PERAN KETELADANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung).

(1)

PERAN KETELADANAN GURU PKN DALAM MEMBINA

KEDISIPLINAN SISWA

(Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh Ghita Triani AS

1001344

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PERAN KETELADANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA

(Studi Deskriptif Di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Oleh:

GHITA TRIANI AS 1001344

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial

© Ghita Triani AS 2014

Universitas Pendidikan Indonesia 2014

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya maupun sebagian, dengan dicetak ulang, di photocopy, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

Halaman Pengesahan Skripsi

GHITA TRIANI AS

PERAN KETELADANAN GURU PKN DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA

(Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Sapriya., M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001

Pembimbing II

Dra. Iim Siti Masyitoh, M.Si NIP. 19620102 198608 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan


(4)

NIP. 19630820 198803 1 001

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari, Tanggal : Senin, 30 Juni 2014

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri dari :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekertaris :

Prof. Dr. H. Sapriya., M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001

3. Penguji : 3.1

Prof. Dr. H. Suwarma AM., SH., M.Pd NIP. 19530211 197803 1 002

3.2

Prof. Dr. H. Aim Abdulkarim, M.Pd NIP. 19590714 198601 1 001

3.3

Drs. Rahmat, M.Si


(5)

ABSTRAK

PERAN KETELADANAN GURU PKn DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA

(Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Bandung)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelanggaran disiplin yang dilakukan siswa semakin bertambah dari waktu ke waktu dapat berpengaruh negatif terhadap kualitas pendidikan di sekolah. Maka dari itu sosok guru yang inspiratif sangat dibutuhkan dalam proses transfer ilmu pengetahuan dan pembinaan karakter disiplin siswa, peneliti merumuskan 5 rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bentuk-bentuk keteladanan guru PKn apa saja yang diprogramkan sekolah dalam upaya membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ? 2. Bagaimana implementasi keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ? 3. Bagaimana kondisi kedisiplinan siswa melalui peran keteladanan guru di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ? 4. Fakor-faktor yang menjadi hambatan dalam pembinaan kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ? 5. Upaya guru PKn untuk mengatasi hambatan dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ? Pendekatan yang digunakan untuk mengungkap permasalahan mengenai peran keteladanan guru dalam membina kedisiplinan siswa adalah pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dalam bentuk observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: 1. Bentuk-bentuk keteladanan guru PKn yang diprogramkan sekolah yaitu selalu taat dan konsisten melaksanakan program sekolah yang berkaitan dengan kehadiran di sekolah, sholat lima waktu dan berjamaah, sekolah bebas asap rokok, berpakaian dan berbahasa sunda pada hari rabu, membimbing dan mengawasi program tadarus Al-Qur’an dan kebersihan kelas, mengikuti pelatihan-pelatihan seperti IHT (In

House Treaning) kurikulum 2013. 2. Implementasi keteladanan guru PKn

ditunjukan dengan selalu berpenampilan rapih dan bersih, kreatif dalam mengekplorasi materi pembelajaran yaitu dengan cara mengadakan metode tanya jawab yang inovatif memberikan hukuman yang bersifat membangun dalam bentuk administratif, memiliki visi yang bagus dalam mendidik siswa. 3. Kondisi kedisiplinan siswa diluar pembelajaran dan dalam pembelajaran PKn termasuk dalam kategori baik, nilai-nilai yang dihasilkan oleh siswa cukup memuaskan, pelanggaran yang terjadi hanya sebatas kesiangan dan tidak memakai seragam sesuai dengan peraturan sekolah. 4. Hambatan-hambatan yang dihadapi guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa yaitu sikap negatif yang muncul dalam diri siswa, pola penanaman disiplin dalam keluarga, gaya hidup, kemajuan teknologi seperti penayalahgunaan internet dan banyaknya sinetron yang tidak mendidik di televisi. 5. Upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam mengatasi hambatan pembinaan kedisiplinan yaitu membangun kerjasama dengan orang tua, pihak sekolah, melakukan home visit dalam membina kedisiplinan siswa, selalu mengajarkan pembelajaran nilai dan moral kepada siswa, membimbing dan mengawasi siswa dalam penggunaan internet dikelas, berusaha menjadi pendengar bagi siswa dalam akademik maupun non akademik. Rekomendasi dari hasil penelitan agar guru PKn selalu membangun sikap teladan dengan konsisten dan siswa selalu menerapkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari.


(6)

ABSTRACT

PERAN KETELADANAN GURU PKn DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA

(Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Bandung)

This research is motivated by the violation of the student discipline is increasing from time to time can negatively affect the quality of education in schools. Thus the figure of inspiring teachers are needed in the process of transfer of knowledge and character discipline students, researchers formulate 5 formulation of the problem as follows: 1. Exemplary forms Civics teacher what the school is planned in an effort to foster the discipline of students in vocational Pasundan 1 Bandung? 2. How exemplary implementation Civics teacher in fostering the discipline of students in vocational Pasundan 1 Bandung? 3. How is discipline students through exemplary role of the teacher in SMK Pasundan 1 Bandung? 4. Factors-factors that are impediments to discipline students in vocational guidance Pasundan 1 Bandung? 5. Civics teacher efforts to overcome obstacles in fostering the discipline of students in vocational Pasundan 1 Bandung? The approach used to uncover issues regarding the role of teachers in fostering exemplary student discipline is a qualitative approach with descriptive methods. Collecting data in the form of observations, interviews and documentation studies. The results showed: 1. Exemplary forms of programmed school Civics teacher is always obedient and consistently implementing school programs related to school attendance, praying five times and the congregation, smoke-free schools, dress and speak Sunda on Wednesday, guiding and oversee programs tadarus Al-Qur'an and hygiene classes, following training as IHT (In House Treaning) curriculum in 2013. 2. Implementation Civics shown by exemplary teachers always look neat and clean, creative in exploring the learning materials that is by holding question and answer method innovative constructive punishment in the form of administrative, have good vision in educating students. 3. Conditions discipline students in learning beyond learning and Civics included in either category, the values produced by the students was satisfactory, only limited violations oversleep and do not wear a uniform in accordance with school rules. 4. Barriers faced Civics teacher in fostering student discipline is the negative attitudes that emerged in students, the pattern of discipline in the family, lifestyle, technological advances such as the internet and many penayalahgunaan soap opera on television that does not educate. 5. Efforts made by teachers in overcoming obstacles Civics coaching discipline of developing cooperation with parents, the school, doing home visit in fostering student discipline, always teaching values and morals taught to students, guide and supervise students in the use of the Internet in class, trying be a listener for students in academic and non-academic. Recommendations from the research results that Civics teacher always build with consistently exemplary attitude and discipline students always apply in everyday life.


(7)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PERAN KETELADANAN GURU PKn DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA

(Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Bandung)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelanggaran disiplin yang dilakukan siswa semakin bertambah dari waktu ke waktu dapat berpengaruh negatif terhadap kualitas pendidikan di sekolah. Maka dari itu sosok guru yang inspiratif sangat dibutuhkan dalam proses transfer ilmu pengetahuan dan pembinaan karakter disiplin siswa, peneliti merumuskan 5 rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bentuk-bentuk keteladanan guru PKn apa saja yang diprogramkan sekolah dalam upaya membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ? 2. Bagaimana implementasi keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ? 3. Bagaimana kondisi kedisiplinan siswa melalui peran keteladanan guru di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ? 4. Fakor-faktor yang menjadi hambatan dalam pembinaan kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ? 5. Upaya guru PKn untuk mengatasi hambatan dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ? Pendekatan yang digunakan untuk mengungkap permasalahan mengenai peran keteladanan guru dalam membina kedisiplinan siswa adalah pendekatan kualitatif, dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dalam bentuk observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: 1. Bentuk-bentuk keteladanan guru PKn yang diprogramkan sekolah yaitu selalu taat dan konsisten melaksanakan program sekolah yang berkaitan dengan kehadiran di sekolah, sholat lima waktu dan berjamaah, sekolah bebas asap rokok, berpakaian dan berbahasa sunda pada hari rabu, membimbing dan mengawasi program tadarus Al-Qur’an dan kebersihan kelas, mengikuti pelatihan-pelatihan seperti IHT (In

