r = korelasi Product Moment antara belahan ganjil-genap atau awal-akhir
Ridwan, 2010: 113 Perhitungan untuk menguji reliabilitas dilakukan setelah validitas
instrumen terpenuhi. Jadi, butir item yang diuji reliabilitasnya adalah instrumen yang valid saja. Setelah butir item yang tidak valid dibuang, baru kemudian
instrumen tersebut dibelah menjadi dua bagian. Kemudian dihitung korelasi antara belahan yang satu dengan belahan lain korelasi antara total skor
masing-masing belahan. Nilai korelasi yang diperoleh merupakan nilai korelasi untuk setengah instrumen. Untuk memperoleh korelasi seluruh item,
nilai r yang diperoleh tersebut dimasukkan ke rumus Spearman Brown. Selanjutnya, nilai R Spearman Brown tersebut diinterpretasikan menurut
kriteria yang digunakan untuk memperoleh kesimpulan, apakah instrumen tersebut reliabel, cukup reliabel, kurang reliabel atau pun tidak reliabel.
F. Pengumpulan dan Analisis Data
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, data yang ingin diperoleh dikumpulkan melalui instrumen yang berbentuk lembar observasi. Instrumen
untuk mengukur kemampuan membaca disusun dalam bentuk cheklistV dengan beberapa pernyataan dan dua pilihan jawaban yatidak. Instrumen
seperi ini diberlakukan pemberian skor 1 untuk jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah. Sedangkan instrumen yang digunakan untuk
mengukur kreativitas anak diberikan skor 0 untuk Tidak Pernah TP, 1 untuk
Jarang J, 2 untuk Kadang-kadang KD, 3 untuk Sering S, dan 4 untuk Sangat Sering SS.
Pemberian nilaiskor dengan perhitungan seperti di atas berlaku untuk pernyataan itembutir instrumen yang positif. Sedangkan untuk instrumen
negatif, berlaku kebalikannya. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Dimana, peneliti bersama guru akan melakukan
observasi dengan menggunakan instrumen yang telah disusun. Data yang telah diperoleh dari pretest dan postest selanjutnya diolah
dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1.
Memberikan skor jawaban siswa sesuai dengan sistem penskoran yang ditetapkan.
2. Membuat tabel skor pretest dan postest siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol. 3.
Menghitung gain score, yaitu selisih antara skor postest dengan pretest. 4.
Peningkatan kompetensi yang terjadi sebelum dan sesudah perlakuan dihitung dengan rumus gain ternormalisasi, yaitu:
Gain ternormalisasi g= Hake dalam Meltzer,
2002 dalam Lindawati, 2010. Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi sebagai berikut.
Tabel 3.3 Klasifikasi Nilai Gain Ternormalisasi
Besarnya Gain g Interpretasi
g 0,7 Tinggi
0,3 g 0,7 Sedang
g 0,3 Rendah
Untuk menentukan uji statistik yang digunakan, terlebih dahulu ditentukan normalitas data dan homogenitas varians. Pengujian normalitas
dengan menggunakan Uji Lyllifors. Pengujian model distribusi normal dengan menggunakan uji lillyfors sama seperti pada uji Kolmogorov-Smirnov, yaitu
kumulasi proporsi dibandingkan dengan fungsi distribusi pada distribusi probabilitas normal.
Fungsi distribusi pada distribusi probabilitas normal ditemukan melalui tabel, sehingga data perlu ditransformasikan ke nilai baku. Selisih maksimum
dalam bentuk harga mutlak, dengan rumus sebagai berikut. T= sup I Φ-∑p I
Kriteria pengujiannya seperti berikut ini. Tolak H
jika T T
tabel
Terima H jika T ≤ T
tabel
5. Menguji homogenitas varians skor kemampuan membaca dan skor
kreativitas menggunakan uji variansi dua peubah bebas dengan rumus sebagai berikut.
F = , 2010: 140
Dalam hal ini, berlaku ketentuan bila harga F
hitung
lebih kecil atau sama dengan F
tabel,
maka H diterima dan H
a
ditolak. H diterima berarti varians
homogen. Jika sebaran data normal dan homogen, uji signifikansi dengan statistik
uji t dengan menggunakan uncorrelated dataindependent sample t-test. Namun, apabila data tidak normal, maka pengujian dilanjutnya dengan analisis
nonparametrik Man whitney atau uji U . Setelah data diperoleh atau terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Analisis tersebut dilakukan dengan membandingkan rerata kedua kelompok dengan menggunakan uji t.
Adapun rumus uji t tersebut adalah sebagai berikut. t=
, , -
..0..1 23 213
2 21
Seniati, dkk, 2005:128
keterangan dari simbol-simbol tersebut sebagai berikut. M1 = rata-rata skor kelompok 1
M2 = rata-rata skor kelompok 2 SS1 = sum of square kelompok 1
SS2 = sum of square kelompok 2 n1 = jumlah subjek kelompok 1
n2 = jumlah subjek kelompok 2 SS1 = ∑X
1
–
∑
SS2 = ∑X
2
–
∑4 5
Bila n1=n2, dan varians tidak homogen, maka dapat digunakan rumus berikut ini.
t =
6 6 -
7 1 2
71 1 21
, 2010: 138
x1 = rata- rata skor kelompok 1 x2 = rata-rata skor kelompok 2
s1 = simpangan baku kelompok 1 s2 = simpangan baku kelompok 2
n1= jumlah subjek kelompok 1 n2 = jumlah subjek kelompok 2
Dengan dk = n1–1 atau dk = n2–1 , jadi derajat kebebasan dk bukan n1+ n2 – 2 Phopan, 1973 dalam Sugiyono, 2010: 139
Jika hasil perhitungan diperoleh nilai t
hitung
t
tabel
, pada tingkat kepercayaan 95 α= 0,05, maka hipotesis dapat diterima. Penerimaan
hipotesis ini mengandung makna bahwa perlakuan yang diberikan kepada subjek penelitian memberikan dampak yang positif.
G. Tahap Penelitian