Instrumen Penelitian Proses Pengembangan Instrumen

a. Kelancaran, yaitu kemampuan anak mengungkapkan sebanyak mungkin gagasan dan pikirannya dalam bentuk simbol, gambar, dan atau kata-kata, yang dituangkan ke dalam mind mapping. b. Keluwesan, yaitu kemampuan anak menemukan, mengungkapkan, atau memetakan ide, pikiran maupun gagasan sentral ke cabang-cabang mind mapping-nya. c. Keaslian, yaitu kemampuan anak menuangkan ide, gagasan, ataupun pikiran ke dalam mind mapping sesuai dengan imajinasinya sendiri. d. Elaborasi, yaitu kemampuan anak menjelaskan atau menceritakan mind mapping yang telah dibuat bersama guru atau yang dibuatnya sendiri. 3. Anak usia dini yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak yang sedang menempuh pendidikan di TK, khususnya kelompok B usia 5-6 tahun yang tergabung di TK Negeri Pembina Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau tahun ajaran 20102011.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menjaring berbagai data yang relevan. Instrumen yang digunakan berupa lembar unjuk kerja kemampuan membaca dini dan lembar observasi kreativitas anak serta dokumentasi. Unjuk kerja digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak khususnya dalam hal membaca. Anak diminta untuk melakukan kegiatan membaca, melalui semacam instrumen yang telah dipersiapkan. Sehingga memungkinkan guru maupun peneliti dapat memantau kemampuan membaca setiap anak. Observasi digunakan untuk mengukur kreativitas dan kemampuan membaca anak yang ditunjukkan selama proses pembelajaran berlangsung. Tingkat kreativitas anak yang diamati dapat dilihat dari sudut kelancaran, keluwesan, keaslian, dan elaborasi. Data yang dihasilkan melalui lembar observasi ini merupakan skala ordinal karena instrumen ini menggunakan skala bertingkat sebagaimana dalam Sugiyono 2008: 93-94, dengan kisaran 0-4 dengan alternatif pilihan sebagai berikut: sering sekali = 4, sering = 3, kadang-kadang= 2, jarang = 1, dan tidak pernah = 0. Indikator-indikator dari alternatif pilihan itu adalah: sering sekali, artinya responden tidak pernah tidak melakukannya; sering, artinya responden pernah tidak melakukannya; kadang- kadang, artinya responden melakukan tetapi jarang; jarang artinya responden lebih sering tidak melakukannya; dan tidak pernah artinya responden tidak pernah melakukannya. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian No Variabel Indikator No item Jumlah item Pulta Respon den 1. Membaca a. Mengenal lambang- lambang bunyikata 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 17, 18, 19, 20 28 observa si anak