House Treaning) kurikulum 2013. 2. Implementasi keteladanan guru PKn

ditunjukan dengan selalu berpenampilan rapih dan bersih, kreatif dalam mengekplorasi materi pembelajaran yaitu dengan cara mengadakan metode tanya jawab yang inovatif memberikan hukuman yang bersifat membangun dalam bentuk administratif, memiliki visi yang bagus dalam mendidik siswa. 3. Kondisi kedisiplinan siswa diluar pembelajaran dan dalam pembelajaran PKn termasuk dalam kategori baik, nilai-nilai yang dihasilkan oleh siswa cukup memuaskan, pelanggaran yang terjadi hanya sebatas kesiangan dan tidak memakai seragam sesuai dengan peraturan sekolah. 4. Hambatan-hambatan yang dihadapi guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa yaitu sikap negatif yang muncul dalam diri siswa, pola penanaman disiplin dalam keluarga, gaya hidup, kemajuan teknologi seperti penayalahgunaan internet dan banyaknya sinetron yang tidak mendidik di televisi. 5. Upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam mengatasi hambatan pembinaan kedisiplinan yaitu membangun kerjasama dengan orang tua, pihak sekolah, melakukan home visit dalam membina kedisiplinan siswa, selalu mengajarkan pembelajaran nilai dan moral kepada siswa, membimbing dan


(8)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengawasi siswa dalam penggunaan internet dikelas, berusaha menjadi pendengar bagi siswa dalam akademik maupun non akademik. Rekomendasi dari hasil penelitan agar guru PKn selalu membangun sikap teladan dengan konsisten dan siswa selalu menerapkan sikap disiplin dalam kehidupan sehari-hari.

Kata kunci : Keteladanan, Guru PKn, Kedisiplinan, Siswa

ABSTRACT

PERAN KETELADANAN GURU PKn DALAM MEMBINA KEDISIPLINAN SISWA

(Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Bandung)

This research is motivated by the violation of the student discipline is increasing from time to time can negatively affect the quality of education in schools. Thus the figure of inspiring teachers are needed in the process of transfer of knowledge and character discipline students, researchers formulate 5 formulation of the problem as follows: 1. Exemplary forms Civics teacher what the school is planned in an effort to foster the discipline of students in vocational Pasundan 1 Bandung? 2. How exemplary implementation Civics teacher in fostering the discipline of students in vocational Pasundan 1 Bandung? 3. How is discipline students through exemplary role of the teacher in SMK Pasundan 1 Bandung? 4. Factors-factors that are impediments to discipline students in vocational guidance Pasundan 1 Bandung? 5. Civics teacher efforts to overcome obstacles in fostering the discipline of students in vocational Pasundan 1 Bandung? The approach used to uncover issues regarding the role of teachers in fostering exemplary student discipline is a qualitative approach with descriptive methods. Collecting data in the form of observations, interviews and documentation studies. The results showed: 1. Exemplary forms of programmed school Civics teacher is always obedient and consistently implementing school programs related to school attendance, praying five times and the congregation, smoke-free schools, dress and speak Sunda on Wednesday, guiding and oversee programs tadarus Al-Qur'an and hygiene classes, following training as IHT (In House Treaning) curriculum in


(9)

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013. 2. Implementation Civics shown by exemplary teachers always look neat and clean, creative in exploring the learning materials that is by holding question and answer method innovative constructive punishment in the form of administrative, have good vision in educating students. 3. Conditions discipline students in learning beyond learning and Civics included in either category, the values produced by the students was satisfactory, only limited violations oversleep and do not wear a uniform in accordance with school rules. 4. Barriers faced Civics teacher in fostering student discipline is the negative attitudes that emerged in students, the pattern of discipline in the family, lifestyle, technological advances such as the internet and many penayalahgunaan soap opera on television that does not educate. 5. Efforts made by teachers in overcoming obstacles Civics coaching discipline of developing cooperation with parents, the school, doing home visit in fostering student discipline, always teaching values and morals taught to students, guide and supervise students in the use of the Internet in class, trying be a listener for students in academic and non-academic. Recommendations from the research results that Civics teacher always build with consistently exemplary attitude and discipline students always apply in everyday life.


(10)

Ghita Triani AS, 2014

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Identifikasi Masalah Penelitian ... 8

C.Rumusan Masalah Penelitian ... 8

D.Tujuan Penelitian ... 9

1. Tujuan Umum ... 9

2. Tujuan Khusus ... 9

E.Manfaat Penelitian ... 9

1. Secara Teoritik ... 10

2. Secara Praktis ... 10

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A.Tinjauan Mengenai Keteladanan Guru ... 12

1. Guru Sebagai Model Teladan ... 12

2. Karakteristik Guru Teladam ... 16

3. Tipe Guru Menurut Sikap Dan Perilakunya ... 20

a. Tipe Guru Apatis ... 21

b. Tipe Guru Sarkastis ... 21

c. Tipe Guru Killer (Agresif) ... 22

d. Tipe Guru Asertif ... 22

4. Indikator Keteladanan Guru ... 24

B.Tinjauan Mengenai Guru PKn ... 29

1. Pengertian Guru PKn ... 29

2. Hak dan Kewajiban Guru PKn ... 31

a. Hak Guru PKn ... 31

b. Kewajiban Guru PKn ... 32

3. Tugas dan Peran Guru PKn ... 33

a. Tugas Guru PKn ... 33


(11)

Ghita Triani AS, 2014

C.Tinjauan Mengenai Pendidikan Kewarganegaraan ... 37

1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 37

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ... 39

D.Tinjauan Mengenai Kedisiplinan ... 41

1. Pengertian Disiplin ... 41

2. Manfaat Disiplin ... 44

3. Tujuan Disiplin ... 45

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedisiplinan ... 48

5. Proses Penanaman Disiplin ... 51

E.Penelitian Terdahulu ... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 57

1. Lokasi Penelitian ... 57

2. Subjek Penelitian ... 57

B.Pendekatan Penelitian Dan Metode Penelitian ... 58

a. Pendekatan Penelitian ... 58

b. Metode Penelitian ... 59

C.Definisi Operasional ... 60

D.Prosedur Penelitian ... 61

1. Tahapan Penelitian ... 61

2. Tahap Perizinan Penelitian ... 61

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 62

E.Teknik Pengumpulan Data ... 63

1. Studi Literatur ... 63

2. Wawancara ... 63

3. Observasi ... 64

4. Studi Dokumentasi ... 65

F. Teknik Analisis Data ... 66

1. Data Reduction (Reduksi Data) ... 66

2. Data Display (Penyajian Data) ... 66

3. Conclusion Drawing/Verification... 66

G. Pengujian Keabsahan Data ... 67

1. Credibility (Kredibilitas) ... 67

a. Perpanjangan Pengamatan ... 67

b. Meningkatkan Ketekunan ... 67

c. Triangulasi ... 68

d. Analisis Kasus Negatif ... 69

e. Menggunakan Bahan Referensi Yang Cukup ... 69

f. Mengadakan Member Check ... 70

2. Transferability ... 70

3. Dependability (Reliabilitas) ... 70


(12)

Ghita Triani AS, 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Umum dan Subjek Penelitian ... 72

1. Sejarah Perkembangan Sekolah ... 72

2. Data perkembangan SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 73

3. Nama Kepemilikan Yayasan, Kepala sekolah dan Staf Sekolah ... 75

4. Keunggulan atau Prestasi yang Pernah diraih ... 79

5. Data Siswa Menurut Umur dan Agamanya ... 80

6. Akreditasi ... 80

7. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ... 83

B.Deskripsi Hasil Penelitian ... 84

1. Observasi ... 84

a. Bentuk-Bentuk Keteladanan Guru PKn yang di Programkan Sekolah Dalam Membina kedisiplinan Siswa di SMK Pasundan 1 Bandung ... 84

b. Implementasi Keteladanan Guru PKn dalam Membina Kedisiplinan Siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 87

c. Bagaimana Kondisi Kedisiplinan Siswa Melalui Peran Keteladanan Guru PKn di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 97

d. Faktor-faktor yang Menjadi Hambatan Dalam Membina Kedisiplinan Siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 99

e. Upaya Guru PKn Mengatasi Hambatan dalam Membina Kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 100

