Ariqa Nurwilda Sugiarti, 2015 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA SYARIAH UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN MUSLIM DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
No Data
Aspek Sub-Aspek
Metode Sumber
Pemerintah Daerah
Kebijakan pemerintah daerah
kota Bandung mengenai wisata
syariah Wawancara,
Data Sekunder
Disbudpar Kota
Bandung, MUI Jabar
Kota Bandung
2 Faktor
Eksternal Peluang
dan Ancaman
- Pesaing
Perkembangan wisata syariah di
negara tetangga Media,
Buku, Jurnal DisbudparJ
awa Barat, P-P2Par
ITB
- Kebijakan
pemerinta h Pusat
- Peraturan
Majelis Ulama
Indonesia -
Restoran bersertifikasi
halal, -
Usaha Pariwisata
Syariah -
Hotel Syariah, -
Spa Syariah Data
Sekunder, Observasi,
Wawancara Kemenpar
ekraf , Majelis
Ulama Indonesia
Wisatawan Jumlah kunjungan
wisatawan muslim
mancanegara ke kota Bandung
Data Sekunder,
Kuesioner Disbudpar
Kota Bandung,
Kemenpar ekraf
Sumber : Hasil Olahan Data, 2015
F. Analisis Data
Analisis Data menurut Hasan 2006, hlm. 29 adalah memperkirakan atau dengan menentukan besarnya pengaruh dari suatu beberapa kejadian
terhadap suatu beberapa kejadian lainnya, serta memperkirakan meramalkan kejadian lainnya. Proses analisis data dimulai dengan
menelaah seluruh data yang diperoleh baik melalui hasil kuesioner dan bantuan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Analisis Kuesioner
Penelitian ini menggunakan Skala Likert sebagai pedoman penafsiran. Skala Likert merupakan jenis skala yang mempunyai
realibilitas tinggi dalam mengurutkan manusia berdasarkan intensitas sikap tertentu Nasution, 2000, hlm. 63.
Skala Likert dalam menafsikan data relatif mudah. Skor yang lebih tinggi menunjukkan sikap yang lebih tinggi taraf atau intensitasnya
dibanding dengan skor yang lebih rendah Nasution, 2000, hlm. 63 .
Ariqa Nurwilda Sugiarti, 2015 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA SYARIAH UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN MUSLIM DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah angket Skala Likert dengan empat alternatif jawaban,
yaitu:
Tabel 3.3. Kategori Skala Likert Pernyataan
Nilai
Sangat Setuju Selalu Sangat Baik 4
Setuju Sering Baik 3
Tidak Setuju Hampir Tidak Pernah Kurang Baik 2
Sangat Tidak Setuju Tidak Pernah Sangat Tidak Baik 1
Sumber : Sugiyono, 2010
Penggolongan kategori tiap indikator dihitung berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil kuesioner dengan cara mengalihkan besar
bobot nilai pada kategori tertentu yang telah ditetapkan dengan jumlah responden yang menjawab masing-masing kategori tersebut.
Berdasarkan dengan 45 responden wisatawan nusantara dan 25 responden wisatawan mancanegara, maka dapat ditentukan bobot
penilaian dengan menggunakan jarak yang dapat dihitung melalui nilai tertinggi dan nilai terndah sebagai berikut :
Jarak = Jarak tertinggi
– Jarak terendah Nilai tertinggi
= Total responden x Bobot terbesar Nilai terendah
= Total responden x Bobot terkecil Interval
= Jarak Banyaknya Kelas
2. Analisis Matriks EFE dan Matriks EFI
a. Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal
SWOT adalah salah satu strategi untuk menggambarkan bagaimana manajemen menyelaraskan peluang-peluang dan
ancaman-ancaman yang dihadapi organisasi dengan kekuatan dan kelemahannya, sehingga menghasilkan empat rangkaian
alternatif strategi Rufaidah, 2012 Metode
ini mengarah
pada brainstorming
untuk menciptakan strategi-strategi alternatif yang mungkin tidak
terpikirkan oleh manajemen. Metode analisis SWOT dipilih
Ariqa Nurwilda Sugiarti, 2015 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA SYARIAH UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN MUSLIM DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
karena merupakan bentuk analisis situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif atau memberi gambaran terhadap suatu
masalah. Analisis ini menempatkan situasi dan kondisi Kota Bandung yang aktual dan faktual sebagai faktor masukan yang
kemudian dikelompokkan menurut konstribusinya masing- masing, baik itu kekuatan, kelemahan, peluang, ataupun
ancaman. Penggunaan metode ini nantinya diharapkan akan menghasilkan suatu analisis dan pilihan strategis strategic
analysis and choices yang menyeluruh, agar dapat digunakan untuk menentukan faktor penentu keberhasilan dan faktor
kegagalan. SWOT mempunyai tujuan untuk memilah pokok masalah dan memudahan dalam pendekatan strategis. Selain
itu diharapkan pengembangan kawasan kota syariah yang dilakukan senantiasa terarah dan terfokus. Inti dari SWOT
adalah perumusan strategi gabungan dari IFAS Internal Strategic Factors Summary dengan komponen EFAS
External Strategic Factors Summary sehingga menghasilkan empat macam straegi kombinasi untuk dianalisa lebih lanjut.
