Ghita Triani AS, 2014 Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa
Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Transferability meupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya
hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan
atau digunakan dalam situasi lain. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk
menerapkan hasil penelitian ini maka penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
Dengan demikian, penulis berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya mengaplikasikan
hasil penelitian tersebut di tempat lain.
3. Dependability Reliabilitas
Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut juga dengan reliabilitas. Sugiyono 2010, hlm. 368 menjelaskan dependability sebagai berikut:
Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji
dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian
ke lapangan, tetapi bias memberikan data.
Penelitian ini perlu diuji dependability. Pengujian reliabilitas dilaukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Oleh karena
itu, dalam hal ini penulis bekerja sama dengan pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan maksud supaya penulis dapat
menunjukan jejak aktivitas di lapangan dan mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian peneliitian di lapangan mulai dari menentukan masalah fokus,
memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan yang harus ditunjukkan
oleh peneliti.
4. Confirmability Obyektivitas
Obyektivitas penelitian, Sugiyono 2010, hlm. 368 telah menjelaskannya secara rinci ke dalam paparan berikut ini:
Ghita Triani AS, 2014 Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa
Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Pengujian confirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian
telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kuaitatif, uji confirmabilitiy mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan
secara bersamaan. Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari
proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.
Berkenaan dengan uji confirmability, peneliti berusaha menguji hasil ikatan dengan proses yang dilakukan selama penelitian di lapangan kemudian
mengevaluasinya apakah hasil penelitian tersebut merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau bukan.
Ghita Triani AS, 2014 Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa
Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kesimpulan Umum
Peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa melalui beberapa proses yaitu memberikan hukuman dan sanki yang tegas bagi siswa
meskipun tidak semua siswa melakukan tindakan disiplin atas dasar kesadaran diri. Menerapkan sikap dan perilaku teladan sehingga mampu menjadi sosok
inspiratif bagi siswa. Namun pasti ada saja hambatan yang membuat guru PKn tidak menerapkan perilaku teladan secara konsisten. Manusia selalu tidak luput
dari salah begitupun perilaku teladan dan disiplin yang di tunjukan oleh seorang guru pasti ada pasang surutnya karena memang tidak ada manusia yang sempurna.
Kondisi disiplin siswa ditentukan dan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu keluarga, sekolah dan lingkungan. Sebagian siswa melakukan tindakan disiplin
berdasarkan kesadaran diri sendiri. Namun masih banyak juga siswa yang melakukan disiplin karena terpaksa seperti takut dihukum, berkurangnya nilai.
Ada juga yang memang pengaruh iklim di dalam lingkungan keluarga yang menerapkan tindakan disiplin yang kuat namun kebanyakan pengaruh tersebut
membuat anak merasa terpaksa karena harus wajib mematuhi peraturan dari orang tuanya.
Hukuman atau sanksi bagi siswa yang melanggar aturan yaitu berupa hukuman yang bersifat administratif. Menciptakan metode pembelajaran yang
bermakna dan menyenangkan yang dapat merangsang keaktifan siswa. Membimbing, mengawasi dan mencontohkan kepada siswa dalam menjalankan
program yang dibuat oleh sekolah. Faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam pembinaan kedisiplin di SMK Pasundan 1 Bandung yaitu faktor dalam diri siswa
sendiri seperti susahnya menghilangkan sifat malas, faktor kemajuan teknologi yang banyak mengalihkan perhatian siswa sehingga malas belajar. Kemudian
pengaruh buruk dari program televisi yang kurang mendidik.