2. Wawancara ... 103

a. Bentuk-Bentuk Keteladanan Guru PKn yang di Programkan Sekolah Dalam Membina Kedisiplinan Siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 103

b. Implementasi Keteladanan Guru PKn dalam Membina Kedisiplinan Siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 106

c. Bagaimana Kondisi Kedisiplinan Siswa Melalui Peran Keteladanan Guru PKn di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 110

d. Faktor-faktor yang Menjadi Hambatan Dalam Membina Kedisiplinan Siswa di SMK Pasundan 1 Bandung ... 113

e. Upaya Guru PKn Mengatasi Hambatan dalam membina Kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 115


(13)

Ghita Triani AS, 2014

C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 117

1. Bentuk-Bentuk Keteladanan Guru PKn yang di Programkan Sekolah Dalam Membina kedisiplinan Siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 117

2. Implementasi Keteladanan Guru PKn dalam Membina Kedisiplinan Siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 124

3. Bagaimana Kondisi Kedisiplinan Siswa Melalui Peran Keteladanan Guru PKn di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 136

4. Faktor-faktor yang Menjadi Hambatan Dalam Membina Kedisiplinan Siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 140

5. Upaya Guru PKn Mengatasi Hambatan dalam Membina Kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung ... 146

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 153

1. Kesimpulan Umum ... 153

2. Kesimpulan Khusus ... 154

B.Saran ... 158

DAFTAR PUSTAKA ... 160 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(14)

Ghita Triani AS, 2014

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Tipe Guru Menurut Sikap dan Perilakunya

Bagan 3.1 Triangulasi dengan Tiga Sumber Pengumpulan Data Bagan 3.2 Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Nilai Akreditasi Program Keahlian Akuntasi 2011 ... 81 Tabel 4.2 Nilai Akreditasi Program Keahlian Adminitrasi Perkantoran

Tahun 2011 ... 82 Tabel 4.3 Nilai Akreditasi Program Keahlian Penjualan Tahun 2011 ... 82 Tabel 4.4 Hasil Observasi Implementasi Keteladanan Guru PKn di Sekolah . 87 Tabel 4.5 Triangulasi Dengan Tiga Sumber

Bentuk-Bentuk Keteladanan Guru PKn yang Berkaitan

dengan Program Sekolah ... 122 Tabel 4.6 Triangulasi Dengan Tiga Teknik Pengumpulan

Bentuk-Bentuk Keteladanan Guru PKn yang

Berkaitan dengan Program Sekolah ... 123 Tabel 4.7 Triangulasi Dengan Tiga Sumber

Implementasi Keteladanan Guru PKn dalam Membina

Kedisiplinan Siswa ... 132 Tabel 4.8 Triangulasi Dengan Tiga Teknik Pengumpulan

Implementasi Keteladanan Guru PKn dalam Membina

Kedisiplinan Siswa ... 134 Tabel 4.9 Pelanggaran Tata Tertib Siswa Semester Genap

Tahun Ajaran 2013/2014 ... 138 Tabel 4.10 Triangulasi Dengan Tiga Sumber

Kondisi Kedisiplinan Siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung .. 138 Tabel 4.11 Triangulasi Dengan Tiga Teknik Pengumpulan

Kondisi Kedisiplinan Siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung .. 139 Tabel 4.12 Triangulasi Dengan Tiga Sumber


(15)

Ghita Triani AS, 2014

Hambatan-Hambatan Dalam membina Kedisiplinan Siswa ... 143 Tabel 4.13 Triangulasi Dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

Hambatan-Hambatan dalam Membina Kedisiplinan Siswa ... 144 Tabel 4.14 Triangulasi Dengan Tiga Sumber

Upaya Guru PKn Mengatasi Hambatan dalam Membina

Kedisiplinan Siswa ... 150 Tabel 4.15 Triangulasi Dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data

Upaya Guru PKn Mengatasi Hambatan dalam Membina


(16)

(17)

1

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan faktor yang berpengaruh bagi kemajuan suatu bangsa. Kualitas pendidikan yang baik diharapkan mampu mencetak generasi penerus yang berkualitas pula. Kualitas pendidikan ditentukan oleh bagaimana peran guru dalam mendidik siswanya. Perbaikan dalam bidang pendidikan merupakan pekerjaan yang sangat penting. Masalah-masalah dalam dunia pendidikan sekarang ini merupakan tanggung jawab semua pihak terkait untuk selalu bekerja sama mengatasinya. Keberhasilan atau kegagalan suatu pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Pertanyaan yang mungkin muncul adalah mengapa guru harus menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat. Mengapa guru harus menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat karena merupakan faktor penting dalam proses membangun pendidikan yang berkualitas. Untuk itu seorang guru harus memiliki kerpribadian yang baik agar menjadi sosok inspiratif bagi siswa. Guru merupakan tokoh penting yang mempengaruhi keberhasilan dalam dunia pendidikan. Tidak dapat dipungkiri juga faktor lain yang mempengaruhi kualitas pendidikan disekolah yaitu sikap disiplin yang diterapkan oleh siswa-siswa dan gurunya. Maka dari itu proses penegakan dan pembinaan kedisiplinan disekolah harus selalu diutamakan. Sosok guru yang inspiratif sangat dibutuhkan dalam proses transfer ilmu pengetahuan dan pembinaan kepribadian siswa agar memiliki akhlak mulia. Sosok inspiratif yang ditunjukan melalui sikap teladan dalam membina karakter siswa menjadi warga negara yang baik.

Menurut Rochman dan Gunawan (2011, hlm. 52) jawabannya yaitu:

Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan kumulatif terhadap Perilaku siswa maupun masyarakat sekitar. Perilaku guru dalam mengajar, secara langsung atau tidak, mempunyai pengaruh terhadap motivasi siswa


(18)

2

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

baik sifatnya yang negatif maupun yang positif artinya jika kepribadian yang ditampilkan guru sesuai dengan norma dan etika segala tutur sapa, sikap dan prilakunya, maka siswa akan termotivasi untuk belajar dengan baik, bukan hanya materi pelajaran sekolah tapi juga persoalan kehidupan yang sesungguhnya.

Harus diakui bahwa “guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan. Walaupun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih. Namun, bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas, maka mustahil akan menimbulkan proses belajar mengajar yang maksimal” (Nurdin, 2008, hlm. 49). Dari pernyataan diatas jelas menunjukan bahwa peran guru sangat vital dalam proses pendidikan. Kemajuan teknologi tidak turut serta menumpulkan kinerja guru. Guru selalu memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Jika dibaratkan guru itu adalah sutradara dalam mengelola kelas untuk mengarahkan siswa bagaimana memainkan perannya yang baik sebagai siswa.

M. Surya dalam Nurdin (2008, hlm. 163) mengatakan bahwa:

Siswa bisa saja mengidamkan gurunya memiliki sifat yang ideal sebagai sumber keteladanan, bersikap ramah dan penuh kasih sayang, penyabar, menguasai materi yang diajarkan, dan mampu mengajar dengan suasana yang menyenangkan. Itulah sebabnya lembaga pendidikan yang berhasil, tidak hanya berasal dari gurunya yang berkualitas secara intelektual, akan tetapi juga ditopang oleh kepribadian yang anggun secara moral dan intelektual.

Pendapat M. Surya diatas jelas memberikan gambaran bahwa pada umumnya siswa berharap gurunya memiliki sikap yang ideal. Guru yang memiliki sikap ideal adalah guru yang bersikap ramah, penuh kasih sayang, penyabar dan mampu mengajar dengan suasana yang menyenangkan. Guru yang berkualitas tidak hanya cerdas akal saja namun ditopang dengan kepribadian yang dapat memberikan pesona kepada siswa untuk mencontohnya.

Mulyasa (2005, hlm. 46) berpendapat bahwa “menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima ataupun mengunakannya secara konstruktif maka telah mengurangi keefektifkan pembelajaran”. Peran dan pungsi keteladananan ini patut dipahami dan tak perlu


(19)

3

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

dijadikan beban yang memberatkan sehingga dengan keterampilan dan kerendahan hati akan memperkaya arti pembelajaran. Siswa pun akan menaruh hormat dengan penuh ketulusan dalam menyambut segala perilaku yang diperlihatkan oleh seorang guru. Dan akan merasa kehilangan ketika sang pendidik tidak ada disekitar mereka.

