori-motivasi/ [Juni 4, 2013]

Huitt, W. (1997). Socioemotional development, Educational Psychology Interactive. Valdosta, GA: Valdosta State University. [Online]. Avalible at http://iwanps.wordpress.com/2008/04/17/teori-motivasi/

[Juni 4, 2013]

http://www.anneahira.com/metodologi-penelitian-kuantitatif.htm. http://www.4skripsi.com/teknik-analisis-data/blog

http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2010/11/teknik-analisis-data.html


(5)

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pkn_0703838_chapter1.pdf

http://carapedia.com/pengertian_definisi_belajar_menurut_para_ahli_info499.htm l

http://id.answers.yahoo.com http://andriez1980.blogspot.com http://@ayuluvemo.co.id.

http://www.tuanguru.com/2012/03/pemanfaatan-video-sebagai-media-pembelajaran.html

http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0351_046052_chapter2(1).pdf http://repository.upi.edu/operator/upload/s_c0351_046052_chapter2(1).pdf http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/

http://pinterdw.blogspot.com/2012/02/motivasi-intrinsik-daekstrinsik.html

http://blog.uin-malang.ac.id/jokopurwanto/2011/04/25/penggunaan-video-sebagai-media-pembelajaran

http://youdant.wordpress.com/2011/06/13/98/

http://iwanps.wordpress.com/2008/04/17/teori-motivasi/

Peraturan:

Undang-Undang Dasar 1945

Undang-undang Sisdiknas No 20 tahun 2003

Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 Tentang Standar Isi

Disertasi:

Kokom Komalasari (2008). Pengaruh pembelajaran Kontekstual Dalam Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Kompetensi Kewarganegaraan Siswa SMP


(6)

Artikel :

1. Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

2. Manfaat Media dalam Kegiatan Belajar Mengajar 3. Ciri Pokok Kegiatan Belajar Mengajar

Makalah:

Yudi Latif. (2012). “Membumikan Cita Hukum Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan” (Makalah pada Seminar Semangat Kebangsaan di Kabupaten Tasikmalaya, tanggal 26 Nopember 2012).

Peraturan UPI:


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMAN 4 KOTABUMI LAMPUNG UTARA

2 18 85

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA DI SMAN 1 TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

6 30 72

PERANAN PEMANFAATAN BLOG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 9 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 25 87

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 2 TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 6

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 2 TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

DAMPAK MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS III SD

0 0 9

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL

0 0 8

PENGARUH MEDIA FILM JENDERAL SUDIRMAN TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA PEMBELAJARAN SEJARAH SMAN 7 PONTIANAK

0 0 10

1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMAN 2 TEBAS

0 0 8

PENGARUH NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

0 0 9