3. Matrix External Factor Evaluation EFE
Analisis evaluasi
faktor eksternal
dilakukan untuk
mengembangkan faktor peluang yang kiranya dapat dimanfaatkan dan faktor ancaman yang perlu dihindari. Dalam analisis ini faktor
lingkungan eksternal yang akan diidentikasi antara lain politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, infrastruktur dan lain sebagainya.
Dalam mengevaluasi faktor tersebut digunakan matriks evaluasi faktor eksternal EFE.
1 Susunlah dalam kolom 1 5 sampai dengan 10 peluang dan
ancaman. 2
Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 sangat penting sampai dengan 0,0 tidak penting. Faktor-
faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis. Nilai bobot dinilai dan dihitung
menggunakan metode “Paired Comparation”, yaitu metode
Ariqa Nurwilda Sugiarti, 2015 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA SYARIAH UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN MUSLIM DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
yang digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot pada setiap faktor penentu eksternal serta faktor-faktor dalam
struktur industri. Penentuan bobot dari setiap faktor digunakan skala 1, 2, dan 3, dimana arti nilai tersebut sebagai berikut :
1 = Jika faktor horizontal kurang penting daripada faktor vertikal
2 = Jika faktor horizontal sama penting daripada faktor vertikal
3 = Jika faktor horizontal lebih penting daripada faktor vertikal
Bobot dari setiap faktor dengan menentukan proporsi nilai setiap faktor terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan
menggunaan rumus berikut :
Keterangan : ai = bobot faktor ke-i Xi = nilai faktor ke-i
i = 1,2,...,n Bentuk nilai pembobotan tersebut dapat dilihat pada Tabel
3. 4 berikut ini : Tabel 3.4. Pembobotan Matrik
EFE “Paired Comparation”
Faktor penentu
Eksternal
A B
C Total
A B
C Jumlah
Sumber: David, 2004 hlm.131
3 Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor
dengan memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif peluang yang semakin
Ariqa Nurwilda Sugiarti, 2015 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA SYARIAH UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN MUSLIM DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating +1. Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1, sebaliknya jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4
4 Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3,
untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor
yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 outstanding sampai dengan 1,0 poor
5 Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan
mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
6 Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4, untuk
memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana
perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama. Berikut tabel untuk
matrik EFE Tabel 3.5 :
Tabel 3.5. Matriks Evaluation Factors Eksternal EFE Key External
Factor Bobot
Rating Skor
Peluang -
-
Ancaman -
-
Total 1,00
Sumber : Umar, Husein. 2008, hlm. 249
Ariqa Nurwilda Sugiarti, 2015 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA SYARIAH UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN MUSLIM DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
4. Matrik Internal Factors Evaluation IFE
Matrik IFE digunakan untuk mengetahui fator-faktor internal yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Berikut
tahapan kerja dari matrik IFE : 1
Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan Susunlah dalam kolom 1 5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman.