Keteladanan dalam diri seseorang akan berpengaruh terhadap lingkungannya. Demikian pula dengan keteladanan yang ditunjukan oleh guru akan memberikan dampak positif bagi siswanya. Karena guru sebagaimana makna filosofisnya yang terkandung dari kata guru yaitu “digugu” dan “ditiru”. Digugu bermakna senantiasa ditiru oleh siswanya. Ditiru bermakna bahwa perilaku yang ditampilkan guru akan diikuti oleh siswanya. Ada juga pepatah yang mengatakan

bahwa “guru kencing berdiri murid kencing berlari”. Ungkapan tersebut dapat dimaknai bahwa apa yang dilakukan oleh guru akan ditiru oleh siswanya.

Menurut Rochman dan Gunawan (2011, hlm. 50) bahwa:

Guru merupakan teladan bagi peserta didik, bahkan semua orang menganggapnya sebagai guru akan meneladaninya. Guru professional memiliki kepribadian baik yang menjadi teladan dalam segala bentuk tingkah laku dan ucapannya. Hidupnya menjadi percontohan yang akan

membawa peserta didik ke jalan yang benar”.

Peran guru harus mampu menjadi suri teladan bagi siswa dan berpegang teguh pada peraturan, profesi guru merupakan pekerjaan yang mulia yang menuntut dedikasi yang tinggi. Guru harus memiliki kepribadian yang mampu diteladani oleh siswanya.

Mengutip pernyataan yang dilontarkan oleh Imam Ghazali dalam Musbikin (2010, hlm. 17) bahwa:

Seorang yang berilmu dan bekerja dengan ilmunya itu, dialah yang dinamakan orang besar dibawah kolong langit ini. Ia bagai matahari yang memberi cahaya orang lain, sedangkan ia sendiri pun bercahaya, ibarat minyak kasturi yang baunya dinikmati orang lain, ia sendiripun harum. Penjelasan diatas menunjukan bahwa profesi guru bukan hanya teladan bagi siswanya saja tetapi juga sebagai panutan bagi masayarakat. Panutan yang


(20)

4

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

memberikan cahaya kepada orang-orang disekitarnya. Cahaya yang terpancar dari pribadi seorang guru adalah akhlak mulia, kearifan dan terpuji. Tidak terkecuali guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) harus memberikan teladan yang baik bagi siswa. Karena dalam pembelajaran PKn diajarkan mengenai pendidikan karakter yang didalam nya terdapat nilai-moral, disiplin, kemandirian untuk menjadi bekal menjadi warga negara yang baik. Tujuan pendidikan kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya adalah menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Somantri dalam Ubaedilah dan Rozak (2010, hlm. 15) mengatakan bahwa: Pendidikan Kewarganegaraan ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut: (a)

Civic education adalah kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah; (b) Civic education meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat

menumbuhkan hidup dan perilaku yang lebih baik dalam masyarakat demokratis dan (c) dalam Civic education termasuk pula hal-hal yang menyangkut pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi, dan syarat-syarat objektif untuk hidup bernegara. Dengan kata lain dapat kita simpulkan bahwa Pendidikan kewarganegaraan (civic education) berusaha menggabungkan unsur-unsur dari komponen-komponen pendidikan kewarganegaraan (civic education) diatas melalui strategi pembelajaran yang demokratis, interaktif serta humanis dalam lingkungan yang demokratis.

Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tugas guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) bertujuan menumbuhkan perilaku siswa agar lebih baik dan demokratis, bukan hanya di sekolah tetapi juga dalam kehidupan di masyarakat. Karena Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) bertujuan agar siswa tidak hanya cerdas secara teoritis semata namun disertaidengan tindakan nyata dengan mengaplikasikan sikap dan prilaku yang baik di sekolah dan di masyarakat. Maka dari itu guru PKn harus memberikan contoh terlebih dahulu kepada siswa. Lebih dari apapun sosok atau figur yang baik akan dicontoh dan dijadikan panutan bahkan dijadikan sebagai idolanya. Guru PKn juga harus mampu menyelesaikan masalah-masalah pendidikan yang terjadi salah satunya adalah masalah kedisiplinan.


(21)

5

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Disiplin sangat penting bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin adalah kunci awal kesuksesan siswa dalam menyelesaikan studinya. Dalam buku pengantar disiplin nasional (1995, hlm. 15) bahwa:

Dalam membentuk disiplin ada pihak yang memiliki kekuasaan lebih besar yaitu guru, sehingga mempengaruhi pihak lain (siswa) kearah tingkah laku yang diinginkannya. Sebaliknya pihak lainnya memiliki ketergantungan pada pihak yang memiliki kekuasaan (guru), sehingga pihak lainnya (siswa) bisa menerima apa yang diajarkan kepadanya. Hal ini berarti bahwa karakteristik penting dari situasi pembentukan disiplin adalah kehadiran

gejala “kekuasaan-ketergantungan”.

Pemaparan diatas dapat dipahami bahwa dalam membetuk disiplin guru sebagai pihak yang memiliki kekuasaan yang lebih besar dapat mempengaruhi siswa kearah tingkah laku yang diinginkannya. Karena siswa memiliki ketergantungan kepada guru sehingga siswa bisa menerima apa yang diajarkan kepadanya.

Menurut Danim (2011, hlm. 137) mengemukakan bahwa:

Disiplin diri atau self-discipline adalah kemampuan memosisikan diri sendiri untuk mengambil tindakan tanpa menghiraukan suasana emosional (ability to get yourself to take action regardless of your emotional state). Disiplin diri adalah kompanyon energi diri untuk mewujudkan kehendak. (Self-discipline is the companion of will power). Disiplin diri adalah kontrol diri dan konsistensi diri. Disiplin diri adalah realisasi diri dan indenpendensi. (self-discipline is self-control and self-restraint. Self

discipline is self reliance and independence).

Penjelasan diatas bermakna bahwa perilaku disiplin juga dapat tumbuh karena adanya kesadaran dalam diri. Disiplin timbul karena diri mampu memosisikan tindakan tanpa menghiraukan suasana emosional. Disiplin diri juga akan membentuk kumpulan-kumpulan energi yang membentuk semangat dalam mewujudkan kehendak. Disiplin diri juga mampu mengontrol diri dalam bertindak dan bersikap serta menjalankanya dengan konsisten. Maka dari itu siswa harus memiliki kesadaran diri dalam menjalankan disiplin. Siswa yang berdisiplin diri akan mampu memosisikan diri, membangun kumpulan-kumpulan energi positif


(22)

6

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

dalam mewujudkan kehendak dan akan bersikap konsisten dalam menjalankannya.

Kenyataan dilapangan ditemukan masih banyak siswa yang tidak peduli dengan pelaksanaan disiplin disekolah. Tingkat kedisiplinan siswa umumnya masih tergolong memprihatinkan. Pelanggaran disiplin yang terjadi diantaranya, siswa tidak mengenakan atribut sekolah lengkap, terlambat datang kesekolah, tidak mengumpulkan tugas pada waktunya dan lain-lain. Bahkan banyak perilaku negatif yang dilakukan oleh para siswa, bahkan melampaui batas wajar. Karena telah menjurus pada tindak melawan hukum, melanggar tata tertib, melanggar moral agama, kriminal, dan telah membawa akibat yang sangat merugikan bagi masyarakat.

Pelanggaran yang dilakukan siswa yang semakin bertambah dari waktu ke waktu akan berpengaruh negatif terhadap penegakan disiplin di sekolah dan dapat berpengaruh negatif juga terhadap kondisi disiplin di masyarakat. Globalisasi dan kemajuan teknologi yang saat ini berkembang dituduh sebagai salah satu penyebab berubahnya pola pikir generasi muda. Di era global adanya perubahan paradigma yang mengarah pada pembentukan perilaku meniru. Perilaku meniru siswa sebagai generasi muda yang rentan terpengaruh menyebabkan siswa lebih memosisikan informasi dan kemajuan teknologi sebagai tuntunan perilakunya. Sehingga tidak bisa dipungkiri akan mempengaruhi karakter siswa khususnya dalam hal kedisiplinannya.