E. Proses Pengembangan Instrumen

Data penelitian untuk kedua variabel dikumpulkan melalui lembar observasi yang telah disusun. Keabsahan atau kesahihan hasil penelitian sangat ditentukan oleh data yang dihasilkan alat ukurinstrumen yang digunakan. Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan telah memenuhi syarat- syarat alat ukur yang baik atau tidak, sehingga menghasilkan data yang sesuai dengan apa yang diukur, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen itu sendiri. Pengembangan instrumen dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut. b. Melafalkan lambang-lambang bunyikata tersebut. c. Memahami lambang-lambang bunyikata 11, 12, 13, 14, 15, 16 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 2. Kreativitas a. Kelancaran b. Keluwesan c. Keaslian d. Elaborasi 1, 2, 3, 4, 5, 6 7, 8, 9, 10, 11, 12 13, 14, 15 16, 17, 18 19, 23 20, 21, 22, 24, 25, 26 26 observa si anak 1. Judgment Expert Instrumen penelitian harus memperoleh judgment beberapa ahli yang berkaitan dengan variabel yang akan kita teliti. Judgment ini sangat berguna bagi peneliti dalam rangka memperoleh instrumen yang memenuhi syarat dan kriteria instrumen yang baik menurut para ahli yang berkompeten dalam bidang yang akan diteliti. Sehingga dengan instrumen tersebut dapat dikumpulkan atau diperoleh data yang baik pula. Pendapat ahli judgment expert, dimaksudkan dalam rangka untuk memenuhi validitas konstruk Contruct Validity. Setelah pengujian konstruk dari ahli selesai, maka diteruskan dengan ujicoba instrumen Sugiyono, 2010: 352 Instrumen dalam penelitian ini melalui proses judgment oleh dua orang dosen yang dipandang ahli di bidang membaca dini dan kreativitas anak. Berdasarkan hasil judgment instrumen kemampuan membaca dini yang dimintai pertimbangan kepada penimbang I, beliau menyatakan bahwa instrumen yang telah disusun sudah cukup mewakili aspekindikator kemampaun membaca dini. Namun, beliau juga memberikan saran untuk mencermati konsistensi penggunaan kata “dapat” dan “mampu” dalam redaksi pernyataan atau butir item. Selain itu, beliau juga menyarankan untuk menyesuaikan contoh kata dalam redaksi pernyataan dengan tema yang sedang berlangsung dalam proses pembelajaran lembar validasi instrumen terlampir. Sedangkan instrumen yang diminta pertimbangannya kepada penimbang II mendapatkan beberapa masukan yang sangat berarti bagi penulis. Adapun masukan tersebut adalah untuk instrumen kemampuan membaca, beliau menyarankan untuk melengkapi butir item dengan contoh hurufkata yang digunakan dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Selain itu, beliau juga menyarankan untuk menyertakanmembedakan antara definisi konseptual dengan definisi operasional dari variabel penelitian. Untuk variabel kreativitas, beliau menyarankan untuk mengembangkan instrumen menjadi lebih banyak butir itemnya karena pada waktu dihadapkan kepada penimbang II, instrumen ini hanya memiliki 16 butir item yang mewakili empat indikator. Setelah memperoleh masukan dari dua ahli tersebut, penulis langsung mengadakan perbaikanrevisi instrumen sesuai dengan saran yang telah diberikan. Untuk variabel kemampuan membaca yang tadinya berjumlah 26 butir item, berkembang menjadi 28 butir item. Demikian pula dengan redaksional butir item, telah ditetapkan konsistensi penggunaan kata dapat dalam setiap butir item. Sedangkan variabel kreativitas berkembang dari awalnya 16 menjadi 26 butir item lembar validasi terlampir. Meskipun telah melewati proses revisi, instrumen tersebut belum dapat langsung digunakan untuk kegiatan penelitian. Akan tetapi, harus diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Validitas dan reliabilitas penting untuk dapat menghasilkan data yang baik. Hal ini sependapat dengan Sugiyono Ridwan, 2010: 109 mengatakan bahwa setelah pengujian konstruk selesai dari para ahli, maka diteruskan dengan uji coba instrumen. Instrumen yang telah disetujui para ahli tersebut dicobakan pada sampel di mana subjek penelitian digunakan. 2. Uji Validitas Arikunto Riduwan, 2008: 109 menyebutkan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu ditentukan korelasi antara bagian- bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir, dengan rumus Person product moment, sebagai berikut. r XY = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Dimana: r xy = koefisien korelasi X = skor tiap item Y = skor total n = jumlah peserta tes selanjutnya dihitung uji t dengan rumus: t hitung = √ dimana: t = nilai t hitung r = koefisien korelasi hasil r hitung n= jumlah responden Distribusi t tabel t untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = n – 2. Kaidah keputusan: Jika t hitung t tabel , berarti valid, sebaliknya Jika t hitung t tabel , berarti tidak valid Ridwan, 2010: 110 3. Uji Reliabilitas Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi dan dapat dipercaya jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur itu stabil, dapat diandalkan dependability dan dapat diramalkan predictability. Suatu alat ukur yang mantap tidak berubah-ubah pengukurannya dan dapat diandalkan karena penggunaan alat ukur tersebut berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa Nazir, 2009: 134. Sehubungan dengan reliabilitas, Scarvia B. Anderson, dkk Arikunto, 2010 menyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validitas dan reliabilitas itu penting. Dalam hal ini, validitas lebih penting, dan reliabilitas perlu, karena menyokong terbentuknya validitas. Hal ini mengandung pengertian bahwa sebuah instrumen mungkin reliabel, tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah instrumen yang valid biasanya reliabel. Oleh sebab itu, tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi rendahnya reliabilitas instrumen. Reliabilitas instrumen pada penelitian ini dihitung dengan metode split half belah dua. Metode belah dua menggunakan sebuah tes dan dicobakan satu kali single test-single trial method. Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru diperoleh reliabilitas setengahnya saja. Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes, dapat ditentukan dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, seperti yang dijabarkan berikut ini. R= , dimana: R = koefisien internal seluruh item r = korelasi Product Moment antara belahan ganjil-genap atau awal-akhir Ridwan, 2010: 113 Perhitungan untuk menguji reliabilitas dilakukan setelah validitas instrumen terpenuhi. Jadi, butir item yang diuji reliabilitasnya adalah instrumen yang valid saja. Setelah butir item yang tidak valid dibuang, baru kemudian instrumen tersebut dibelah menjadi dua bagian. Kemudian dihitung korelasi antara belahan yang satu dengan belahan lain korelasi antara total skor masing-masing belahan. Nilai korelasi yang diperoleh merupakan nilai korelasi untuk setengah instrumen. Untuk memperoleh korelasi seluruh item, nilai r yang diperoleh tersebut dimasukkan ke rumus Spearman Brown. Selanjutnya, nilai R Spearman Brown tersebut diinterpretasikan menurut kriteria yang digunakan untuk memperoleh kesimpulan, apakah instrumen tersebut reliabel, cukup reliabel, kurang reliabel atau pun tidak reliabel.

F. Pengumpulan dan Analisis Data

Dokumen yang terkait

Perencanaan Sistem Drainase Di Kota Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Riau

5 66 98

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK KELOMPOK B DI TK Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Metode Eksperimen Pada Anak Kelompok B Di TK Aisyiyah 64 Surakarta Tahun Ajaran 2013 / 2014.

0 1 14

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELOMPOK B3 TK ISLAM BAKTI XI SURAKARTA.

0 0 12

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK NEGERI PEMBINA SRAGEN PADA KELOMPOK B TAHUN UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK NEGERI PEMBINA SRAGEN PADA KELOMPOK B TAHUN PELAJARANAN 2010/2011.

0 0 16

PENDAHULUAN UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK NEGERI PEMBINA SRAGEN PADA KELOMPOK B TAHUN PELAJARANAN 2010/2011.

0 0 9

EFEKTIVITAS MEDIA DADU HURUF DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK TAMAN KANAK-KANAK : Kuasi Eksperimen di Kelompok B TK Negeri Centeh Bandung.

0 0 92

IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN BUDI PEKERTI PADA ANAK USIA DINI DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA.

0 21 163

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PAPAN FLANEL PADA ANAK KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN Turina Dyah Puspitorini TK NEGERI PEMBINA

0 4 11

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK USIA DINI KELOMPOK B PADA TK PEMBINA CAWAS

3 2 92

Strategi Pemberdayaan Kaum Pedagang Perempuan di Pasar Baru Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

0 0 13