2 Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
paling penting sampai dengan 0,0 tidak penting. Berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut posisi strategis perusahaan. Semua
bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00. Nilai bobot dinilai dan dihitung menggunakan teknik “Paired
Comparation ”. yaitu metode yang digunakan untuk memberikan
penilaian terhadap bobot pada setiap faktor penentu internal serta faktor-faktor dalam struktur industri. Penentuan bobot dari setiap
faktor digunakan skala 1, 2, dan 3, dimana arti nilai tersebut sebagai berikut :
1 = Jika faktor horizontal kurang penting daripada faktor vertikal
2 = Jika faktor horizontal sama penting daripada faktor vertikal 3 = Jika faktor horizontal lebih penting daripada faktor vertikal
Bobot dari setiap faktor dengan menentukan proporsi nilai setiap faktor terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor dengan menggunaan
rumus berikut :
Keterangan : ai = bobot faktor ke-i Xi = nilai faktor ke-i
i = 1,2,...,n
Bentuk nilai pembobotan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. 6
Ariqa Nurwilda Sugiarti, 2015 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA SYARIAH UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN MUSLIM DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6. Pembobotan Matrik
IFE “Paired Comparison”
Faktor penentu
Internal A
B C
Total
A B
C Jumlah
Sumber: David, 2004 hlm.131
3 Hitung rating dalam kolom 3 untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 outstanding sampai dengan 1 poor berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan
yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif semua variabel yang masuk kategori kekuatan diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4
sangat baik dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif,
kebalikannya. Contohnya jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan
jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4, ratingnya adalah 1, sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit
ratingnya 4 4
Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 outstanding sampai dengan 1,0 poor
5 Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung
6 Jumlahkan skor pembobotan pada kolom 4, untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-
faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaanlainnya dalam
kelompok industri yang sama. Berikut tabel untuk matrik IFE Tabel 3.7 :
Ariqa Nurwilda Sugiarti, 2015 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA SYARIAH UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN MUSLIM DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7. Matriks Internal Factors Internal IFE
Sumber : Umar, Husein 2008, hlm. 249.
5. Postitioning Kuadran SWOT
Setelah memasukkan data kedalam matrik Eksternal Factors Evaluation EFE dan Internal Factors Evaluation IFE dan
memberi bobot dan rating untuk masing-masing poin. Tahapan kerja yang selanjutnya adalah menghitung jumlah skor yang didapat dari
kedua matrik tersebut, yang dimana hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui positioning, suatu wilayah atau kawasan dilihat dari
potensi yang ada. Postitioning yang dimaksud disini adalah postitioning untuk mengetahui posisi potensi Kota Bandung. Berikut
tahapan kerja untuk menentukan positioning kuadran SWOT. Setelah sebelumnya membahas matrik IFE dan EFE maka dapat
diketahui posisi suatu perusahaan yang sesungguhnya. Dari matrik
IFE dapat diketahui posisi sumbu x dengan rumus sebagai berikut : X = Total Kekuatan - Total Kelemahan
Sedangkan untuk matrik EFE dapat diketahui posisi sumbu Y dengan rumus sebagai berikut :
Y = Total Peluang - Total Ancaman Key Internal
Factor Bobot
Rating Skor
Kekuatan -
-
Kelemahan -
-
Total 1,00
Ariqa Nurwilda Sugiarti, 2015 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA SYARIAH UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN MUSLIM DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
\ Sumber : Rangkuti, 2014, hlm. 20
Gambar 3.2. Kuadran Postitioning Faktor Internal dan Eksternal Keterangan Rangkuti, 2014, hlm. 21 :
1. Kuadran I Positif, Positif
Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif growth oriented strategy. 2.
Kuadran II Positif, Negatif Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi produkpasar.
3. Kuadran III Negatif, Positif
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendalakelemahan internal.
Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG Matrix. Fokus strategi perusahaan ini adalah
Kelemahan Internal Berbagai Peluang
Kekuatan Internal
Berbagai Ancaman 4. Mendukungstrategi
defensif 2. Mendukung strategi
diversifikasi 1. Mendukung strategi
agresif 3. Mendukung strategi
turn around
Ariqa Nurwilda Sugiarti, 2015 STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA SYARIAH UNTUK MENINGKATKAN KUNJUNGAN
WISATAWAN MUSLIM DOMESTIK DAN MANCANEGARA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
4. Kuadran IV Negatif, Negatif
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.
6. Tahap Penentuan Strategi