Guru harus mempunyai strategi khusus dalam membina kedisiplinan siswa, Menurut Mulyasa (2005, hlm. 25)

Seperti alat pendidikan lain, jika guru tidak memiliki rencana tindakan yang benar akan mengakibatkanguru melakukan kesalahan yang tidak perlu. Seringkali guru memberikan hukuman kepada peserta didik tanpa melihat latar belakang kesalahan yang dilakukannya, tidak jarang guru yang memberikan hukuman kepada peserta didik tanpa melihat latar belakang kesalahan yang dilakukannya, tidak jarang guru yang memberikan hukuman melampaui batas kewajaran pendidikan (malleducatif).


(23)

7

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Kesimpulannya, guru harus mampu mengkoreksi diri sehingga penegakan disiplin akan terbina dengan baik. Maka dari itu jangan menjadi guru yang hanya ditakuti siswa akan tetapi mampu disegani, dihormati dan dibutuhkan oleh siswanya. Guru harus mampu memosisikan diri dengan mengontrol emosi dan tidak memperlihatkan kemarahan berlebihan. Selain itu guru juga tidak boleh pasif. Guru harus mampu berinteraksi dengan siswa sehingga tidak menghambat proses pembelajaran. Sejalan dengan itu Naim (2009, hlm. 167) mengemukakan bahwa “demikian halnya dalam pembelajaran, guru akan menghadapi situasi-situasi yang menuntut mereka harus melakukan tindakan disiplin kepada siswanya”. Dalam kerangka penegakan disiplin, selain memberikan contoh secara nyata kepada murid, guru dapat memasukan teladan, memotivasi, dorongan, dan makna penting disiplin kepada siswanya.

Hubungan antara siswa dengan guru yang ditentukan oleh perlakuan guru terhadap siswa, oleh siswa terhadap guru tertentu, oleh stereotip budaya dari guru sebagai kelompok, dan teknik kedisiplinan yang digunakan akan mempengaruhi siswa terhadap mata pelajaran. Disiplin melibatkan respon guru terhadap perilaku-perilaku siswa yang tidak baik, seperti berbicara tidak senonoh, meninggalkan kelas tanpa izin, mengucapkan kata-kata yang tidak bersahabat dan sarkastis, atau yang lebih parah yaitu berkelahi dan tawuran (Sarbaini, 2012, hlm. 2).

Jannah dkk. (2012, hlm. 26-27) memaparkan bahwa, salah satu strategi untuk mendisiplinkan siswa adalah dengan cara berpakaian rapi, bertutur kata dengan sopan dan pantas, menegur siswa dengan kata-kata yang halus dan bijak, memberi motivasi kepada siswa. Karena guru dalam menerpakan karakter disiplin juga berperan sebagai pemelihara disiplin. Guru selalu memberikan contoh yang baik terhadap siswa. Setiap siswa yang mendapat tindakan dari guru karena pelanggaran yang dilakukannya, siswa tersebut berusaha berhati-hati lagi dalam bersikap dan berprilaku. Disiplin banyak memberikan manfaat bagi yang melaksanakannya. Kemudian, bahwa salah satu manfaat disiplin tersebut adalah mengajarkan keteraturan. Dinyatakan juga bahwa untuk mengurangi pelanggaran


(24)

8

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

kedisiplinan siswa disekolah adalah dengan bekerja sama dengan guru-guru dan staf sekolah serta orang tua siswa untuk senantiasa mengarahkan anak didiknya pada hal positif.

SMK Pasundan 1 Bandung merupakan sekolah menengah kejuruan yang sudah bersertifikat ISO, yang harus mumpuni dalam segi administrasi, sarana dan prasarana serta pembinaan siswa-siswinya disekolah. Dalam tahap pra penelitian murid-murid di SMK Pasundan 1 Bandung 90% adalah perempuan karena kompetensi keahlian disekolah ini adalah manajemen dan bisnis. Jumlah siswa di SMK Pasundan 1 Bandung ini terhitung banyak, maka dari itu dibutuhan pengelolaan yang baik dalam membina karakter disiplin siswa. Maka dari itu guru diharapkan mampu memperlihatkan profesionalitasnya guna memberikan teladan yang baik kepada murid tidak terkecuali guru pendidikan kewarganegaraan (PKn). Dengan demikian penelitian ini dikemas dengan judul:

“PERAN KETELADANAN GURU PKn DALAM MEMBINA

KEDISIPLINAN SISWA”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarakan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya sikap disiplin.

2. Pelanggaran yang dilakukan siswa disekolah semakin bertambah dari waktu ke waktu.

3. Guru sering melakukan kesalahan yang tidak perlu dalam membina kedisiplinan siswa.

4. Banyak guru yang kurang tegas dalam memberikan sanksi bagi siswa yang melanggar aturan sekolah.

5. Karakter kurang disiplin siswa bisa disebabkan karena guru kurang berwibawa didepan siswa.


(25)

9

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dalam penelitian ini dirumuskan masalah penelitian secara umum yaitu: bagaimana peran guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa.

Melihat rumusan masalah tersebut begitu luas, maka penulis akan membatasi masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bentuk-bentuk keteladanan guru PKn apa saja yang diprogramkan di sekolah dalam upaya membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung ? 2. Bagaimana implementasi keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan

siswa di SMK Pasundan 1 Bandung ?

3. Bagaimana kondisi kedisiplinan siswa melalui peran keteladanan guru di SMK Pasundan 1 Bandung ?

4. Apa saja faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam pembinaan kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung ?

5. Upaya guru PKn untuk mengatasi hambatan dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Sesuai dengan rumusan masalah, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung.

2. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut yaitu ingin:


(26)

10

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

a. Mengetahui dan memahami bentuk-bentuk keteladanan guru PKn berkaitan dengan program sekolah dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung.

b. Mengetahui dan memahami implementasi keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung.

c. Mengetahui dan memahami kondisi kedisipinan siswa melalui peran keteladanan guru PKn di SMK Pasundan 1 Bandung.

d. Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang menjadi hambatan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung.

e. Mengetahui dan memahami upaya yang dilakukan guru PKn untuk mengatasi faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini sangat diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi dunia pendidikan dalam menggali persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung melalui keteladanan guru.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teoritis berupa konsep-konsep baru untuk guru PKn sebagai gambaran untuk meningkatan keteladanan dan profesionalitasnya dalam membina kedisiplinan siswa di SMK Pasundan 1 Bandung

2. Secara Praktis a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan yang jelas untuk meningkatkan keteladanan dalam membina


(27)

11

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

kedisiplinan siswa disekolah. Selain itu juga agar guru selalu konsiten dalam meningkatkan pembinaan kedisiplinan siswa di sekolah.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk meningkatkan kedisiplinan dalam diri siswa untuk tidak melanggar peraturan sekolah. Juga memberikan masukan kepada siswa agar selalu menumbuhkan sikap disiplin dalam dirinya kemudian menerapkannya disekolah, keluarga dan di masyarakat.

c. Bagi Sekolah,

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan temuan yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memperbaiki peraturan-peraturan sekolah dalam upaya membina kedisiplinan siswa. Selain itu supaya sekolah selalu menerpakan aturan secara tegas dan konsisten.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian demi bagian dalam skripsi. Skripsi ini terdiri dari lima bab.

Bab I Pendahuluan, pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang

penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Pustaka, menjelaskan tentang teori keteladanan guru, PKn,

Kedisiplinan dan penelitian terdahulu.

Bab II Metode Penelitian, berisi penjabaran metode penelitian, lokasi dan

subjek penelitian, Prosedur Penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, dan analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab hasil penelitian dan


(28)

12

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran, bab kesimpulan dan saran ini menyajikan

penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.Bab ini berisi tentang kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari analisis data, pembahasan dan saran-saran.


(29)

57

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Menurut pendapat Nasution (2009, hlm. 49) lokasi penelitian menunjukan pada pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya tiga unsur yaitu, pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat diobservasi.

Lokasi penelitian diadakan di SMK Pasundan 1 Kota Bandung yang beralamat di Jl. Balong Gede No.44 kota Bandung. Lokasi penelitian dipilih oleh peneliti karena memenuhi keriteria yang diharapkan oleh peneliti yang dapat menunjang terhadap penelitan yang dilakukan.

2. Subjek Penelitian

Sebuah penelitian memerlukan data dan informasi dari berbagai sumber yang dapat memberikan data dan informasi yang sesuai dengan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan. Maka dari itu peneliti terlebih dahulu harus menentukan subjek penelitian yang dapat menunjang keberhasilan penelitian yang akan dilakukan. Subjek penenlitian tersebut dapat dijadikan sumber data dan informasi selama penelitian berlangsung. Nasution (2003, hlm. 32) mengemukakan bahwa:

Dalam penelitian kualitatif yang dijadikan sampel hanyalah sumber yang dapat memberikan informasi. Sampel dapat berupa hal, peristiwa, manusia, situasi yang diobservasi. Sering sampel dipilih secara

“purposive” bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian.


(30)

58

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.

Adapun yang menjadi informan atau subjek penelitian, diantaranya:

a. Ibu Dra Hj. Tati Mutiara sebagai kepala sekolah di SMK Pasundan 1 Bandung. Beliau bersedia menjadi informan yang memberikan informasi atau gambaran secara umum mengenai keteladanan guru PKn di SMK Pasundan 1 Bandung.

b. Ibu Mustika Ambarwati, M.Pd. beliau sebagai guru mata pelajaran PKn di SMK Pasundan 1 Bandung.

c. Bapak Cahyono, S.Pd. beliau merupakan salah satu guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMK Pasundan 1 Bandung

d. Sepuluh siswa yang dijadikan sampel yang dipilih secara acak dari 2 tingkatan kelas (kelas X dan XI)

B. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Dalam (Syaodih, 2012, hlm. 60) “penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok”. Pendekatan ini dipilih oleh peneliti untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam penelitian.

Moleong (2011, hlm. 6) mengemukakan pengertian penelitian kualitatif sebagai berikut:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.


(31)

59

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Menurut Sugiyono (2011, hlm. 14) mengemukakan pengertian penelitian kualitatif sebagai berikut:

Adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambil sampel sumber data dilakukan secara purposive dan

snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis

data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Penggunaan pendekatan di atas, diharapkan peneliti dapat memperoleh gambaran tentang peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian yang hakikatnya adalah mengamati status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang serta berusaha untuk memahaminya.

Menurut Syaodih (2012, hlm. 54) bahwa:

Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variable-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif adalah metode dalam bentuk kata-kata yang digunakan dalam penelitian agar mendapatkan data-data yang akurat dari subjek penelitian. Metode deskriptif ini digunakan tentunya dengan pertimbangan bahwa masalah yang menjadi kajian penelitian ini adalah untuk memaparkan peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa.


(32)

60

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

C. Definisi Operasional

Definisi operasional perlu dirumuskan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman antara pembaca dan penulis tentang berbagai pengertian yang ada dalam penelitian ini.

1. Keteladanan Guru

Guru yang teladan merupakan figur yang segala tingkah laku, tutur katanya mampu mempengaruhi peserta didik atau siswa ke jalan yang benar. Guru yang teladan selalu berusaha tepat waktu datang kesekolah, menjauhi perilaku bolos mengajar, menjaga penampilan dan tutur katanya di depan siswa, memiliki ketulusan dan integritas dalam menjalankan kewajibannya, memiliki empatik yang tinggi kepada siswa dan selalu berusaha meningkatkan kompetensi mengajarnya.

2. Guru PKn

Guru PKn merupakan faktor yang sangat berperan penting dalam menerapkan pendidikan karakter yang baik kepada siswa yang berarti termasuk juga sikap disiplinnya. Karena tujuan utama dari mata pelajaran PKn adalah menjadikan siswa menjadi warga negara yang baik dan dapat menjadi membanggakan nusa dan bangsa.

3. PKn

Pendidikan Kewarganegaran merupakan mata pelajaran yang pokus kepada pembentukan warga negara yang mentaati dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibanya sebagai warga negara yang berkualitas. Selain itu agar siswa mampu menjadi warga negara yang terampil dan memiliki karakter yang baik ketika terjun dalam kehidupan di masyarakat sesuai dengan makna yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945.


(33)

61

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

4. Kedisiplinan

Disiplin merupakan sikap yang mampu memposisikan dirinya dengan benar karena dorongan dari energi-energi yang positif dari dalam diri dan orang-orang yang berada di sekitar. Sikap disiplin juga dapat tumbuh karena kebiasaan dan gaya hidup disiplin yang dibentuk sejak dini. Disiplin juga timbul karena diri mampu memosisikan tindakan tanpa menghiraukan suasana emosional. Sikap disiplin diri juga mampu mengontrol diri dalam bertindak dan bersikap serta menjalankanya dengan konsisten. Siswa yang berdisiplin diri akan mampu memosisikan diri, membangun kumpulan-kumpulan energi positif dalam mewujudkan kehendak dan akan bersikap konsisten dalam menjalankannya.

D. Prosedur Penelitian

Untuk memudahkan proses penelitian, maka terdapat beberapa tahap dalam penelitian yang disusun secara sistematis. Tahap tersebut antara lain:

1. Tahapan Penelitian

Tahap persiapan penelitian diawali dengan melakukan pengamatan awal dengan mendatangi SMK Pasundan 1 Kota Bandung dengan melakukan kegiatan pra penelitian guna memperoleh informasi dari guru tersebut untuk menggali mengenai permasalahan dan untuk menentukan fokus kajian dalam penelitan, dan selanjutnya peneliti mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan apa yang akan diteliti.

2. Tahap Perizinan Penelitian

Perizinan ditempuh untuk melaksanakan prosedur yang semestinya harus dilewati dalam proses penelitian, dan perizininan juga diupayakan kepada instansi terkait untuk memudahkan peneliti dalam melaksanakan proses penelitian. Adapun prosedur yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Mengajukan surat permohonan izin penelitian kepada rektor UPI Bandung melalui jurusan PKn, ditandatangani oleh ketua Jurusan PKn, selanjutnya


(34)

62

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

diteruskan kepada Dekan FPIPS melalui Pembantu Dekan I untuk mendapatkan surat rekomendasi.

b. Mengajukan surat izin penelitian ke SUBAG MAWA Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan melampirkan foto copy proposal skripsi yang telah di sahkan oleh kedua pembimbing, tanda bukti pembayaran SPP, dan foto copy KTM (Kartu Tanda Mahasiswa).

c. Pembantu Dekan I FPIPS mengeluarkan surat rekomendasi permohonan izin penelitian untuk disampaikan kepada rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional.

d. Rektor UPI melalui Pembantu Rektor Bidang Akademik dan Hubungan Internasional mengeluarkan surat permohonan izin mengadakan penelitian untuk disampaikan pada kepala sekolah SMK Pasundan 1 Kota Bandung. e. Setelah mendapatkan izin kemudian peneliti melakukan penelitian di tempat

yang telah ditentukan yaitu di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

3. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, dimana peneliti mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah disusun untuk memecahkan fokus masalah. Penelitian ini berupa penelitian kualitatif deskriptif, jadi pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada tahapan yang ada pada penelitian kualitatif. Adapun langkah-langkah yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Menghubungi sekolah untuk meminta informasi dan meminta izin untuk melaksanakan penelitian.

b. Menghubungi guru PKn yang akan diwawancarai.

c. Melaksanakan wawancara dengan narasumber terkait sesuai dengan kesepakatan diantaranya guru PKn, kepala sekolah dan siswa-siswa yang terpilih menjadi subjek penelitian.

d. Melakukan pengamatan secara langsung dan terus menerus dalam proses kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan pedoman observasi


(35)

63

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

e. Melakukan studi dokumentasi disertai dengan catatan sesuai dengan fokus permasalahan di lapangan.

f. Penulis mengkaji literatur yang berkaitan dengan fokus penelitian.

g. Membuat catatan yang diperlukan dan dianggap penting yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

h. Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis sehingga menghasilkan kesimpulan.

E.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara:

1. Studi Literatur

Pada tahap ini peneliti melakukan apa yang disebut dengan kajian pustaka yaitu dengan mempelajari, buku-buku yang menjadi sumber dalam penelitian, memperoleh gambaran dan informasi dari hasil penelitian terdahulu yang sejenis. Dengan tujuan untuk memperoleh landasan teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Landasan teori merupakan pijakan awal bagi peneliti untuk memahami permasalahan yang akan diteliti

2. Wawancara

Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskritif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Adakalanya juga wawancara dilakukan secara kelompok. Wawancara ditujukan untuk memperoleh data dari individu dilaksanakan secara individual (Syaodih, 2012, hlm. 216).

Wawancara digunakan oleh peneliti untuk mengetahui bagaimana peran keteladanan guru PKn dalam membina kedisiplinan siswa. Dalam wawancara ini


(36)

64

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

peneliti mewawancarai kepala sekolah, guru PKn dan Siswa, dengan terlebih dahulu menyediakan pertanyaan disesuaikan dengan cara implementasi pendidikan. Adapun pertanyaan itu meliputi apakah keteladanan guru mempunyai peran dalam membina kedisiplinan siswa diSMK Pasundan 1 Kota Bandung.

3. Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsun. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif” (Syaodih, 2012, hlm. 220).

Menurut pendapat Sutrisno Hadi dalam (Sugiono, 2011, hlm. 203) mengemukakan bahwa, “observasi merupakan suatu proses kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan”.

Menurut Nasution (Sugiyono, 2010, hlm. 64) menyatakan bahwa

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.

Guba dan Lincoln (Moleong, 2011, hlm. 174) mengemukakan beberapa alas an pentingnya pengamatan dalam penelitian kualitatif, yaitu :

Pertama, teknik pengamatan ini didasarkan atas pengalaman secara langsung. Jika suatu data yang diperoleh kurang meyakinkan, biasanya peneliti ingin menanyakannya kepada subjek, tetapi karena ia hendak memperoleh keyakinan tentang keabsahan data tersebut, jalan yang ditempuhnya adalah mengamati sendiri yang berarti mengalami langsung peristiwanya. Kedua, teknik pengamatan juga memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Ketiga, pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data. Keempat, sering terjadi ada keraguan pada peneliti. Kelima, teknik


(37)

65

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

pengamatan memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit. Keenam, dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

Manfaat observasi sebagaimana yang disebutkan oleh Patton dalam (Sugiyono, 2010, hlm. 67-68) adalah

a. Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu memahami konteks data yang holistik dan menyeluruh.

b. Dengan observasi akan diperoleh pengalaman secara langsung, sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jika tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya. Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau discovery. c. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak

diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu karena telah dianggap biasa dank arena itu tidak akan terungkap dalam wawancara.

d. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitive atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga.

e. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang di luar persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang lebih komprehensif.

f. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan daya yang kaya tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan suasana situasi social yang diteliti.

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa observasi atau pengamatan sangat penting dilakukan dalam penelitian kualitatif. Maka dari itu peneliti berusaha mengamati secara langsung apa yang menjadi objek atau kajian yang berhubungan langsung dalam penelitian

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi, dan wawancara dari penelitian kualitatif. Menurut Bogdan ( Sugiyono, 2011, hlm. 329)

hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih kredibel/dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di


(38)

66

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

Studi dokumentasi dilakukan oleh peneliti dengan cara mengumpulkan, memahami, menganalisis, temuan-temuan penting, dokumen-dokumen, foto-foto kegiatan penelitian, serta data-data yang dapat memberikan kontribusi dalam pelaksanaan penelitian. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa studi dokumentasi ini dapat menunjang data pada penelitian kualitatif yang dilakukan peneliti. Agar informasi atau data yang diperoleh selama penelitian dapat lebih dipercaya keakuratannya sehingga penelitian ini dapat mencapai hasil yang maksimal.

F. Teknik Analisis Data

Dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan Model Miles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011, hlm. 337) ‘bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh’. Aktifitas dalam analisis data yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi dapat memberikan gambaran dan kemudahan kepada peneliti untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.peneliti melakukan penyajian data yang dilakukan dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Dalam hal


(39)

67

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

ini Miles dan Huberman (Sugiono, 2011, hlm. 341) menyatakan juga ‘bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif’.

3. Conclusion Drawing/Verification

Langkah ketiga dalam proses analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian ini diharapkan menjadi temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Yang mana temuan berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

G. Pengujian Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2010, hlm. 363) “data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data sesungguhnya

terjadi pada obyek penelitian”. Sedangkan menurut Moleong (2012, hlm. 324) menyebutkan bahwa keabsahan data yang diperoleh dari penelitian kualitatif mempunyai derajat kepercayaan (credibility). Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.

1. Credibility (Kredibilitas)

Sugiyono (2011, hlm. 368) mengemukakan bahwa uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check”. Serangkaian aktivitas uji kredibilitas data tersebut penulis terapkan dalam penelitian ini sebagai berikut:


(40)

68

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Peneliti melakukan perpanjangan pengamatan guna memperoleh data yang memang sesuai dengan yang terjadi dilapangan. Sehingga diperoleh data yang sahih (valid) dari sumber data dengan cara meningkatkan intensitas pertemuan dan melakukan penelitian dalam kondisi yang wajar dan waktu yang tepat. Dengan perpanjangan pengamatan ini, membuat hubungan peneliti dengan narasumber semakin akrab, semakin terbuka dan saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi.

b. Meningkatkan Ketekunan

Menurut pendapat Sugiyono (2011, hlm. 370) “meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis”. Selanjutnya menurut Sugiyono (2011, hlm. 371) “dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak”. Peneliti meningkatkan ketekunan dalam penelitian dengan melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, sehingga data atau peristiwa dapat direkam secara pasti dan sistematis tentang apa yang diamati. Selain itu, dengan kegiatan ini peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak.

c. Triangulasi

Moleong (2011, hlm. 330) mengemukakan “bahwa triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber

lainnya”. Sedangkan Sugiyono mengemukakan triangulasi data diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu, yaitu:


(41)

69

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibiltas data yang dilakukan dengan cara mngecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Bagan 3.1 Bagan 3.1

Triangulasi dono, 2010, hlm. 372) B

Bagan 3.1

Triangulasi dengan Tiga Sumber Pengumpulan Data (Sumber: Sugiyono, 2010, hlm. 372)

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Bagan 3.2

Triangulasi dengan Tiga Teknik Pengumpulan Data (Sumber: Sugiyono, 2010, hlm. 372)

3) Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.

Kepala Sekolah SMK Pasundan 1 Kota Bandung

Kepala Sekolah SMK Pasundan 1 Kota Bandung

Guru PKn SMK Pasundan 1 Kota

Bandung Siswa SMK

Pasundan 1 Kota Bandung


(42)

70

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

d. Analisis Kasus Negatif

Kasus negatif menurut Sugiyono (2011, hlm. 374) adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data yang berbeda ataupun bertentangan dengan data yang telah ditemukan di lapangan. Dengan adanya kasus negatif ini maka peneliti harus mencari tahu dan menggali secara mendalam mengapa masih ada data yang berbeda.

e. Menggunakan Bahan Referensi Yang Cukup

Peneliti juga menggunakan bahan referensi yang cukup untuk meningkatkan akan kebenaran data yaitu dengan menggunakan bahan dokumentasi, berupa dokumentasi dari hasil observasi, wawancara dengan subjek penelitian yang dilakukan, foto-foto atau dokumen autentik. Sehingga informasi yang didapatkan akan menjadi valid dan dapat dipercaya. Menggunakan referensi yang cukup adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.

f. Mengadakan Member Check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada pemberi data tujuan dari member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut valid, sehingga semakin kredibel, begitu pula sebaliknya. Dengan adanya member

check maka informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan

laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan. Dalam penelitian ini penulis melakukan member check kepada semua sumber data terutama kegiatan yang berhubungan dengan guru PKn dan kegiatan siswa di SMK Pasundan 1 Kota Bandung.

2. Transferability


(43)

71

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Transferability meupakan validitas eksternal dalam penelitian kuantitatif.

Validitas eksternal menunjukan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer berkenaan dengan kenyataan, hingga mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif yang penulis lakukan sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian ini maka penulis dalam membuat laporan memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.

Dengan demikian, penulis berharap pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian ini, sehingga dapat menentukan dapat atau tidaknya mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

3. Dependability (Reliabilitas)

Dalam penelitian kualitatif, dependability disebut juga dengan reliabilitas. Sugiyono (2010, hlm. 368) menjelaskan dependability sebagai berikut:

Suatu penelitian yang reliable adalah apabila orang lain dapat mengulangi/ merefleksi proses penelitian tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji

dependability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan

proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan proses penelitian ke lapangan, tetapi bias memberikan data.

Penelitian ini perlu diuji dependability. Pengujian reliabilitas dilaukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Oleh karena itu, dalam hal ini penulis bekerja sama dengan pembimbing untuk mengaudit terhadap keseluruhan proses penelitian dengan maksud supaya penulis dapat menunjukan jejak aktivitas di lapangan dan mempertanggungjawabkan seluruh rangkaian peneliitian di lapangan mulai dari menentukan masalah/ fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan keabsahan data, sampai membuat kesimpulan yang harus ditunjukkan oleh peneliti.

4. Confirmability (Obyektivitas)

Obyektivitas penelitian, Sugiyono (2010, hlm. 368) telah menjelaskannya secara rinci ke dalam paparan berikut ini:


(44)

72

Ghita Triani AS, 2014

Peran keteladanan Guru PKN dalam membina kedisiplinan siswa (Studi Deskriptif di SMK Pasundan 1 Kota Bandung)

Pengujian confirmability dalam penelitian kualitatif disebut dengan uji obyektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah disepakati banyak orang. Dalam penelitian kuaitatif, uji confirmabilitiy mirip dengan uji dependability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

Berkenaan dengan uji confirmability, peneliti berusaha menguji hasil ikatan dengan proses yang dilakukan selama penelitian di lapangan kemudian mengevaluasinya apakah hasil penelitian tersebut merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan atau bukan.


(1)

yang bervariatif agar dapat merangsang keaktifan siswa dan motivasi belajar siswa menjadi tinggi.

b. Guru PKn diharapkan selalu membangun kewibawaan dengan menerapkan sikap teladan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari baik disekolah maupun dilingkungan tempat tinggal.

c. Guru PKn diharapkan selalu mengingatkan siswa akan pentingnya menerapkan budaya disiplin dalam kehidupan sehari-hari melalui berbgai cara seperti memebrikan pembelajaran nilai moral, contoh teladan, dan pemberian sanksi yang tegas bagi siswa yang melanggar.

d. Guru PKn diharapkan tetap berusaha mengatasi hambatan-hambatan dalam pembinaan kedisiplinan siswa disekolah lewat kerjasama dengan orang tua siswa, kepala sekolah ataupun dengan staf bimbingan dan konseling.

3. Bagi Siswa

a. Siswa diharapkan selalu menerapkan karakter disiplin dalam kegiatan pembelajaran dan kehidupan sehari-hari agar dapat menjadi kebiasaan yang bermanfaat bagi kehidupan siswa.

b. Siwa diharapkan mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam dirinya seperti sifat malas ke sekolah dan malas belajar, penyalahgunaan internet, terlalu sering menonton televisi dan menggunakan gadget.

c. Siswa diharapkan agar memanfaatkan kelebihan dari teknologi dan tidak menyalahgunakan kemajuan teknologi kearah yang negatif.

d. Siswa diharapkan selalu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa karena siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler terlihat lebih aktif dikelas.


(2)

a. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan lebih meningkatkan pengembangan metode dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn.

b. Lebih meningkatkan penerapan dan penanaman pendidikan karakter di sekolah

c. Lebih meningkatkan dalam bentuk penelitian lebih lanjut terhadap penguatan pembinaan kedisiplinan disekolah.


(3)

Daftar Pustaka

Sumber Buku:

Aedy, Hasan, H. (2009). Karya Agung Sang Guru Sejati. Bandung: Alfabeta. AL-munir, Mahmud, Samir, (2004). Guru teladan dibawah bimbingan Alloh.

Jakarta: Gema Insani.

Anounimous. (1995). Disiplin Nasional. Jakarta: Balai Pustaka.

Anounimous. (2003). Modul Acuan Proses Pembelajaran Mata kuliah

pengembangan Kepribadian. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Bagian Proyek Tenaga Akademik.

Buchari, dkk. (2010). Pembelajaran Studi Sosial. Bandung : Alfabeta.

Danim, Sudarman. (2011). Pengembangan Profesi Guru. Edisi 1. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Daryono.M, dkk. (2008). Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. (2005). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005

tentang guru dan dosen. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Fuadi.A, dkk. (2012). Menjadi guru insiratif. Yogyakarta: PT Benteng Pustaka. Koesoema. A, Doni. (2010). Pendidikan Karakter (strategi mendidik anak

dijaman global).Cetakan ke-2. Jakarta: Grasindo.

Moleong, Lexy, J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakraya. Musbikin, imam. (2010). Guru yang Menakjubkan. Yogyakarta: Buku biru. Naim, Ngainun. (2009). Menjadi Guru Inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(4)

Nasution, S. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__________(2009). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurdin, Muhammad. (2008). Kiat Menjadi Guru Profesional. Cetakan ke-1. Yogyakarta: Ar RUZZ Media.

Qomaruzzaman, Bambang. (2011). Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila

(pendekatan NLP). Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Rochman, Chaerul dan Gunawan, Heri. (2011). Mengembangkan kompetensi

kepribadian guru. Bandung: Nuansa Cendekia.

Rohani, Ahmad. (2010). Pengelolaan Pengajaran. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Sapriya dkk. (2010). Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Edisi Revisi. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Soemantri, Numan. (1976). Metode Mengajar Civics. Jakarta: Erlangga

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Cetakan Ke-10. Bandung: Alfabeta.

________. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakakan ke-12. Bandung: Alfabeta.

Sumantri, Numan. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Syaodih, Nana, Sukmadinata. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan ke-8. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Ubaedillah, A dan Rozak, Abdul. (2012). Pendidikan Kewarganegaraan Civic

Education (Pancasila Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.

Jakarta: Prenada Media Group.

Uno, Hamzah, B. (2008). Profesi Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(5)

Wibowo, Agus dan Hamrin. (2012). Menjadi Guru Berkarakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wuryan, Sri & Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Cetakan ke-1. Bandung: Laboraturium Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia. Yusuf, Syamsu & Sugandhi, Nani, M. (2012). Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Zayadi, Ahmad dan Majid, Abdul. (2005). Tadzkirah: pembelajaran pendidikan

agama Islam (PAI) berdasarkan pendekatan kontekstual. Jakarta: Raja

Grafindo Persada Sumber Skripsi:

Gian, Ikhsan, Muhamad. (2013). Peran Guru PKn dalam Upaya Meningkatkan

Disiplin siswa. Studi Kasus di SMK Negeri 1 Cimahi. Skripsi pada

Sarjana FPIPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Jungjunan, Ricky. (2012). Peran Guru Pkn dalam Membentuk Karakter Disiplin

Siswa. Studi Deskriptif di SMAN 1 Ciasem Kabupaten Subang. Skripsi

pada Sarjana FPIPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Purwanti, Rani, Yulia. (2010). Peran Guru PKn dalam Meningkatkan

kedisiplinan Siswa Melalui Metode Keteladanan Guru. Skripsi Pada

Sarjana FPIPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Sawitriani. (2013). Pengaruh Persepsi Siswa Terhadap Keteladanan Guru Terhadap Sikap Tawadu’ Pada Siswa Kelas VIII dan IX MTS Tarqiyatul

Himmah Pabela Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2013. Skripsi

Program Studi Pendidikan Agama Islam STAIN. Tidak diterbitkan. Sumber Artikel Jurnal:

Jannah, dkk. (2012). Peranan Guru dalam Menerapkan Karakter Disiplin Siswa

di SMA 11 Banjarmasin. Laboratorium Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn) FKIP Unlam dan Asosiasi Sarjana dan Dosen PPKn Kalimantan Selatan.

Sarbaini. (2012). Pembinaan Kepatuhan Peserta Didik Terhadap Norma Sekolah Studi Kasus di SMA Korpri Banjaramsin. Laboratorium Pendidikan


(6)

Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) FKIP Unlam dan Asosiasi Sarjana dan Dosen PPKn Kalimantan Selatan.

Yaumi, Muhammad. (2010). Urgensi Keteladanan Guru Dalam Membentuk Karakter Anak Bangsa.Online. Tersedia di: http://www.scribd.com/doc/33044252/Urgensi-Keteladanan-Guru-Dalam-Membentuk-Karakter-Anak-Bangsa.

Dokumen:

Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.